BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. GUDANG GARAM TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu industri adalah di pasar modal yaitu dengan menjual saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Waktu efektif yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dimulai. pada bulan September 2015 sampai dengan selesainya skripsi ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. XL Axiata Tbk DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS (Periode )

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang digunakan oleh. perusahaan untuk mempeoleh dana. Kehadiran pasar modal banyak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, perekonomian Indonesia mengalami

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal adalah saham. (Ardhitiani 2011:1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. masa kelabu bagi pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok ke

PENDAHULUAN. ini pertumbuhannya sangat signifikan. Sejak tahun 2006 indonesia telah. Tabel 1.1 Volume dan Nilai Expor Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang tumbuh dan berkembang secara cepat dan dinamis mengharuskan perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba dari operasi perusahaan. Dari laba yang diperoleh maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan tingkat pengembalian (return) (Arista). Tujuan perusahaan yang

BAB 3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah event study menurut Jogiyanto

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan di periode sebelumnya. Perubahan laba menjadi ukuran keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kinerja dari perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau penilaian kinerja perusahaan oleh pihak manajemen menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pengolahan tembakau mampu dalam menggerakkan ekonomi di Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang sangat luas, seperti menumbuhkan industri jasa terkait, penyediaan lapangan usaha, dan penyerapan tenaga kerja. Namun pada tahun 2015, sebanyak 205 perusahaan rokok di Pamekasan, Madura, mengalami gulung tikar, akibat harga cukai rokok yang ditetapkan pemerintah terlalu mahal. Ini terjadi karena aturan tentang pendirian pabrik rokok terlalu ketat dan harga cukai yang ditetapkan pemerintah terlalu tinggi, beliau menjelaskan. Dari penerimaan cukai Februari 2014 sebesar Rp 12,9 triliun, 98 persen disumbang oleh hasil tembakau. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heri Pambudi menyatakan realisasi penerimaan cukai 2015 adalah Rp144,6 triliun atau setara dengan 99,2 persen dari target Rp145,7 triliun. Koordinator Koalisi Nasional Masyarakat Sipil untuk Pengendalian Tembakau Ifdhal Kasim mengatakan bahwa penerimaan cukai dari rokok dari tahun ke tahun memang selalu meningkat, bahkan melebihi target. "Namun, menganggap hal tersebut sebagai sumbangan industri rokok merupakan sebuah kesesatan berpikir pimpinan negara ini," katanya. Hal ini dikarenakan perusahaan rokok harus berjuang keras untuk dapat memenuhi tarif cukai tersebut. 1

Pemerintah pun telah menetapkan target pendapatan cukai hasil tembakau (CHT) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 sebesar Rp 142,7 triliun atau naik 2,58% dari target penerimaan cukai rokok dalam APBN-P 2015 sebesar Rp 139,81 triliun. Selain pendapatan cukai yang memberatkan bagi perusahaan rokok tiap tahunnya, tariff cukai juga membuat PT Handjaya Mandala Sampoerna sebagai salah satu produsen rokok SKT juga mengalami tekanan yang cukup kuat pada 2013. Terjadi penurunan penjualan akibat perubahan preferensi konsumen dewasa. Secara faktual, pangsa pasar SKT Sampoerna melorot 2,9 %, dimana pada tahun 2012 sebesar 11,2% turun menjadi 8,3% pada tahun 2013. Berikut adalah return saham yang diperoleh perusahaan rokok yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014: 2

Grafik 1.1 Return saham yang diperoleh perusahaan rokok yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 Sumber: olahan peneliti 2015 Jika dilihat dari grafik di atas dapat dilihat bahwa walaupun pemerintah telah menetapkan tarif cukai yang tinggi, beberapa perusahaan rokok bangkrut, dan pangsa pasar menurun investor tetap mau menginvestasikan dananya di perusahaan rokok, karena return yang diperoleh investor pada tahun 2014 meningkat. Dapat dilihat walaupun pada tahun 2011 hingga 2013 return saham mengalami penurunan namun pada tahun 2014 return saham meningkat. 3

Tabel 1.1 Return saham yang diperoleh perusahaan rokok yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 No Perusahaan 2011 2012 2013 2014 1. PT. Gudang Garam Tbk 69,27% -7,97% -23,98%% 46,43% 2. PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 3. PT. Bentoel Internasional Investama Tbk Sumber: olahan peneliti tahun 2015 59,80% 56,92% 9,85% 13,23% 16,57% -23,29% 2,76% -4,21% Pada tabel di atas jika dilihat dari permasalahan perusahaan, penurunan return saham pada tahun 2012 hingga 2013 PT. Gudang Garam disebabkan karena penurunan laba, laba yang dapat diatribusikan PT. Gudang Garam Tbk hanya sebesar 20,84%, dimana berdasarkan laporan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) disebutkan, turunnya laba tersebut karena naiknya beban pokok penjualan PT. Gudang Garam Tbk, kenaikan beban pokok penjualan juga disebabkan karena tarif cukai yang dibebankan perusahaan rokok. Penurunan return saham pada tahun 2012 hingga 2013 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk disebabkan penurunan pangsa pasar segmen SKT hingga 23,1% di tahun 2013, sehingga 7 perusahaan PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk harus ditutup. Penurunan return saham PT. Bentoel Internasional Investama Tbk tahun 2014 disebabkan karena rugi bersih PT. Bentoel Internasional Investama Tbk sebesar Rp 2,28 triliun, dimana pemerintah pada tahun 2013 mencabut subsidi bahan bakar 4

minyak sehingga daya beli konsumen menurun, dan ekonomi melambat untuk menaikkan harga jual rokok. Sedangkan peningkatan return saham PT. Gudang Garam Tbk tahun 2014 disebabkan oleh laba bersih PT. Gudang Garam Tbk Rp 5,36 triliun tumbuh 24% dibandingkan laba tahun sebelumnya Rp 4,32 triliun, harga saham PT. Gudang Garam pun naik 825 poin (1,67%) ke level Rp 50.325 per lembar, dimana sahamnya sudah diperdagangkan 1.697 kali dengan volume 6.762 lot senilai Rp 34 miliar. Peningkatan return saham PT. Handjaya Sampoerna Mandala Tbk disebabkan laba bersih mengalami peningkatan menjadi Rp 5,03 triliun naik sekitar 7,9% dari tahun sebelumnya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi return dari suatu investasi yaitu faktor internal dan faktor eksternal dari suatu perusahaan. Faktor internal merupakan kualitas manajemen, struktur modal, dan struktur hutang yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar yang tidak mampu dikendalikan oleh perusahaan, seperti inflasi dan naiknya kurs mata uang asing. Investor pun dalam meginvestasikan dananya harus dapat melihat perusahaan yang mampu memaksimalkan return saham, sehingga investor harus menghitung nilai intrinsik perusahaan. Analisis fundamental sering dilakukan oleh investor dalam menghitung nilai tersebut dengan menggunakan data keuangan milik perusahaan. Menurut Tatang Arry Gumanti (2011:309) Analisis fundamental sendiri diartikan sebagai suatu metode penelitian sekuritas yang melibatkan operasi 5

dan keuangan perusahaan, khususnya penjualan, laba, potensi pertumbuhan, asset, utang, manajemen, produk, dan persaingan. Menurut Desmond Wira (2015:153) analisis fundamental memiliki beberapa pendekatan dalam menganalisis yaitu menganalisis dari skala yang paling luas, kemudian ke sektor industri, lalu mengerucut ke kondisi keuangan perusahaan itu sendiri. Dalam analisis keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan tersebut. Untuk memudahkan penilaian laporan keuangan dalam analisis fundamental digunakanlah rasio keuangan, dimana fungsi dari rasio keuangan sendiri adalah untuk mengetahui kesehatan keuangan bank secara cepat agar memberikan kepercayaan kepada investor untuk berinvestasi untuk mendapatkan return saham yang maksimal dengan tingkat resiko tertentu. Analisis rasio yang biasa digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio penilaian pasar. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Pada penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan penulis adalah current ratio (CR) yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan, dimana semakin besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan dan membayar hutang jangka pendeknya akan mempengaruhi return saham yang semakin tinggi. Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mngukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Pada penelitian ini rasio solvabilitas yang digunakan oleh penulis adalah Debt to Equity Ratio (DER) yaitu 6

menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang, dimana jika perusahaan lebih banyak menggunakan hutang untuk permodalannya maka investor tidak mau berinvestasi karena semakin besar Debt to Equity Ratio maka resiko perusahaan pun akan semakin meningkat yang mengakibatkan return saham menurun. Dan yang kedua rasio yang digunakan adalah Debt to asset ratio (DAR) yaitu rasio untuk membandingkan total utang dengan total aktiva. Semakin besar Debt to asset ratio menandakan bahwa struktur modal usaha lebih banyak menggunakan hutang yang mengakibatkan resiko semakin meningkat, dan return yang diperoleh investor pun akan menurun. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan, dimana hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan penulis adalah pertama Gross Profit Margin (GPM) yaitu rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien, dimana semakin besar laba kotor perusahaan akan meningkatkan return perusahaan tersebut karena perusahaan mampu mengendalikan harga pokok produksinya. Kedua Price Earning Ratio (PER) yaitu membandingkan antara harga saham (informasi yang diperoleh dari pasar modal) dan laba per lembar saham yang 7

diperoleh pemilik perusahaan (informasi yang disajikan dalam laporan keuangan) yang akan mempengaruhi return saham perusahaan. Sedangkan return saham sendiri menurut Tatang Ary Gumanti (2011:53) merupakan tingkat pengembalian investasi yang diartikan sebagai pemilikan (pembelian) suatu aset. Untuk mengetahui rate of return hal yang harus diketahui adalah nilai awal investasi dan pendapatan dari investasi bersih dari nilai awal investasi. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependennya adalah return saham sedangkan yang menjadi variabel independennya adalah Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Gross Profit Margin (GPM), dan Price Earning Ratio (PER). Dari penjabaran di atas diketahui bahwa return saham pada perusahaan rokok mengalami fluktuasi, investor harus mampu melihat perusahaan yang dapat memberikan return yang maksimal dengan tingkat resiko seminimal mungkin, meskipun return naik di tahun 2014 namun penurunan return terjadi pada tahun 2012 dan 2013 karena hal tersebut. Penulis ingin mengetahui bahwa apakah faktor fundamental mempengaruhi investor untuk dapat memberikan keputusan yang tepat dalam membeli atau menjual saham suatu perusahaan untuk memaksimalkan return dengan tingkat resiko tertentu, mengingat pemerintah masih menetapkan tarif cukai yang tinggi dan pangsa pasar rokok sedikit mengalami penurunan, sehingga dapat memungkinkan return kembali menurun di tahun-tahun selanjutnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti tertarik untuk menelitinya dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Perusahaan Rokok Yang Listing di BEI Periode 2011-2014. 8

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Gross Profit Margin (GPM), Price Earning Ratio (PER), dan return saham pada perusahaan rokok yang listing di BEI periode 2011-2014? 2. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Gross Profit Margin (GPM), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada perusahaan rokok yang listing di BEI periode 2011-2014 secara parsial? 3. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Gross Profit Margin (GPM) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada perusahaan rokok yang listing di BEI periode 2011-2014 secara simultan? 1.3 Maksud Dan Tujuan Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi maksud dan tujuan peneliti sendiri adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perkembangan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Gross Profit Margin (GPM), Price Earning Ratio (PER) dan return saham pada perusahaan rokok yang listing di BEI periode 2011-2014. 9

2. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Gross Profit Margin (GPM), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada perusahaan rokok yang listing di BEI periode 2011-2014 secara parsial. 3. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Gross Profit Margin (GPM), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada perusahaan rokok yang listing di BEI periode 2011-2014 secara simultan. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari penelitian yang dilakukan, penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut.: 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang baik bagi pihak manajemennya sehingga dapat mempertahankan dan memperbaiki perusahaan dalam menentukan kebijakan dalam perusahaan dilihat dari sisi laporan keuangan perusahaan itu sendiri. Dan diharapkan dapat memberi informasi dan masukan bagi perusahaan dalam menerbitkan dan menjual saham perusahaannya. 2. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi investor dalam melakukan investasi agar dapat memperoleh return yang maksimal dengan resiko yang seminimal mungkin. 10

3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lebih jauh. Dan memberikan wawasan teoritis sebagai hasil penelitian tentang analisis fundamental terhadap return saham. 4. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan pengetahuan penulis pada bidang keuangan, khususnya dalam analisis fundamental. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Moh.Nazir (2014:43) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan merupakan data yang bersifat kuantitatif. 1.6 Lokasi Penelitian Penelitian yang dilakukan ini penulis mengambil sampel perusahaan rokok yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Data diperoleh dari Bursa 11

Efek Indonesia Jl. Veteran No. 10 Bandung dan data idx. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2015 hingga selesai. 12