BAB I PENDAHULUAN. banyaknya bank yang menerapkan dual banking system dimana bank-bank. perbankan syariah ini melengkapi keberadaan sistem perbankan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. beragama islam, selalu berbondong-bondong dan saling berebut porsi

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAYARAN PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI DI BANK BNI KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan terlihat sangat kompleks,dengan bebagai. dengan meningkatnya pembangunan nasional pada bidang ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sejarah berdiri pada tahun 1946, Bank Negara Indonesia (BNI) merupakan bank

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB 1 PENDAHULUAN. penyimpanan dana tunai nya. Hal tersebut betolak belakang karena masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri atas perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan antar bank yang semakin ketat. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapatdiambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary instution), yaitu

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang berada dibidang keuangan. terutama dalam memberikan biaya investasi pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara, Menurut Kasmir (2006:1) kemajuan

Tinjauan Pelaksanaan Skema Musyarakah Pada Produk Pembiayaan Dana Berputar (PDB) Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Garut

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB III SYARI AH CABANG SEMARANG. A. Profil Bank BNI Syari ah Cabang Semarang. 1. Sejarah Singkat BNI Syari ah Cabang Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi berdasarkan prinsip jual beli, titipan, sewa dan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan. menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. note. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya BPR Syariah Bangun Drajat Warga. SAW, dimana Baitulmal didirikan oleh Rasulullah sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Islam dengan landasan moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Terutama yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Undang-Undang nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat Indonesia pada 1 November 1991 (Antonio, 2011:25). Pada mulanya,

BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA. bank negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), 32

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilarang oleh agama. (Sahara, 2007) dalam Ariyanti (2011)

BAB I PENDAHULUAN. Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kata bank dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti terdahulu terkait pembiayaan pengurusan haji antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. kredit. Hal tersebut tentu saja berpengaruh pada perkembangan sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. produk bank ataupun jasa bank sehingga keberadaan bank sudah menyebar

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia perbankan saat ini menunjukkan betapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tempat untuk meminjam uang. Secara umum pengertian bank. menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan perekonomian di suatu negara. Lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara, yakni sebagai lembaga. perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. nasional memposisikan bank sebagai lembaga intermediasi dan penunjang

BAB I PENDAHULUAN. masalah perekonomian. Allah SWT berfirman QS;17:9 Sesungguhnya Al Qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

AKAD MURABAHAH DAN APLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI PADA BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH DI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PEMBIAYAAN DANA TALANGAN UMROH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT NASABAH BANK JATIM SYARIAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia perbankan di Indonesia saat ini, perbankan syariah sudah tidak lagi dianggap sebagai tamu asing. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya bank yang menerapkan dual banking system dimana bank-bank yang sudah menerapkan sistem perbankan konvensional membentuk unitunit perbankan syariah dengan menerapkan sistem perbankan syariah. Bahkan kini, ada beberapa bank asing yang beroperasi di Indonesia juga berencana untuk membuka kantor layanan syariah sebagai strategi bersaing dalam pasar yang terbuka. Dengan demikian, keberadaan sistem perbankan syariah ini melengkapi keberadaan sistem perbankan konvensional yang sudah diterima oleh kalangan masyarakat. Menurut Undang-undang No.21 Pasal 1 ayat (1) tahun 2008 tentang perbankan syariah atau dalam istilah internasional dikenal sebagai Islamic banking atau perbankan tanpa bunga (interest-free banking) adalah Segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Menurut Rivai dan Arifin (2010 : 32) fungsi bank syariah secara garis besar tidak berbeda dengan bank konvensional, yakni sama-sama sebagai lembaga intermediasi (intermediary institution) yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada

masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Perbedaan pokoknya terletak dalam perlakuan dan jenis keuntungan yang diambil bank dari transaksi-transaksi yang dilakukannya. Bila bank konvensional mendasarkan keuntungannya dari pengambilan bunga, maka bank syariah dari apa yang disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa (feebase income) maupun mark-up atau profit margin, serta bagi hasil (loss and profit sharing). Disamping dilibatkannya hukum islam dan pembebasan transaksi dari mekanisme bunga (interest free), posisi unik lainnya dari bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional adalah diperbolehkannya bank syariah melakukan kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat multi-finance dan perdagangan (trading). Hal ini berkenaan dengan sifat dasar transaksi bank syariah yang merupakan investasi dan jual beli serta sangat beragamnya pelaksanaan pembiayaan yang dapat dilakukan bank syariah, seperti pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip usaha patungan (musyarakah), jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa (ijarah). Sehingga masyarakat yang membutuhkan pendanaan dapat memilih pembiayaan yang prinsipnya sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dan tujuannya (Rivai dan Arifin, 2010:32). Keberadaan bank syariah, baik yang beroperasi secara stand-online maupun sebagai unit-unit operasional dari bank-bank konvensional, merupakan upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang

semakin beragam. Masyarakat dapat memilih dan menentukan apakah akan menggunakan jasa perbankan konvensional atau perbankan syariah berdasarkan pertimbangan bisnis yang rasional. Sebagai salah satu lembaga keuangan di Indonesia, BNI Syariah mengeluarkan produk-produk pembiayaan yang diantaranya Pembiayaan Griya ib Hasanah (fasilitas pembiayaan konsumtif untuk membeli, membangun, merenovasi rumah/ruko), Pembiayaan Haji ib Hasanah (fasilitas pengurusan ibadah haji untuk mendapatkan nomor porsi haji), Pembiayaan Emas ib Hasanah (fasilitas pembiayaan konsumtif untuk membeli emas logam mulia ANTAM) dan lain-lain. BNI Syariah Cabang Medan berupaya meningkatkan fasilitas dari produk-produk pembiayaan yang dimilikinya yang salah satunya yaitu Pembiayaan Haji ib Hasanah (BNI Syariah, 2014). Mengingat menunaikan ibadah haji merupakan cita-cita bahkan impian bagi seluruh umat Islam. Siapa pun mereka, baik orang kaya ataupun mereka yang ekonominya sederhana, pasti tersirat keinginan untuk mengunjungi Baitullah, tempat suci yang paling dirindukan oleh setiap muslim. Namun, biaya sering kali menjadi kendala, selain kuota yang terbatas. Berkaitan dengan hal itu, BNI Syariah telah meluncurkan produk pembiayaan Haji ib Hasanah, yang mana produk pembiayaan ini menggunakan prinsip Ijarah (sewa). Dengan adanya produk ini masyarakat muslim di Indonesia pada saat ini sudah bisa merecanakan untuk menunaikan ibadah haji lebih cepat. Pembiayaan dapat digunakan oleh nasabah untuk menutupi kekurangan dana dalam memperoleh kursi

atau kuota haji dan pada saat pelunasan BPIH (Biaya Pelunasan Ibadah Haji) (BNI Syariah, 2014). BNI Syariah merupakan salah satu instansi yang berjasa dalam membantu calon jamaah haji dalam proses pendaftaran ibadah haji ke tanah suci. Pembiayaan Haji ini diberikan dengan ketentuan-ketentuan yang telah di sepakati, seperti contoh calon jamaah haji yang hendak mendaftarkan diri dengan menggunakan fasilitas pembiayaan haji yang telah disediakan oleh BNI Syariah harus mendaftar melalui pihak-pihak yang telah ditentukan sebagai penanggung jawab, apabila tidak dapat melunasi pada saat jatuh tempo, pihak penaggung jawab tersebut adalah KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji) yang dapat dipercaya baik oleh bank maupun calon jamaah haji itu sendiri. Namun seiring dengan berkembangnya dunia ekonomi, saat ini para nasabah yang hendak mengajukan pembiayaan berupa pembiayaan haji tidak harus melalui pihak lain sebagai penanggung jawab, karna sekarang BNI Syariah sudah memberikan pembiayaan tersebut secara individu, sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan (BNI Syariah, 2014). Produk Pembiayaan Haji ib Hasanah dari BNI Syariah ini hadir sebagai solusi yang baik bagi mereka yang kesulitan/kekurangan dana untuk melaksanakan ibadah haji. Hal ini tentunya memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Bagi bank akan menambah jumlah serta minat para nasabahnya untuk kembali pada bank tersebut. Dan bagi calon jamaah haji akan mendapat kemudahan dana untuk melaksanakan ibadah haji (BNI Syariah, 2014).

Saat ini produk pembiayaan Haji ib Hasanah pada BNI Syariah merupakan produk yang paling mendominasi dari segi kuantitas nasabah dibandingkan produk - produk pembiayaan lainnya. Tujuan penelitian ini untuk dapat menjelaskan pelaksanaan prosedur dan syarat pembiayaan serta analisis yang dilakukan BNI Syariah terhadap nasabah dalam memberikan pembiayaan Haji ib Hasanah. Selain itu tujuan penelitian ini untuk memudahkan nasabah untuk mendapatkan porsi kursi haji, serta sebagai solusi yang baik bagi mereka yang kesulitan/kekurangan dana untuk melaksanakan ibadah haji. Pemberian Pembiayaan ini dapat mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan sosial masyarakat dan harus dikelola dengan baik oleh lembaga keuangan tersebut. Sebaliknya pengelolaan pembiayaan yang tidak baik akan banyak menimbulkan masalah bahkan akan menyebabkan ambruknya lembaga keuangan tersebut. Dalam dunia perbankan kita mengenal 6 (enam) prinsip analisis pembiayaan yaitu; Character, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economy, Constraint, and Coverage (Rivai dan Veithzal, 288). Dalam dunia perbankan Syariah 7 (tujuh) prinsip analisis tersebut belumlah cukup. Masih harus memperhatikan sifat amanah, kejujuran, kepercayaan dari setiap nasabah. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang pelaksanaan pembiayaan haji di BNI Syariah Cabang Medan yang dituangkan dalam tugas akhir ini dengan judul ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN HAJI ib HASANAH DI BNI SYARIAH CABANG MEDAN.

B. Rumusan Masalah Untuk memberikan batasan tentang Tugas Akhir ini, maka penulis menuliskan beberapa masalah yang perlu diangkat serta dikaji guna memberikan solusi bersama yang bermanfaat bagi pembaca antara lain sebagai berikut : a. Apa saja ketentuan dan syarat dalam pemberian Pembiayaan Haji ib Hasanah? b. Bagaimana prosedur pemberian Pembiayaan Haji ib Hasanah? c. Adakah hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan Pembiayaan Haji ib Hasanah bagaimana penyelesaiaanya? d. Bagaimana persepsi nasabah terhadap pembiayaan Haji ib Hasanah? C. Tujuan Penelitian Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang ingin dicapai penulis dalam Tugas Akhir ini, maka penulis menjabarkan tujuan dari pengamatan yang akan dilakukan. Adapun tujuannya adalah untuk : a. Mengetahui ketentuan dan syarat dalam pemberian Pembiayaan Haji ib Hasanah. b. Mengetahui prosedur pemberian Pembiayaan Haji ib Hasanah. c. Mengetahui hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Pembiayaan Haji ib Hasanah. d. Mengetahui bagaimana persepsi nasabah terhadap pembiayaan Haji ib Hasanah. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian Tugas Akhir ini adalah: a. Bagi penulis 1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Pembiayaan Haji ib Hasanah di BNI Syariah Cabang Medan.

2. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang dunia kerja di lembaga keuangan syariah. b. Bagi perusahaan 1. Sebagai media publik ke masyarakat untuk memperkenalkan produk Pembiayaan Haji ib Hasanah yang sesuai syariah kepada masyarakat. 2. Memperkenalkan produk-produk yang ada di Bank BNI Syariah Cabang Medan. c. Bagi Pembaca 1. Sebagai salah satu sarana untuk sosialisasi / pengenalan kepada masyarakat tentang produk Pembiayaan Haji ib Hasanah yang ada pada BNI Syariah cabang Medan. E. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II : PROFIL PERUSAHAAN Pada bab ini diuraikan tentang sejarah berdirinya BNI Syariah Cabang Medan, Visi dan Misi BNI Syariah, Struktur Organisasi, Uraian pekerjaan dan Produk-produk BNI Syariah Cabang Medan. BAB III : PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang BNI Syariah menyediakan produk Pembiayaan Haji ib Hasanah, syarat dan ketentuan pemberian Pembiayaan Haji ib Hasanah, prosedur

pelaksanaan Pembiayaan Haji ib Hasanah, menganalisis hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan Pembiayaan Haji ib Hasanah serta bagaimana penyelesaiaanya, dan menganalisis persepsi nasabah terhadap pembiayaan Haji ib Hasanah. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini merupakan bab akhir dalam Tugas Akhir ini. Di dalam bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari permasalahan yang dibuat dan akan memberikan saransaran tentang hal-hal yang perlu disampaikan.