BAB I PENDAHULUAN. Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah sebuah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai pemain ke-12, sehingga suatu pertandingan tidak berarti tanpa

GAMBARAN AGRESIVITAS REMAJA SUPPORTER PERSIJA JAKARTA (THE JAKMANIA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya amat luas. Jika kita bicara di era globalisasi sepak bola,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Olahraga sepak bola di Indonesia sangat popular dikalangan masyarakat, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. termasuk liga profesional ataupun pertandingan antar kampung (tarkam) hampir selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyak berkembangnya klub sepak bola dan banyaknya jumlah

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola telah mengubah pikiran normal manusia menjadi tergila-gila. Tidak memandang tua, muda maupun anak-anak, kecintaan mereka

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suporter sepakbola merupakan kerumunan di mana diartikan sebagai

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SUPORTER SEPAK BOLA

ENDANG MARI ASTUTY NIM F

LAMPIRAN A VALIDITAS DAN RELIABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal untuk hidup secara mandiri. Masa dewasa awal atau early health

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang kita ketahui, sepak bola merupakan olahraga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola adalah olahraga yang cukup populer dan digemari di. seluruh dunia. Peningkatan teknologi dan perkembangan zaman menambah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kedudukan sosial. Banyak diantara insiden yang disulut oleh sebab-sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanpa memandang kasta, usia, bahkan jenis kelamin sekalipun. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. maupun konfik yang terjadi baik dari kubu PSSI dan Menpora. pertandingan, hingga minimnya sarana ekspresi suporter.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olah raga yang banyak digemari oleh

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk merebut kemenangan. Pertandingan tersebut bisa berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena tawuran merupakan hal yang tidak asing lagi dalam pemberitaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. Manusia dalam perkembangannya, sebagai makhluk sosial tidak lepas dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengendara sepeda motor setiap tahunnya mengalami peningkatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan politik sepak bola, ricuh LPI (Liga Primer Indonesia), hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan PSSI. Galatama juga menjadi pioner berdirinya kompetisi semi-profesional dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara..., Rahmat, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. menengah, hingga masyarakat golongan atas. Akibatnya, muncul kelompokkelompok

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menyakiti, mengancam atau membahayakan individu-individu atau objek-objek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

STEREOTIPE BONEK ( Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pandangan Masyarakat Surabaya Terhadap Stereotipe Bonek ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga pada umumnya terdiri dari suami atau ayah, istri atau ibu, serta anakanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja (Hurlock, 2003). Di dalam masa remaja juga terdapat tahapan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya, hukuman hanya menjadi salah satu bagian dari metode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah. Perkelahian tersebut sering kali menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peristiwa merosotnya moral di kalangan remaja, akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak orang dan dimana pun. Suroso, Santi, dan Pramana (dalam

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan kenangan yang tidak mungkin akan terlupakan. Menurut. dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua

BAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah

PEDOMAN WAWANCARA AGRESIF VERBAL. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali

BAB I PENDAHULUAN. rasanya tidak diperlukan sebuah penelitian ilmiah untuk mendapatkan pengesahan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESI REMAJA NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

BAB I PENDAHULUAN. membentak, dan berbicara kasar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa agresivitas

KONFLIK ANTAR SUPORTER SEPAK BOLA MERUNTUHKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

KONDISI EMOSI PELAKU BULLYING (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII di SMP DIPONEGORO 1 Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS ATLET BELADIRI KARATE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sepakbola telah menjadi cabang olahraga yang paling multikultural. Syarif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Bullying. ketidaknyamanan fisik maupun psikologis terhadap orang lain. Olweus

BAB III METODE PENELITIAN. metode pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2002) bahwa penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sebenarnya ada dibalik semua itu, yang jelas hal hal seperti itu. remaja yang sedang berkembang.

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah pemberitaan di Jakarta menyatakan ham p ir 40% tindak

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi olahraga yang populer. Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa sepak bola sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit

BAB I PENDAHULUAN. positif dan dampak negatif dalam kehidupan kita. Berbagai macam orang dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu konflik/masalah (Nashori, 2008). Sebagian orang mungkin ada yang merasa

BAB I PENDAHULUAN. berupa ejekan atau cemoohan, persaingan tidak sehat, perebutan barang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja dikenal dengan masa yang penuh dengan pergolakan emosi yang diiringi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Sampel peneliti terbagi dalam 2 kelompok yaitu gamers DotA dan gamers

Lampiran A : TABULASI DATA HASIL UJI COBA JIKA ITEM TIDAK VALID DIIKUTSERTAKAN

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Jakarta. Persija saat ini berlaga di Liga Super Indonesia. Persija didirikan pada 28 November 1928, tepat sebulan setelah Sumpah Pemuda, dengan cikal bakal bernama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ). VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan keikutsertaan wakil VIJ, Mr. Soekardi dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, Sabtu-19 April 1930.( http://persija.co.id/site/club) Indonesia memiliki banyak klub-klub sepak bola yang mewakili tiap-tiap daerah di Indonesia, seperti Persija Jakarta, Arema Indonesia, Persib Bandung, Persebaya Surabaya, dan lain-lain. Para supporter dari tiap daerah memiliki julukan dan warna masing-masing untuk klub kesayangannya, seperti The Jakmania untuk supporter dari Persija Jakarta, Aremania untuk supporter dari Arema Indonesia, Bobotoh untuk supporter dari Persib Bandung, Bondho Nekat untuk supporter dari Persebaya Surabaya, dan lain sebagainya. The Jakmania merupakan salah satu suporter kesebelasan sepak bola terbesar di Indonesia yang ada di Jakarta. Saat ini jumlah pendukung The Jakmania berjumlah 70

2 ribu orang dari 56 Kordinator Wilayah (http://jakonline.asia/). Para supporter ini mengikuti jadwal pertandingan dan mereka ada untuk menyaksikan pertandingan dari klub kesayangannya. Klub suporter sepakbola The Jakmania adalah sebuah organisasi yang memiliki tujuan untuk menghimpun para pecinta bola dan mendukung klub Persija Jakarta, sebagian besar supporter dari The Jakmania adalah remaja (Pratama, 2010). Menurut (Hurlock, 1980) remaja hampir selalu ingin masuk ke dalam suatu kelompok tertentu sehingga mau tidak mau remaja dituntut untuk memiliki pandangan yang sama dengan anggota kelompok yang lain mengenai berbagai hal. Hal ini menyebabkan remaja cenderung untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh kelompoknya tersebut, misalnya saat sebagian besar remaja mengetahui bahwa bila mereka memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang populer maka kesempatan bagi mereka untuk diterima oleh kelompoknya lebih besar. Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi yang berkobar-kobar sedangkan pengendalian diri remaja masih belum sempurna (Ali, 2004). Keadaan emosi remaja yang cenderung labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormon. Suatu saat remaja bisa merasa sedih sekali atau marah sekali, dan emosi remaja lebih kuat dan menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis, Zulkifli (dalam R. Kurnia, 2005). Karena remaja seringkali terikat dengan kelompoknya, maka apa yang dilakukannya ingin sama seperti kelompoknya. Selain itu dalam hal

3 pengalaman pun remaja akan melakukan hal yang sama seperti, berpacaran, mencuri dan termasuk juga kecenderungan untuk melakukan agresivitas. Berkowitz (dalam Luthfi dkk, 2009) mendefinisikan agresivitas sebagai keinginan yang relatif melekat untuk menjadi agresif dalam situasi yang berbeda. Dapat juga dikatakan agresivitas sebagai kecenderungan untuk menjadi agresif, Berkowitz (dalam Siddiqah, 2010) juga mendefinisikan agresivitas adalah usaha untuk melukai atau menghancurkan orang lain, baik secara fisik ataupun psikologis. Sejalan dengan Teori dari Goldstein (dalam Carr,2003) yang mengatakan bahwa agresivitas para penonton akan naik ketika sedang menonton pertandingan atau pun sesudahnya. Agrevitas itu bisa sangat merugikan bukan hanya materi tapi juga korban jiwa. Dengan demikian agresivitas bisa juga terjadi pada supporter sepak bola. Berikut hasil wawancara yang dilakukan pada salah satu The Jakmania yang berusia 20 tahun : biasanya kalo Persija lagi menang ya ekspresi gue seneng, ngeluapinnya dengan nyanyi lagu-lagu Persija, tapi kalo Persija kalah apalagi dicurangin wasit, gue teriak-teriakin dah tuh wasit, terus apaan aja yang bisa gue lempar yaa gue lempar ke dalem lapangan, terus kalo ada suporter lawan macem-macem di Jakarta pasti gue ama anak langsung teriakin gak bisa pulang.. gak bisa pulang... (Subyek A, 20 tahun, laki-laki) Sedangkan menurut salah satu The Jakmania lain yang berusia 19 tahun : kalo di GBK, gue ngelempar benda-benda ke dalem stadion biasanya kalo lawannya tim-tim rival Persija kaya Persib ama Persebaya, itu balesan ama apa yang dilakuin suporter mereka kalo Persija maen di Bandung ama di Surabaya, kalo

4 Persija gue ditimpukin batu, ya gue bales juga pake batu. (Subyek B, 19 tahun, lakilaki) Dari wawancara tersebut diatas dapat disimpulkan, baik A maupun B yang anggota The Jakmania mengekspresikan kekesalannya dengan cara melempar batu dan berteriak-teriak kepada suporter lain, yang bertujuan mengancam. Berbeda dengan hasil wawancara berikut ini : ya bang kalo gue sih nonton persija karena ikut-ikutan anak-anak aje, misalkan kalo ada chaos didalem ato diluar sih gue cuek aje, gue kan ke stadion buat nonton bukan bukan rusuh kaya gitu, intinye sih gue beli tiket, nonton persija, selesai bola, balik dah (Subyek C, 20 tahun, laki-laki) A, B dan C berbeda-beda dalam bereaksi ketika menyaksikan pertandingan Persija Jakarta, ada yang agresif dengan melempar-lempar dan berteriak-teriak ada pula yang hanya diam dan menyaksikan pertandingan sampai selesai. Menurut Zillman (dalam Krahe, 2001) menyatakan bahwa orang-orang yang rentan secara emosional memperlihatkan perilaku agresif lebih tinggi. Menurut Atkinson (2000) Agresi merupakan reaksi emosional dalam bentuk reaksi amarah, sedangkan menurut Kartini Kartono (dalam I.Hapsari dan I. Wibowo, 2015 ), menyatakan bahwa agresi merupakan reaksi dalam bentuk kemarahan hebat dan ledakan emosi tanpa kendali. Dengan demikian ketika remaja pendukung/suporter Persija Jakarta terpancing oleh lingkungan sekitar yang penuh amarah, ada yang bereaksi agresif dalam bentuk terik-teriak maupun melempar batu. Namun juga ada yang mampu mengendalikan diri atau tidak agresif. Dari uraian tersebut diatas

5 peneliti ingin melihat gambaran agresivitas remaja pada pendukung Persija Jakarta (The Jakmania). B. Identifikasi Masalah Seperti diketahui bahwa anggota The Jakmania lebih banyak berada pada usia remaja dibandingkan dengan usia anak-anak ataupun dewasa. Pada usia remaja mereka sedang mencari identitas diri dan masih cenderung labil secara emosional. Hal tersebut bisa menjadi pemicu munculnya perilaku agresif. The Jakmania adalah sekelompok orang yang mencintai Persija Jakarta atau pemain yang diidolakannya, dan akan melakukan apapun untuk mendukung Persija Jakarta atau pemain yang diidolakannya itu. Suporter merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu klub sepakbola. Banyak klub sepakbola di Indonesia yang memiliki suporter fanatik untuk mendukung tim kesayangannya. The Jakmania memberi hal yang berbeda terhadap persepakbolaan Indonesia sejak diadakannya Liga Sepakbola Indonesia. Adanya The Jakmania yang mendukung Persija Jakarta membuat nuansa stadion menjadi menarik, meriah dan memotivasi para pemain dalam bertanding. Namun disisi lain The Jakmania juga membawa efek negatif terhadap persepakbolaan di Indonesia. Terjadinya perang mulut antar suporter, berbuat anarkis merusak fasilitas stadion dengan melempar-lempar barang atau fasilitas umum bahkan mungkin terjadi korban yang terluka. Artinya para suporter ada yang melakukan tindakan agresif. Akan tetapi ada juga yang tetap

6 menikmati pertandingan tanpa terpancing oleh situasi kerusuhan yang ada di dalam stadion. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini ialah 1. Mengetahui gambaran agresivitas supporter Persija Jakarta (The Jakmania) 2. Mengetahui gambaran tinggi atau rendahnya agresivitas supporter Persija Jakarta (The Jakmania) 3. Mengetahui aspek dominan agresivitas supporter Persija Jakarta (The Jakmania) dengan berdasarkan data penunjang D. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat: 1. Secara Teoritis a. Memberikan penambahan ilmu pengetahuan kepada psikologi sosial 2. Secara Praktis a. Dapat memberikan informasi tentang agresivitas kepada suporter Persija Jakarta E. Kerangka Berfikir Masa remaja adalah periode yang paling penting dan rawan dalam masa perkembangan manusia. karena masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-

7 anak menjadi dewasa. Menurut Ali & Asrori (2004) pada masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial dan emosional. Masa remaja biasanya memiliki emosi yang meluap-luap atau dapat dikatakan labil secara emosi. Remaja dengan ketidakstabilan emosi cenderung mudah terpengaruh oleh stimulus negatif dari lingkungannya salah satunya adalah tindakan agresif. Atkinson (2000), dengan tegas menyatakan bahwa, agresi merupakan suatu reaksi emasional yang disebabkan oleh gagal atau terhalangnya pencapaian tujuan yang diharapkan. Di dalam aktifitas berkelompok, remaja terikat dengan kelompoknya, karena remaja merasa bahwa masalah yang dialaminya dapat diatasi bersama dengan teman kelompok sebayanya. Perilaku yang dilakukan oleh The Jakmania juga dapat mengarah kepada perilaku agresi. Perilaku agresi menurut Buss & Perry (dalam Tambunan, 2009) adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk melukai, merusak ataupun membahayakan individu lain yang diekspresikan dalam bentuk agresi fisik (memukul, menendang, berkelahi), agresi verbal (menghina, berdebat, melukai hati orang lain), kemarahan (tersinggung, kesal, tidak sabaran), dan kebencian (iri hati, curiga, rasa mendendam). Remaja yang tergabung sebagai anggota The Jakmania diharapkan mendukung Persija Jakarta di kandang maupun di tandang lawan. Dalam keadaan emosi yang tidak stabil remaja The Jakmania bisa terpancing oleh suasana pertandingan di lapangan maupun antar suporter sepak bola. Mereka yang mudah terpancing oleh

8 situasi di luar dirinya dapat menunjukan perilaku agresif tinggi dalam bentuk fisik seperti menyerang, memukul, merusak, dan berkelahi dengan supporter lain, dalam bentuk verbal seperti mengejek, menghina, membentak, mengucapkan kata-kata kasar kepada supporter lawan. Selain itu ekspresi agresif tinggi dapat ditampilkan dalam bentuk kemarahan seperti mudah kesal, mudah tersinggung dan tidak mampu mengontrol perasaan marah, maupun dalam bentuk kebencian yang meliputi perasaan curiga dan benci pada orang lain. Berbeda dengan remaja The Jakmania yang tidak mudah terpancing atau mampu mengendalikan dirinya. Mereka cenderung tidak menunjukan tingkah laku agresif baik fisik, verbal, kemarahan maupun kebencian. Gambar 1.1 Kerangka Berfikir