[ U.25 ] PENELITIAN PELAYANAN ANGKUTAN ANTARMODA DI KAWASAN PERBATASAN GUNA MENDUKUNG PENINGKATAN MOBILITAS

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN PEMILIHAN MODA ANGKUTAN BATUBARA ANTARA ANGKUTAN SUNGAI DAN TRUK DI PULAU KALIMANTAN

[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG

KODE JUDUL : U21 PENELITIAN POLA DISTRIBUSI KELAPA SAWIT DI PULAU SUMATERA GUNA MENDUKUNG PROGRAM MP3EI

PENELITIAN OPTIMALISASI KINERJA KEPERINTISAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN DI SULAWESI DALAM RANGKA MENDUKUNG MP3EI

BADAN LITBANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2012

Pengembangan Sistem Jaringan Layanan Transportasi Kabupaten Kepulauan Anambas

U. 22. Peneliti: Siti Maimunah, S.Si., M.SE., M.A. Fredrikson Hamonangan, ST. Romi Sujatmiko, ST. Buni Lukito Hadi F, SH. Lidya Chotimah, SH.

Peneliti / Perekayasa : Dra. Siti Rahayu Arif Anwar, S.T., M.Sc. Ir. Kusmanto Sirait, MBA-T. Ir. Bahal M.L. Gaol Fadjar Lestari, SAP.

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

U.14 FOKUS BIDANG PRIORITAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI

2016, No Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

Pengembangan Klaster Industri Pariwisata & Pangan di Kabupaten Gunung Kidul

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR

PENGEMBANGAN MODEL KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT BERBASIS POTENSI LOKAL DI KALIMANTAN

1/10 UBERLING Pengujian Kendaraan Bermotor Keliling Guna Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Boyolali

Studi Perancangan Kapal Penumpang Untuk Pelayanan. Transportasi Laut Antar Pulau Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terbawah kedua setelah Rukun Tetangga (RT), akan tetapi desa justru menjadi

U.14 FOKUS BIDANG PRIORITAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

MODEL PENCEGAHAN TRAFFICKING MELALUI PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI DAERAH ASAL TENAGA KERJA WANITA (TKW) BERBASIS POTENSI LOKAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

Y_5_ Presentasi_ Evaluasi _Kinerja PKPP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENELITIAN KUALITAS PELAYANAN ANGKUTAN BARANG BERBASIS KERETA API DALAM MENDUKUNG PENDISTRIBUSIAN LOGISTIK DI PULAU JAWA

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN (RESEARCH DESIGN).

Kementerian Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL 2012

BAB III METODOLOGI A. POLA PIKIR STUDI.

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KAJIAN STRATEGI OPTIMALISASI PENGEMBANGAN PENERBANGAN PERINTIS DI INDONESIA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

[ BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ] 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

logo lembaga [ X.291] Ir. Annas Zubair, M.Si Serli Anas, S.Pt Dwi Rohmadi, S.Pt Jaka Sumarno, STP Sukarto

Tahapan Persiapan Penyusunan RP4D Kabupaten merupakan kegiatan yang bersifat administratif dengan tujuan mempersiapkan pihak penyelenggaran kegiatan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH

BAB III METODE PENELITIAN

N 50 PENERAPAN TEKNOLOGI PITA VOLUME POHON BERDIRI DALAM PEMANFAATAN KALIWO DI KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang ikut

[ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU ]

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG RENCANA UMUM PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DARAT TAHUN

BORDER DEVELOPMENT CENTER (BDC) E N T I K O N G

E. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Uraian Kegiatan

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

SIDa F 24. Dr. Ir. Suhendar I Sachoemar, MSi Ir. Nenie Yustiningsih, MSc Wisnu Sujatmiko, APi, MS Dra. Jeni Hariyanti Drs. Dedy Roesmajadi, MM

PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PARIWISATA & PERKEBUNAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PENGEMBANGAN MODA ALTERNATIF ANGKUTAN WISATA DI BALI DAN LOMBOK

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGANTAR. Ir. Suprapti

Kode : X.229 KAJIAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN LANGKAH OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KARET UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KORIDOR SUMATERA

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN)

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

PCM ANALYSIS MENINGKATKAN EFISIENSI PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR JALAN SECARA BEKELANJUTAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2012

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI

EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN SEBAGAI SARANA MENGATASI KERAWANAN PANGAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI

PEMBERDAYAAN JASA MARITIM BERBASIS PERKAPALAN DI SELAT MALAKA

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Penguatan Kapasitas Masyarakat Dalam Ketahanan Pangan Di Daerah Tertinggal:

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

[ Badan Litbang HAM Kementerian Hukum dan HAM ] 2012

Terwujudnya sistem transportasi yang selamat, efektif, efisien dan terpadu dalam satu kesatuan sistem transportasi nasional.

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

Peneliti Utama Anggota

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

[ BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

C 6 - Koridor 5 Tinjauan Tata Ruang Untuk Pengembangan Ekowisata Kabupaten Bangli BAKOSURTANAL 2012

Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2012

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

[ U.25 ] PENELITIAN PELAYANAN ANGKUTAN ANTARMODA DI KAWASAN PERBATASAN GUNA MENDUKUNG PENINGKATAN MOBILITAS Tim Peneliti : 1. Elviana R. Simbolon, S.Kom, M.MTr 2. Drs. Win AKustia 3. Kustining Rchamani 4. Marlia Herwening, 5. Agung Wicaksono KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN 2012

LATAR BELAKANG Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu wilayah yang memiliki perbatasan langsung dengan Malaysia. Permasalahan sistem transportasi di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur saat ini adalah belum terpadunya pelayanan transportasi antarmoda serta tidak memadainya fasilitas pendukung lain yang memudahkan proses alih moda guna melayani angkutan penumpang maupun barang secara terpadu dari tempat asal ke tempat tujuan (door to door). Kabupaten Nunukan di Provinsi Kalimantan Timur sebagai daerah yang berbatasan dengan Tawau Malaysia memiliki potensi daerah terutama di bidang perdagangan, jasa, pertanian dan perkebunan serta perdagangan dengan pulau-pulau lain di Indonesia. Luasnya kawasan perbatasan Indonesia seharusnya mencerminkan adanya sebuah kebijakan pengelolaan perbatasan yang efektif dan akuntabel baik itu dari aspek sosialekonomi. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1

PERMASALAHAN 1. Bagaimana karakteristik angkutan di kawasan perbatasan? 2. Bagaimana pelayanan angkutan antarmoda di kawasan perbatasan? 3. Bagaimana memadukan angkutan di kawasan perbatasan guna mendukung peningkatan mobilitas? Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2

METODOLOGI Ruang Lingkup Kegiatan Identifikasi karakteristik kawasan perbatasan di Kalimantan Timur yang menjadi obyek kajian; Pemetaan pola pergerakan barang dan penumpang pada kawasan perbatasan di Kalimantan Timur yang menjadi obyek kajian; Inventarisasi dan identifikasi kondisi sarana dan prasarana transportasi pada kawasan perbatasan di Kalimantan Timur yang menjadi obyek kajian; Inventarisasi dan identifikasi permasalahan dan kendala pelayanan angkutan antarmoda pada kawasan perbatasan di Kalimantan Timur yang menjadi obyek kajian; Fokus Kegiatan Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan angkutan antarmoda pada kawasan perbatasan di Kalimantan Timur yang menjadi obyek kajian; Evaluasi pelayanan angkutan antarmoda pada kawasan perbatasan di Kalimantan Timur yang menjadi obyek kajian Desain Penelitian Desain (rancangan) penelitian dibuat dalam pola pikir penelitian. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3

METODOLOGI Pola Pikir Penelitian INSTRUMENTAL INPUT Undang-Undang Nomor No.17/2008 tentang Pelayaran Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Kawasan Perbatasan INPUT Kondisi saat ini pelayanan angkutan penumpan g dan barang yang ada di pelabuhan Tunantaka Kabupaten Nunukan Kaltim SUBYEK Pemerintah pusat, Pemda, DisHub, Perusahaan angkutan barang OBYEK Fasilitas alih moda, sarana dan prasarana angkutan serta peraturan METODE Deskriptif kualitatif & kuantitatif, Model Servqual, IPA ENVIRONMENTAL INPUT Kebijakan pemerintah pusat, pemda, Dinas perhubungan, Perusahaan angkutan, teknologi, bisnis,dll. Upaya peningkata n mobilitas penumpan g dan barang pada pelabuhan Tunantaka Kabupaten Nunukan Kaltim melalui pemaduan angkutan antarmoda Terwujudnya keterpaduan angkutan antarmoda yang efektif dan efisien pada pelabuhan Tunantaka Kabupaten Nunukan Kaltim guna mendukung kelancaran mobilitas Umpan Balik Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4

METODOLOGI Identifikasi karakteristik kawasan perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan TImur Pemetaan pola angkutan antarmoda di kawasan perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan TImur Tahapan Metode Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi & identifikasi prasarana transportasi Inventarisasi & identifikasi sarana transportasi Inventarisasi dan identifikasi permasalahan dan kendala pelayanan angkutan antarmoda Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan angkutan antarmoda Perceived service (Pelayanan yang dirasakan) Expected service (Pelayanan yang diharapkan) Analisis Gap Evaluasi pelayanan angkutan antarmoda Rekomendasi Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5

SINERGI KOORDINASI 1. SINERGI KOORDINASI KELEMBAGAN Bentuk Sinergi MOU pemerintah pusat dan daerah serta pihak terkait meliputi Dinas Perhubungan Propinsi Kalimantan Timur, Dinas Perhubungan Kab. Nunukan, dan Operator (Organda dan PT. Pelni). Strategi: Menyamakan visi, misi dan tujuan serta persepsi setiap lembaga Menetapkan tugas dan tanggung jawab masing-masing lembaga Merumuskan aspek pendanaan Tahapan Koordinasi Sosialisasi wacana MOU Menyelenggarakan pertemuan dalam rangka pembahasan draft MOU Merumuskan dan menetapkan MOU. 2.SINERGI KOORDINASI PROGRAM Bentuk Sinergi Integrasi program pemerintah pusat dan daerah serta pihak terkait lainnya (operator, asosiasi dsb) Strategi: Merumuskan rencana integrasi program pemerintah daerah dengan pemerintah pusat Menetapkan rencana tindak integrasi program Tahapan Koordinasi Sosialisasi wacana integrasi program Menyelenggarakan pertemuan dalam rangka pembahasan draf integrasi program Merumuskan dan menetapkan rencana pelaksanaan integrasi program 3. PEMANFAATAN Indikator keberhasilan sinergitas koordinasi kelembagaan-program adalah terjalinnya kerjasama dengan semua stakeholder terkait (instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pihak lainnya) yang mendukung output dari penelitian ini. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN 1. Hasil kegiatan penelitian ini diperuntukkan sebagai rekomendasi kepada pihak yang terkait dalam penyelenggaraan angkutan antarmoda kawasan perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur untuk meningkatkan mobilitas penumpang dan barang. 2. Hasil penelitian sebagai berikut: a.teridentifikasi permasalahan pelayanan angkutan antarmoda pada kawasan perbatasan di Kalimantan Timur, seperti kendala terbatasnya sarana transportasi, buruknya kondisi infrastruktur dan aksesibilitas masyarakat miskin dan rendah terpadu transportasi antarmoda. b.mengetahui karakteristik kawasan perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur yang khas yaitu memerlukan pengelolaan dan penanganan yang terintegrasi antar sektor. 3. Rekomendasi hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam mewujudkan keterpaduan moda pada kawasan perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur dapat melalui sinergi koordinasi dalam hal kelembagaan maupun program antar instansi baik di pusat maupun di daerah. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7

POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Konsep Rancangan Dokumen hasil litbangyasa ini dapat dimanfaatkan oleh pihak pemerintah daerah maupun pemerintah pusat guna mewujudkan transportasi antarmoda yang terintegrasi kawasan perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur Strategi Sebagai referensi / acuan / masukan dalam pengambilan kebijakan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat Tahapan Sosialisasi dokumen hasil penelitian kepada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Integrasi rekomendasi hasil penelitian ke dalam program pengembangan dan pemberdayaan kawasan perbatasan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur melalui Sinergi Koordinasi Kelembagaan berupa MOU dan Sinergi Koordinasi Program berupa Integrasi program pemerintah pusat dan daerah Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 8

FOTO KEGIATAN Pelabuhan Tunon Taka Nunukan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 9

FOTO KEGIATAN PERBATASAN SEBATIK Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 10

Ekspor FOTO KEGIATAN FOTO KEGIATAN & LOKASI Impor Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 11

logo lembaga TERIMA KASIH TIM PENELITI : Elviana R. Simbolon, S.Kom, M.MTr. Drs. Win Akustia. Marlia Herwening. Kustining Rachmani. Agung Wicaksono