BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING KHAFID DALAM PROGRAM MAWĀQIT 2001

dokumen-dokumen yang mirip
FIQH HISAB ARAH KIBLAT : KAJIAN PEMIKIRAN DR. ING KHAFID DALAM SOFTWARE MAWĀQIT

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEDOMAN PRAKTIS PENENTUAN ARAH KIBLAT KARYA M. MUSLIH HUSEIN

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

Analisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS

BAB I PENDAHULUAN. Penentuan arah kiblat pada dasarnya mengkaji posisi atau markaz

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

0 o 0 0 BT. Dari hasil perhitungan diperoleh azimuth Mushola Miftahul Huda terhadap

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ISTIWAAINI KARYA SLAMET HAMBALI SEBAGAI PENENTU ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT

SEGITIGA BOLA DAN ARAH KIBLAT

BAB III SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWĂQIT 2001

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

BAB IV ANALISIS METODE HISAB WAKTU SALAT DALAM PROGRAM SHOLLU VERSI 3.10

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten

BAB I PENDAHULUAN. Arah kiblat merupakan arah yang dituju oleh umat Islam dalam

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON. A. Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH Bagian IV : APLIKASI PERHITUNGAN UNTUK PENGGUNAAN SUNDIAL MIZWALA dengan Casio Power Graphic Fx-7400g Plus

MEMBUAT PROGRAM APLIKASI FALAK DENGAN CASIO POWER GRAPHIC fx-7400g PLUS Bagian II : Aplikasi Perhitungan untuk Penggunaan Teodolit

BAB IV STUDI ANALISIS TERHADAP HISAB ARAH KIBLAT KH AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD

Wilfried Suhr Gambar 1. Waktu-waktu kontak dalam peristiwa transit Venus.

POSISI ARAH KIBLAT DENGAN KOORDINAT BUJUR DAN LINTANG DALAM APLIKASI SEGITIGA BOLA LANGIT DI WILAYAH JABODETABEK. M.

Simulasi Penentuan Sudut Arah Kiblat dengan Metode Segitiga Bola Menggunakan Bahasa Pemrograman GUI MatLab R2009

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN HISAB ARAH KIBLAT KH. NOOR AHMAD SS DALAM KITAB SYAWAARIQUL ANWAAR

Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat

PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT

BAB II LANDASAN TEORI. hukum menghadap kiblat dan cara menentukan arah kiblat sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA

SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIK

Tugas Akhir. Andhika Prastyadi N Teknik Geomatika FTSP ITS

BAB I PENDAHULUAN. ia menjadi syarat sahnya shalat dan ibadah-ibadah 2 lainnya. Dalam Qs. Al-

BAB IV ANALISIS METODE BAYANG-BAYANG AZIMUTH TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID BAITUR ROHIM

BAB I PENDAHULUAN. Arah kiblat adalah arah terdekat menuju Ka bah (al-masjid al-haram)

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR

BAB I PENDAHULUAN. mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang

APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya kewajiban ibadah shalat fardhu lima waktu bagi umat muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menentukan arah Kiblat ketika hendak melaksanakan shalat. Bagi

PEMANFAATAN METODE PERGESERAN TITIK BAYANGAN MATAHARI DALAM MENENTUKAN ARAH KIBLAT MESJID AGUNG DAN MESJID JAMI KOTA PALOPO

BAB IV NAVIGASI MAPALSA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. begitu saji di terapkan di peta karena adanya variasi magnet bumi, yaitu yang disebut

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB ARAH KIBLAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN IRSYÂD AL- MURÎD

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Paparan Data Masjid Ulul Albab (UIN) Maulana Malik Ibrahim

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian penulis yang berjudul Perancangan Aplikasi. Mobile Phone, dapat diambil beberapa kesimpulan, bahwa :

BAB IV UJI KOMPARASI DAN EVALUASI QIBLA LASER SEBAGAI ALAT PENENTU ARAH KIBLAT. A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Qibla Laser Setiap Saat Dengan

BAB IV ANALISIS HISAB ARAH KIBLAT MUHAMMAD KHUMAIDI JAZRY DALAM KITAB AL-KHULASHAH FI AL-AWQAT AL-SYAR IYYAH BI AL-LUGHARITMIYYAH

MAKALAH SEGITIGA BOLA. disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Program Studi Pendidikan Fisika. oleh. 1. Dyah Larasati ( )

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan oleh setiap umat muslim. Melaksanakan shalat dengan menghadap ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001

BAB IV ANALISIS HISAB RASHDUL KIBLAT DUA KALI DALAM SEHARI KH. AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI AL-ADILLAH ILA MA RIFATI SIMT AL-QIBLAH

MAKALAH ISLAM Waktu Praktis Penentuan Arah Kiblat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu falak merupakan ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita.

PERANGKAT LUNAK UNTUK PERHITUNGAN SUDUT ELEVASI DAN AZIMUTH ANTENA STASIUN BUMI BERGERAK DALAM SISTEM KOMUNIKASI SATELIT GEOSTASIONER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam ajaran Islam, menghadap arah Kiblat merupakan suatu

Dosen : Haryono Putro, ST.,SE.,MT.

BAB IV ANALISIS METODE DAN FAKTA ARAH KIBLAT MASJID DIKECAMATAN WRINGINANOM KABUPATEN GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL. A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel

A. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi Bulan dan Lintang Tempat dalam menghitung Ketinggian Hilal menurut Kitab Sullam an-nayyirain

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN NOOR AHMAD DALAM KITAB SYAWÂRIQ AL-ANWÂR

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS

BAB III HASIL STUDI LAPANGAN

Kajian Penentuan Arah Kiblat Secara Geodetis

BAB IV UJI AKURASI AWAL WAKTU SHALAT SHUBUH DENGAN SKY QUALITY METER. 4.1 Hisab Awal Waktu Shalat Shubuh dengan Sky Quality Meter : Analisis

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

TELAAH KETEPATAN DAN KEAKURATAN DALAM PENENTUAN ARAH KIBLAT

(Fenomena Matahari di Atas Ka bah) Pandapotan Harahap NIM: Abstrak

METODOLOGI. Gambar 1. Lokasi Kasus Penelitian

Kapan Idul Adha 1436 H?

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

BAB I PENDAHULUAN. Swt. yang utama adalah mendirikan shalat. Perintah ini langsung diturunkan oleh

BAHAN AJAR ILMU FALAK I. Dosen Pengampu : H. ACHMAD MULYADI, M.Ag. ajar Ilmu Falak 11

5. BOLA LANGIT 5.1. KONSEP DASAR SEGITIGA BOLA

Mengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84?

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS

PENENTUAN AZIMUTH PADA PENGAMATAN BINTANG DENGAN METODE DIURNAL CIRCLE. Oleh : Yoel Prawiro C Pembimbing :

BAB IV ANALISIS METODE RASHDUL KIBLAT BULAN AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI U AL-ADILLAH

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

TEKNIK PENENTUAN ARAH KIBLAT Oleh : Mutoha Arkanuddin *)

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENOLAKAN SERTIFIKASI ARAH KIBLAT DI MASJID BAITURRAHMAN SIMPANG LIMA SEMARANG

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara

BAB V PENUTUP. menghadap ke bangunan Ka bah, shalatnya tidak sah. Sedangkan orang. perbedaan pendapat, adapun pendapat itu adalah :

BAB I PENDAHULUAN. yang lain (Anonim, 2009). Sebagai raja, perkembangan matematika tidak

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL BULAN KAMARIAH QOTRUN NADA DALAM KITAB METHODA AL-QOTRU

Pelatihan Tracking dan Dasar-Dasar Penggunan GPS PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN - KEBUDAYAAN KEMENDIKBUD

BAB IV ANALISIS HISAB ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN RUBU' MUJAYYAB. A. Analisis Akurasi Rubu Mujayyab dalam Perhitungan Arah Kiblat di

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING KHAFID DALAM PROGRAM MAWĀQIT 2001 A. Analisis Software Program Mawāqit Software yang biasa disebut dengan perangkat lunak (sering disingkat dengan s/w) merupakan bagian dari adanya sistem komputer di samping perangkat keras (hardware) dan manusia yang mengoperasikan/ memrogram (brainware). Dalam menganalisis sebuah software tidak terlepas pada 3 bagian yaitu masukan (input data), proses dan keluaran (output). Tiga hal tersebut merupakan bagian yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan dalam suatu program. Dalam hal ini penulis menganalisis 3 bagian yang penting tersebut yaitu sebagai berikut: a. Masukan (Input) Input data merupakan suatu hal yang sangat penting karena terkait dengan data yang akan dimasukan dalam sebuah program. Input data dalam program kiblat ini tiada lain mencakup data koordinat Ka bah dan data koordinat kota/ tempat. Sebuah data dapat dikatakan akurat jika data tersebut tidak menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya. 144 Satu hal yang menjadi penilaian dari keakuratan sebuah data yakni kelengkapan (completeness), artinya ketika melihat data koordinat Ka bah dan koordinat tempat maka apakah data itu benar-benar valid yakni 144 http://hardiyansyah-ahmad.blogspot.com

74 mencakup ketelitian data yang mempertimbangkan penentuan posisi satu titik di permukaan bumi dan seberapa akurat data koordinat tersebut. Sehingga dari penelusuran penulis dalam literatur penggunaan program ini untuk input data terutama lintang bujur Ka bah baru mencapai satuan menit. Dan untuk data koordinat tempat ini bisa ditolerir karena data ini bisa dirubah oleh ures. b. Proses Bagian proses ini merupakan suatu hal yang penting, di mana bagian ini bertugas untuk memproses data yang masuk untuk diolah sedemikian rupa sesuai dengan instruksi programmer. Kegiatan-kegiatan atau proses ini yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi (output). Dalam halnya sebuah proses yang berlangsung dalam aplikasi software maka tentunya hal utama yang menjadi syarat adalah kebenaran (correctness) informasi. Informasi 145 yang dihasilkan oleh proses pengolahan data haruslah benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut. Artinya jika sebuah informasi menunjukkan sudut azimuth kiblat yang diperlukan oleh seorang user, maka informasi tersebut haruslah sudah benar dan memuat perhitungan- perhitungan matematis yang ada di dalam prosesnya seperti perhitungan selisih bujur Mekah dengan daerah yang dihitung, perhitungan salah satu sudut dalam perhitungan Trigonometri bola, dan lain sebagainya. 145 Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya

75 Proses dalam program arah kiblat Mawāqit ini meliputi perhitungan azimuth kiblat yang digunakan. Menurut penulis dalam proses perhitungan azimuth kiblat dalam program ini menggunakan trigonometri bola yang telah lama digunakan dalam literatur-literatur yang ada. Sehingga dapat terlihat beberapa kode-kode yang tidak sesuai dengan rumus yang ada. Dalam prosesnya ada beberapa kesalahan dalam penulisan kode sehingga untuk menghitung kota Maroko terjadi kesalahan. 146 c. Keluaran (output) Bagian terakhir ini merupakan hal yang sangat penting dan paling menentukan pula, karena output ini merupakan hasil kerjasama input data dan proses perhitungan data-data yang ada. Tidak ada yang menjadi syarat utama terkecuali dari adanya input data yang bisa dipercaya dan proses data yang benar. Melihat program Mawāqit ini dari hasil tampilan menunjukan informasi atau laporan dokumen berupa petunjuk yang sangat praktis dan mudah difahami oleh users. Berupa tampilan gambar azimuth kiblat pada empat arah mata angin dan angka yang menunjukan azimuth kiblat dalam satuan derajat. Serta ditambah dengan informasi jarak antara kota/ tempat yang dihitung dengan Ka bah. Dari beberapa penjelasan di atas, penulis melihat bahwa database yang ada dalam program ini merupakan data yang dikumpulkan dari INTERNET 146 Wawancara Dr. Ing. Khafid dan pencekkan secara langsung untuk gambar arah kiblat Maroko pada kuadran terjadi kesalahan.

76 dengan beberapa koreksi kebutuhan dan konversi format data. Mawāqit ini pada dasarnya tetap menerima kritikan dan saran untuk kelengkapan datatabese versi berikutnya. Dalam tulisan berjalan pada tampilan Mawāqit ini terdapat beberapa kalimat yaitu: sehubungan dengan database yang tersedia dari program ini, baik penulis, lembaga maupun orang lain yang telah terlibat dalam realisasi Mawaaqit ++ ini, membuat jaminan, garansi, tersurat maupun tersirat, tanggung jawab atas kelengkapan, akurasi, atau kegunaannya. Sehingga menganalisis software Mawāqit tetap memiliki segi-segi yang merupakan bagian dari adanya suatu perbaikan untuk menyempurnakan program arah kiblat ini. B. Analisis Sistem Hisab Arah Kiblat Dr. Ing. Khafid dalam Program Mawāqit 2001 Untuk mengetahui sistem arah kiblat yang digunakan dalam program ini penulis mendalami beberapa opsi pilihan perhitungan arah kiblat yang ada dalam program ini. Ada 3 opsi yaitu menentukan arah kiblat dari titik utara, menentukan arah kiblat dari bayang-bayang, dan menentukan arah kiblat dengan memanfaatkan posisi matahari di jalur Ka bah. Dari ke tiga opsi tersebut penulis dapat mengambil satu hipotesis bahwasanya sistem hisab arah kiblat yang digunakan pada program ini adalah teori Trigonomeri bola. Source code program arah kiblat dalam Mawāqit

77 2001 147 ini mendukung penunjukan bahwasanya program Dr. Ing. Khafid ini memakai sistem hisab arah kiblat teori Trigonometri bola. Teori perhitungan azimuth kiblat yang ia pakai yaitu: cotgb = (sin(a)./(tan(b).*sin(c))) - (cos(a)./tan(c)); B = atan(1./cotgb); Rumus yang ada pada source code ini merupakan rumus perhitungan azimuth pada permukaan sebuah bola. Dengan memperhitungkan 3 titik yaitu titik koordinat Ka bah, titik koordinat tempat yang dihitung, dan titik utara sejati. Pada hasil sudut azimuth yang ada menunjukkan perhitungan Trigonometri bola tanpa memperhitungkan presisi bentuk ellipsoid bumi. Padahal jika menilik dari keilmuannya di bidang geodesi di Pusat Pemetaan Dasar Kelautan dan Kedirgantaraan Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional), sisi keilmuannya tidak muncul dalam program kiblat ini. Sebagaimana hasil wawancara penulis pula, ternyata pemilik program ini memang memakai teori Trigonometri bola yang menggunakan pendekatan bumi sebagai sebuah bola sebagaimana halnya dalam ilmu astronomi. Ia tidak memakai konsep ellipsoid sebagai pendekatan untuk menghitung arah kiblat pada permukaan bumi. Meskipun pada dasarnya ia mengetahui bahwa Rumus segitiga ini berlaku pada titik-titik di bidang permukaan bola. Sedangkan kenyataannya, koordinat tempat biasanya pada bidang ellipsoid bumi. 148 147 Bisa dilihat di lampiran. 148 Hasil diskusi dengan Dr. Ing. Khafid.

78 C. Analisis Corak Fiqh Sistem Hisab Arah Kiblat Dr. Ing. Khafid dalam Program Mawāqit 2001 Merujuk berbagai pendapat para ulama dan memahami konteks dasar-dasar hukum menghadap kiblat yang ada, maka paling tidak dibagi menjadi dua ditinjau dari segi kuat tidaknya prasangka seseorang ketika menghadap kiblat, yaitu menghadap kiblat secara yakin, yaitu menghadap ke Kiblat dengan penuh yakin wajib bagi orang-orang yang berada di dalam Masjidil Haram dan melihat langsung Ka bah ( Ainul Ka bah). Kemudian yang ke dua adalah menghadap kiblat dengan Ijtihad, ketika seseorang yang berada jauh dari Ka bah yaitu berada di luar Masjidil Haram atau di luar Mekah sehingga ia tidak dapat melihat bangunan Ka bah, maka mereka wajib menghadap paling tidak ke arah Masjidil Haram dengan maksud menghadap ke arah Ka bah (Jihatul Ka bah). 149 Kemudian dalam halnya orang yang tidak bisa melihat langsung Ka bah yaitu Jihatul Ka bah, penulis melihat bahwa dari pendapat para imam yaitu Imam Syafii, Imam Malik, Imam Hanafi, dan Imam Hanbali, pendapat Imam Syafii lah yang berbeda dengan yang lain. Jika yang lainnya hanya mewajibkan menghadap pada arahnya saja, Imam Syafii tetap mewajibkan untuk berijtihad dengan petunjuk-petunjuk yang ada. 150 Kemudian untuk mengetahui corak fiqh hisab arah kiblat Dr. Ing. Khafid dalam program ini, maka dari empat madzhab yang ada yaitu syafiiyah, malikiyah, hanafiyah, dan Hanbaliyah, konsep fiqh perhitungan 149 Abdurrahman Al-Jaziri, op.cit., h. 177. 150 Lihat Abdurrahman Al-Jaziri, op.cit., h. 179-181.

79 dalam program ini termasuk pada pemikiran golongan Syafiiyah. Karena pada hakikatnya ulama Syafii dalam hal menghadap kiblatnya orang yang jauh, wajib menghadap seolah-olah pada bangunan Ka bah. Artinya ada ijtihad untuk maksimal mengarah pada bangunan Ka bah. Hal ini telah nampak pada perhitungan yang ada dalam program kiblat ini. Di mana Dr. Ing. Khafid sendiri senada dengan pendapat Imam Syafi i yang tetap dalam kehati-hatian dalam persoalan menghadap kiblat. Ia mendefinisikan arah kiblat dalam ilmu astronomi bahwa kiblat itu arah atau jarak terdekat sepanjang lingkaran besar yang melewati kota Mekah (Ka bah) dengan tempat kota yang bersangkutan. 151 Dan tidak dibenarkan, misalkan orang-orang Jakarta melaksanakan shalat menghadap ke arah timur seorang ke selatan sekalipun bila diteruskan juga akan sampai ke Mekah, karena arah atau jarak yang paling dekat ke Makah bagi orang-orang Jakarta adalah arah barat serong ke utara. Sehingga tidak hanya menghadap pada arahnya saja, akan tetapi mempertimbangkan jarak terdekat. D. Analisis Akurasi Sistem Hisab Arah Kiblat Dr. Ing. Khafid dalam Program Mawāqit 2001 Setelah penulis mengetahui sistem hisab kiblat yang digunakan adalah perhitungan Trigonometri bola (Spherical Trigonometry), selanjutnya untuk mengetahui keakuratan perhitungannya maka dilihat dari unsur-unsur yang ada dalam perhitungan ini, baik mengenai data titik koordinat Ka bah 151 Khafid, op.cit., h. 3.

80 dan data titik koordinat tempat yang digunakan serta perbandingan dengan data yang ada pada sumber atau program yang lain, yaitu: 1. Titik koordinat Ka bah Titik koordinat Ka bah yang digunakan dalam program ini adalah 21 o 26 LU dan 39 o 49 BT 152. Titik koordinat yang hanya mencakup satuan derajat dan menit, tidak sampai pada satuan detik. Menurut programmer Mawāqit ketika program ini dibuat memang tidak meneliti data koordinat Ka bah sampai ketelitian detik busur. Ukuran 1 derajat saja pada waktu itu sudah bagus dan ketelitian data koordinat Ka bah belum menjadi hal yang fokus. 153 Hal ini akan berbeda jika dibandingkan dengan beberapa varian data titik koordinat Ka bah yang lain, yaitu sebagai berikut: 154 Tabel 2. Perbandingan Koordinat Ka bah No Sumber Data Lintang Bujur 1 Atlas PR Bos 38 21 31 LU 39 58 BT 2 Mohammaad Ilyas 21 LU 40 BT 3 Sa aduddin Djambek (1) 21 20 LU 39 50 BT 4 Sa aduddin Djambek (2) 21 25 LU 39 50 BT 5 Nabhan Masputra 21 25 14,7 LU 39 49 40 BT 6 Ma shum Bin ALI 21 50 LU 40 13 BT 152 Khafid, Petunjuk Pemakaian Program Mawāqit versi 2001, h. 20. 153 Wawancara pada tanggal 3 Agustus di rumah kediaman Dr. Ing. Khafid, Cibinong Bogor Jawa Barat. 154 Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2004, h. 206.

81 7 Google Earth (1) 21 25 23,2 LU 39 49 34 BT 8 Google Earth (2) 21 25 21,4 LU 39 49 34,05 BT 9 Monzur Ahmed 21 25 18 LU 39 49 30 BT 10 Ali Alhadad 21 25 21,4 LU 39 49 38 BT 11 Gerhard Kaufmann 21 25 21,4 LU 39 49 34 BT 12 S. Kamal Abdali 21 25 24 LU 39 24 24 BT 13 Moh. Basil At-ta i 21 26 LU 39 49 BT 14 Muhammad Odeh 21 25 22 LU 39 49 31 BT 15 Prof. Hasanuddin 21 25 21,5 LU 39 49 34,5 BT 16 Ahmad Izzuddin, M.Ag 155 21 25 21,17 LU 39 49 34,56 BT Sebagian data lintang dan bujur Ka bah pada tabel di atas menunjukan adanya data titik koordinat yang memiliki ketelitian sampai pada detik. 156 Tentunya ini berbeda sekali dengan data koordinat yang dipakai oleh Mawāqit yang hanya memakai satuan menit saja. Sehingga akan ada kemungkinan terjadi perbedaan hasil perhitungan sudut disebabkan tingkat akurasi data titik koordinat Ka bah yang dipakai. Padahal jika melihat beberapa karya tulisnya, ia banyak membahas mengenai ketelitian terutama dalam halnya penentuan posisi. Dengan 155 Dalam suatu kesempatan, H. Ahmad Izzuddin, M.Ag telah melakukan pengukuran titik koordinat Mekah, tepatnya ketika menunaikan ibadah haji. Pengukuran tersebut dilaksanakan pada hari Selasa 04 Desember 2007 pukul 13.45 s/d 14.30 menggunakan GPSmap Garmin 76CS dengan sinyal 6 s/d 7 satelit. 156 Input data titik koordinat yang lebih teliti, misal memakai GPS, biasanya ditandai dengan pendekatan pada satuan yang lebih rinci yaitu detik busur.

82 perkembangan teknologi komputer, cara yang paling mudah yaitu dengan menggunakan peta digital, semisal Microsoft Encarta ataupun Google Earth. Menurutnya cara penentuan posisi yang paling akurat adalah dengan metode GPS (Global Positioning System ). Jika dibutuhkan ketelitian 15 m maka cukup dengan menggunakan GPS handheld, sedangkan untuk ketelitian sampai mm menggunakan GPS Type Geodetic Survey. 157 2. Titik koordinat tempat Titik koordinat tempat dalam Mawāqit ini diambil dari atlas dan dari beberapa software yang semacam di internet. 158 Data koordinat yang ada adalah secara umum untuk mewakili tempat tersebut yang hanya mencapai satuan derajat saja. Keakuratan data koordinat ini tentunya menjadi hal yang berpengaruh pada keakuratan hasil azimuth kiblat. Sehingga tidak menutup kemungkinan pula akan memberikan perbedaan/ selisih azimuth kiblat. Menurut pemilik program ini, data koordinat tempat yang dihitung memang diambil secara umum dalam satuan derajat karena program ini tidak memperhitungkan seberapa ketelitian, hal yang lebih didahulukan adalah untuk keperluan praktis. 159 Dalam beberapa sumber dapat kita lihat perbedaan lintang dan bujur suatu lokasi yaitu: 157 Khafid, Sosialisasi Arah Kiblat di Indonesia pada tanggal 15 Maret 2010 di Hotel Acacia Jakarta. 158 Wawancara pada tanggal 02 Agustus 2010. 159 Ibid.

83 Tabel 3. Variasi data titik koordinat Semarang Sumber Data koordinat kota semarang Lintang Bujur Mawāqit 6.58 o LS 110.29 o BT Microsoft Encarta 2006 160 6 o 58 LS 110 o 25 BT Atlas Der Gehele Aarde 161 7 o 00 LS 110 o 24 BT Google Earth 162 6 o 58 17.98 LS 110 o 25 30.95 BT Data pada tabel di atas sangat jelas menunjukan perbedaan data koordinat suatu tempat dalam beberapa sumber. Hal ini didasarkan pada pengambilan titik koordinat tempat yang dipakai. Kemudian untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh perbedaan titik koordinat Ka bah dan titik koordinat tempat pada hasil azimuth kiblat (keakuratan sistem hisab kiblat), penulis mengambil contoh kiblat kota Semarang Jawa Tengah 163. Dengan menggunakan data koordinat Ka bah yang berbeda akan terlihat perbedaan sudut azimuth yang dihasilkan, yaitu sebagai berikut: 160 Word-Atlas, Microsof Encarta, 2006. 161 Atlas Der Gehele Aarde oleh Bos JF. Niermeyer, JB Wolter-Groningen, Jakarta 1991 yng dikutip dari IslamicFinder.com. 162 Pencarian Titik koordinat Semarang yang penulis lakukan di Google Earth. 163 Titik koordinat Semarang Jawa Tengah 7 o 00 LS dan 110 o 24 BT.

84 Tabel 4. Azimuth kiblat dengan variasi data koordinat Ka bah Software program Koordinat Ka bah Azimuth kiblat Mawāqit Google Earth (1) Monzur Ahmed Ahmad Izzuddin 21 26 LU 39 49 BT 21 25 23.2 LU 39 49 34 BT 21 25 18 LU 39 49 30 BT 21 25 21.17 LU 39 49 34.56 BT 294 31 02 294 30 33 294 30 27 294 30 31 Dari tabel di atas dapat diketahui terdapat perbedaan/ selisih azimuth kiblat kota Semarang 35 detik dengan menggunakan titik koordinat Ka bah yang berbeda. Kemudian komponen titik koordinat tempat akan memberikan hasil perhitungan azimut yang berbeda pula. Yaitu ketika data koordinat tempat yang digunakan berbeda-beda akan tetapi data koordinat Ka bah tetap yaitu 21 26 LU dan 39 49 BT 164 yaitu: Tabel 5. Azimuth kiblat dengan variasi data koordinat Semarang Sumber Data koordinat Semarang Nilai Azimuth kiblat Mawāqit World Atlas Microsoft Encarta 2006 6.58 LS 110.29 BT 6 58 LS 110 25 BT 294 26 16 294 30 19.15 164 Khafid, Petunjuk Pemakaian Program Mawāqit versi 2001, h. 20.

85 Atlas Google Earth 165 7 00 LS 110 24 BT 6 58 17.98 LS 110 25 30.95 BT 294 31 02.88 294 30 16 Dari tabel di atas dapat diketahui terdapat perbedaan/ selisih 4 46.88 ketika kita menggunakan titik koordinat Semarang yang bervariasi. Dari perbandingan tersebut di atas dapat diketahui selisih/ perbedaan program Mawāqit dengan sumber atau program yang lain yaitu antara 35 detik busur sampai dengan 4 menit 46.88 detik (dibulatkan menjadi 5 menit busur). Untuk mengetahui keakuratan program Mawāqit dibandingkan dengan program yang lain, maka ada satu logika yang bisa dipakai yaitu ketika seseorang yang berada di Semarang 166 menghadap 1 derajat terlalu ke utara arah kiblatnya 293 o 25 42 atau sebaliknya 1 derajat terlalu ke selatan, 167 yakni 295 o 26 42 maka ada satu kesimpulan bahwa penyimpangan 1 derajat dari Semarang (294 o 26 16 ) dapat mencapai jarak 144.730 kilometer. Begitupula untuk menilai keakuratan dari program kiblat ini yaitu dengan mengetahui jarak selisih dengan sumber atau program yang lain. Berdasarkan perbandingan yang telah dijelaskan sebelumnya ada selisih/ 165 Input data kota Semarang Jawa Tengah yang dilakukan penulis pada software Googlearth. 166 Koordinat Semarang di Mawāqit : 6.58 o LS dan 110.29 o BT. 167 Koordinat Ka bah di Mawāqit: 21 o 26 LU dan 39 o 49 BT.

86 perbedaan sebesar 5 menit busur. Selisih ini dapat dikonversi dalam satuan jarak dengan perhitungan sebagai berikut 168 : a. Menghitung jarak antara Lokasi dengan Ka bah E = BT BM M = cos -1 ( sin LT x sin LK + cos LT x cos LK x cos E ) Km = M / 360 x 6,283185307 x 6378,388 Keterangan: E M Km = selisih bujur tempat dan bujur Ka bah = perhitungan sudut = perhitungan dalam bentuk jarak (km) 6,283185307 = 2π 6378,388 = jari-jari bumi b. Menghitung Penyimpangan Dari Ka bah P = Km/SIN((180-S)/2)x SIN S Keterangan: P Km S = penyimpangan dari ka'bah dalam kilometer = jarak antara ka'bah dengan lokasi dalam kilometer = sudut kesalahan dalam derajat Dari perhitungan di atas dapat dibuat tabel sebagai berikut: 168 Ibnu Zahid Abdo el-moeid, Menghitung Arah Kiblat dan Menentukannya, : http://moeidzahid.site90.net

87 Tabel 6. Data penyimpangan arah kiblat Semarang dalam Mawaqit MAWĀQIT Penyimpangan Konversi jarak Mekah: 21 o 26 LU dan 39 o 49 BT Semarang: 6.58 o LS dan 110.29 o BT 1 o 1 1 5 144.752 km 2.412 km 0.0402 km 12.062 km Sehingga dengan kesalahan 5 menit (35 s/d 4 46.88 ) mengakibatkan penyimpangan arah kiblat Semarang dari bangunan Ka'bah yaitu 12.062 kilometer.