BAB I PENDAHULUAN. terbit tahun Sumber detikhealth.com, hasil penelitian WBTI (World Breastfeeding Trends Initiative), ditulis

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas Akhir Universitas Mercu Buana April 2013

BAB I PENDAHULUAN. akan melibatkan kerja tubuh. Kegiatan yang dilakukan secara rutinitas setiap hari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang. Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi bayi dan perkembangannya di kemudian hari. ASI dipercaya dapat menguatkan

AMENORE LAKTASI SEBAGAI METODE BER KB SERTA URGENSINYA TERHADAP PP 33 TAHUN 2012 Oleh : Andang Muryanta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KACA PIRING, KOTA PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2014

Banyak faktor yang membuat kegiatan ASI eksklusif ini tidak berjalan dengan baik, padahal menurut standar kesehatan dunia WHO, bayi harus diberikan

BAB I PENDAHULUAN. setelah persalinan, dan masa menyusui bayi ( Prasetyono, 2009, p.61). berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007, p.1).

BAB I PENDAHULUAN. terdapat 14% ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada ibu bekerja

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BABI PENDAHULUAN. Sepasang suami istri yang hidup dalam pemikahan akan mengharapkan seorang

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO 8-9% wanita di seluruh dunia akan mengalami kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang. Air susu ibu (ASI) merupakan air susu yang berasal dari payudara ibu. Di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2015), hal. 6.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN. berbelanja melalui internet (online shopping). Maraknya fenomena online

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organitation (WHO) dalam program Millenium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. payudara ibu. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif

Healthy Baby, Healthy Planet Pengalaman hidup di masa awal mempengaruhi kualitas hidup di masa tua

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Dr. Yahmin Setiawan (diakses dari

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Proses menyusui merupakan hal yang terpenting bagi. perempuan. Dalam bidang kesehatan, dikenal adanya pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dua dekade terakhir, terutama dalam bidang kenyamanan dan keamanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

Hak Anak. Pengarusutamaan Hak Anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan masa yang tergolong rawan dalam pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan unsur penting

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah seluruhnya yaitu 1.357,24 km 2. Puskesmas Urangagung adalah gedung Puskesmas Induk, Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses reproduksi yang normal.

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyusui merupakan sebuah hal yang berkelanjutan pasca melahirkan atau disebut masa post-partum. Adapun yang dimaksud dengan post-partum merupakan masa-masa setelah melahirkan yang berdampak pada perubahan hormonal, psikologis, dan fisik seorang wanita. Perubahan-perubahan tersebut juga didukung oleh menyusui yaitu sebuah proses pemberian nutrisi kepada bayi berupa ASI. Dalam menyusui ini terdapat manfaat-manfaat yang berguna dalam banyak hal. Pemberian ASI Eksklusif dapat diartikan menyusui hanya dengan memberikan ASI saja sejak lahir tanpa memberikan tambahan selain ASI seperti susu formula, buah-buahan, dan lain-lain. Umumnya pemberian ASI eksklusif dilakukan selama 6 bulan, setelah 6 bulan bayi diberikan nutrisi tambahan berupa makanan pendamping ASI (MP-ASI), namun bukan berarti pemberian ASI menjadi terhenti, karena akan lebih baik lagi jika pemberian ASI diteruskan sampai usia 2 tahun. Sayangnya, masih banyak ibu menyusui yang belum memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif. Berdasarkan referensi dari sebuah harian media online, tercatat hanya ada 27,5% ibu yang menyusui bayinya secara eksklusif 1. Meskipun presentasenya masih sekecil itu, ini adalah sebuah peningkatan karena berdasarkan referensi dari sebuah buku, tercatat pada tahun 2002-2003 yakni catatan hasil survey yang dilakukan oleh Sentra Laktasi Indonesia, hanya ada 15% ibu yang mau memberikan ASI eksklusif kepada bayinya 2. Seiring berjalannya waktu, jumlah wanita yang berprofesi sebagai wanita karir meningkat. Tercatat dalam Berita Resmi Statistik No. 28/05/Th. X yang terbit 1 Sumber detikhealth.com, hasil penelitian WBTI (World Breastfeeding Trends Initiative), ditulis oleh Ajeng Anastasia Kinanti, diposting tanggal 13 Juni 2013 pukul 16:00 WIB. 2 Sumber buku Keajaiban ASI (Air Susu Ibu) halaman 49, ditulis oleh Ria Riksani, A.Md.Bid, terbit tahun 2012. 1

tanggal 15 Mei 2007, terdapat pernyataan berupa Dari sisi gender, partisipasi perempuan dalam lapangan kerja meningkat signifikan. Selama Februari 2006- Februari 2007, jumlah pekerja perempuan bertambah 2,12 juta orang.... Hal ini mengakibatkan tuntutan yang harus dihadapi oleh wanita bekerja yang sudah berkeluarga menjadi bertambah. Waktu untuk bekerja di kantor membuat seorang wanita karir harus dapat membagi waktu antara menjalankan kewajibannya untuk mengurus rumah tangga dan menyelesaikan pekerjaan kantor. Hal ini juga menjadi masalah apabila seorang wanita karir tersebut sedang berada dalam masa menyusui karena wanita tersebut harus berada dekat dengan bayinya. Lokasi kantor yang tidak selalu dekat dengan rumah, serta waktu cuti yang singkat yaitu rata-rata hanya 3 bulan, membuat wanita karir tersebut terpisahkan oleh jarak dan waktu untuk terus bersama bayinya terutama dalam hal menyusui. Umumnya, wanita karir memiliki waktu bekerja di kantor yang diasumsikan dari pagi sampai sore dimulai jam 07.00 sampai jam 17.00, setelah waktu bekerja selesai, wanita karir tersebut kembali ke rumahnya. Rendahnya kesadaran akan pemberian ASI tersebut dikarenakan adanya banyak faktor yang menjadi hambatan, salah satunya adalah kerepotan dalam memberikan ASI sambil bekerja. Hal itu dapat berarti adanya sebuah hambatan yang berdasarkan dari psikologis dan pola pikir ibu pekerja tersebut. Permasalahan psikologis tersebut dapat bersumber dari kondisi ASI yang dirasa kurang, kesalahan informasi, rasa lelah setelah pulang kerja, tidak adanya dukungan dari orang terdekat dan lingkungan dalam hal menyusui, bahkan ada beberapa dokter yang memperkenalkan susu formula meskipun kondisi ibu dan bayi tidak termasuk dalam kondisi khusus (bayi/ibu yang meninggal atau ibu sakit HIV) dikarenakan bayi terserang diare saat diberi ASI, dan lain-lain 3. Hal ini patut dicermati, karena kondisi psikologis seorang ibu menyusui yang kurang baik dapat mempengaruhi jumlah volume dan karakteristik ASI yang diproduksi sehingga menjadi penyebab kegagalan ASI eksklusif. 3 Referensi buku Keajaiban ASI (Air Susu Ibu) halaman 101-111, ditulis oleh Ria Riksani, A.Md.Bid, terbit tahun 2012. 2

Kegagalan pemberian ASI tersebut dapat berdampak pada kesehatan bayi maupun ibunya. Hal itu dapat berupa terganggunya tumbuh kembang bayi dan juga menurunkan kondisi kesehatan ibunya, sebab menyusui diketahui memiliki keunggulan. Keunggulan tersebut antara lain dapat mencegah pendarahan pasca persalinan, mencegah anemia, bahkan mencegah kanker payudara serta kanker rahim, dan manfaat lain-lainnya 4. Dalam mengamati fenomena ini, peneliti bertujuan menawarkan solusi yang baru berkaitan dengan permasalahan ini terkait dengan aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian seperti ergonomi, antropometri, psikologis, dan lainnya. Sebenarnya sebuah sarana atau alat yang memfasilitasi kenyamanan saat menyusui sudah ada akan tetapi alat-alat tersebut difokuskan untuk menyelesaikan satu bagian permasalahan saja, misal hanya menyelesaikan permasalahan yang ada di tangan namun tidak pada punggung, dan lain sebagainya. Kesalahan posisi menyusui memiliki dampak yang kurang baik pada ibu maupun bayi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah produk yang memenuhi kebutuhan dan titik lelah yang dirasakan wanita karir menyusui sehingga timbul rasa nyaman dalam memberikan ASI setelah bekerja dan beraktivitas di luar rumah. 1.2 Masalah Perancangan Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan di Latar Belakang, permasalahan adalah sebagai berikut : 1.2.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan penjabaran di atas maka masalah dapat diidentifikasikan berupa : 1. Menyusui merupakan sebuah proses pasca melahirkan yang menghadirkan perubahan dari sisi psikologis, fisiologis, dan lain sebagainya dan sebuah proses alami seorang wanita yang seharusnya menjadi ibu dan selalu berada di samping bayinya menjadikan sebuah permasalahan dalam memberikan ASI Eksklusif. 4 Sumber buku Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas halaman 32, ditulis oleh Sitti Saleha, terbit tahun 2009. 3

2. Saat ini, sebagian besar wanita Indonesia tidak hanya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga saja tetapi juga memiliki pekerjaan di luar rumah. 3. Kondisi seorang wanita menyusui yang bekerja mengakibatkan adanya permasalahan jarak dan waktu yang berdampak pada kelelahan. Rasa lelah mengakibatkan kondisi psikologis ibu kurang baik sehingga dapat mempengaruhi jumlah ASI yang dihasilkan. Selain itu kesalahan dalam posisi menyusui dapat memberikan dampak yang kurang baik pada ibu maupun bayinya. 4. Sudah tersedianya alat penunjang kenyamanan menyusui namun masih terfokus pada satu bagian titik lelah saja. 1.2.2 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Sarana atau alat apa yang dikhususkan bagi wanita karir saat menyusui anaknya setelah bekerja? 2. Faktor apa yang mempengaruhi ibu yang menyusui, sehingga timbul rasa nyaman ketika menyusui? 3. Dampak seperti apa yang terjadi apabila ibu salah dalam posisi menyusui? 1.2.3 Batasan Masalah Merancang sebuah sarana untuk wanita karir agar dapat menyusui dengan nyaman setelah pulang bekerja, dengan meninjau aspek ergonomi, antopometri, dan psikologis dalam posisi-posisi menyusui. 1.3 Tujuan Perancangan Berdasarkan uraian masalah dan pembatasan masalah, maka tujuan perancangan adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasikan peralatan yang digunakan seorang ibu saat menyusui dilakukan. 4

b. Mengurangi kerepotan dan rasa letih dan rasa pada wanita karir menyusui saat harus menyusui bayinya setelah bekerja. c. Dengan adanya sebuah sarana menyusui yang nyaman maka dapat memotivasi ibu pekerja agar tetap menyusui dan dekat dengan bayinya meskipun memiliki memiliki tuntutan pekerjaan di rumah dan di kantor. 1.4 Manfaat Perancangan Dalam sebuah perancangan terdapat manfaat-manfaat yang diharapkan akan berguna untuk berbagai pihak, yaitu : 1. Manfaat Bagi Masyarakat - Perancangan diharapkan memiliki manfaat agar masyarakat secara umum untuk dapat lebih mengenal pentingnya keilmuan Desain Produk. - Hal ini dikarenakan desain produk merupakan sebuah ilmu yang mempelajari interaksi antara suatu produk dengan penggunanya sehingga desain produk mencangkup produk yang digunakan sehari-hari. - Diharapkan dengan adanya perancangan ini, masyarakat dapat menyadari betapa pentingnya sebuah produk dalam kehidupan manusia. 2. Manfaat Bagi Pihak Terkait - Membantu pemerintah secara tidak langsung dalam mensosialisasikan pentingnya menyusui kepada setiap ibu, baik yang bekerja maupun tidak. - Memahami permasalahan di masyarakat yang dapat diselesaikan menggunakan keilmuan desain produk. 3. Manfaat Bagi Keilmuan - Perancangan diharapkan agar Desain Produk dapat dikenal lagi lebih luas, sehingga untuk kedepannya akan tercipta kerjasama yang memerlukan peran Desain Produk dalam perancangannya. Dalam hal ini, permasalahan yang digarap penulis berkaitan erat dengan ilmu kebidanan namun dapat pula 5

diselesaikan dengan sebuah perancangan produk yang diharapkan dapat menunjang kenyamanan bagi sasaran pengguna. 1.5 Metode Perancangan Metode yang dilakukan dalam pelaksanaan proyek Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Teknik Pengumpulan Data a. Pencarian data literatur berupa buku-buku referensi, pustaka online, artikel, jurnal, berita dari media cetak maupun elektronik, dan lain-lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat. b. Mengumpulkan data lapangan berupa angket/kuisioner, wawancara dengan narasumber, dan lain-lain yang memperkuat gagasan perancangan. 2. Analisa Sistem a. Melakukan pengamatan untuk mengetahui sistem yang sudah ada. b. Menganalisa sistem untuk diterapkan ke dalam perancangan produk. 3. Visualisasi Proses visualisasi dilakukan di bab keempat dalam menentukan bentuk, garis, warna, komponen-komponen, dan lain sebagainya. 4. Evaluasi Proses evaluasi meliputi peninjauan ulang terhadap pendahuluan, data literatur, data lapangan, analisa aspek desain, dan konsep perancangan, serta hasil akhir perancangan. 5. Implementasi Implementasi perancangan merupakan hasil akhir perancangan yang diwujudkan menjadi sebuah prototype ataupun mock-up. 6

1.6 Sistematika Penulisan Penyusunan bab-bab secara sistematis meliputi dari : BAB I PENDAHULUAN Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Permasalahan yang diuraikan dalam Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah, dan Batasan Masalah, Tujuan Perancangan, Manfaat, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis, dan Pembabakan BAB II LANDASAN PERANCANGAN Berisi data literatur yang didapat berupa buku, berita, jurnal, dan lain-lain yang menjadi sumber referensi. Selanjutnya, data-data ini dianalisa dan diolah. Data-data yang telah diolah ini menjadi sebuah ide awal dalam perancangan yang seluruh aspeknya dianalisa terlebih dahulu di bab ketiga, selanjutnya proses dilanjutkan menuju bab keempat yang berisi perancangan. BAB III ANALISA ASPEK DESAIN Berisi analisa aspek-aspek dalam perancangan dengan memasukkan datadata yang ditemukan di lapangan sebelum dilanjutkan ke bab empat. Analisa aspek desain meliputi aspek-aspek pendukung perancangan berupa ergonomi, material, antropometri, dan lain-lainnya. BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN VISUALISASI Pada bab ini membahas perancangan, Pada bab ini membahas perancangan mulai dari konsep perancangan, Terms Of References, SWOT dalam perancangan produk, Image Chart yang memaparkan sebuah konsep visual produk, Sketsa Alternatif bentuk produk, Final Design, Gambar Teknik, Foto Proses Perancangan, hingga Foto Prototype. 7

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN saran-saran. Berisi kesimpulan yang didapat selama proses perancangan, dan juga Summary : Menyusui merupakan sebuah hal yang berkelanjutan pasca melahirkan dan juga merupakan sebuah proses pemberian nutrisi kepada bayi berupa ASI. Seiring berjalannya waktu, jumlah wanita yang berprofesi sebagai wanita karir meningkat. Hal ini dapat menjadi masalah apabila seorang wanita karir tersebut sedang berada dalam masa menyusui, sebab tuntutan yang harus dihadapi menjadi bertambah. Saat ibu bekerja, ibu dan bayinya dipisahkan jarak dan waktu. Jarak, waktu, dan tuntutan menyebabkan kelelahan. Kelelahan yang dirasakan dapat mempengaruhi psikologis ibu tersebut dan berdampak kepada kondisi ASI. Kondisi ASI yang kurang baik dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya. Oleh karena itu, dibutuhkan perancangan yang memfasilitasi kenyamanan untuk seorang ibu menyusui setelah bekerja. Sebab kondisi psikis ibu ketika merasa nyaman dan rileks dapat berdampak baik pula terhadap kondisi ASI. 8