PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

RESPON BERBAGAI DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO. Masluki, S.P.,M.P. Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN METODE PENELITIAN

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIETAS DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAK CHOI (Brassica chinensis L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

APLIKASI PUPUK N,P,K DAN MINERAL ZEOLIT PADA MEDIUM TUMBUH TANAMAN ROSELLA (Hibisccus sabdariffa, L) By Oki Riandi, Armaini and Edison Anom

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

PENGARUH PUPUK DAUN GREEN-TAMA DAN ZPT ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) VARIETAS BERLIAN

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN TENTANG HUBUNGAN PERTUMBUHAN VEGETATIF DENGAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum, Mill )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN BERBAGAI JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

RESPONS TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DAN PENGATURAN JARAK TANAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN BEBERAPA KLON BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA TANAH GAMBUT DAN PODSOLIK MERAH KUNING

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penggunaan Kompos Blotong dan Pupuk Nitrogen pada Pembibitan Kakao (Theobroma cacao L.)

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BUAH PISANG DAN PEPAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas L)

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

Sukandar, Nelvia, Ardian Agrotechnology Department, Agriculture Faculty, Universitas of Riau

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

GIVING EFFECT OF UREA, TSP, KCl AND FERTILIZER ORGANIC LIQUID (POC) BANANA SKIN ON GROWTH AND PRODUCTION PLANT CHILI CURLY RED (Capsicum annum L.

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh : Bambang Supriyanto Dosen Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) DAN PUPUK UREA, TSP, KCL PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE NURSERY AKIBAT PEMBERIAN PUPUK MELALUI DAUN

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

Gusniwati 1), Helmi Salim 1), Juwita Mandasari 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Mandalo Darat, Jambi

Transkripsi:

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR EFEECT OF NPK FERTILIZER DOSAGE ON Jatropha curcus GROWTH Muh. Askari Kuruseng dan Faisal Hamzah Jurusan Penyuluhan Pertanian STPP Gowa Jl. Malino KM 7 Kec. Bontomarannu Kab. Gowa ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman jarak pagar. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin Makassar. Penelitian ini disusun dalam bentuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 dosis perlakuan, yaitu : P0 = Kontrol, P1= 1 g pohon -1, P2 = 2 g pohon -1, P3 = 3 g pohon -1, P4 = 4 g pohon -1, P5 = 5 g pohon -1, P6 = 6 g pohon -1, P7 = 7 g pohon -1. Setiap unit perlakuan terdiri atas 3 polybag dan diulang sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati adalah: umur bertunas, tinggi tunas, jumlah tunas, diameter tunas, jumlah daun, umur berbunga. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pemupukan dengan dosis 4 g pohon -1 NPK memberikan hasil terbaik pada rata-rata umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah tunas dan jumlah daun. Sedangkan umur berbunga tercepat diperoleh dari dosis 5 g pohon -1 NPK, dan kedua perlakuan tersebut umumnya hanya berbeda nyata dengan kontrol, dosis 1 g pohon -1, 2 g pohon -1 dan 3 g pohon -1 NPK. Hubungan antara umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tunas dan umur berbunga dengan dosis NPK bersifat kuadratik dengan dosis optimal adalah 4 g pohon -1 NPK. Kata kunci: Dosis pupuk, pertumbuhan jarak pagar ABSTRACT This research aims to known the effect of NPK fertilizer dosage on Jatropha curcus growth. This research was conducted at the experimental farm of Faculty of Agriculture Hasanuddin university Makassar. This research was arranged according to Randomized Block Design with 8 dosage treatment, namely: P0 = Control, P1= 1 g trees -1, P2 = 2 g trees -1, P3 = 3 g trees -1, P4 = 4 g trees -1, P5 = 5 g trees -1, P6 = 6 g trees -1, P7 = 7 g trees -1. Each unit of treatment was consisted of 3 polybag and was repeated 3 times. Parameter measured were age of budding, shoot height, number of shoots, shoot diameter, number of leaf, and flowering age. Result of the reasearch showed that fertilizing with 4 g trees -1 NPK dosage have best result on average age of budding, number of shoots and number of leaf. While the pastest flowering age was obtained from 5 g trees -1 NPK dosage, and both of that treatments were generally significant different with control, 1 by and large just different real with control, 1 g trees -1, 2 g trees -1, and 3 g trees -1 NPK dosage. The relationship among age of budding, shoot height, number of leaf, number of shoots and flowering age with NPK dosage have quadratic's relation, with optimal dosage is 4 g trees -1 NPK. Keywords: Fertilizer dosage, Jatropha curcus growth 1

PENDAHULUAN Jarak pagar merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang sangat prospektif sebagai bahan baku biodiesel. Hal ini disebabkan karena tanaman jarak pagar dapat menghasilkan kadar minyak sekitar 30 sampai 50 persen, dengan umur tanaman dapat mencapai 30 tahun serta dapat dikembangkan pada lahan marginal. Tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya untuk berproduksi baik, membutuhkan banyak macam unsur, yaitu unsur hara makro dan mikro yang bersifat esensial. Unsur hara tersebut diperoleh tanaman dari tanah melalui akar dan dari udara melalui daun. Makin baik pertumbuhan tanaman dan makin tinggi produksinya yang dipanen berarti makin tinggi jumlah unsur hara yang diserap dan diangkut dari dalam tanah serta dipindahkan ke tempat lain. Oleh karena itu produktivitas tanaman akan semakin menurun jika tidak dibarengi dengan pertambahan unsur hara tanaman ke dalam tanah melalui pemupukan. Pemupukan harus mempertimbangkan keseimbangan antara hara di dalam tanah dengan hara yang diberikan sebagi pupuk. Penelitian rekomendasi pemupukan (jenis, takaran, waktu dan cara) serta pengelolaan tanah spesifik lokasi yang selama ini menjadi acuan dalam pelaksanaan teknologi usahatani di tingkat petani. Setiap tanaman membutuhkan unsur hara yang berbeda-beda. Tanaman jarak pagar memerlukan pupuk NPK apabila menginginkan pertumbuhan yang lebih baik untuk tujuan komersil (Alamsyah, 2006). N, P, dan K adalah unsur hara makro yang esensial artinya unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak dan tidak dapat digantikan oleh unsur yang lainnya pada berbagai proses selama pertumbuhan tanaman. Nitrogen di dalam jaringan merupakan komponen penyusun dari berbagai senyawa esensial bagi tumbuhan misalnya asama-asam amino, protein dan enzim. Fosfor merupakan bagian yang esensial bagi berbagai gula fosfat yang berperan dalam reaksi gelap fotosintesis, respirasi dan berbagai proses metabolisme lainnya. Kalium berfungsi sebagai aktivator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi. Kalium juga sangat berperan dalam mengatur potensi osmotik sel. Kekurangan unsur ini akan menghambat pertumbuhan tanaman. Pemupukan berimbang adalah pemberian hara sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kemampuan tanah menyediakan hara. Kalau suplai hara dari tanah dinilai cukup berdasarkan hasil analisis tanah, maka hara yang bersangkutan tidak perlu ditambahkan, pemupukan berimbang tidak diartikan sebagai keharusan memberikan hara N, P, K, dan unsur hara lainnya seperti yang sering ditafsirkan oleh banyak orang. Pemupukan berimbang dalam pengertian yang benar adalah menggunakan pupuk sesuai dengan suplai hara tanah dan kebutuhan tanaman. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dilakukan penelitian untuk untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman jarak pagar. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin Makassar. Berlangsung pada Februari sampai Agustus 2006. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan berbagai dosis pupuk NPK sebagai berikut: P0 = Kontrol, P1= 1 g pohon -1, P2 = 2 g pohon -1, P3 = 3 g pohon -1, P4 = 4 g pohon -1, P5 = 5 g pohon -1, P6 = 6 g pohon -1, P7 = 7 g pohon -1. Setiap unit perlakuan terdiri atas 3 polybag dan di- 2

ulang sebayak 3 kali sehingga terdapat 72 polybag. Pengisian polybag dilakukan dengan menggunakan tanah, pupuk kandang dan pasir yang telah dicampur merata, polybag yang telah terisi lalu disiram sampai jenuh air. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur dua minggu setelah tanam. Pupuk susulan berikutnya dilakukan setiap bulan sesuai perlakuan masingmasing. Pupuk NPK yang digunakan merupakan campuran pupuk urea, TSP dan KCl dengan perbandingan masing-masing 3 : 2 : 1. Untuk mempercepat penyerapan unsur hara yang diberikan, tanaman disemprot dengan biokultur setiap minggu dengan konsentrasi 3 ml L -1 air. perlakuan penyemprotan interval biokultur dengan cara menyemprotkan ke seluruh permukaan tanaman secara merata. Waktu penyemprotan dilakukan sesuai dengan perlakuan masing-masing. Penanaman dilakukan dengan cara membenamkan pangkal setek jarak pagar ke dalam tanah sedalam 4 5 cm. Menyiram setek yang telah ditanam sesuai dengan kondisi kelembaban tanah dalam polybag. Parameter pengamatan pada penelitian ini adalah adalah sebagai berikut: 1. Umur bertunas (hari), dihitung pada hari munculnya tunas setinggi 1 cm setelah tanam. Pengamatan ini dilakukan setiap dua hari secara menyeluruh pada semua perlakuan. 2. Tinggi Tunas (cm), diukur tinggi tunas yang terbentuk dari pangkal tunas sampai titik tumbuh setiap dua minggu. 3. Jumlah tunas (buah), dihitung jumlah tunas yang tumbuh pada setek. 4. Diameter tunas (cm), mengukur diameter masing-masing tunas yang terbentuk yaitu pada jarak 2 cm dari pangkal tunas. 5. Jumlah daun (helai), menghitung daun sempurna yang terbentuk pada setiap tunas, yang dilaksanakan setiap dua minggu. 6. Umur setek berbunga (hari), dihitung hari munculnya bunga pada tunas yang terbentuk. Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Bertunas Umur bertunas pada sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai dosis NPK berpengaruh sangat nyata terhadap umur bertunas tanaman jarak. Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan dosis 4 g pohon -1 NPK (P4) menghasilkan umur bertunas tercepat (8,22 hari) dan berbeda nyata dengan kontrol dan dosis 1 g pohon -1 NPK (P1). Tinggi Tunas Tinggi tunas pada Sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai dosis NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tunas tanaman jarak. 3

Tabel 1. Rata-rata umur bertunas (hari) tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK. Perlakuan Rata-rata NP JBD 0,05 Kontrol (P0) 18,56 a 3,385 1 g pohon -1 NPK (P1) 15,22 ab 3,552 2 g pohon -1 NPK (P2) 11,89 bc 3,653 3 g pohon -1 NPK (P3) 9,11 c 3,720 4 g pohon -1 NPK (P4) 8,22 c 3,764 5 g pohon -1 NPK (P5) 8,44 c 3,787 6 g pohon -1 NPK (P6) 9,22 c 3,809 7 g pohon -1 NPK (P7) 10,00 c Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji JBD α=0,05. Tabel 2. Rata-rata tinggi tunas (cm) tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK. Perlakuan Rata-rata NP JBD 0,05 Kontrol (P0) 8,25 b 3,405 1 g pohon -1 NPK (P1) 9,38 b 3,573 2 g pohon -1 NPK (P2) 9,69 b 3,674 3 g pohon -1 NPK (P3) 13,43 a 3,742 4 g pohon -1 NPK (P4) 14,21 a 3,787 5 g pohon -1 NPK (P5) 14,20 a 3,809 6 g pohon -1 NPK (P6) 11,45 ab 3,832 7 g pohon -1 NPK (P7) 11,14 ab Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji JBD α=0,05. Tabel 2 menunjukkan bahwa dosis 4 g pohon -1 NPK (P4) menghasilkan tunas tanaman tertinggi (14,21 cm) dan berbeda nyata dengan kontrol, dosis 1 dan 2 g pohon -1 NPK (P0, P1, dan P2), tetapi berbeda tidak nyata dengan dosis NPK lainnya. Jumlah Tunas Jumlah tunas pada sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai dosis NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas tanaman jarak. 4

Tabel 3. Rata-rata jumlah tunas tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK. Perlakuan Rata-rata NP JBD 0,05 Kontrol (P0) 2,11 b 0,766 1 g pohon -1 NPK (P1) 2,22 ab 0,804 2 g pohon -1 NPK (P2) 2,44 ab 0,827 3 g pohon -1 NPK (P3) 2,78 ab 0,842 4 g pohon -1 NPK (P4) 3,00 a 0,852 5 g pohon -1 NPK (P5) 2,78 ab 0,857 6 g pohon -1 NPK (P6) 2,67 ab 0,862 7 g pohon -1 NPK (P7) 2,67 ab Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji JBD α=0,05. Tabel 3 menunjukkan bahwa dosis 4 g pohon -1 NPK (P4) menghasilkan jumlah tunas terbanyak (3,00) tetapi berbeda tidak nyata dengan dengan dosis NPK lainnya dan hanya berbeda nyata dengan kontrol. Diameter Tunas Diameter tunas pada. sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai dosis NPK berpengaruh tidak nyata terhadap diameter tunas tanaman jarak. Tabel 4. Rata-rata diameter tunas tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK. Perlakuan Rata-rata Kontrol (P0) 0,837 1 g pohon -1 NPK (P1) 0,923 2 g pohon -1 NPK (P2) 0,968 3 g pohon -1 NPK (P3) 0,949 4 g pohon -1 NPK (P4) 1,067 5 g pohon -1 NPK (P5) 1,039 6 g pohon -1 NPK (P6) 1,016 7 g pohon -1 NPK (P7) 0,950 Tabel 4 menunjukkan bahwa dosis 4 g pohon -1 NPK (P4) cenderung menghasilkan diameter tunas terbesar (1,067 cm) dibandingkan dengan dosis NPK lainnya. Jumlah Daun Jumlah daun pada sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai dosis NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman jarak. 5

Tabel 5. Rata-rata jumlah daun (helai) tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK. Perlakuan Rata-rata NP JBD 0,05 Kontrol (P0) 10,44 d 3,110 1 g pohon -1 NPK (P1) 10,61 cd 3,264 2 g pohon -1 NPK (P2) 11,80 bcd 3,356 3 g pohon -1 NPK (P3) 14,44 ab 3,418 4 g pohon -1 NPK (P4) 16,23 a 3,459 5 g pohon -1 NPK (P5) 14,01 abc 3,480 6 g pohon -1 NPK (P6) 13,18 abcd 3,500 7 g pohon -1 NPK (P7) 12,50 bcd Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c, d) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji JBD α=0,05. Tabel 5 menunjukkan bahwa dosis 4 g pohon -1 NPK (P4) menghasilkan jumlah daun terbanyak (16,23 helai) tetapi berbeda tidak nyata dengan dosis 3, 5 dan 6 g pohon -1 NPK (P 3, P 5 dan P 6 ), dan berbeda nyata dengan dosis NPK lainnya. Umur Setek Berbunga Umur setek berberbunga pada sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai dosis NPK berpengaruh sangat nyata terhadap umur setek berberbunga tanaman jarak. Tabel 6. Rata-rata umur setek berbunga (hari) tanaman jarak pagar pada berbagai dosis NPK. Perlakuan Rata-rata NP JBD 0,05 Kontrol (P0) 109,00 a 12,497 1 g pohon -1 NPK (P1) 97,00 ab 13,115 2 g pohon -1 NPK (P2) 91,67 b 13,486 3 g pohon -1 NPK (P3) 84,33 bc 13,734 4 g pohon -1 NPK (P4) 83,00 c 13,899 5 g pohon -1 NPK (P5) 82,00 c 13,981 6 g pohon -1 NPK (P6) 82,67 c 14,064 7 g pohon -1 NPK (P7) 90,00 bc Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji JBD α=0,05. Tabel 6 menunjukkan bahwa dosis 5 g pohon -1 pupuk NPK (P5) menghasilkan umur berbunga tanaman jarak tercepat (82,00 hari) dan berbeda nyata dengan tanaman yang diberikan perlakuan kontrol, dosis 1 dan 2 g pohon -1 NPK (P0, P1 dan P2), tetapi berbeda tidak nyata dengan dosis pupuk NPK lainnya. Pembahasan Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dosis 4 g pohon -1 NPK memberikan 6

hasil terbaik pada rata-rata umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah tunas dan jumlah daun. Sedangkan umur berbunga tercepat diperoleh dari dosis 5 g pohon -1 NPK, walaupun keduanya berbeda tidak nyata dengan pemakaian beberapa dosis lainnya. Hal ini diduga bahwa pada dosis tersebut merupakan dosis optimal untuk memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan vegetatif maupun generatif tanaman. Pemberian pupuk pada dosis yang tinggi sampai batas tertentu akan menyebabkan hasil semakin meningkat, dan pada konsentrasi yang melebihi batas tertentu pula akan menyebabkan hasil menjadi menurun. Menurut Harjadi (1991), pada tingkat yang lebih tinggi, walaupun gejalagejala defisiensi belum tampak, tanaman akan memberikan tanggapan terhadap pemupukan dengan kenaikan hasil atau penampilannya. Dengan tersedianya unsur hara yang lengkap dengan jumlah masingmasing unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman akan dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan bagianbagian vegetatif tanaman. Kandungan unsur-unsur hara (N, P, K) dalam pupuk yang diberikan dengan dosis yang sesuai kebutuhan tanaman akan memungkinkan tanaman dapat tumbuh dan berkembang lebih baik. Tanaman yang diberikan dosis pupuk dalam jumlah yang berlebihan, tidak lagi mendorong pertumbuhan untuk lebih aktif, tetapi sebaliknya mulai menekan laju pertumbuhan tanaman. Pada dosis yang lebih rendah belum cukup untuk mendorong pertumbuhan secara optimal sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman juga tidak diperoleh secara optimal. Suseno (1981), menyatakan bahwa untuk pertumbuhan tanaman yang optimal diperlukan adanya keseimbangan unsur-unsur hara. Selanjutnya Setyamidjaja (1986), menambahkan bahwa efesiensi pemupukan yang optimal dapat dicapai apabila pupuk diberikan dalam jumlah yang sesuai kebutuhan tanaman, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Bila pupuk diberikan banyak, maka larutan tanah akan terlalu pekat sehingga dapat mengakibatkan tanaman keracunan. Upaya untuk mengefektifkan unsur-unsur hara yang diberikan lewat pemupukan pada tanaman yang ditanam adalah menggunakan dosis yang tepat. Pemberian pupuk dengan dosis yang tepat akan mampu mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman. Unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman harus berada dalam kondisi yang berimbang sehingga penyerapan hara oleh tanaman lebih efektif. Menurut Harjadi (1991), penempatan pupuk yang tepat dengan dosis yang tepat merupakan faktor penting dalam pemupukan. Kemampuan tanaman dalam menyerap hara akan menambah kekuatan tumbuh bagi tanaman dan apabila unsur-unsur tersebut bekerja secara optimal maka pertumbuhan tanaman akan menjadi lebih baik. Pembentukan tunas sangat ditentukan oleh pembelahan dan pembesaran sel. Bila laju pembelahan dan pembesaran sel serta pembentukan jaringan berjalan baik maka pembentukan tunas serta daun akan terjadi lebih cepat pula. Unsur N berguna dalam pembelahan dan pembesaran sel-sel yang terjadi pada meristem apikal sehingga memungkinkan pertumbuhan tunas (Tabel 1) yang kemudian diikuti dengan pertambahan tinggi tanaman (Tabel 2). Hubungan antara umur bertunas serta tinggi tanaman jarak dengan berbagai dosis NPK yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. 7

20.00 Umur Tanaman Bertunas (hari) 18.00 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 y = 0.4563x 2-4.3981x + 18.741 r = 0.9951 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Dosis NPK (g tanaman -1 ) Gambar 1. Hubungan rata-rata umur bertunas (hari) tanaman jarak dengan dosis pupuk NPK Gambar 1 menunjukkan hubungan yang muncul bersifat kuadratik, dimana dosis optimal dicapai pada dosis 4 g pohon -1. Umur bertunas semakin cepat dengan semakin bertambahnya dosis NPK, tetapi setelah dosis 4 g pohon -1 umur bertunas semakin lambat dengan koefisien korelasi 0,99. Pertambahan tinggi tanaman jarak disajikan pada Gambar 2 menunjukkan hal yang sama seperti umur bertunas. Tinggi tanaman semakin bertambah dengan penambahan dosis NPK sampai dosis 4 g pohon -1, selanjutnya penambahan dosis NPK tidak meningkatkan rata-rata tinggi tanaman tetapi sebaliknya tinggi tanaman jarak semakin menurun. Hubungan keduanya dapat diterangkan dengan koefisin korelasi sebesar 0,88, yang berarti dosis NPK memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan tinggi tanaman. Pertumbuhan tunas yang cepat serta penambahan tinggi tanaman akan diikuti dengan pertumbuhan daun yang menginduksi pertambahan jumlah tunas (Tabel 3) serta jumlah daun (Tabel 5) dengan pesat. Setyamidjaja (1986), menyatakan bahwa unsur nitrogen berperan penting dalam merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu menambah tinggi tanaman dan merangsang pertumbuhan cabang. Sarief (1992), menambahkan bahwa nitrogen merupakan bahan penyusun protein, protoplasma dan pembentuk bagian tanaman seperti batang dan daun yang merupakan tempat aktivitas fotosintesis yang menghasilkan asimilat untuk pertumbuhan cabang. Hubungan antara jumlah tunas serta jumlah daun tanaman jarak dengan dengan berbagai dosis NPK yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. Gambar 3 menunjukkan hubungan rata-rata jumlah tunas tanaman jarak dengan dosis pupuk NPK. Jumlah tunas semakin bertambah dengan penambahan dosis NPK sampai dosis 4 g pohon -1, selanjutnya penambahan dosis NPK tidak meningkatkan rata-rata jumlah tunas tetapi sebaliknya jumlah tunas tanaman jarak 8

semakin berkurang, koefisien korelasi keduanya sebesar 0,93, yang berarti dosis NPK memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan jumlah tunas (93%). Tinggi Tunas (cm) 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 y = -0.3174x 2 + 2.7561x + 7.3761 r = 0.8858 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Dosis NPK (g tanaman -1 ) Gambar 2. Hubungan rata-rata tinggi tanaman (cm) jarak dengan dosis pupuk NPK 3.50 3.00 2.50 Jumlah Tunas 2.00 1.50 1.00 0.50 y = -0.037x 2 + 0.3465x + 2.0186 r = 0.9305 0.00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Dosis NPK (g tanaman -1 ) Gambar 3. Hubungan rata-rata jumlah tunas tanaman jarak dengan dosis pupuk NPK 9

18.00 16.00 14.00 Jumlah Daun (helai) 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 y = -0.2767x 2 + 2.3616x + 9.4787 r = 0.8626 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Dosis NPK (g tanaman -1 ) Gambar 4. Hubungan rata-rata jumlah daun (helai) tanaman jarak dengan dosis pupuk NPK Gambar 4 menunjukkan hubungan yang muncul bersifat kuadratik, dimana dosis optimal dicapai pada dosis 4 g pohon -1. Jumlah daun semakin banyak dengan semakin bertambahnya dosis NPK, tetapi setelah dosis 4 g pohon -1 jumlah daun semakin menurun dengan koefisien korelasi 0,86. Unsur P dibutuhkan untuk pertumbuhan awal terutama dalam merangsang perakaran tanaman yang nantinya berguna untuk menopang tegaknya tanaman dan penyerapan unsur hara dari media tanam. Hal ini sesuai pernyataan Suseno (1981), bahwa unsur fosfor bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan sejumlah tanaman muda, fosfor juga merupakan bahan mentah untuk pembentuk sejumlah protein, membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan. Fosfor diperlukan tanaman sebagai penyusun asam nukleat dan perkembangan jaringan meristem serta merangsang pertumbuhan akar. Fosfor berperan dalam proses fotosintesis, produksi karbohidrat dan pertumbuhan awal tanaman (Suseno, 1981). Unsur hara yang cukup dan berimbang yang tersedia bagi tanaman menyebabkan aktivitas fisiologi tanaman semakin meningkat. Menurut Gardner et al. (1991), semakin tinggi hasil fotosintesis, semakin besar pula penimbunan cadangan makanan yang ditranslokasikan ke jaringan penyimpan cadangan makanan dengan asumsi bahwa faktor lain dalam keadaan optimal. Selain hal tersebut di atas, adanya unsur kalium dalam NPK yang diberikan dengan dosis optimal sangat berperan penting dalam proses asimilasi karbohidrat serta merangsang pembungaan (Tabel 6). Suseno (1981), menyatakan bahwa ion kalium mempunyai pengaruh terhadap tingkat kandungan hidrat arang tumbuhan, kurangnya kalium dapat menghambat 10

fotosintesis dan sintesa protein. Selanjutnya Lingga (1991), menyatakan bahwa unsur kalium berfungsi dalam pembentukan protein karbohidrat. Hubungan antara umur berbunga tanaman jarak dengan dengan berbagai dosis NPK dapat dilihat pada Gambar 5. 120.00 Umur Setek Berbunga (hari) 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 y = 1.2798x 2-11.756x + 108.71 r = 0.9936 0.00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Dosis NPK (g tanaman -1 ) Gambar 5. Hubungan rata-rata umur berbunga tanaman jarak dengan dosis pupuk NPK KESIMPULAN 1. Perlakuan pemupukan dengan Dosis 4 g pohon -1 NPK memberikan hasil terbaik pada rata-rata umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah tunas dan jumlah daun. Sedangkan umur berbunga tercepat diperoleh dari dosis 5 g pohon -1 NPK, dan kedua perlakuan dosis tersebut umumnya hanya berbeda nyata dengan kontrol, dosis 1, 2 dan 3 g pohon -1 NPK. 2. Hubungan antara umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tunas dan umur berbunga dengan dosis NPK bersifat kuadratik dengan dosis optimal adalah 4 g pohon -1 NPK. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, 2006. Biodiesel Jarak Pagar, Bahan Alternatif yang Ramah Lingkungan. AgroMedia Pustaka. Jakarta. Gardner, F., RB Pearce., R. L Mitchell. 1991. Physiology Of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya: Terjemahan Herawati Susilo). Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Harjadi, S, S. 1991. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta. Lingga, P. 1991. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 11

Sarief, S., 1992. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung. Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplex. Jakarta. Suseno, H. 1981. Fisiologi Tumbuhan. Metabolisme Dasar dan beberapa Aspeknya. Departemen Botani. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 12