[ U.25 ] PENELITIAN PELAYANAN ANGKUTAN ANTARMODA DI KAWASAN PERBATASAN GUNA MENDUKUNG PENINGKATAN MOBILITAS Tim Peneliti : 1. Elviana R. Simbolon, S.Kom, M.MTr 2. Drs. Win AKustia 3. Kustining Rchamani 4. Marlia Herwening, 5. Agung Wicaksono KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN 2012
LATAR BELAKANG Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu wilayah yang memiliki perbatasan langsung dengan Malaysia. Permasalahan sistem transportasi di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur saat ini adalah belum terpadunya pelayanan transportasi antarmoda serta tidak memadainya fasilitas pendukung lain yang memudahkan proses alih moda guna melayani angkutan penumpang maupun barang secara terpadu dari tempat asal ke tempat tujuan (door to door). Kabupaten Nunukan di Provinsi Kalimantan Timur sebagai daerah yang berbatasan dengan Tawau Malaysia memiliki potensi daerah terutama di bidang perdagangan, jasa, pertanian dan perkebunan serta perdagangan dengan pulau-pulau lain di Indonesia. Luasnya kawasan perbatasan Indonesia seharusnya mencerminkan adanya sebuah kebijakan pengelolaan perbatasan yang efektif dan akuntabel baik itu dari aspek sosialekonomi. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1
PERMASALAHAN 1. Bagaimana karakteristik angkutan di kawasan perbatasan? 2. Bagaimana pelayanan angkutan antarmoda di kawasan perbatasan? 3. Bagaimana memadukan angkutan di kawasan perbatasan guna mendukung peningkatan mobilitas? Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2
METODOLOGI Ruang Lingkup Kegiatan Identifikasi karakteristik kawasan perbatasan di Kalimantan Timur yang menjadi obyek kajian; Pemetaan pola pergerakan barang dan penumpang pada kawasan perbatasan di Kalimantan Timur yang menjadi obyek kajian; Inventarisasi dan identifikasi kondisi sarana dan prasarana transportasi pada kawasan perbatasan di Kalimantan Timur yang menjadi obyek kajian; Inventarisasi dan identifikasi permasalahan dan kendala pelayanan angkutan antarmoda pada kawasan perbatasan di Kalimantan Timur yang menjadi obyek kajian; Fokus Kegiatan Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan angkutan antarmoda pada kawasan perbatasan di Kalimantan Timur yang menjadi obyek kajian; Evaluasi pelayanan angkutan antarmoda pada kawasan perbatasan di Kalimantan Timur yang menjadi obyek kajian Desain Penelitian Desain (rancangan) penelitian dibuat dalam pola pikir penelitian. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3
METODOLOGI Pola Pikir Penelitian INSTRUMENTAL INPUT Undang-Undang Nomor No.17/2008 tentang Pelayaran Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Kawasan Perbatasan INPUT Kondisi saat ini pelayanan angkutan penumpan g dan barang yang ada di pelabuhan Tunantaka Kabupaten Nunukan Kaltim SUBYEK Pemerintah pusat, Pemda, DisHub, Perusahaan angkutan barang OBYEK Fasilitas alih moda, sarana dan prasarana angkutan serta peraturan METODE Deskriptif kualitatif & kuantitatif, Model Servqual, IPA ENVIRONMENTAL INPUT Kebijakan pemerintah pusat, pemda, Dinas perhubungan, Perusahaan angkutan, teknologi, bisnis,dll. Upaya peningkata n mobilitas penumpan g dan barang pada pelabuhan Tunantaka Kabupaten Nunukan Kaltim melalui pemaduan angkutan antarmoda Terwujudnya keterpaduan angkutan antarmoda yang efektif dan efisien pada pelabuhan Tunantaka Kabupaten Nunukan Kaltim guna mendukung kelancaran mobilitas Umpan Balik Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4
METODOLOGI Identifikasi karakteristik kawasan perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan TImur Pemetaan pola angkutan antarmoda di kawasan perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan TImur Tahapan Metode Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi & identifikasi prasarana transportasi Inventarisasi & identifikasi sarana transportasi Inventarisasi dan identifikasi permasalahan dan kendala pelayanan angkutan antarmoda Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan angkutan antarmoda Perceived service (Pelayanan yang dirasakan) Expected service (Pelayanan yang diharapkan) Analisis Gap Evaluasi pelayanan angkutan antarmoda Rekomendasi Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5
SINERGI KOORDINASI 1. SINERGI KOORDINASI KELEMBAGAN Bentuk Sinergi MOU pemerintah pusat dan daerah serta pihak terkait meliputi Dinas Perhubungan Propinsi Kalimantan Timur, Dinas Perhubungan Kab. Nunukan, dan Operator (Organda dan PT. Pelni). Strategi: Menyamakan visi, misi dan tujuan serta persepsi setiap lembaga Menetapkan tugas dan tanggung jawab masing-masing lembaga Merumuskan aspek pendanaan Tahapan Koordinasi Sosialisasi wacana MOU Menyelenggarakan pertemuan dalam rangka pembahasan draft MOU Merumuskan dan menetapkan MOU. 2.SINERGI KOORDINASI PROGRAM Bentuk Sinergi Integrasi program pemerintah pusat dan daerah serta pihak terkait lainnya (operator, asosiasi dsb) Strategi: Merumuskan rencana integrasi program pemerintah daerah dengan pemerintah pusat Menetapkan rencana tindak integrasi program Tahapan Koordinasi Sosialisasi wacana integrasi program Menyelenggarakan pertemuan dalam rangka pembahasan draf integrasi program Merumuskan dan menetapkan rencana pelaksanaan integrasi program 3. PEMANFAATAN Indikator keberhasilan sinergitas koordinasi kelembagaan-program adalah terjalinnya kerjasama dengan semua stakeholder terkait (instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pihak lainnya) yang mendukung output dari penelitian ini. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN 1. Hasil kegiatan penelitian ini diperuntukkan sebagai rekomendasi kepada pihak yang terkait dalam penyelenggaraan angkutan antarmoda kawasan perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur untuk meningkatkan mobilitas penumpang dan barang. 2. Hasil penelitian sebagai berikut: a.teridentifikasi permasalahan pelayanan angkutan antarmoda pada kawasan perbatasan di Kalimantan Timur, seperti kendala terbatasnya sarana transportasi, buruknya kondisi infrastruktur dan aksesibilitas masyarakat miskin dan rendah terpadu transportasi antarmoda. b.mengetahui karakteristik kawasan perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur yang khas yaitu memerlukan pengelolaan dan penanganan yang terintegrasi antar sektor. 3. Rekomendasi hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam mewujudkan keterpaduan moda pada kawasan perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur dapat melalui sinergi koordinasi dalam hal kelembagaan maupun program antar instansi baik di pusat maupun di daerah. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Konsep Rancangan Dokumen hasil litbangyasa ini dapat dimanfaatkan oleh pihak pemerintah daerah maupun pemerintah pusat guna mewujudkan transportasi antarmoda yang terintegrasi kawasan perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur Strategi Sebagai referensi / acuan / masukan dalam pengambilan kebijakan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat Tahapan Sosialisasi dokumen hasil penelitian kepada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Integrasi rekomendasi hasil penelitian ke dalam program pengembangan dan pemberdayaan kawasan perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur melalui Sinergi Koordinasi Kelembagaan berupa MOU dan Sinergi Koordinasi Program berupa Integrasi program pemerintah pusat dan daerah Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 8
FOTO KEGIATAN Pelabuhan Tunon Taka Nunukan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 9
FOTO KEGIATAN PERBATASAN SEBATIK Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 10
Ekspor FOTO KEGIATAN FOTO KEGIATAN & LOKASI Impor Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 11
logo lembaga TERIMA KASIH TIM PENELITI : Elviana R. Simbolon, S.Kom, M.MTr. Drs. Win Akustia. Marlia Herwening. Kustining Rachmani. Agung Wicaksono