VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi beberapa faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial budaya serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita,

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

HUBUNGAN PARITAS DAN STATUS NUTRISI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI RB NH KUWARON GUBUG KABUPATEN PURWODADI

HUBUNGAN PARITAS DAN STATUS NUTRISI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI RB NH KUWARON GUBUG KAB.PURWODADI

Oleh : Dra. Hj. Syarifah, M.Kes. ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis gravidarum

BAB I PENDAHULUAN. tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya

PENGARUH RIWAYAT HIPEREMESIS GRAVIDARUM TERHADAP BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RRI KEBIDANAN RSUD DR.IBNU SUTOWO BATURAJA

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007).

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan

Heriani STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Jln.Dr Mohammad Hatta No 687 B Baturaja.

BAB I PENDAHULUAN. paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG EMESIS GRAVIDARUM

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9

Hubungan Primigravida Terhadap Kejadian Hiperemesis Gravidarum di Puskesmas Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2016

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT KUSTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan. menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan melalui jalan lahir,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

GAMBARAN USIA, PEKERJAAN DAN USIA KEHAMILAN IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG TAHUN 2015

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dimana proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

PENANGANAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI BPM NUNIK KUSTANTINNA TULANGAN - SIDOARJO

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

Fristia Hidayat b023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Progran Studi Diploma IV Kebidanan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Mortalitas dan morbilitas wanita hamil dan bersalin adalah masalah yang

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Hubungan Umur dan Paritas Dengan Kejadian Abortus Di RSUD Kabupaten Rokan Hulu 2015

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

Nur Izzah 1, Aida Rusmariana 2, Teti Retnawati 3 ABSTRAK

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI POLI KIA PUSKESMAS TUMINTING

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA ABSTRAK

HUBUNGAN MORNING SICNKNESS DENGAN STATUS GIZI PADA IBU HAMIL TRIMESTER I PUSKESMAS LIMBA B JURNAL

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG TAHUN 2013 OLEH

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RSB UMMI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada trimester pertama (Hutahaean, 2013). Hampir 45% wanita

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRI MESTER I DI BPS NY. SAYIDAH KENDAL

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS EKONOMI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI RSKD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. dan hcg mempunyai peranan penting dalam perubahan tersebut, yang salah

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan bisa saja terjadi sebuah

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Hiperemesis Gravidarum dengan Usia Ibu, Usia Gestasi, Paritas, dan Pekerjaan pada Pasien Rawat Inap di RSUP Dr. Moh.

Frekuensi Kunjungan ANC (Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

Transkripsi:

JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH STIKES AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: 2502-4825 E-ISSN: 2502-9495 KEJADIAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM DITINJAU DARI JARAK KEHAMILAN DAN PARITAS OCCURRENCE OF HYPEREMESIS GRAVIDARUM BASED ON DISTANCE OF PREGNANCY AND PARITY Lina Oktavia STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Jln.Dr.Mohammad Hatta No.687 C Telp (0735) 326072 Baturaja Email: linaoktavia73@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan jarak kehamilan dan paritas dengan kejadian Hiperemisis Gravidarum. Hasil penelitian Dari 284 responden terdapat 33,8% yang mengalami hiperemis gravidarum dan 66,2% ibu yang tidak mengalami hiperemis gravidarum. Terdapat 34,2% dengan jarak kehamilan beresiko dan 65,8% dengan jarak kehamilan tidak beresiko. Terdapat 55,3% dengan paritas tinggi dan 44,7% dengan paritas rendah. Dari hasil uji statistic didapatkan ada hubungan jarak kehamilan dengan hiperemisis gravidarum dengan nilai p value 0,000 dan ada hubungan paritas ibu dengan hiperemisis gravidarum dengan nilai p value 0,002. Kesimpulan ada hubungan jarak kehamilan dan paritas ibu dengan hiperemisis gravidarum. Kata Kunci : Jarak Kehamilan, Paritas, Hiperemisis Gravidarum ABSTRACT This study was conducted to determine the distance relationship with the incidence of pregnancy and parity Hiperemisis Gravidarum. Results Of the 284 study respondents there were 33.8 who experienced hyperemia gravidarum and 66.2% of mothers who did not experience hyperemia gravidarum. 34.2 with a distance-risk pregnancies and 65.8% with a distance of pregnancies at risk. There are 55.3% with high parity and 44.7% with low parity. From the test results obtained statistically no pregnancy distance relationship with hiperemisis gravidarum with p value of 0.000 and no association with maternal parity hiperemisis gravidarum with p value 0,002. Conclusion No relationship spaced pregnancies and maternal parity with hiperemisis gravidarum. Keywords: Distance Pregnancy, Parity, Hiperemisis Gravidarum I. PENDAHULUAN World Health Organization (WHO) memperkirakan angka kematian ibu sebesar 500.000 jiwa dan angka kematian bayi sebesar 10 juta jiwa setiap tahun. Kejadian kematian ibu dan bayi sebagian besar terdapat dinegara berkembang yaitu sebesar 98%-99% lebih tinggi dibandingkan negara maju (Wadud, 2012) Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita, proses ini akan menyebabkan terjadinya perubahan fisik, mental dan sosial yang dipengaruhi beberapa faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial budaya serta ekonomi. Pada masa kehamilan terdapat berbagai komplikasi atau masalah-masalah yang terjadi, seperti halnya mual-muntah yang sering di alami pada ibu hamil yang JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH 41

OKTAVIA merupakan salah satu gejala paling awal kehamilannya (Tiran, 2009) Mual (Nausea) dan muntah (Emesis Gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering terdapat pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo, 2007). Mual muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh berkurang, sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi) dan sirkulasi darah ke jaringan terlambat. Jika hal itu terjadi, maka konsumsi oksigen dan makanan ke jaringan juga ikut berkurang. Kekurangan oksigen dan makanan ke jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat mengurangi kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya. Kasus semacam ini memerlukan penanganan yang serius (Hidayati, 2009). Hiperemisis Gravidarum jarang menyebabkan kematian, tetepi angka kejadiannya masih cukup tinggi. Hampir 25 % pasien Hiperemisis Gravidarum dirawat inap lebih sekali. Terkadang, kondisi Hiperemisis Gravidarum terus-menerus dan sulit sembuh membuat pasien depresi. Pada kasus-kasus ekstrim, ibu-ibu hamil bahkan dapat merasa ingin melakukan terminasi kehamilan (Kevin, dkk, 2011) Helper (2008) menjelaskan sebagian besar ibu hamil 70-80% mengalami morning sickness dan sebanyak 1-2% dari semua ibu hamil mengalami morning sickness yang ekstrim. Dari hasil penelitian dalam jurnal Aril (2012) Hiperemis Gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka kejadian beragam mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan di Indonesia, 0,3% dari seluruh kehamilan di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di Turki. Di Amerika Serikat, prevalensi Hiperemis Gravidarum 0,5 2%. Hasil penelitian Depkes tahun 2009 menjelaskan bahwa lebih dari 80% ibu hamil mengalami rasa mual dan muntah, hal ini bisa menyebabkan perempuan menghindari makanan tertentu dan biasanya mambawa resiko baginya dan janin (Vicki, 2012) Dari modifikasi Neil-Rose (2007), Tiran (2008), Proverawati (2009), mual dan muntah yang berlebihan atau hiperemisis gravidarum dapat dipengaruhi faktor hormonal, faktor psikologis, faktor paritas, faktor nutrisi dan faktor alergi (Risma, dkk, 2013) Jarak yang dekat antara kehamilan sekarang dan dahulu dapat berpengaruh karena keadaan yang belum normal sebagaimana mestinya harus sudah bereproduksi lagi untuk kehamilan selanjutnya maka dari itulah dapat menyebabkan hiperemisis gravidarum dan komplikasi kehamilan lainnya (Proverawati, 2009). Penelitian Hertje dkk (2014) tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian hiperemisis gravidarum di Puskesmas Tompaso Kabuoaten Minahasa menunjukkan hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan dan paritas dengan kejadian hiperemisis gravidarum Data Ruang Bersalin RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2015 menunjukkan bahwa 977 ibu hamil yang dirawat, 96 diantaranya mengalami hiperemisis gravidarum. Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian kejadian hiperemisis gravidarum ditinjau dari jarak kehamilan dan jarak kehamilan beresiko. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Subjek penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang dirawat di Ruang Kebidanan RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja pada tahun 2015 yang berjumlah 977 orang. 42 JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH

KEJADIAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM, JARAK KEHAMILAN, PARITAS Analisa Univariat dan Bivariat digunakan sebagai metode pengolahan data penelitian. III. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hiperemisis Gravidarum No Hiperemisis Gravidarum Frekuensi % 1. Ya 96 33,8 2. Tidak 188 66,2 Dari tabel 1. diketahui bahwa dari 284 responden terdapat 96 responden (33,8%) yang mengalami hiperemis gravidarum dan 188 responden (66,2%) ibu yang tidak mengalami hiperemis gravidarum. Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Jarak Kehamilan. No Jarak Kehamilan Frekuensi % 1. Beresiko 97 34,2 2. Tidak Beresiko 187 65,8 Dari tabel 2 diketahui bahwa dari 284 responden terdapat 97 responden (34,2%) dengan jarak kehamilan beresiko dan 187 responden (65,8%) dengan jarak kehamilan tidak beresiko. Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Paritas. No Paritas Frekuensi % 1. Tinggi 157 55,3 2. Rendah 127 44,7 Dari tabel 3. diketahui bahwa dari 284 responden terdapat 157 responden (55,3%) dengan paritas tinggi dan 127 responden (44,7%) dengan paritas rendah. IV. PEMBAHASAN Hubungan jarak kehamilan dengan hiperemisis gravidarum Pada penelitian ini variabel jarak kehamilan dikategorikan menjadi beresiko dan tidak beresiko. Hasil analisa meunjukkan responden yang mengalami hiperemisis gravidarum pada jarak kehamilan beresiko sebesar 47 orang (48,5%) dan pada jarak kehamilan tidak beresiko sebesar 49 orang (26,2%). Hasil uji statistik chi-square di dapatkan p value 0,001, ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan hiperemisis gravidarum.. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hertje dkk (2013) terdapat hubungan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan kejadian hiperemisis gravidarum di Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa. Jarak ideal kehamilan sekurang-kurangnya 2 tahun. Menurut Rofiq (2008) proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu prioritas 1-3 anak dan jika dilihat dari jarak kehamilannya ternyata jarak kurang dari 2 tahun. Jarak kehamilan terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa ke kondisi sebelumnya. Pada penelitian ini sebagian besar responden dengan jarak kehamilan beresiko mengalami hiperemisis gravidarum, hal ini dikarenakan jarak yang dekat antara kehamilan sekarang dan dahulu dapat berpengaruh karena keadaan yang belum normal sebagaimana mestinya harus sudah bereproduksi lagi untuk kehamilan selanjutnya maka dari itulah dapat menyebabkan hiperemisis gravidarum dan komplikasi kehamilan lainnya. Hubungan paritas dengan hiperemisis gravidarum Pada penelitian ini variabel paritas dikategorikan menjadi tinggi dan rendah. Data yang didapatkan menunjukkan responden yang mengalami hiperemisis gravidarum pada paritas tinggi sebesar 66 orang (42,0%) dan pada paritas rendah sebesar 30 orang (23,6%). Uji statistik chi-square di dapatkan p value 0,002 ini menunjukkan menunjukkan ada dengan hiperemisis gravidarum dengan. JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH 43

OKTAVIA Hiperemesis sering terjadi pada multigravida dari pada primigravida. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kadar estrogen dan HCG dalam serum yang dapat menyebabkan perasaan mual hingga muntah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hertje dkk (2013) terdapat dengan kejadian hiperemisis gravidarum di Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa. Hasil penelitian juga didukung oleh penelitian Risma dkk (2013) terdapat dengan kejadian hiperemisis gravidarum pada ibu hamil trimester I di RB NH Kuwaron Gubug Kabupaten Purwodadi. Pada penelitian ini sebagian besar responden dengan paritas tinggi mengalami hiperemisis gravidarum, hal ini dikarenakan pada primigravida belum mampu beradaptasi dengan hormon dan pada usia lebih tua juga cenderung lebih menderita karena jumlah hormon yang dikeluarkan semakin tinggi, dan riwayat kehamilan sebelumnya juga dapat mempengaruhi kehamilannya sekarang V. KESIMPULAN DAN SARAN Terdapat 96 responden (33,8%) yang mengalami hiperemis gravidarum dan 188 responden (66,2%) yang tidak mengalami hiperemis gravidarum dari total 284 responden penelitian. Terdapat 97 responden (34,2%) dengan jarak kehamilan beresiko dan 187 responden (65,8%) dengan jarak kehamilan tidak beresiko dari total 284 responden penelitian. Terdapat 157 responden (55,3%) dengan paritas tinggi dan 127 responden (44,7%) dengan paritas rendah dari total 284 responden penelitian. Jarak kehamilan berhubungan dengan hiperemisis gravidarum. Hal tersebut dibuktikan pada nilai uji statistik dengan nilai p value 0,000. Paritas ibu berhubungan dengan hiperemisis gravidarum. Hal tersebut dibuktikan pada nilai uji statistik dengan nilai p value 0,002. Saran yang dapat diberikan kepada petugas kesehatan diantaranya adalah: a. Aktif melakukan kunjungan ke rumah khususnya pada ibu yang sedang hamil sehingga dapat memecahkan masalah dalam mengatasi Hiperemesis Gravidarum b. Menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan untuk mengevaluasi pelayanan kepada Ibu hamil yang mengalami Hiperemesis Gravidarum. Bentuk pelayanan yang diberikan dapat berupa pemberian informasi diantaranya melalui penyuluhan demi meningkatkan pemahaman ibu hamil bahwa ada berbagai faktor yang berkorelasi dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum Bagi ibu hamil yang mengalami Hiperemesis Gravidarum, hendaknya dapat lebih meningkatkan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada agar dari berbagai faktor pada penelitian ini (paritas dan jarak kehamilan) agar dapat menghindati kemungkinan mengalami Hiperemesis Gravidarum di kemudian hari. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan dan acuan dalam penelitian yang akan datang dan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis agar dapat lebih bervariatif lagi dalam mengambil variabel yang akan diteliti dalam rangka mencapai hasil penelitian yang lebih variatif lagi. 44 JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH

KEJADIAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM, JARAK KEHAMILAN, PARITAS DAFTAR PUSTAKA Tiran D. 2009. Mengatasi mual-mual dan gangguan lain selama hamil. Jakarta: EGC Hertje Salome Umboh. Telly Momuaya. Freike S,N, Lumy. 2014. Faktorfaktor yang berhubungan dengan Hiperemisis Gravidarum di Puskesmas Tampaso Kabupaten Minahasa. Poltekes Kemenkes Manado Hidayati. R, 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Salemba Medika Kevin Gunawan, Paul samuel Kris Managkei, Dwianan Ocviyanti. 2011. Diagnosis dan Tatalaksana Hiperemisis Gravidarum. Artikel Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Mochtar, M. A. 2008. Buku Saku Untuk Bidan. Jakarta: Nuha Medika Neil-Rose, W. 2007. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta : Dian Rakyat Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta Prawirohardjo, S. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : EGC. Proverawati A, S. A. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika Risma Karlina Putri. Edy Soesanto. Dwi Wahyuni. 2013. Hubungan Paritas dan Status Nutrisi dengan Hiperemisis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I di RB Kuwaron Gubug Kab. Purwodadi. Fikes UNIMUS JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH 45