MODUL 17 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Dampak Pencemaran Terhadap Sumer Daya Manusia)

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 13 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Prinsip Keselamatan Kerja)

MODUL 16 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Dampak Pencemaran Terhadap Kesehatan)

MODUL 3 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Penempatan dan Pembuangan)

MODUL 12 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Keselamatan Kerja Listrik dan Prosedur Isolasi)

MODUL 6 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Terluka oleh benda kecil)

MODUL 4 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Pencegahan Kecelakaan) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 1 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kesehatan) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 14 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Pengertian dan Fungsi Manajemen)

MODUL 2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kecelakaan dan P3K) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 8 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kabel dan Sambungan) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 9 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Tangga dan Beban) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 5 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Bekerja di Bengkel) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 7 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Listrik) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

I. PENDAHULUAN. Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

MODUL 15 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Pencemaran Lingkungan)

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan alam, semakin menambah kepekatan udara (Yuantari, 2009).

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB III EVALUASI A. Kognitif skill

BAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara merupakan satu atau lebih substansi fisik, kimia,

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pembangunan yang dilakukan manusia semakin meningkat yang akan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan oleh Timah Hitam (Pb) yang ditimbulkan dari asap kendaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama

PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor telah lama menjadi salah satu sumber pencemar

12/3/2015 PENGELOLAAN SDA PENGELOLAAN SDA PENGELOLAAN SDA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo diawali dengan berkembangnya aspirasi masyarakat terutama dari

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan untuk

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB 1 : PENDAHULUAN. kembang. Gizi buruk menyebabkan 10,9 Juta kematian anak balita didunia setiap tahun. Secara

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. kota yang menjadi hunian dan tempat mencari kehidupan sehari-hari harus bisa

Turunnya Harga Premium, Tingkatkan Kadar Timbal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan di dunia ini ( Arya, 2004: 27).

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I BAHAN BAKAR MINYAK

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang paling

KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat di kota-kota besar terutama pada negara berkembang dengan

KERACUNAN KARBON MONOKSIDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai campuran bensin. Fungsi timbal di sini bertujuan untuk mengontrol

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung

BAB 1 : PENDAHULUAN. lainnya baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. (1)

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi (Chandra, 2007). Permasalahan utama yang dihadapi kota-kota di dunia yaitu semakin

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

Transkripsi:

MODUL 17 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (Dampak Pencemaran Terhadap Sumer Daya Manusia) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO

LEMBAR KERJA SISWA 1 7 Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penentu kemajuan sebuah negara. Negara yang mempunyai SDM dengan kualitas tinggi dapat menjadi negara yang maju dan rakyatnya makmur, mes kipun tidak mempunyai banyak sumber daya alam. Contoh Belanda dan Jepang. Sebaliknya negara yang kaya sumber daya alam, tetapi kualitas SDM-nya rendah, maka negaranya akan terbelakang dan rakyatnya miskin. Contohnya ialah negara kita sendiri. Walaupun kita kaya sumber daya alam, namun kita merupakan negara berkembang. Ada masalah yang merupakan penghambat penting perkembangan SDM, tetapi tidak kita sadari, yaitu pencemaran lingkungan hidup. Pencemaran menurunkan produktivitas SDM karena dampaknya pada kesehatan. Bahkan ada yang menghambat perkembangan kecerdasan (IQ) anak. Beberapa contoh : sekitar 80 % jumlah KK di seluruh Indonesia menggunakan bahan bakar biomassa (BBB) untuk masak, seperti kayu, jerami dan daun-daunan. Ini berarti 36 juta KK menggunakan BBB. Mereka termasuk rakyat lapisan bawah yang miskin. Umumnya dapur tidak mempunyai ventilasi yang baik sehingga zat pencemar dari pembakaran BBB mencapai tingkat sangat tinggi. Dampak yang serius pada balita ialah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Risiko mengidap ISPA lebih tinggi pada balita yang terkena asap dapur daripada yang tidak terkena. Menurut WHO dari 15 juta balita yang setiap tahunnya meninggal di dunia, sekitar dua pertiganya adalah karena ISPA. Jadi asap dapur itu dapat mempertinggi resiko kematian balita. Asap juga berbahaya bagi orang dewasa, yaitu menyebabkan penyakit bronkitis kronik dan chronic obstructive lung disease (COLD). Pada wanita yang terkena asap dapur terdapat prevalensi bronkitis kronik yang lebih tinggi daripada wanita yang tidak terkena. Akibat selanjutnya COLD ialah pulmonary hypertension dan pembesaran jantung yang akhirnya menjadi penyakit jantung. Salah satu zat pencemar dalam asap ialah CO. CO menghambat pengikatan oksigen oleh sel darah merah sehingga distribusi oksigen ke seluruh tubuh terhambat. Akibatnya sel-sel tubuh kekurangan oksigen. Dampak umumnya ialah orang menjadi lekas capai dan lebih rentan terkena penyakit. Produktivitasnya menurun. Pada anak yang masih sedang tumbuh pertumbuhan dan perkembangan nya terhambat. Pada wanita yang sedang hamil pertumbuhan dan perkembangan janinnya terhambat sehingga bayi yang lahir beratnya kurang dari takaran normal. Pertumbuhan dan perkembangan bayi yang berbobot rendah juga terhambat. Di dalam asap terdapat juga berbagai zat karsinogen (penyebab kanker). Sebuah penelitian di Jepang menunjukkan pada wanita yang memasak dengan bahan bakar kayu atau jerami resiko mengidap kanker naik 80 %. Yang banyak terkena pencemaran itu ialah para ibu dan balita yang menyertai ibunya di dapur. Dengan mengambil 80 % jumlah KK menggunakan BBB dan yang memasak adalah seorang wanita per KK yang disertai oleh seorang anaknya, maka 72 juta orang terkena pencemaran itu. Kualitas SDM sebanyak itu menurun, baik sekarang maupun di hari depan. Sungguh dampak yang amat besar dan berat. Transportasi juga merupakan sumber penting pencemaran. Dampak asap, CO dan zat karsinogen telah diuraikan di atas. Zat pencemar lain yang sangat berbahaya ialah timbal (Pb) yang merupakan campuran dalam bensin. 1 3

Pb merupakan racun yang bersifat kumulatif. Sekitar 90 % dari Pb yang terkumpul dalam tubuh masuk ke dalam tulang. Timbal terikat dengan kuat pada banyak jenis senyawa, seperti asam amino, haemoglobin, banyak jenis enzim, RNA dan DNA sehingga dapat mengganggu banyak alur metabolis me. Karena itu dampak Pb sangat beraneka, antara lain, sintesis darah, hipertensi dan kerusakan otak. Pada anak-anak, Pb menghambat perkembangan kecerdasan (IQ), pada wanita hamil Pb dalam tulang diremobilisasi masuk ke dalam peredaran darah dan sampai pada janin. Janin pun teracuni. Kecuali dari asap, anak-anak mendapatkan Pb dari debu melalui pernapasannya dan jari yang kotor yang dimasukkannya ke dalam mulut. Di daerah perkotaan dan di pinggir jalan raya yang padat lalu lintas, Pb dalam debu mencapai kadar yang tinggi. Makin tinggi volume lalu lintas, makin tinggi pula tingkat pencemarannya. Kelompok beresiko tinggi adalah polisi lalu lintas, penjaga gerbang tol dan pengatur parkir, terutama di gedung parkir tertutup, dan pedagang kaki lima di pinggir jalan yang ramai. Yang perlu disadari pula ialah bahwa menurut WHO tingkat pencemaran di dalam kendaraan adalah lebih tinggi daripada di udara ambien. Jadi orang yang lebih sering dan lebih lama naik kendaraan terkena tingkat pencemaran yang lebih tinggi daripada penduduk di luar kendaraan. Antar jemput anak ke sekolah memperbesar resiko anak terkena pencemaran tinggi. Industri pun penyumbang banyak jenis zat pencemar yang berbahaya. Salah satunya ialah raksa atau merkuri (Hg). Hg juga banyak digunakan oleh para penambang emas. Penggunaan Hg yang tidak terkontrol menyebabkan tersebarnya Hg melalui perairan laut dan sungai. Di dalam air Hg mengalami metilasi oleh jasad renik menjadi monometilmerkuri yang sangat beracun. Monometilmerkuri larut dalam air dan mudah terserap oleh ikan dan dari ikan terakumulasi dalam tumbuh manusia yang memakan ikan. Hg anorganik merusak ginjal dan hati. Metilmerkuri mengganggu fungsi otak dan metabolisme sistem saraf serta membentuk ikatan yang kuat dengan gugus sulfur dalam protein dan enzim sehingga mengganggu berbagai sistem enzim dan mekanisme sintetik. Keracunan berat oleh Hg dikenal dengan penyakit minamata. Gejala pada penderita ialah gangguan berat pada sistem saraf yang banyak berakhir dengan kematian. Pertanian juga merupakan penyumbang pencemaran yang penting, yaitu pestisida yang beracun. Banyak petani yang menggunakan pestisida dengan berlebih. Contoh-contoh di atas menunjukkan betapa seriusnya dampak pencemaran lingkungan hidup pada mutu dan produktivitas SDM. Karena anak-anak, apalagi janin, lebih peka dan yang terkena oleh zat pencemar yang umum terdapat adalah otak, mutu dan produktivitas SDM kita di kemudian hari juga terancam. Dapatkah kita mengurangi risiko ini? Ataukah kita harus menunggu sampai ekonomi kita membaik dan pulih? Jawabannya: dapat dan harus kita mulai sekarang! Alasan yang umum dipakai untuk tidak melakukan pembangunan yang ramah lingkungan ialah karena pembangunan ini lebih mahal daripada pembangunan yang merusak lingkungan. Karena kita masih miskin biarlah lingkungan rusak dulu. Kelak kalau kita sudah mampu lingkungan itu kita perbaiki. Tetapi memperbaiki lingkungan yang rusak tidaklah murah dan kerugian yang kita derita banyak yang tidak dapat diperbaiki lagi, seperti kerusakan SDM. Limbah adalah hasil dari kerja yang tidak efisien sehingga masalah limbah dapat dikurangi dengan efisiensi yang lebih baik. Efisiensi adalah konsep sentral dalam ekonomi. Efisiensi berarti menggunakan sumber daya ekonomi seefektif mungkin untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. 2 3

Dengan efisiensi yang tinggi sedikit sumber daya yang terbuang sehingga jumlah limbah pun kecil. Karena sedikit sumber daya yang terbuang biaya produksi turun dan profit naik. Dengan demiki an efisiensi itu mengandung arti baik efisiensi ekonomi maupun efisiensi ekologi. Dengan ini lahirlah konsep eko-efisiensi. Teknologi untuk tungku memasak dengan BBB yang efisien telah tersedia. Dengan tungku yang hemat energi pencemaran menurun sehingga para ibu dan balitanya berkurang terkena pencemaran. Kebutuhan bahan bakar berkurang. Maka anggaran belanja keluarga untuk BBB berkurang. Kerusakan vegetasi pun menurun serta erosi, banjir dan kekurangan air juga berkurang. Produksi tungku hemat energi dapat dilakukan di pedesaan sehingga akan menciptakan lapangan pekerjaan di pedesaan. Sistem transpor kita yang sangat boros BBM dan mencemari lingkungan juga dapat kita ubah menjadi sistem yang efisien, asal kita mau. Transpor umum adalah sistem yang lebih hemat energi, tetapi tidak kita sukai karena tidak aman, tidak nyaman dan tidak teratur. Tetapi PT.KAI membuktikan bahwa dengan manajemen yang baik PT.KAI dapat untung dan kereta api menjadi alternatif transpor yang menarik, misalnya KA Parahyangan. Untuk jarak pendek kita dapat bersepeda dan berjalan kaki asal pemerintah mau dan siap menyediakan jalur sepeda dan trotoar yang aman dan nyaman. Penggunaan sepeda menciptakan lapangan pekerjaan. Teknologi industri hemat bahan dan energi juga telah berkembang dan telah tersedia, antara lain, melalui UNEP. Penggunaan pestisida dapat dikurangi dengan pengelolaan hama terpadu (PHT) yang menyerahkan sebagian besar pengendalian hama kepada musuh alami hama. Di samping mengurangi pencemaran, PHT meningkatkan keuntungan petani. Jelaslah dengan menggunakan prinsip eko-efisiensi pembangunan ramah lingkungan yang rendah pencemaran lebih murah dan lebih menguntungkan daripada pembangunan yang mencemari lingkungan. Lagi pula dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. Justru karena kita sedang didera krisis ekonomi yang menyebabkan banyak PHK, kita harus secepatnya melaksanakan pembangunan ramah lingkungan. Dengan pembangunan ramah lingkungan itu SDM kita terselamatkan, kini dan di kemudian hari. 3 3

Daftar Pustaka M. Manulang, Dasar Dasar Manajemen, Edisi Ketiga, Erlangga-Jakarta 1983 Ir. Budhy Manan,MT, Manajemen Proyek, APEI-JATIM 2000 T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta 1986 Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Cetakan 13, Djambatan- Jakarta 2003 Helena Poerwanto, Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas Hukum UI, Depok-2005 Silalahi,B.N.B, Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, PT.Pustaka Binaman,Jakarta 1991 Suma mur PK, Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Cetakan ke-9, CV.Haji Hasagung - Jakarta UU Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970 UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23 UU Pokok-Pokok Kesehatan No.9 Tahun 1960 Permenaker 05/MEN/1996 Pasal 13 UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4 Tahun 1982 Lina Taringan, Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, e-usu Resipository 2004 Universitas Sumatera Selatan Yana Suryana dan Sumadi,Seminar Kualitas Air di Kabupaten Bondowoso Tahun 2003 Kantor Lingkungan Hidup, Sampling dan Analisa Tahunan Pencemaran Koliform di Hilir Sungai Sampean Tahun 2007 Laporan Observasi Peserta Susur Sungai Hari Lingkungan Hidup Th.2003 Media Harian Kompas Edisi 5 Juni 1999, Pencemaran Lingkungan Hidup Merusak Sumber Daya Manusia (SDM) Malikmakassar.wordpress.com/2008/10/05/dampak- pencemaranlingkungan-terhadap-kesehatan