BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PEMANFAATAN ANALISIS SWOT TANPA SKALA INDUSTRI (A-SWOT-TSI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN. Disusun oleh :

NILAI DAN MAKNA PADA KAIN BATIK BASUREK YANG MENGANDUNG UNSUR KALIGRAFI ARAB DI BENGKULU

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI TENTANG BATIK BASUREK DI KOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU. Oleh: SISCHA PURNAMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM :

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian.

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia

BATIK DESIGN TRAINING SEBAGAI UPAYA PEMBEKALAN SOFT SKILL DI BIDANG DESAIN GRAFIS TERHADAP SISWA-SISWI SMK NEGERI 5 KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PENELITIAN

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL. A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

I. PENDAHULUAN. Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat

BAB II TINJAUAN MOTIF SONGKET PALEMBANG BUNGO PACIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

I. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

BAB. III METODE PENELITIAN

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di daerah Sumatera Utara terdapat beberapa suku, salah satunya adalah suku Batak,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan NTT adalah

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB 2 DATA DAN ANALISA

Tugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

Tugas Karya Ilmiah Lingkungan Bisnis Kerajinan Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU 2.1. Kain Batik Basurek Bengkulu Kain Basurek merupakan salah satu bentuk batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan kata lain, kain Basurek merupakan batik tradisional daerah Bengkulu yang artinya kain yang mempunyai surat atau tulisan. Surat atau tulisan yang di maksud terdiri atas berbagai macam ragam hiasan (ornament), baik yang berupa tulisan huruf Arab (kaligrafi) maupun bermacam ragam hiasan. Selain itu dapat juga berupa berbagai bentuk motif lainnya, seperti tumbuh tumbuhan (flora) dan binatang (fauna), anyam anyaman, serta ukir ukiran. Motif dasar kain besurek merupakan motif peninggalan para nenek moyang yang sampai saat ini belum diketahui asalnya, ada yang mengatakan bahwa motif kain Basurek ini dulunya sangat sakral di karenakan huruf arabnya yang bisa terbaca dan menandakan hubungan manusia dengan Tuhan. Berdasarkan sejarah perkembangannya hingga saat ini, motif dasar tersebut sudah banyak mengalami perubahan. Perubahan tersebut mengikuti arus perubahan generasi yang sekaligus membawa perubahan budaya baru. Akhirnya lahirlah jenis-jenis motif yang lebih bervariatif seperti saat ini. 2.2. Jenis Motif Kain Batik Basurek Pada zaman dahulu kain Basurek hanya dipakai khusus untuk upacara dan ritual saja sesuai dengan jenis motif yang ada. Dengan demikian, kain Basurek tidak dapat dipakai di sembarang tempat yang 5

di karenakan batik Basurek lebih memiliki fungsi filosofis sebagai hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, motif dasar yang berupa kaligrafi, pohon hayat, dan lain lain tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan. 2.2.1. Motif Dasar 1. Motif Kaligrafi Motif ini merupakan cirri khas kain basurek, artinya motif ini selalu di ikutkan dalam semua motif kain basurek, karena motif ini merupakan ciri khas motif. Dahulu hanya dipakai pada rangkaian upacara pernikahan oleh raja penghulu dan apit pengantin dengan warna biru. Gambar 2.1 Motif Kaligrafi 2. Motif Pohon Hayat Motif ini menggambarkan keadaan tumbuhan yang ada di propinsi Bengkulu. Misalnya bunga Raflesia, teratai, anggrek dan lain lain. 6

Pada mulanya di gunakan pada upacara pernikahan, sebagai hiasan bilik pengantin, dengan warna biru. Gambar 2.2 Motif Pohon Hayat 3. Motif Bunga Melati dan Kaligrafi Motif bunga melati menggambarkan keadaan tumbuh tumbuhan dan tulisan arab. Sering di gunakan untuk upacara adat cukuran bayi, dengan warna merah kecoklatan, sebagi sampiran atau hiasan. Gambar 2.3 Motif Bunga Melati dan Kaligrafi 7

4. Motif Relung Paku Perpaduan Burung Menggambarkan keadaan tumbuh tumbuhan dan keadaan binatang. Sering di gunakan untuk upacara adat cukuran bayi, dengan warna cokelat dan krem. Gambar 2.4 Motif Relung Paku Perpaduan Burung 5. Motif Bunga Cengkih dan Bunga Cempaka Motif bunga cengkih dan bunga cempaka menggambarkan keadaan tumbuh-tumbuhan yang ada di Bengkulu, terutama pohon cengkih dan bunga cempaka. Motif itu digunakan pada rangkaian pernikahan, yaitu acara berdabung atau mengikir gigi. 8

Gambar 2.5 Motif Bunga Cengkih dan Bunga Cempaka 6. Motif Burung Kuau dan Kaligrafi Motif burung kuau dan kaligrafi menggambarkan keadaan binatang dan tulisan Arab. Jenis motif ini pada waktu dahulu digunakan pada upacara pernikahan, yaitu pada acara ziarah kubur, dengan warna biru. Gambar 2.6 Motif Burung Kuau dan Kaligrafi 7. Motif Rembulan dan Kaligrafi Motif rembulan dan kaligrafi menggambarkan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Motif ini dipakai pada rangkaian pernikahan, yaitu pada acara siraman (mandi), dengan warna merah. 9

. Gambar 2.7 Motif Rembulan dan Kaligrafi 2.2.2. Motif Kreasi Motif merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas kain besurek. Kain besurek yang mempunyai motif indah akan menambah daya tarik tersendiri. Untuk mendapatkan jenis-jenis kain besurek yang berkualitas perlu pengembangan jenis-jenis motif yang telah ada, yaitu motif dasar kain Basurek. Motif dasar merupakan pedoman pengembangan untuk mendapatkan jenis - jenis motif baru. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam mengembangakan motif dasar tersebut dinamakan pengembangan motif. Adapun motif yang dihasilkan disebut motif kreasi (pengembangan). Dalam membuat atau mengembangkan motif kain Basurek, hendaklah berpedoman pada motif dasar yang ada. Nilai nilai keaslian kain basurek perlu di pertahankan, terutama ciri ciri khasnya. Selain itu Motif kreasi juga merupakan revolusi dari batik Basurek yang membuat arti makna filosofis batik Basurek menjadi hilang karena menggabungkan motif motif dasar dengan motif baru. Hal inilah yang membuat kebanggaan masyarakat Bengkulu sedikit menurun terhadap batik Basurek. 10

Pengembangan motif kain Basurek dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut: a. Perpaduan Motif Dasar Motif dasar kain Basurek yang jumlahnya ada tujuh jenis tersebut dapat saling di kombinasikan. misalnya, perpaduan motif pohon hayat dengan motif kaligrafi dan lain lain. Dalam memadukan motif dasar ini, penempatan motif motif yang ada perlu diatur sebaik baiknya agar lebih indah dan menarik. b. Memberi Ragam Hias pada Motif Dasar Motif dasar kain Basurek dapat dikembangkan dengan cara memberi ragam hias (ornamen) pada motif dasar tersebut. Misalnya, tanda bintik bintik, garis garis halus dan lain lain sehingga lukisan atau gambar motif yang didapat memberikan daya tarik (keindahan). Perkembangan dengan cara ini tidak jauh berbeda dengan cara kombinasi atau perpaduan motif dasar. Penempatan motif dan hiasan hiasan tambahan lainnya dilakukan sedemikian rupa agar tampak lebih serasi, indah, dan menarik. c. Memadukan Motif Dasar dengan Ornament / Ragam Hias yang Ada Pengembangan motif kain basurek dapat juga dilakukan dengan cara memadukan motif dasar dengan ornamen ornamen / ragam hias yang ada. Macam / ragam hias itu antara lain, ukir ukiran, anyaman anyaman dan berbagai jenis hiasan lainnya. Dengan demikian didapat jenis motif baru yang lebih menarik tanpa kehilangan ciri khasnya motif tradisional daerah Bengkulu. 11

Gambar 2.8 Contoh Motif Kreasi Satu Gambar 2.9 Contoh Motif Kreasi Dua 12

2.3. Analisa SWOT Analisis SWOT telah lama dikenal di kalangan para ahli manajemen strategik yang banyak dimanfaatkan untuk menganalisis perkembangan usaha. Sedemikian pentingnya hingga hampir tidak ada studi kelayakan usaha yang dapat diterima dengan baik sebelum menyertakan analasis SWOT. Salah satu kelemahan mendasar dari analisis SWOT yang digunakan selama ini adalah ketergantungannya pada usaha yang sejenis yang digunakan sebagai pembanding dan menggunakan skala industri yang berasal dari sumber resmi. Manakal keperluan mendesak sementara data pesaing belum terkumpul dan terpetakan maka analisis SWOT tidak bisa diadakan. Dalam artikel ini, dicoba suatu kemungkinan bagaimana memanfaatkan analisis SWOT tanpa pembanding atau skala industri dengan tetap tidak menghilangkan substansi kegunaannya akan tetapi menambah sehingga akan melengkapi penggunaan dan memperbesar manfaatnya. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Berbagai situasi yang dihadapi oleh perusahaan baik internal maupun eksternal harus dapat dijadikan masukan bagi perusahaan guna menentukan rencana dalam mentusun sistem pamasaran yang relatif berdaya guna dan tepat guna. Model yang hingga kini banyak digunakan untuk menganalisis situasi bagi perencanaan strategis perusahaan adalah analisis SWOT. Pada dasarnya analisis SWOT haruslah memandingkan kondisi sama yang dihadapi oleh pesaingnya berdasarkan kriteria subjektif atau objektif (skala industri), sebab dengan membandingkan maka perusahaan yang berkepentingan dapat menentukan rencana strategis untuk menghadapi persaingan tersebut. Akan tetapi bila perusahaan yang dimaksud hingga pada saat dilakukan pengkajian 13

situasi ternyata tidak memiliki data tentang pesaing dan pesaingnya belum terpetakan baik dalam skala industri (kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang yang sama) maupun dari hasil inteligen perusahaan, sedangkan perusahaan mendesak sekali untuk mempersiapkan rencana usaha strategis terutama dari segi pemasaran dan manajemen organisasi, maka dengan menggunakan analisis SWOT yang dimodifikasi sedemikian hingga menjadikan ia dapat digunakan oleh perusahaan tanpa harus mengetahui skala industri atau data inteligen mengenai pesaingnya. Untuk hal ini terdapat beberapa penyesuaian dalam pembentukan model analisis yaitu: 1. Pembobotan tetap menggunakan skala 1 (sangat penting) hingga 0 (tidak penting), akan tetapi penentuan nilai skala untuk masing masing situasi total berjumlah 1 dengan cara: a. Urutkan faktor situasi berdasarkan skala prioritas (SP) (tertinggi nilainya 16 dari 4x4, urutan 2 nilainya 3x4=12 dan terendah nilainya 4 dari 1x4) lalu dikalikan dengan konstanta (K) nilai tertinggi yaitu 4. b. Masing masing nilai situasi tersebut dibagi dengan total nilai SPxK. 2. Peringkat tetap menggunakan skala 1 (rendah) 4 (tinggi) untuk kekuatan dan peluang, sedangkan skala 4 (rendah) 1 (tinggi) untuk kelemahan dan ancaman, namun karena tidak ada pembanding, maka nilai skala ditentukan berdasarkan prioritas dari masing masing situasi (misalnya skala 4 peluang yang paling utama). 3. Nilai tertinggi untuk Bobot x Peringkat adalah 1 2 (kuat) dan terendah adalah 0 1 (lemah). 14

Berdasarkan nilai peringkat dan pembobotan yang kemudian dikalikan akan diperoleh hasil kombinasi antara beberapa situasi sebagai berikut: 1. (Kekuatan, Kesempatan, atau S,O) artinya perusahaan menentukan strategi berdasarkan kombinasi kekuatan dan kesempatan yang bisa memanfaatkan kekuatan untuk menggunakan peluang sebaik baiknya. 2. (Kelemahan, Kesempatan, atau W,O) artinya perusahaan harus membuat strategi bagaimana meminimalkan kelemahan yang selalu muncul dalam perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang menguntungkan. 3. (Kekuatan, Ancaman, atau S,T) artinya perusahaan bisa memanfaatkan kekuatan baik dalam hal manajemen, sistem pemasaran maupun kemampuan finansial untuk mengatasi ancaman. 4. (Kelemahan, Ancaman, atau W,T) artinya perusahaan harus meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Pada kampanye teori analisa SWOT ini bisa di gunakan untuk menentukan solusi pemecahan masalah. Data yang di gunakan adalah data hasil survey dan wawancara lapangan, sehingga di dapatkan solusi yang terbaik. a. Internal Strength - Memiliki motif yang khas dari motif batik Jawa, yaitu motif huruf Arab gundul yang di padukan dengan bunga Raflesia Arnoldi - Merupakan batik dari kawasan pulau Sumatra, yang mana biasanya orang hanya tahu batik Jawa saja 15

- Selalu membawa motif Kaligrafi huruf Arab gundul dan bunga Raflesia di setiap batik Basurek - Sudah dikenal oleh masyarakat Bengkulu Weakness - Kalah pamor dari batik yang berasal dari Jawa - Tidak mampu memproduksi dalam skala besar - Sejarah tentang batik Basurek yang kurang - Bahan baku yang masih di datangkan dari pulau Jawa, di karenakan harga bahan baku pulau Jawa lebih terjangkau b. Eksternal Opportunities - Batik Basurek masih dalam cakupan wilayah Bengkulu - Memiliki ciri khas motif yang unik dari kebanyakan batik Indonesia, yaitu motif huruf Arab gandul yang di padukan dengan bunga Raflesia - Mempunyai nilai sejarah yang tinggi sebagai benda seni tradisional Bengkulu - Karakteristik masyarakat Bengkulu yang sulit menerima budaya luar Bengkulu Threats - Kurang adanya loyalitas dan kebanggaan masyarakat Bengkulu terhadap batik Basurek - Batik luar lebih laku terjual di bandingkan batik Basurek sendiri - Pesatnya penjualan batik yang berasal dari pulau Jawa - Masyarakat hanya cenderung mengenal jenis motif batik Jawa yang sudah terkenal sejak dulu 16

Analisa SWOT Analisa Streght ( Internal ) No URAIAN Skala Prioritas (SP) 1. Memiliki motif yang khas dari motif batik Jawa, yaitu motif huruf Arab gundul yang di padukan dengan bunga Raflesia Arnoldi Konstanta (K) ( SP x K ) BOBOT a b c d 4 4 16 16/40 : 0.4 2. Merupakan batik dari kawasan pulau Sumatra, yang mana biasanya orang hanya tau batik Jawa saja 3. Selalu membawa motif Kaligrafi huruf Arab gundul dan bunga Raflesia di setiap batik Basurek 3 4 12 12/40 : 0.3 2 4 8 8/40 : 0.2 4. Sudah dikenal oleh masyarakat Bengkulu 1 4 4 4/40 : 0.1 Total 40 1 Sumber : Hasil pengukuran data berdasarkan Hipotesis 17

Analisa Weakness ( Internal ) No URAIAN Skala Prioritas (SP) 1. Kalah pamor dari batik yang berasal dari Jawa Konstanta (K) ( SP x K ) BOBOT a b c d 4 4 16 16/40 : 0.4 2. Tidak mampu memproduksi dalam skala besar 2 4 8 8/40 : 0.2 3. Sejarah tentang Batik Basurek yang kurang 3 4 12 12/40 : 0.3 4. Bahan baku yang masih di datangkan dari pulau Jawa, dikarenakan harga bahan baku pulau Jawa lebih terjangkau 1 4 4 4/40 : 0.1 Total 40 1 Sumber : Hasil pengukuran data berdasarkan Hipotesis Analisa Opportunities ( Eksternal ) No URAIAN Skala Prioritas (SP) 1. Batik Basurek masih dalam cakupan wilayah Bengkulu Konstanta (K) ( SP x K ) BOBOT a b c d 4 4 16 16/40 : 0.4 2. Memiliki ciri khas motif yang unik dari kebanyakan batik Indonesia, yaitu motif huruf Arab gundul 3 4 12 12/40 : 0.3 18

yang di padukan dengan bunga Raflesia 3. Mempunyai nilai sejarah yang tinggi sebagai benda seni tradisional Bengkulu 4. Karakteristik masyarakat Bengkulu yang sulit menerima budaya luar Bengkulu 2 4 8 8/40 : 0.2 1 4 4 4/40 : 0.1 Total 40 1 Sumber : Hasil pengukuran data berdasarkan Hipotesis Analisa Threats ( Eksternal ) No URAIAN Skala Prioritas (SP) 1. Kurang adanya loyalitas dan kebanggaan masyarakat Bengkulu terhadap batik Basurek Konstanta (K) ( SP x K ) BOBOT a b c d 4 4 16 16/40 : 0.4 2. Batik luar lebih laku terjual di bandingkan batik Basurek sendiri 3. Pesatnya penjualan batik yang berasal dari pulau Jawa 4. Masyarakat hanya cenderung mengenal jenis motif batik Jawa yang sudah terkenal sejak dulu 2 4 8 8/40 : 0.2 3 4 12 12/40 : 0.3 1 4 4 4/40 : 0.1 19

Total 40 1 Sumber : Hasil pengukuran data berdasarkan Hipotesis Tabel IFAS dan EFAS Sumber :Berdasarkan pengukuran data SWOT 20

Sumber : Berdasarkan pengukuran data SWOT 21

Matriks SWOT Kesimpulan analisa: Melihat dari hasil tabel matriks SWOT, maka di peroleh kesimpulan sebagai berikut: 22

- Batik Basurek merupakan batik yang memiliki ciri khas yang berbeda dari pada batik lainnya, yaitu memiliki motif huruf Arab gundul yang di padukan dengan bunga Raflesia. Hal ini bisa menjadi kekuatan dalam membangun sebuah tindakan, apalagi masih dalam kawasan daerah Bengkulu saja. (Strategi SO) - Batik Basurek sendiri masih kalah pamor dari batik yang berasal dari daerah Jawa, sehingga di perlukan upaya untuk meningkatkan pamor batik Basurek di kawasan Bengkulu khususnya (Strategi WO) - Kurangnya Loyalitas dan kebanggaan masyarakat Bengkulu terhadap batik Basurek merupakan ancaman terbesar yang di hadapi batik ini, sehingga perlunya di adakan sebuah tindakan untuk menumbuhkan kembali rasa cinta dan bangga akan batik Basurek yang merupakan batik dari kawasan Bengkulu sendiri. Apalagi batik ini sendiri memiliki ciri khas yang sangat unik dan tidak di miliki oleh kebanyakan batik lainnya. (Strategi ST) - Kurangnya loyalitas serta kebanggan dan kalah pamor dari batik Jawa merupakan kendala besar yang di hadapi batik Basurek, di saat bersamaan juga penjualan pesat batik jawa menjadi ancaman tersendiri bagi batik Basurek. (Strategi WT) - Berdasarkan hasil keseluruhan maka di ambil kesimpulan, yaitu diperlukannya suatu tindakan untuk meningkatkan kembali rasa bangga dan loyalitas masyarakat Bengkulu terhadap batik Basurek, dengan meminimalkan ancaman yang datang serta memanfaatkan peluang yang ada sebagai kekuatan tersendiri. Di lihat dari realita dan hasil data tindakan yang dirasa tepat adalah kampanye. 2.4. Khalayak Sasaran Sasaran dari kampanye ini ditujukan kepada masyarakat kota Bengkulu yang bertujuan untuk memunculkan kembali kecintaan, loyalitas serta kebanggaan masyarakat Bengkulu terhadap batik 23

Basurek sebagai benda yang mempunyai nilai seni yang tinggi, dengan di lihat dari beberapa segi: a. Demografis - Masyarakat, mulai dari anak muda sampai orang dewasa - Target Primer: Mahasiswa dan Orang Dewasa (17 tahun 45 tahun). Di pilih karena pada saat umur segitu masyarakat sangat banyak melakukan tindakan sosial, sehingga proses diharapkan kampanye berjalan lancar. - Target Sekunder: Anak anak dan orang tua (10 17 tahun dan +45 tahun). Di pilih sebagai target sekunder di karenakan pada umur segitu tingkah dan pola hidup sulit di pengaruhi. Khusus buat anak umur 10 17 tahun, kehidupan mereka lebih bersifat individu dan kelompok serta belum terlalu mengerti akan kehidupan bersosial, sehingga sering mengabaikan tentang kampanye itu sendiri. - Status Ekonomi Sosial: Menengah ke atas Menengah ke atas dipilih karena harga batik yang tidak murah, dan jarang terjangkau oleh tingkat bawah. b. Geografis Berdasarkan lokasi yang akan di buat tempat kampanye adalah Bengkulu, terutama di perkotaan. c. Psikografis Secara Psikologis adalah masyarakat yang berniat menjaga arti penting batik Basurek sebagai benda seni dan bangga akan benda seni tersebut. 24