Lina Natalia I Soukotta Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode yang

PENGARUH VALUE ADDED INTELLECTUAL CAPITAL, GCG, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Teknik pengambilan sampel dilkukan secara purposive sampling dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital dianggap penting untuk. diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. yang mengacu pada indikator GRI (Global Reporting

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun ) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun

BAB 5 PENUTUP. corporate governance pada tingkat mandatory disclosure konvergensi IFRS.

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan keragaman data untuk penelitian yang akurat. Pemilihan sampel

: Ayu Sulistya NPM : : Dr. Ir. Waseso Segoro, MM

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Intellectual

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tedaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Semua data dapat diperoleh dari situs resmi

METODA PENELITIAN. tersebut dapat berupa dokumen, laporan keuangan tahunan, atau laporan tahunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN sampai tahun 2015, dengan jumlah sampel sebanyak 120 perusahaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN

Ely Puji Setianingsih. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di bidang industri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia melalui internet ( Perusahaan yang. Efek Indonesia periode tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun Alasan pemilihan. mencerminkan kondisi nyata di lapangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survey

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di BEI selama tahun Sedangkan sampelnya adalah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mengubah cara mereka dalam menjalankan bisnisnya, kini intellectual capital

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa wacana mengenai kinerja perusahaan secara umum,

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Praktik

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. Jenis, Lokasi dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Malang. Atau dengan mengunjungi website masing-masing perusahaan. sudah dipublikasikan oleh perusahaan.

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun Pemilihan

Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah laporan keuangan tahunan

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure pada

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh independensi komite audit,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan.

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melihat kinerja suatu perusahaan, para stakeholder akan menjadikan

Salah satu faktor yang mempengaruhi variasi kinerja intellectual capital yang dilihat dari tata kelola perusahaan salah satunya adalah umur

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (independent

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel. purposive sampling dengan beberapa kriteria.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun yang terdiri dari 11

Transkripsi:

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010) Lina Natalia I Soukotta Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya, Indonesia linasoukotta@yahoo.co.id Abstrak - Intellectual capital adalah gabungan antara pengetahuan dan pengalaman, kecakapan, hubungan-hubungan yang baik, kapasitas teknologi, yang dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi. Saat ini belum terdapat standar akuntansi yang mengatur secara sistematis tentang pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan intellectual capital sehingga pengungkapannya masih bersifat sukarela. Pengungkapan intellectual capital dapat dilakukan melalui mekanisme pengendalian yang menjamin adanya akuntabilitas dan transparansi informasi perusahaan bagi para pihak yang berkepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance terhadap pengungkapan intellectual capital. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 21 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010, yang dipilih melalui metode purposive sampling. Content analysis terhadap laporan tahunan digunakan untuk mengidentifikasi pengungkapan intellectual capital. Metode pengujian regresi berganda digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, ukuran komite audit dan variabel kontrol ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Variabel kepemilikan manajerial, ukuran dewan direksi, proporsi komisaris independen, dan frekuensi rapat komite audit tidak mempengaruhi pengungkapan intellectual capital. Kata Kunci: pengungkapan intellectual capital, mekanisme corporate governance, kepemilikan institusional, dan ukuran komite audit. I. PENDAHULUAN Era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan perubahan knowledge-based business yaitu strategi bisnis berbasis ilmu pengetahuan. Munculnya knowledge-based business telah menarik perhatian berbagai pihak, baik akademisi maupun praktisi terhadap praktik pengelolaan aset tidak berwujud (intangible assets), yaitu intellectual capital. Intellectual capital adalah kepemilikan pengetahuan dan pengalaman, pengetahuan profesional dan skill, hubungan-hubungan yang baik, dan kapasitas teknologi, yang dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi (CIMA, 2001) [3]. Pengungkapan informasi intellectual capital dapat menjadi salah satu sumber informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dalam proses pembuatan keputusan (decision making). Dalam hubungannya dengan pengungkapan intellectual capital, model pelaporan keuangan tradisional tidak cukup mampu untuk menjawab kebutuhan pengungkapan intangible assets baru seperti kompetensi karyawan, hubungan dengan pelanggan, dan sistem teknologi karena belum adanya sistem akuntansi yang memadai dan sistematis untuk mengidentifikasikan pengukuran, pelaporan dan pengungkapan intellectual capital. Salah satu upaya yang dapat meningkatkan pengungkapan sukarela intellectual capital adalah corporate governance. Cerbioni dan Parbonetti (2007) menyatakan bahwa tata kelola perusahaan (corporate governance) dan pengungkapan 17

sukarela (voluntary disclosure) bersifat komplementer, yakni saling melengkapi dalam peranannya untuk melindungi kepentingan investor dan efisiensi pasar modal [2]. Manajemen akan meningkatkan pengungkapan informasi karena adanya mekanisme tata kelola (corporate governance) yang berfungsi sebagai alat pengawasan dan pengendalian internal. Oleh karena itu, dapat dikatakan konsep corporate governance merupakan suatu mekanisme yang diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan (Nasution dan Setiawan, 2007) [7]. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh mekanisme corporate governance terhadap pengungkapan intellectual capital pada perusahaan perbankan, sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Apakah variabel mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan direksi, proporsi komisaris independen, ukuran komite audit, dan frekuensi rapat komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital? 2. Apakah variabel kontrol berupa ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital? II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang bergerak di sektor perbankan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, karena teknik pengambilan sampel menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Pertama, perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Kedua, terdapat kelengkapan data yang dibutuhkan meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan direksi, proporsi komisaris independen, ukuran komite audit, dan frekuensi rapat komite audit selama periode tahun 2007 sampai dengan 2010. Ketiga, laporan tahunan dinyatakan dalam mata uang Rupiah. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan perbankan yang diperoleh dari situs resmi BEI (www.idx.co.id). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah metode dokumentasi. 2.2 Pengukuran Variabel Pengungkapan intellectual capital sebagai variabel dependen diukur dengan menggunakan indeks pengungkapan intellectual capital yang dikembangkan oleh Sveiby (1997). Indeks pengungkapan intellectual capital tersebut digunakan oleh (Purnomosidhi, 2006) yang terdiri atas tiga komponen yaitu internal structures sebanyak 9 item, external structures sebanyak 10 item, dan employee competence sebanyak 6 item [9]. Total item pengungkapan intellectual capital yaitu 25 item. Penelitian ini menggunakan metode content analysis atas laporan tahunan untuk mengumpulkan dan menganalisis data tentang pengungkapan intellectual capital. Setiap item pengungkapan akan diberikan kode angka berskala 0 sampai dengan 2. Nilai 0 diberikan jika informasi tentang item pengungkapan tidak disebutkan dalam laporan tahunan. Nilai 1 diberikan jika laporan tahunan mengandung informasi kualitatif tentang intellectual capital, sedangkan nilai 2 diberikan jika laporan tahunan mengandung informasi kuantitatif tentang intellectual capital. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan sesuai dengan rumus di bawah ini: ICDS = dimana: ICDS : intellectual capital disclosure score d i : kode angka setiap item pengungkapan intellectual capital M : skor maksimum (50) Variabel independen dalam penelitian ini adalah mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan direksi, proporsi komisaris independen, ukuran komite audit dan frekuensi rapat komite audit. 1. Kepemilikan Manajerial (KM) Kepemilikan manajerial ditunjukkan dengan persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh manajer eksekutif. KM = Jumlah saham manajemen Total saham yang beredar 2. Kepemilikan Institusional (KI) Kepemilikan institusional adalah proporsi saham yang dimiliki oleh institusi yang diukur dalam persentase KI = Jumlah saham investor institusional Total saham yang beredar 3. Ukuran Dewan Direksi (UD) Variabel ukuran dewan direksi dihitung dengan jumlah seluruh anggota dewan direksi. UD = Jumlah dewan direksi 18

4. Proporsi Komisaris Independen (KOMIN) Variabel komisaris independen diukur dengan membandingkan jumlah komisaris independen dengan total dewan komisaris yang ada pada perusahaan. KOMIN = Jumlah komisaris independen Total dewan komisaris 5. Ukuran Komite Audit (UKAUD) Komite audit ini mempunyai peran yang penting dalam pengendalian internal perusahaan. Variabel ukuran komite audit diukur dengan menghitung jumlah seluruh komite audit. UKAUD = Jumlah komite audit 6. Frekuensi Rapat Komite Audit (RKAUD) Variabel ini diukur dengan cara menghitung jumlah rapat komite audit yang diadakan selama satu tahun. RKAUD = Jumlah rapat komite audit Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan dan leverage. 1. Ukuran Perusahaan (UP) Ukuran perusahaan menggambarkan skala perusahaan yang ditunjukkan dalam nilai total aktiva dalam neraca akhir tahun. Ukuran perusahaan diukur dengan natural logaritma dari total aset. UP = Ln (Total aset) 2. Leverage (LEV) Leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan. Semakin tinggi angka leverage, maka semakin tinggi ketergantungan perusahaan kepada utang sehingga semakin besar pula risiko yang dihadapi. Leverage dihitung dari total utang dibagi dengan total ekuitas. LEV= Total Utang Total Ekuitas 2.2 Metode Analisis Data Tujuan analisis data ini adalah untuk mengetahui pengaruh varibel-variabel independen terhadap variabel dependen. Model analisis statistik yang digunakan adalah model regresi berganda. Model ini digunakan dengan maksud untuk: (1) menguji secara parsial serta menentukan variabel bebas mana yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap varaiabel terikat dan (2) menguji pengaruh signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. PIC = β 0 + β 1 KM + β 2 KI - β 3 UD + β 4 KOMIN + β 5 UKAUD + β 6 RKAUD + β 7 UP + β 8 LEV + ε dimana: PIC : Total pengungkapan intellectual capital : Konstanta β 0 β 1 β 8 : Koefisien variabel independen dan kontrol KM : Kepemilikan manajerial (%) KI : Kepemilikan institusional (%) UD : Ukuran Dewan Direksi KOMIN : Proporsi komisaris independen (%) UKAUD: Jumlah anggota komite audit RKAUD : Jumlah rapat komite audit UP : Ukuran perusahaan (Log total aset) LEV : Leverage Ε : Error 2.3 Metode Analisis Data Metode analisis data diawali dengan membuat statistik deskriptif, melakukan uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan melihat kelayakan model regresi dari uji statistik F, koefisien determinasi (adjusted R 2 ), dan uji statistik t. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat 20 perusahaan perbankan yang menjadi sampel penelitian. Berdasarkan hasil uji menggunakan SPSS, diketahui bahwa variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari asumsi klasik dan terdistribusi normal. Berdasarkan hasil statistik deskriptif, diketahui bahwa secara keseluruhan, rata-rata pengungkapan intellectual capital perusahaan sampel dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 adalah internal capital sebesar 35%, external capital sebesar 35%, dan human capital sebesar 30%. Secara rata-rata bentuk pengungkapan intellectual capital yang dilakukan oleh perusahaan adalah secara kualitatif sebesar 82% dan secara kuantitatif sebesar 18%. Pengungkapan internal capital dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 cenderung tetap dengan persentase sebesar 67%, yang berarti sebagian besar perusahaan sampel telah mengungkapkan enam dari sembilan item pada kategori internal capital. Pada kategori external capital, persentase terendah external capital adalah sebesar 30% dan persentase tertinggi sebesar 70%. Hal ini menunjukkan bahwa dari sepuluh item pengungkapan kategori external capital, terdapat perusahaan yang hanya mengungkapkan tiga item dari total, dan terdapat perusahaan yang mengungkapkan sebanyak tujuh item dari total. Pada kategori human capital, persentase terendah pengungkapan human capital sebesar 33%, dan persentase tertinggi mencapai 100%, yang berarti bahwa pada perusahaan sampel, jumlah item terendah yang diungkapkan adalah sebanyak dua item dari total enam item 19

pengungkapan dan yang tertinggi mampu mengungkapkan keseluruhan item pengungkapan. Secara keseluruhan, persentase pengungkapan intellectual capital yang tinggi untuk masingmasing kategori dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar. Adapun perusahaan-perusahaan tersebut adalah Bank Central Asia, Bank Danamon Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank OCBC NISP, Bank Panin Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia. TABEL I. Hasil Pengujian Hipotesis Model Pengungkapan Intellectual Capital PIC = β 0 + β 1 KM + β 2 KI - β 3 UD + β 4 KOMIN + β 5 UKAUD + β 6 RKAUD + β 7 UP + β 8 LEV + ε Variabel Koefisien Std. Error t- statistik p-value Konstanta -0,160 0,132-1,215 0,114 KM 0,007 0,029 0,225 0,412 KI 0,056 0,025 2,247 0,028* UD 0,002 0,003 0,614 0,271 KOMIN -0,030 0,038-0,784 0,218 UKAUD 0,007 0,004 1,793 0,077* RKAUD 0,000 0,001 0,120 0,453 UP 0,016 0,005 3,333 0,001* LEV 0,001 0,001 1,782 0,079* Adjusted F-stat. = Sig.= R 23,653 0,000 = 0,696 *Tingkat signifikansi α = 10% Berdasarkan tabel hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa variabel kepemilikan institusional dan ukuran komite audit berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pengungkapan intellectual capital. Oleh karena itu, kepemilikan institusional dan ukuran komite audit mampu menjadi salah satu mekanisme corporate governance yang dapat mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif. Pengawasan eksternal dari institusi dapat mendorong manajemen untuk mengungkapkan informasi secara lebih luas, termasuk di dalamnya adalah pengungkapan intellectual capital. Komite audit bertanggung jawab untuk melindungi kepentingan para pemangku kepentingan dengan melakukan tinjauan atas reliabilitas dan integritas informasi dalam laporan keuangan dan laporan lainnya (Arifin, 2005) [1]. Oleh karena itu komite audit dapat memonitoring mekanisme yang dapat memperbaiki kualitas informasi bagi pemilik perusahaan (shareholders) dan manajemen perusahaan, Salah satu informasi yang dapat diungkapkan adalah pengungkapan intellectual capital. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa variabel kontrol berupa ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Perusahaan yang berukuran besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil, sehingga perusahaan akan mengungkapkan lebih banyak informasi sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan akuntabilitas publik (Kartika, 2010) [5]. Selain itu, juga dinyatakan bahwa perusahaan yang besar memiliki bentuk intellectual capital yang beragam sehingga pengungkapan informasi intellectual capital lebih luas. Perusahaan yang memiliki proporsi utang yang tinggi dalam struktur modalnya akan menanggung biaya keagenan yang lebih tinggi. Untuk mengurangi cost agency tersebut, perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi dapat mengungkapkan lebih banyak informasi secara sukarela, termasuk informasi yang berkaitan dengan modal intelektual. Keempat variabel independen yaitu kepemilikan manajerial, ukuran dewan direksi, proporsi komisaris independen, dan frekuensi rapat komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Berdasarkan hasil pengolahan data, ditemukan bahwa sebagian besar (80% dari data observasi) memiliki kepemilikan manajerial yang sangat kecil sehingga dapat dikatakan manajer tidak memiliki pengaruh atas kebijakan perusahaan. Lebih lanjut, Efektivitas fungsi dewan direksi tidak hanya diukur dari seberapa besar jumlah dewan direksi dalam perusahaan, namun lebih kepada nilai-nilai, kompetensi, dan integritas masing-masing direksi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga pengimplementasian corporate governance dapat berjalan semestinya (Jenings, 2005) [4]. Komisaris independen sebagai pihak netral dan independen yang diharapkan dapat mengawasi dan memonitor manajemen belum mampu menjamin transparansi informasi salah satunya intellectual capital. Penjelasan yang dapat diajukan yaitu adanya kendali dari para pemegang saham, sehingga pemegang saham menganggap bahwa komisaris independen tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai perusahaan (Wulandari, 2006) [10]. Selain itu, dalam praktiknya belum ada mekanisme tentang bagaimana pemegang saham memilih komisaris independen, sehingga walaupun telah ditetapkan peraturan mengenai jumlah komisaris independen, belum menjamin keefektifan peran komisaris independen (Maksum, 2008) [6]. Frekuensi rapat komite audit yang 20

dipandang sebagai salah satu bentuk mekanisme corporate governance juga belum mampu meningkatkan pengungkapan informasi intellectual capital. Pamudji et al. (2009) menyatakan bahwa pertemuan komite audit hanya bersifat mandatory terhadap peraturan yang ada [8]. Frekuensi rapat komite audit tidak menjamin proses pengawasan telah berjalan dengan lebih efektif. Keefektifan pengawasan tidak diukur dari seberapa banyak jumlah rapat yang dilakukan, namun lebih jauh lagi perusahaan perlu melihat sisi kompetensi dan independensi komite audit. IV. KESIMPULAN Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X Makassar, (1-26). [8] Pamudji, S., dan Trihartati, A. (2009). Pengaruh Independensi dan Efektifitas Komite Audit Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi dan Auditing, 6 (1 [9] Purnomosidhi, B. (2006). Praktik Pengungkapan Modal Intelektual Pada Perusahaan Publlik di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 9 (1), 1-20. [10] Wulandari, N. (2006). Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Fokus Ekonomi, 1 (2), 120-136. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dan ukuran komite audit mampu menjadi suatu mekanisme corporate governance yang menjamin transparansi dan akuntabilitas informasi perusahaan. tingkat pengungkapan informasi intellectual capital perusahaan perbankan pun cukup merata. Oleh karena itu diharapkan seluruh pihak baik perusahaan perbankan maupun regulator agar lebih serius meningkatkan dan menguatkan pelaksanaan corporate governance. REFERENSI [1] Arifin. (2005). Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan). Disampaikan dalam Sidang Senat Guru Besar Universitas Diponegoro. Semarang [2] Cerbioni, F dan Parbonetti, A. (2007). Exploring The Effects of Corporate Governance On Intellectual Capital Disclosure: An Analysis of European Biotechnology Companies. European Accounting Review, 16 (4), 791-826. [3] CIMA. (2001). Understanding Corporate Value: Managing and Reporting Intellectual Capital. Cranfield University School of Management. Retrieved January 23, 2012 from the World Wide Web: http://www.cimaglobal.com/documents/importedd ocuments/tech_techrep_understanding_corporate_v alue_2003.pdf [4] Jennings, M. M. (2005). Conspicuous Governance Failures: Why Sarbanes-Oxley Is not an Ethics Warranty. Corporate Finance Review, 9 (5). [5] Kartika, A. (2010). Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Dinamika Keuangan dan Perbankan, 2 (1), 62-82. [6] Maksum, A. (2008). Tinjauan Atas Good Corporate Governance di Indonesia. Disampaikan dalam Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara. Medan [7] Nasution, M dan Setiawan, D. (2007). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri 21