Efisiensi Penggunaan Jumlah Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah

dokumen-dokumen yang mirip
PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI SAWAH MELALUI UMUR BIBIT. Acceleration of Lowland Rice Yield through Seedling Age

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat Jl. Raya Padang-Solok Km 40 Sukarami, Telp ; Fax ABSTRACT

RESPON PADI SAWAH VARIETAS BATANG LEMBANG TERHADAP UMUR BIBIT

PENGARUH SISTEM TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH VARIETAS IR-66 DI SUMATERA BARAT

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU BATANG PIAMAN

KERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA, PROVINSI SUMATERA BARAT

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH. Effect of Fertilizer Used on Growth and Yield of Lowland Rice

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

PENGARUH PUPUK MAJEMUK PELET DARI BAHAN ORGANIK LEGUM COVER CROP (LCC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI VARIETAS IR 64 PADA MUSIM PENGHUJAN

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DENGAN BEBERAPA CARA PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAMPUNG SELATAN

Keywords: assistance, SL-PTT, rice Inpari, increased production

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

Jurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN

Jurnal online Pertanian Tropik Pasca Sarjana FP USU Vol.1, No.1. Juni 2013

EFEKTIFITAS JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO

THE EFFECT OF SEEDS NUMBER IN THE PLANTING HOLE AND WEEDS FREQUENCY CONTROL ON LOWLAND RICE (Oriza sativa L.) GROWTH AND PRODUCTION BY SRI METHOD

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BERBAGAI UMUR SEMAI DENGAN TEKNIK BUDIDAYA SRI (SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION)

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

UMUR BIBIT DAN DOSIS PEMUPUKAN UREA PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) di LAHAN PODSOLIK MERAH KUNING

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

INDEKS LUAS DAUN BERBAGAI UMUR DAN JUMLAH BIBIT TANAMAN PADI (Oriza sativa. L) DALAM OPTIMALISASI JUMLAH ANAKAN

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGARUH FREKUENSI PENGENDALIAN GULMA SECARA MANUAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DENGAN METODE SRI

DAMPAK PEMBERIAN LARUTAN MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) DAN ASAP CAIR (LIQUID SMOKE) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa.

Key words: upland rice local varieties, fertilization N, upland

SKRIPSI OPTIMALISASI PRODUKSI PADI

SKRIPSI OLEH : FRISTY R. H. SITOHANG PEMULIAAN TANAMAN

PENGELOLAAN HARA TANAMAN PADI SISTEM GOGORANCAH DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN NUTRIENTS MANAGEMENT OF THE GOGO RANCAH RICE SYSTEM IN RAINFED SKRIPSI

Ana Tri Lestari, Jaenudin Kartahadimaja *, dan Nurman Abdul Hakim

Kartina A.M. 1) Tirtayasa, Jl. Raya Jakarta Km.4 Pakupatan Serang Banten Telp ext. 132, Fax

PENGARUH WAKTU PEMOTONGAN BAGIAN TANAMAN DI ATAS TONGKOL (TOPPING) PADA TANAMAN JAGUNG

EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK N, P DAN K PADA PADI SAWAH

Magrobis Journal 57. Oleh : Nani Rohaeni * ) ABSTRACT

PENGARUH JUMLAH BIBIT PER LUBANG TANAM DAN DOSIS PUPUK N, P DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DENGAN METODE SRI

PENGARUH AKSESI DAN KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

UJI ADAPTASI BEBERAPA GENOTIPE GANDUM (Triticum aestivum L.) INTRODUKSI DI SUKARAMI KABUPATEN SOLOK

Study on the Performance of Organic Planting Ribbon on the Paddy (Oryza sativa L) Growth and Rice Production

UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI PADI (Orhyza Sativa L) DENGAN PENGATURAN MODEL TANAM JAJAR LEGOWO

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

Penampilan Bawang Merah Pada Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Di Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

KAJIAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN ARANG SEKAM PADA TANAH SAWAH TERCEMAR LIMBAH PABRIK TERHADAP Pb TANAH DAN TANAMAN PADI SKRIPSI OLEH :

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS PADI SAWAH PADA SISTEM JAJAR LEGOWO. Growth and Yield of Two Varieties of Wetland Rice with Jajar Legowo System

PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (ORYZA SATIVA L.) YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA SRI PADA BEBERAPA WAKTU PENYIANGAN GULMA

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

Potensi Hasil Varietas Unggul Baru Padi Gogo Pada Lahan Kering Menunjang Peningkatan Produksi Beras Nasional di Kabupaten Garut

KERAGAAN GENETIK GALUR MUTAN HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK GUAMA, DESA SELANBAWAK, KECAMATAN MARGA, BALI

BAB III METODE PENELITIAN

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

KAJIAN POTENSI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL TANAMAN Padi (Oryza sativa L.) BERBASIS VIABILITAS

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

STUDI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI VARIETAS SITU BAGENDIT DENGAN PEMBERIAN LIMBAH SLUDGE DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM SKRIPSI OLEH :

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

METODE PETAK OMISI : DASAR PENETAPAN PEMBATAS HARA TANAH DAN EFISIENSI NITROGEN, FOSFOR, DAN KALIUM PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) PADA TANAH SALIN

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK PHONSKA DAN PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L) VARIETAS IR 64

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

IDENTIFIKASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL PADI GOGO DI ACEH BESAR. The Identification Some Upland Rice Superior Varieties in Aceh Besar

DAYA HASIL TIGA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI KEBON AGUNG BANTUL THE POTENTIAL YIELD OF THREE NEW PADDY VARIETIES AT KEBON AGUNG BANTUL

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI DENGAN PEMBERIAN POLIMER PENYIMPAN AIR PADA SAWAH BUKAAN BARU SKRIPSI

UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL DAN GALUR HARAPAN PADI UMUR SANGAT GENJAH PADA MUSIM KEMARAU DAN MUSIM HUJAN DI KABUPATEN SRAGEN, JAWA TENGAH

PENGARUH VARIETAS DAN METODE PEMUPUKAN TERHADAP HASIL PADI DI RAWA LEBAK (EFFECT OF VARIETIES AND FERTILIZATION METHOD ON RICE YIELD IN LOW LAND)

Sistem Tanam Legowo dan Pemberian P-Stater pada Padi Sawah Dataran Tinggi. Legowo Planting System and P-Stater Application on High Elevation Rice

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

JUDUL PENELITIAN 2: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS LOKAL PADI SAWAH YANG DITANAM DENGAN METODE SRI DI DESA PADANG MUTUNG KABUPATEN KAMPAR

190 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

PENGARUH PUPUK NITROGEN TERHADAP PENAMPILAN DAN PRODUKTIVITAS PADI INPARI SIDENUK

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

PENGARUH JARAK TANAM DAN UMUR PINDAH BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI LOKAL SKRIPSI

Achmad Sauki *), Agung Nugroho dan Roedy Soelistyono

SKRIPSI : GRANDY BASAROJI NPM JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

KAJIAN PUPUK MAJEMUK NPK (30-6-8) DAN PUPUK ORGANIK KUJANG PADA PADI SAWAH VARIETAS INPARI 13 DI DAERAH PENGAIRAN SETENGAH TEKNIS DI PURWAKARTA

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) INPARI 12 DAN INPARI 21 BATIPUH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN DAN KOTA PARIAMAN

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

KERAGAMAN AGRONOMIS BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA MODEL PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI LOKAL SAMOSIR TERHADAP PROPORSI DAN WAKTU PEMANGKASAN

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 14 (1): 39-43 ISSN 1410-5020 Efisiensi Penggunaan Jumlah Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Efficiency of Used The Number of Seedling on Growth an Production of Lowland Rice Misran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat Sukarami Jl. Raya Padang-Solok KM 40, Telp. 0755-31122. Kotak Pos 34 Padang ABSTRACT The number of seedlings per hill of rice plants affects the level of productivity, the use of seeds per hill with the right amount of rice production. This research aims to determine the effect of the number of seeds/clump on the growth and production of rice. Research using randomized block design (RBD) consists of five treatments with four replications. The treatments tested were: A (1 seedling/hill), B (3 seedling/hill), C (5 seedling/hill), D (7 seedling/hill), and E (9 seedling/hill). The seeds used are Batang Piaman variety, 25x25 cm spacing. The experiment sites in lowland farmers Lubuk Minturun Sungai Lareh village, Koto Tangah district, Padang city, West Sumatra province on wed season 2009/2010. Fertilizer is given as 150 kg Urea, 100 kg SP36 and 75 kg KCl per hectare. Urea and KCl are given three times, with brocasting system at 7, 28, and 45 Days After Planting (DAP), while the SP36 is given at 7 DAP combined with Urea and KCl. The results showed the treatment number of seedlings provide significant effect (P<0.05) on the number of grains per panicle and grain yield. However, no significantly effect (P<0.05) on plant height, maximum number of tillers, number of productive tillers, panicle length, percentage of empty grains, and weight of 1000 grains. The use number of seedlings less than five seedling per hill produces the high number of seeds per panicle and grain yield per hectare. Based on these results it can be concluded that the number of seed on the rice crops are not more than five seedling per hill. Keywords: efficiency, number of seeds, production, lowland rice. Diterima: 25-09-2013, disetujui: 17-01-2014 PENDAHULUAN Padi merupakan komoditas penting dan strategis, sehingga produksi padi kedepan harus terus ditingkatkan seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Untuk menjawab tantangan global, pemerintah telah menetapkan tujuan pembangunan tanaman pangan, yaitu: (1) meningkatkan produksi tanaman pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional; (2) meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha; dan (3) meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta pelaku agribisnis lainnya, terutama di pedesaan.

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Untuk mendapatkan tingkat produksi yang optimal, bibit merupakan salah satu komponen teknologi yang sangat berpengaruh. Menurut Kamil (1982), bibit merupakan tumbuhan muda yang sangat menentukan untuk pertumbuhan tanaman selanjutnya. Salah satu upaya untuk mencapai sasaran tersebut di atas adalah melalui program intensifikasi dengan menerapkan teknologi produksi yang tepat serta penggunaan sarana produksi yang efisien dan menguntungkan, diantaranya adalah teknologi pemakaian jumlah bibit per rumpun. Sistem tanam padi sawah sampai saat ini umumnya dilakukan petani menggunakan sistem tanam pindah (tapin). Sistem ini selain tidak banyak membutuhkan persyaratan khusus juga tidak banyak resiko seperti sistem tanam benih langsung (tabela). Namun, masih banyak petani yang menggunakan bibit dengan jumlah bibit yang relatif banyak (7-10 batang per rumpun, bahkan lebih dari 10 batang per rumpun). Padahal rekomendasi yang umum untuk penggunaan jumlah bibit padi sawah adalah 3 batang per rumpun. Bahkan pada teknologi SRI (The System of Rice Intensification), jumlah bibit yang diterapkan adalah 1 batang per rumpun (Kasim, 2004). Menurut Gani (2003) dan Abdullah (2004), penanaman bibit dengan jumlah yang relatif lebih banyak (5-10 batang per rumpun, bahkan >10 batang per rumpun) menyebabkan terjadinya persaingan sesama tanaman padi (kompetisi inter spesies) yang sangat keras untuk mendapatkan air, unsur hara, CO 2, O 2, cahaya, dan ruang untuk tumbuh sehingga pertumbuhan akan menjadi tidak normal. Akibatnya, tanaman padi menjadi lemah, mudah rebah, mudah terserang hama dan penyakit, dan lebih lanjut keadaan tersebut dapat mengurangi hasil gabah. Sedangkan penggunaan jumlah bibit yang lebih sedikit (1-3 batang per rumpun) menyebabkan: (1) lebih ringannya kompetisi inter spesies; dan (2) lebih sedikitnya jumlah benih yang digunakan sehingga mengurangi biaya produksi. Hasil penelitian atau informasi tentang jumlah bibit yang terbaik untuk masing-masing varietas padi sawah belum banyak ditemukan. Abdullah (2004) mendapatkan bahwa jumlah bibit terbaik untuk varietas Cisokan adalah 1 batang per rumpun. Sementara itu, hasil penelitian atau informasi tentang jumlah bibit terbaik untuk varietas unggul baru spesifik Sumatera Barat (Batang Piaman dan Batang Lembang) masih sedikit. Agar varietas ini dapat dipakai sebagai bagian dari pola pergiliran varietas padi sawah di Sumatera Barat diperlukan komponen-komponen teknologi yang mendukung pengembangannya. Salah satu komponen teknologi tersebut adalah jumlah bibit per rumpun. Penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah bibit per rumpun terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah. METODE Pengkajian dilaksanakan di Tanah Petani Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat pada MT 2009 yaitu dari bulan Juli sampai November 2009. Pengkajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat kali ulangan. Perlakuan yang diuji adalah lima tingkat jumlah bibit yang ditanam per rumpun, yaitu: (A) 1 batang/rumpun; (B) 3 batang/rumpun; (C) 5 batang/rumpun; (D) 7 batang/rumpun; dan (E) 9 batang/rumpun. Pupuk yang diberikan Urea, SP36, dan KCl dengan takaran 150 kg Urea, 100 kg SP36, dan 75 kg KCl/ha. Pupuk Urea dan KCl diberikan 3 (tiga) kali secara tebar rata pada 7, 28, dan 45 hari setelah tanam (hst), sedangkan pupuk SP36 diberikan seluruhnya pada 7 hst bersamaan dengan pupuk Urea dan KCl. Varietas yang ditanam adalah Batang Piaman dengan sistem tanam pindah, jarak tanam 25 x 40 Volume 14, Nomor 1, Januari 2014

Misran: Efisiensi Penggunaan Jumlah Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah 25 cm, dan umur bibit yang digunakan 25 hari setelah semai. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu umur 28 dan 45 hst. Sedangkan pengendalian hama/penyakit dilaksanakan sesuai dengan konsep pengendalian hama terpadu (PHT). Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah per malai, persentase gabah hampa, berat 1000 biji, dan hasil gabah kering panen. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh jumlah bibit terhadap tinggi tanaman, anak maksimum dan anak produktif (Tabel 1), menunjukkan bahwa perlakuan jumlah bibit tidak mempengaruhi secara nyata terhadap tinggi tanaman, anak maksimum maupun anakan produktif. Dari hasil analisis korelasi juga didapatkan adanya korelasi negatif antara jumlah bibit dengan tinggi tanaman dimana nilai r=-0,907. Artinya, makin banyak jumlah bibit yang ditanam maka tinggi tanaman cendrung lebih rendah. Hal ini dikarenakan jumlah bibit yang sedikit mengakibatkan tanaman lebih banyak menerima intensitas cahaya matahari sehingga aktifitas fotosintesa berlangsung lebih baik. Menurut Harjadi (1979) dan Darwis (1979), bila aktifitas fotosintesa berlangsung baik maka pertumbuhan tanaman juga akan baik. Pengamatan jumlah anakan maksimum dan jumlah anakan produktif juga menunjukkan pengaruhnya yang tidak berbeda nyata, diduga karena terjadinya persaingan sesama tanaman padi (kompetisi inter spesies) dalam mendapatkan air, unsur hara, CO 2, O 2, cahaya, dan ruang untuk tumbuh (Gani, 2003; Abdullah, 2004). Pada perlakuan jumlah bibit yang sedikit, pembentukan anakan berlangsung lebih baik dibanding dengan jumlah bibit yang banyak sehingga akhirnya jumlah anakan yang terbentuk relatif sama. Selain itu, pembentukan jumlah anakan produktif juga erat kaitannya dengan jumlah anakan maksimum. Pada pengkajian ini didapatkan bahwa makin banyak jumlah anakan maksimum maka jumlah anakan produktif cenderung lebih banyak. Hasil penelitian Gani, et al. (1981), menyatakan bahwa jumlah anakan produktif pada padi sawah cenderung meningkat dengan meningkatnya jumlah anakan maksimum. Tabel 1. Pengaruh jumlah bibit terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, dan jumlah anakan produktif. Lubuk Minturun Sungai Lareh, Kota Padang, MH 2009/2010. Jumlah bibit perrumpun Tinggi tanaman Jumlah anakan (btg per-rumpun) (btg) (cm) Maksimum Produktif 1 3 5 7 9 110,30 a 108,30 a 107,50 a 107,30 a 105,00 a 22,25 a 21,70 a 21,25 a 19,75 a 20,10 a 15,05 a 14,60 a 14,10 a 13,80 a 13,90 a KK (%) 10,17 11,70 8,47 Angka pada lajur yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut uji DNMRT 5%. Pengamatan panjang malai, persentase gabah hampa per malai, dan bobot 1000 biji, menunjukkan pengaruh yang tidak nyata, sedangkan jumlah gabah per malai dan hasil menunjukkan pengaruh yang nyata (Tabel 2). Dari analisis korelasi juga didapatkan adanya korelasi negatif antara jumlah bibit dengan panjang malai, persentase gabah hampa dan bobot 1000 biji, dengan nilai r berturut-turut 0,952; -0,954; dan 0,977. Artinya, makin banyak jumlah bibit yang ditanam maka Volume 14, Nomor 1, Januari 2014 41

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan secara nyata akan mengurangi panjang malai, persentase gabah hampa meningkat, dan menurunkan bobot 1000 biji. Dari Tabel 2 terlihat perlakuan bibit 1-3 batang per rumpun memberikan panjang malai, jumlah gabah per malai, jumlah gabah bernas per malai, dan berat 1000 biji cendrung lebih baik dibanding perlakuan lainnya. Hal yang sama juga didapatkan dari hasil penelitian Abdullah (2004) pada varietas Cisokan. Menurut Musa (2000), bertanam padi sawah secara tanam pindah dengan bibit muda (umur 10-15 hss) dan jumlah bibit kurang dari 5 batang per rumpun dapat meningkatkan mutu gabah yang dihasilkan. Sedangkan Balitpa (2002) menyatakan bahwa penanaman bibit muda (umur 10-15 hss) dengan jumlah bibit tunggal (1 batang per rumpun) akan memberikan pertumbuhan yang lebih baik dan mampu beradaptasi serta dapat menghemat pemakaian benih sampai 50%. Pengamatan terhadap hasil gabah dipengaruhi secara nyata oleh perlakuan jumlah bibit. Ada kecenderungan makin banyak jumlah bibit maka hasil gabah makin rendah, dengan nilai r=-0,867. Hasil gabah tertinggi didapatkan pada perlakuan jumlah bibit 3 batang per rumpun, yaitu 6,88 t/ha dan terendah pada perlakuan 9 batang per rumpun (4,64 t/ha). Penelitian Balitpa (2003) dan Abdullah (2004) juga menemukan bahwa hasil gabah terbaik didapatkan pada perlakuan jumlah bibit tunggal 3 batang/rumpun. Menurut Atman (2005), salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil gabah varietas Batang Piaman adalah meningkatnya nilai komponen hasil, antara lain: panjang malai, jumlah gabah per malai, dan jumlah gabah bernas per malai. Pada percobaan ini, jumlah gabah per malai berkorelasi positif dengan hasil gabah, dengan nilai r berturut-turut 0,864 dan 0,833. Tabel 2. Pengaruh jumlah bibit per rumpun terhadap panjang malai, jumlah gabah per malai, persentase gabah hampa per malai, berat 1000 biji, dan hasil. Lubuk Minturun Sungai Lareh, Kota Padang, MH 2009/2010. Jumlah bibit perrumpun (btg) Panjang malai (cm) Jumlah biji per malai (biji) Persentase hampa (%) Bobot 1000 biji (g) Hasil Gabah (t/ha) 1 3 5 7 9 23,67 a 23,70 a 23,74 a 23,60 a 23,20 a 136,1 a 136,7 a 138,0 ab 125,3 bc 123,3 c 17,60 a 18,10 a 18,00 a 19,40 a 21,00 a 29,02 a 28,64 a 28,60 a 28,22 a 27,94 a KK (%) 5,70 11,53 4,87 11,60 7,40 Angka pada lajur yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut uji DNMRT 5%. 6.19 a 6.24 a 6,26 a 4,96 b 4,64 b KESIMPULAN Perlakuan jumlah bibit yang ditanam pada sistem tanam pindah padi sawah varietas Batang Piaman berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, panjang malai, jumlah gabah per malai, jumlah gabah bernas per malai, dan hasil gabah. Sedangkan jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, persentase gabah hampa, berat 1000 biji, dan umur panen tidak dipengaruhi secara nyata. Jumlah bibit tunggal (3 batang per rumpun) cendrung memberikan hasil gabah tertinggi (6,88 t/ha) dan perlakuan jumlah bibit 9 batang per rumpun cendrung memberikan hasil terendah (4,64 t/ha). SARAN Untuk menghemat pemakaian benih disarankan penanaman bibit tidak lebih dari 3 (tiga) batang per rumpun. 42 Volume 14, Nomor 1, Januari 2014

Misran: Efisiensi Penggunaan Jumlah Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah DAFTAR PUSTAKA Abdullah, S. 2004. Pengaruh perbedaan jumlah dan umur bibit terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah. Dalam Lamid, Z., et al. (Penyunting). Prosiding Seminar Nasional Penerapan Agroinovasi Mendukung Ketahanan Pangan dan Agribisnis. Sukarami, 10-11 Agustus 2004; 154-161 hlm. Atman. 2005. Pengaruh sistem tanam bershaf dengan P-starter (shafter) pada padi sawah varietas Batang Piaman. Jurnal Stigma Vol. XIII No. 4, Oktober-Desember 2005. Faperta Universitas Andalas Padang; 579-582. Balitpa. 2002. Pengelolaan tanaman terpadu. Inovasi sistem produksi padi sawah irigasi. Leaflet Balai Penelitian Tanaman Padi Sukamndi Jawa Barat. Balitpa. 2003. Laporan Tahunan 2003. Balai Penelitian Padi Sukamandi Jawa Barat; 90 hlm. Darwis, S.N. 1979. Agronomi Tanaman Padi. Jilid I. LP 3 Perwakilan Sumatera Barat, Padang; 63 hlm. Gani, A., Sukarman, dan S.O. Manurung. 1981. Pengaruh cara pemberian pupuk dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah tadah hujan. Laporan Kemajuan penelitian Seri Fisiologi No. 15. Balittan Bogor;48-62 hlm. Gani, A. 2003. Sistem intensifikasi padi (System of Rice Intensification). Pedoman Praktis Bercocok Tanam Padi Sawah dengan Sistem SRI; 6 hlm. Harjadi, M.M., S.S. 1979. Pengantar Agronomi. Penerbit PT Gramedia Jakarta; 197 hlm. Kamil, J. 1982. Teknologi Benih. Penerbit Angkasa Raya Padang; 232 hlm. Kasim, M. 2004. Manajemen penggunaan air. Meminimalkan penggunaan air untuk meningkatkan produksi padi sawah melalui Sistem Intensifikasi padi (The System of Rice Intensification, SRI). Makalah Pengukuhan Guru Besar pada Universitas Andalas Padang. Musa, S. 2000. Program pengembangan komoditi serealia. Makalah pada Pertemuan Regional Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Wilayah Barat. Dirjen Produksi Tanaman Pangan. Bukittinggi, 19-21 September 2000. Volume 14, Nomor 1, Januari 2014 43