Berenang aktif, perkembangan biakan tidak melalui tahap larva, tepai melalui telur Beberapa mempunyai kantung tinta, untuk perlindungan diri fosilnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IX FILUM ARTHROPODA

Jumat, 24 Desember 2010

5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata >>> Vertebrata

FILUM MOLLUSCA KELOMPOK 1

BIOLOGI LAUT Mollusca

BAB I PENDAHULUAN. Page 1 of 18

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.4

ANGGOTA. Andisa Fardhana K. W (02) Aulia kusuma Fitrianti (05) Dhaifan Nur (07) Farah Raisyaputri Andu (13) Hanin Amalia Putri (19) Lalili Adi (24)

Jilid 1. Penulis : Arief Harisa Muhammad. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.

0 37 m m m

BAB I PENDAHULUAN. Area penelitian terletak di area X Malita Graben yang merupakan bagian

CATHALOCITY PHYLUM MOLLUSCA

GEOLOGI SEJARAH RANGKUMAN SKALA WAKTU GEOLOGI. Oleh: MOHAMAD IKBAL GANI NIM Dosen Pengampu: RONAL HUTAGALUNG, S.T, M.

JAGAD RAYA DAN TATA SURYA VI

Fauna A Indonesia. Pusat Penelitian Biologi - LIP1 Bogor

PRIYAMBODO, M.SC. FOSIL DAN BATUAN

A.Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelom), epithel satu lapis umumnya bersilia dan mengandung

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Aziz, 1981). Tubuhnya berbentuk segilima, mempunyai lima pasang garis


Annelida. lembab terletak di sebelah atas epithel columnar yang banyak mengandung sel-sel kelenjar

JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS

Hutan mangrove merupakan vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis

Iklim Perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memilki garis pantai sepanjang lebih kurang km dengan wilayah laut

Sub Bab Gastrulasi mengatur kembali blastula untuk membentuk sebuah embrio berlapis tiga dengan perut primitif

Gambar III.7. Jalur sabuk lipatan anjakan bagian tenggara Teluk Cenderawasih.

BAB IV ANALISIS UMUR DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN BERDASARKAN MOLUSKA MIKRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Crossbite posterior adalah relasi transversal yang abnormal dalam arah

BAB II KELIMPAHAN, KEANEKARAGAMAN, GASTROPODA, DAN HUTAN MANGROVE PANTAI KARANGSONG INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang paling sering digunakan oleh manusia adalah komputer. Komputer

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan geologi Papua diawali sejak evolusi tektonik Kenozoikum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudera Pasifik dan

BAB 5 REKONSTRUKSI DAN ANALISIS STRUKTUR

PERTARUNGAN PENDAPAT MENGENAI ASAL-USUL KEHIDUPAN DAN KERAGAMAN JENIS

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Siput Gonggong (Strombus turturella)

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Perairan Indonesia. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak diantara samudera

Interpretasi Stratigrafi daerah Seram. Tabel 4.1. Korelasi sumur daerah Seram

Gambar Gambaran struktur pada SFZ berarah barat-timur di utara-baratlaut Kepala Burung. Sesar mendatar tersebut berkembang sebagai sesar

Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Pisces: Evolusi Kelas Agnatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

Phylum Echinodermata

ADAPTASI DAN EVOLUSI. Oleh : Aisyah Wardani

BAB III TEORI DASAR. III.1. Biostratigrafi

RIBBON SEAL (ANJING LAUT PITA) HISTRIOPHOCA FASCIATA. Di susun oleh: Nandia Putri Aulia Nida Nurhanifah

STRUKTUR JANTUNG. Achmad Farajallah, Sirkulasi kedua1

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

MODUL TRANSPLANTASI KARANG SECARA SEDERHANA PELATIHAN EKOLOGI TERUMBU KARANG ( COREMAP FASE II KABUPATEN SELAYAR YAYASAN LANRA LINK MAKASSAR)

PERAGA NO : 1 SOAL :

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata

TUGAS EVOLUSI. Evolusi Vertebrata. Disusun oleh: Ayu Lestari ( ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan

CEPHALOPODA BERCANGKANG DI INDONESIA

E C H I N O D E R M A T A

Preferensi Substrat dan Kepadatan Populasi Faunus Ater Di Perairan Ekosistem Mangrove Sungai Reuleung Leupung Kabupaten Aceh Besar

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

10.1. Pendahuluan. by Djauhari Noor 242

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Bahasa Indonesia version of: A Handbook for the Identification of Yellowfin and Bigeye Tunas in Fresh Condition

SEKILAS TENTANG KERANG LENTERA FILUM BRAKHIOPODA. Mudjiono dan Maryoto Suparman ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda Entomopatogen

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 21. KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 21.2

Gambar 1. Anatomi Palatum 12

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

BAB IV Interpretasi Arsitektur Sikuen Endapan Lakustrin Brown Shale (Kelompok Pematang) Berdasarkan Analisis Tafonomi Moluska

Sotong (sepia sp) Reproduksi dan Ekologi

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

KEMUNCULAN PAPER NAUTILUS DI PERAIRAN TELUK TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG, PROVINSI SULAWESI TENGAH

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.2

BAB I PENDAHULUAN. lain: waduk, danau, kolam, telaga, rawa, belik, dan lain lain (Wibowo, 2008).

BAB IV PEMAPARAN DATA Ketersediaan Data Data Seismik Data Sumur Interpretasi

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.3

Training guide for the identification of yellowfin and bigeye tunas to assist Indonesian port sampling and observer programs

STAG2022 Stratigrafi Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan diantara tiga lempeng besar, yaitu lempeng pasifik, lempeng Indo-

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan lokasi dari Struktur DNF yang ditandai

Soal Babak Penyisihan OMITS 2008

I. PENDAHULUAN. maka lautan merupakan satu-satunya tempat kumpulan organisme yang sangat. besar di planet bumi (Resosoedarmo, dkk, 1990).

Bab III Tatanan Geologi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Perawatan pendahuluan 4.2 Perawatan utama Rahang atas

F. Kunci Identifikasi Bergambar kepada Bangsa

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata >>> Vertebrata

BAB I PENDAHULUAN. memberikan beberapa kontribusi penting bagi masyarakat Indonesia. sumber daya alam dan dapat dijadikan laboratorium alam.

BAB I PENDAHULUAN. Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau

HIDROSFER VI. Tujuan Pembelajaran

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Keong Macan

Atmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah.

Transkripsi:

CEPHALOPODA Cephalo : Kepala Podos : Kaki Merupakan moluska tingkat tinggi Mempunyai Mulut & Mata Kakinya merupakan Tentakel Funel : pelontar air ke segala arah (hyponome) Cangkang dapat lurus atau berputar, terbagi dalam kamar-kamar oleh dinding yang bernama Septa Fungsi Septa : Untuk mengontrol Buoyancy

Berenang aktif, perkembangan biakan tidak melalui tahap larva, tepai melalui telur Beberapa mempunyai kantung tinta, untuk perlindungan diri fosilnya tidak hanya pada coleid, tapi juga pada amonoid untuk Jura dan Kapur Fosil penting DEVON KAPUR Marine Fosil

Klasifikasi Terbagi 2 (dua) infraklas 1. Palecephaloda - Nautiloidea - Endoceratoidea - Actinoceratoidea 2. Neocephalopoda - Ammonoida - Coleoida

Palecephaloda - Cangkang : campuran gas nitrogen, menggulung - Umur : Kambrium Silur - Cangkang lurus - Puncak perkembangan : Ordovisum Atas Devon Bawah - Tersebar : Indo Pasifik Cangkang evolut tidak mudah terbawa arus dibanding cangkang involut - Batimetri : 400 500 M Nautiloidea - Kambium Atas : Bentuk cangkang lurus involut - Devon Resen : Cangkang terputar, sifun sederhana - Ct : Nautilus - Resent : Fosil Poleozoik

Neocephalodea - Ammonoidea ammonit (Jura kapur) - Devon Kapur - Perbedaan dengan Nautiloidea 1. Sifun tipis, ada ruang sifun 2. Sufura lebih kompleks 3. Domain terputar, tidak ada bentuk lurus. - Sufura mencerminkan evolusi Coleoidea - Belemnit Umunya ditemukan pada batuan yang lunak, terbawa oleh arus atau oleh iklim (cuaca)

Sub Klas Nautiloidea Cangkang eksternal, bentuk cangkang lurus, kecuali Nautilus, terputar Kambium Atas Resen Fosil Paleozoik umumnya nautiloids Ciri khas : - Tidak mempunyai kantong tinta Kambr : lurus involut, Devon - coiled - Garis sufura sederhana sekali, berbentuk lurus Sub Klas Coleoidea Cangkang internal, living cephalopod (cumi-cumi, gurita, sotong) Fosil : Belenite Devon Atas Resen, puncak Trias Kapur Atas, es Fosil petunjuk Jura, punah pada akhir Kapur Cangkang terdiri dari 3 bagian : 1. Rostrum/Guard : terbuat dari bahan kapur, padat paling sering tersimpan. 2. Pragmacone 3. Pro Ostracum : merupakan tumbuhan pragmacone ke arah muka, kepala belemnit terletak di muka bagian ini.

Subklas Ammonoidea Cangkang eksternal, bentuk cangkang terputar Devon kapur Fosil Mesozoik + Paleozoik akhir Fosil : amonite & goniatite Fosil sutura : rumit cangkang evolut lebih sederhana dari involut sadel (sandle) : garis suture melengkung ke bagian Lobe Tipe Garis Suture Tipe Nautiloida Tipe Goniatit Tipe Ceratit Tipe amonit anterior : melengkung ke posterior : sadle & lobe kurang jelas : Jelas, bentuk sederhana : sandle & lobe luar serta lateral : rumit

Morfologi Cangkang

Bagian-bagian cangkang Kelas Cephalopoda yang utama adalah sebagai berikut : 1. Septa/Septum : Dinding yang membatasi antar kamar/ruang 2. Chambers (camerae) : Kamar (ruang) 3. Garis sutura : Garis pertemuan antara septa dan cangkang. Sutura sangat berguna dalam klasifikasi kelas Cephalopoda. 4. Body chamber/living chamber : Ruang terakhir yang ditempati oleh tubuh 5. Phragmacone : Bagian cangkang yang tidak ditempati oleh tubuh mereka. 6. Cord (siphuncle) Bagian dari tubuh cephalopoda yang berhubungan dengan ruangan lain pada phragmacone.

MORFOLOGI CANGKANG (CONH) LONGICONES (kerucut panjang) terdiri dari : ORTHOCONIC (kerucut lurus) CYRTOCONIC (kerucut agak lengkung) BREVICONES (kerucut pendek ) terdiri dari : ORTHOCONIC CYRTONONIC GYROCONE (terputar seperti spiral) EVOLUTE (semua kamar terlihat) akibat pertumbuhan kamar terputar ke luar INVOLUTE (kamar terakhir menutupi kamar sebelumnya) CONVOLUTE (kamar tumbuh menggulung bersama-sama dalam satu titik putaran)

Tubuhnya simetri bilateral dengan cangkang yang disebut conth (conothea). Bentuknya Conchnya bermacam-macam, diantaranya adalah : Beberapa tipe contoh conch (Moore, 1964)

PERKEMBANGAN AMMONOIDEA 1. DEVON, bentuk sutura goniatit : Terbagi menjadi 2 : Kumpulan yang mempunyai sifun di ventral dorsal (punah) 2. KARBON, umumnya goniatit, namun muncul pula ceratit 3. PERM, dominasi goniatit, mulai muncul amonit 4. TRIAS, goniatit telah punah, Trias bawah tengah : ceratit Trias atas : ammonit 5. JURA, ammonit, ornamentasi mulai berkembang 6. KAPUR, kapur bawah - sutura ammonit yang rumit - sutura ceratit kapur atas punah!