BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

pemberian semua jasa yang dibutuhkan nasabahnya baik nasabah penyimpan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong masyarakat mencari dana untuk mendirikan suatu usaha. 1. yang diselenggarakan oleh lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan penyaluran dana ke masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas terhadap sumber-sumber ekonomi yang terbatas dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan atas hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia yang tergolong miskin. Bagi mereka mencari kredit mandiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan atau yang sering disamakan dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) Pada Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum OLEH: HUSAINI

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN. landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mangadakan salah satu program adalahprogram Nasional Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak pemberi pinjaman dan pihak peminjam. Dalam kesehariannya

BAB III TELAAH PUSTAKA. diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang 28. Seseorang dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. terkadang UMKM seolah tidak mendapat dukungan dan perhatian dari. selama memiliki izin usaha dan modal cukup.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

BAB I PENDAHULUAN. program tersebut adalah PNPM Mandiri Perdesaan. PNPM Mandiri adalah. pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

A. MEKANISME PENGELOLAAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT DI UPK PNPM MANDIRI PEDESAAN KEC. SEMANDING KAB. TUBAN

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN. memang bidang utama usahanya adalah menyediakan fasilitas pembiayaan

BAB IV PENUTUP. Kecil dan Menengah) pada PD.BPR BKK BOYOLALI. Bergulir-Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah).

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembiayaan yang menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. secara ekonomis saling tergantung satu sama lain. mempengaruhi seseorang untuk melaksanakan atau membatalkan niatnya

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan memiliki fungsi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Kampar Provinsi Riau,dengan luas wilayah luas ± 99,66 km 2 atau 9,966 Ha, dengan pusat

PROGRAM S1 JURUSAN ILMU HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. mu amalah. Islam bukan hanya mengatur urusan manusia dengan tuhannya,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. merbau pada saat itu disebut Distrik Merbau dengan Ibu Negerinya Teluk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang menjadi. kekurangan dana. Karena itu industri perbankan mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. mengambil kebijakan dan langkah-langkah pembangunan yang proposional. 1

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan universal yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, dan politik

BAB I PENDAHULUAN. semua kebutuhan keuangan mereka sehari-hari.bank dijadikan sebagai tempat. melakukan pembayaran, atau melakukan penagihan.

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya

dan kemajuan di bidang ekonomi, karena bank merupakan lembaga keuangan ke taraf peningkatan hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktural fungsional bersumber pada bagaimana dalam perkembangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

Optimalisasi Unit Pengelola Keuangan dalam Perguliran Dana sebagai Modal Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

SKRIPSI. Oleh: IRMA AGUSRIYANI NIM Diajukan Untuk Melengkapi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syari ah (SE.

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan, diantaranya, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. harus diminimalisir, bahkan di negara maju pun masih ada penduduknya yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa perbankan atau keuangan. Dalam hal ini, perbankan merupakan inti dari

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS PENGARUH JANGKA WAKTU KREDIT TERHADAP PENDAPATAN PADA UED-SP KARYA BINA MULIA DESA KEPENUHAN BARAT MULIA

PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang,

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

ANALISIS MODAL PINJAMAN DALAM MENINGKATKAN LABA PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI PALOPO

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu, dasar dari kredit adalah kepercayaan 1. Pengertian kredit menurut Undang-undang perbankan Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga 2. Pengelolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya mulai dari perencanaan jumlah kredit, prosedur pemberian kredit, analisis pemberian kredit dan sistem pengendalian kredit, pengendalian kredit adalah usaha-usaha untuk menjaga kredit yang diberikan tetap lancar, produktif dan tidak macet. Pemberian kredit mutlak dilakukan untuk menghindari terjadinya kredit macet dan penyelasian kredit macet. Kredit macet adalah kredit yang diklasifikasikan pembayarannya tidak lancar dilakukan oleh debitor bersangkutan 3. Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari kegiatan saling tolong menolong atau kerjasama dengan orang lain, karena manusia merupakan mahkluk sosial yang tidak bisa menghindarkan diri dari kehidupan bermasyarakat dalam 1 Thamrin Abdullah, dan Farncis Tantri, Bank Dan Lembaga Keuangan, (Jakarta: rajawali pers, 2012) Ed-1 Cet-1, h 162, Lihat juga di buku Kasmir,2004, Dasar-Dasar Perbankan,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h.102 2 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Edisi Revisi ke-9, h. 73 3 Malayu Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), Cet ke-4. h 115 1

2 memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan orang lain, oleh karena itu manusia tidak dapat menghindarkan diri dari kerja sama antara manusia satu dengan manusia yang lainnya untuk mencapai sebuah tujuan, kebutuhan dan kemajuan hidupnya sehingga tidaklah pantas menghindari kerja sama apabila hal itu terjadi. Dalam ajaran islam juga dijelaskan dan diwajibkan membantu sesama saudara yang lemah, sebagimana diterangkan dalam Al-Qur an surat Al-Maidah ayat 2: Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Ayat tersebut diatas dapat diterangkan bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari haruslah saling tolong-menolong dalam hal-hal yang baik. Agar bisa membantu orang lain yang sangat membutuhkan. Dewasa ini pengkreditan menduduki posisi yang sangat penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Kegiatan ini mencerminkan adanya tolong-menolong antara satu dengan yang lainnya. Pinjaman ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat mendapatkan sejumlah modal usaha. Pada zaman dahulu pinjaman ini digunakan untuk kebutuhan konsumtif, seiring dengan kemajuan zaman pada saat sekarang ini pembiayaan/pinjaman ini bukan hanya digunakan untuk kebutuhan konsumtif melainkan untuk kebutuhan produktif,

3 masyarakat yang mendapatkan pembiayaan/pinjaman ini bisa mendirikan sebuah usaha yang bisa menopang kebutuhan sehari-harinya. PNPM-Mandiri Perdesaan adalah program pemerintah untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efesiensi dan efektifitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partifipasi masyarakat 4. Program pengentasan kemiskinan harus benar-benar diarahkan langsung kepada masyarakat miskin, bukan birokrasi (sistem pemerintahan jenjang jabatan) salah satu yang efektif adalah melalui pembiayaan kredit mikro atau pinjaman lunak 5. Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat didorong untuk terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan dan pelestariannya. Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyrakat (PNPM) - Mandiri telah memberikan dampak positif di berbagai bidang, baik bagi masyarakat maupun pemerintah daerah. Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) -Mandiri telah banyak fasilitas sarana dan prasarana umum yang dibangun, tersedianya sumber keuangan melalui dana bergulir dan kredit 177 4 Dokumentasi PNPM-Mandiri Perdesaan ( Petunjuk Teknis Operasional) Tahun 2011 5 Soetanto Hadinoto, Kunci Sukses Bisnis Kredit Mikro, (Jakarta: PT Gramedia, 2005), h.

4 mikro untuk mengembangkan ekonomi rumah tangga dan usaha kecil dan memberikan akses khusus bagi kaum perempuan, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia 6. Sarana yang akan dicapai kegiatan ini adalah meningkatkan kegiatan pembangunan ekonomi masyarakat yang dikemas dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)-Mandiri, karena program ini menuntut untuk menempatkan masyarakat atau rakyat sebagai pusat perhatian dan sasaran sekaligus pelaku utama dalam setiap tahapan kegiatan. Provinsi Riau di tahun anggaran 2013 ini memberikan dukungan lebih terhadap alokasi DDUB (Dana Daerah Urusan Bersama) yang bersumber dari APBD untuk program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan 7. Kabupaten Penyumbang terbesar DDUB ini adalah Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar Rp15 Miliar dan Kabupaten Bengkalis sebesar Rp 12 Miliar. Sehingga, untuk masing-masing Kecamatan pelaksanaan program PNPM Mandiri Perdesaan di dua Kabupaten ini juga mengalami peningkatan yang cukup drastis. Peningkatannya yaitu dana PNPM bisa membantu perekonomian masyarakat serta infrastrukur yang memadai. Anggaran Tahun 2013 dana hibah yang diperoleh dari APBD dan APBN Kecamatan Merbau seluruh dana dialokasikan untuk kegiatan non simpan pinjam yaitu seluruhnya untuk kegiatan infrastruktur serta sarana prasarana lainnya, seperti halnya untuk pembuatan rabat beton, perbaikan jalan-jalan yang sudah rusak, pembuatan fasilitas pendidikan seperti gedung Taman Pendidikan Kanak- 6 Zainal Fitriadi, Sekretaris UPK PNPM-Mandiri Perdesaan Kecamatan Merbau, Wawancara 20 Januari 2014 7 http://www.pnpm-perdesaan.or.id/?page=news&topic=pembangunan&id=224, diakses pada tanggal 25 November 2013

5 kanak (TK) dan perbaikan mushalla yang ada didesa, selain itu dana juga digunakan untuk kegiatan pelatihan-pelatihan dan sebagainya. Untuk simpan pinjam PNPM mandiri kecamatan Merbau menggunakan asetnya sendiri 8, yang mana untuk laporan perdesember diperoleh data untuk simpan pinjam yaitu dana yang dialokasikan untuk simpan pinjam sebesar Rp. 829.000.00,00 dan penunggakannya sebesar 150.928,100 atau sekitar 18% dari seluruh dana yang telah dialokasikan. Dalam melaksanakan kegiatan operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan telah menggunakan Standar Operasional Program (SOP), namun dalam praktiknya masih banyak terdapat kendala-kendala, antara lain tidak tercapainya target yang telah di buat oleh pengurus beserta jajarannya. Penyaluran kredit juga merupakan salah satu dari kendala operasional PNPM-Mandiri Perdesaan itu, karena sebagian masyarakat yang menjadi nasabah PNPM-Mandiri Perdesaan di Kecamatan menunggak membayar angsuran pinjaman yang telah ditetapkan oleh PNPM-Mandiri Perdesaan. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul KREDIT MACET DAN LANGKAH PENANGGULANGANNYA PADA DANA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) -MANDIRI PERDESAAN DI KECAMATAN MERBAU KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI (SUATU TINJAUAN EKONOMI ISLAM). 8 Khozinuddin, S.Pd.I, Ketua UPK PNPM-MPD Kecamatan Merbau, Wawancara Via telfon 25 September 2013

6 B. Batasan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan agar lebih mudah dipahami maka penulis membatasi tulisan ini hanya pada Kredit Macet dan Langkah Penanggulangannya priode 2013 Pada Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM )-Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti. C. Rumusan Masalah 1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya kredit macet pada dana PNPM-Mandiri Perdesaan Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti? 2. Bagaimana langkah penanggulangan kredit macet pada dana PNPM- Mandiri Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti? 3. Bagaimana tinjauan ekonomi islam terhadap kredit macet serta langkahlangkah penggulangannya pada dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)-Mandiri Perdesaan Kecamatan Merbau Kabupaten Kepualaun Meranti? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitan a. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kredit macet pada dana PNPM-Mandiri Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti

7 b. Untuk mengetahui langkah penangulangan kredit macet yang dilakukan oleh manajemen pada dana PNPM-Mandiri Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti c. Untuk mengetahui tinjauan Ekonomi Islam terhadap kredit macet serta langkah penggulangannya pada dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)-Mandiri Perdesaan Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti? 2. Manfaat penelitian a. Untuk menambah wawasan serta pengetahuan penulis tentang program pemerintah yaitu PNPM-Mandiri. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengurus PNPM- Mandiri dalam menjalankan kegiatan opersionalnya. c. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari ah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau E. Metode Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di PNPM-Mandiri Perdesaan Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti. Alasan penulis mengambil lokasi ini adalah karena di Kecamatan Merbau terdapat banyak keluhan dari para ketua kelompok di perdesaan mengenai penunggakan pembayaran pinjaman oleh anggota peminjam. 2. Subjek dan Objek Penelitian

8 Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah pengurus PNPM-Mandiri Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti serta nasabah yang mengalami penunggakan pembayaran pinjaman, dan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Kredit Macet Dan Langkah Penggulanganya Pada Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)-Mandiri Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti. 3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitiaan ini adalah seluruh pengurus Unit kegiatan Pengelola (UPK) PNPM-Mandiri Perdesaan Kecamatan Merbau yang berjumlah 4 orang dan kelompok nasabah yang meminjam dana PNPM-Mandiri Kecamatan Merbau yang berjumlah 95 kelompok. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel yang memilih orang-orang yang terseleksi oleh peneliti berpengalaman berdasarkan ciri-ciri khusus yang memiliki sampel tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya 9, yakni dengan sampel sebanyak 25 kelompok bermasalah dan 1 orang pengurus Unit Pengelola Kegiatan (UPK). 4. Sumber Data a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh langsung dan dikelola sendiri oleh penulis. Dalam hal ini berupa data hasil wawancara dan kuisioner yang penulis lakukan dengan responden. b. Data Sekunder 175 9 Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta:Rajawali Pers, 2008) Ed 1 h.

9 Yaitu data pendukung dalam penelitian ini, yang diperoleh dari berbagai instansi terkait, serta literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. 5. Metode Pengumpulan Data Untuk memudahkan dalam mengumpulkan data-data dan fakta di lapangan, maka penulis mengunakan beberapa teknis antara lain: a. Wawancara, yaitu penulis secara langsung melakukan wawancara langsung dengan pengurus PNPM- Mandiri Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti. b. Angket, metode pengumpulan data melalui pertanyaan yang disebarkan kepada responden. c. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara melihat arsip laporan kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan Kecamatan Merbau. 6. Metode Analisa Data Metode penulisan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data deskriptif kualitatif, yaitu analisa data terhadap datadata yang diperoleh terkumpul dengan cara menyusun dalam bentukbentuk tabel dan presentase, kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh kesimpulan dari data-data tersebut. 7. Metode Penulisan a. Deskriptif, yaitu menggambarkan masalah yang akan dibahas berdasarkan data-data yang diperoleh kemudian data tersebut dianalisis.

10 b. Induktif, yaitu mencari data yang khusus untuk menarik kesimpulan secara umum. F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Merupakan pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini menerangkan tentang Profil Kecamatan Merbau yang meliputi sejarah singkat kecamatan Merbau, Letak Geografis dan demografis, PNPM-Mandiri Perdesaan, sejarah singkat PNPM- Mandiri Perdesaan Kecamatan Merbau, Visi dan Misi, Tujuan, Prinsip Dasar, Struktur Organisasi serta tugas, wewenang dan tanggungjawab pelaku-pelaku PNPM-Mandiri Perdesaan. BAB III : TINJAUAN LITERATUR Bab ini menerangkan tinjauan pustaka yang terdiri dari: pengertian kredit dan kredit macet, jenis-jenis kredit, tujuan dan fungsi kredit, Unsur-unsur kredit, penilaian atau analisis pemberian kredit serta upaya penyelesaian kredit macet. Pandangan Kredit Dalam Islam, Pengertian Pinjam Meminjam serta landasan syara tentang Pinjam Meminjam. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

11 Bab ini merupakan bab yang menyimpulkan hasil penelitian dan pembahasanya yang terdiri dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kredit macet dan langkah penanggulanganya pada dana PNPM-Mandiri di Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti serta tinjauan ekonomi islam terhadap permasalahan tersebut. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan uraian yang berisi tentang kesimpulan dan saran yang menyangkut tentang bab-bab sebelumnya.