BAB II LANDASAN TEORI. suatu KAP diharuskan untuk mentaati peraturan dan standar yang berlaku serta harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

BAB I PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi yang mengarah pada perdagangan bebas kini

BAB IV HASIL PENELITIAN. IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu

SISTEM PENGENDALIAN MUTU. KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) Dr. SURYO PRATOLO & REKAN

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

BAB II LANDASAN TEORI. II.1 Pemahaman Akan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

REPRESENTASI MANAJEMEN

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

7-6. sumber : hal. 276

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

STANDAR UMUM DAFTAR I SI. 201 Sifat Standar Umum Tanggal Berlaku Efektif 02

BAB II KUALITAS AUDIT, BATASAN WAKTU AUDIT DAN DUE PROFESSIONAL CARE. dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

AUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

Gambar 2.1 Hirarki Standar Auditing Sumber: SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI, 2001: )

SURAT PERIKATAN AUDIT

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

PERENCANAAN DAN SUPERVISI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan merupakan hasil

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002) ada 8 prinsip. dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

BAB 1 PROFESI AUDITING

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

STANDAR PERIKATAN AUDIT

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) menurut Aturan Etika Kompartemen

PELAPORAN REVIEW MUTU

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

BAB 1 PENGANTAR AUDITING

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N

1.1 Latar Belakang Penelitian Guna menghadapi era globalisasi yang menuju ke arah pasar bebas, terutama di Indonesia akan banyak masuk akuntan luar

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter)

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

SISTEM PENGENDALIAN MUTU

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

PT INDO KORDSA TBK PIAGAM KOMITE AUDIT

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Kuesioner. Tidak Tahu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA DEWAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

BAB II LANDASAN TEORI

Internal Audit Charter

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

TATA CARA VERIFIKASI PENGALAMAN PRAKTIK OLEH IAPI & INFORMASI DOKUMEN YANG DISIAPKAN OLEH PEMOHON

Pertemuan 1 AUDITING

PIAGAM AUDIT INTERNAL

REPRESENTASI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pengendalian Mutu Sistem pengendalian mutu merupakan suatu konsep yang mensyaratkan bahwa suatu KAP diharuskan untuk mentaati peraturan dan standar yang berlaku serta harus menggunakan kemahiran profesinya secara sungguh-sungguh dalam memberikan jasanya sehingga KAP tersebut dapat memenuhi tanggung jawab profesinya Menurut Deflise (1987:74), menerangkan bahwa pengertian konsep pengendalian mutu adalah: Audit Quality Control embraces the concept of professional competence and the meeting or exceeding of professional standar (both technical and ethical) in expressing an opinion on audit financial statement, being associated with unaudited financial statement and providing other types of accounting service. Menurut Arens dan Loebbecke (2000:12), bahwa konsep pengendalian mutu bagi suatu kantor akuntan dapat dijelaskan seperti berikut: Quality Control is the procedures used by CPA firm that help it meet those standards consistenly on every engagement. mutu adalah : Menurut Sukrisno Agoes (1996:11) menerangkan bahwa konsep pengendalian Sistem pengendalian mutu terdiri dari struktur organisasi, kebijakan yang digariskan dan prosedur yang ditetapkan yang akan memberikan keyakinan 12

yang layak bagi KAP bahwa suatu mutu pekerjaan yang dilaksanakan telah sesuai dengan standar auditing. Sistem pengendalian mutu tersebut harus dirancang secara menyeluruh dan cocok dengan struktur organisasi, kebijakan dan prosedur sesuai dengan sifat pekerjaan KAP yang bersangkutan. Dengan demikian tujuan dari konsep ini adalah untuk meyakinkan para pengguna jasa bahwa dalam memberikan jasanya, akuntan publik telah memenuhi tanggung jawab profesionalnya. Untuk melaksanakan konsep tersebut maka KAP harus mempunyai sistem pengendalian mutu yang baik yang meliputi struktur organisasi, kebijakan, dan prosedur pengendalian mutu karena ketiga hal tersebut akan memenuhi mutu pelaksanaan penugasan yang dilakukan oleh KAP secara perorangan maupun secara keseluruhan sebagai bagian dari suatu tim 2.1.1 Tujuan Pengendalian Mutu Dalam Auditing Hand Book dikemukakan oleh Australian Sociality of CPA s and Institute of Chartered accountants in Australia (2000), bahwa tujuan ditetapkannya pengendalian mutu pada kantor akuntan publik adalah sebagai berikut: A basic objective of an accounting practice is to ensure that the professional service it provides conform with professional standard. Bedasarkan definisi diatas maka tujuan ditetapkan pengendalian mutu pada kantor akuntan publik adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa kantor akuntan publik mampu memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien dan 13

memberikan keyakinan bahwa standar dan peraturan yang telah ditaati dan dilaksanakan secara profesional dan konsisten. 2.1.2 Standar Pengendalian Mutu Standar pengendalian mutu memberikan panduan bagi kantor akuntan publik didalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh dewan standar profesional akuntan publik, aturan etika akuntan publik yang diterbitkan oleh kompartemen akuntan publik, dan perikatan jasa profesional yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia sehingga setiap KAP bertanggung jawab untuk mematuhi berbagai standar relevan yang telah diterbitkan oleh dewan dan kompartemen akuntan publik. Dalam pemenuhan tanggung jawab tersebut, maka KAP wajib untuk mempertimbangkan integritas stafnya dalam menentukan hubungan profesionalnya bahwa KAP dan stafnya akan independen terhadap kliennya sebagaimana diatur oleh aturan etika kompartemen akuntan publik dan bahwa staf kantor akuntan publik tersebut memang kompeten, professional, dan objektif serta akan menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care). Oleh karena itu kantor akuntan publik harus memiliki sistem pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan profesional dengan berbagai standar dan aturan relevan yang berlaku dalam pelaksanaan penugasannya sehingga dapat digunakan oleh staf anggota kantor akuntan publik untuk membantu dalam memenuhi standar pemeriksaan yang diterima umum. 14

Mengenai sistem pengendalian mutu yang dikutip dari Baron s How to prepare for the certified publc accountant examination (2000:43) yaitu : A system must be established which provides the firms with reasonable assurance of furnishing professional service with conform to professional standar. A quality control system. Encompasses the firm s organizational structure, polies, procedures, and contain inherent lamination caused by variation in individual performance and under standing. Hal diatas menyimpulkan bahwa suatu sistem pengendalian mutu hanya dapat memberikan keyakinan yang memadai bukan suatu jaminan dilaksanakannya Generally Accepted Accounting Standard (GAAS). Hal tersebut disebabkan bervariasinya kinerja dan pemahaman yang dimiliki setiap individu dalam kantor akuntan publik tersebut 2.1.3 Elemen-elemen Pengendalian Mutu Dalam merancang kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP harus mempertimbangkan keberadaan sembilan elemen pengendalian mutu seperti yang tertera dalam Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) no 01, SPAP (2001:17000.1) kesembilan elemen tersebut adalah : 1) Independensi 2) Penugasan personel 3) Konsultasi 4) Supervisi 5) Pengangkatan pemeriksa 6) Pengembangan profesional 15

7) Promosi 8) Penerimaan dan pemeliharaan hubungan dengan klien 9) Inspeksi Dalam kesembilan elemen tersebut memiliki hal saling keterkaitan antara satu dengan lainnya sebagai contohnya : 1) Elemen pengangkatan pemeriksa mempengaruhi elemen pengembangan profesional. Dalam hal ini, tata cara penerimaan pemeriksa akan mempengaruhi kebijakan penyelenggaraan latihan. 2) Elemen pengembangan profesional mempengaruhi elemen promosi. Dalam hal ini pengembangan profesional antara lain dilaksanakan melalui pelatihan atau pendidikan yang telah dijalani oleh pemeriksa akan mempengaruhi promosi pemeriksa. 3) Elemen pengangkatan pemeriksa mempengaruhi elemen supervisi karena pada umumnya pemeriksa yang baru diangkat atau pemeriksa yang belum berpengalaman memerlukan supervisi yang lebih intensif dibandingkan dengan pemeriksa yang sudah berpengalaman. 2.1.3.1 Indenpendensi Maksud dari elemen ini adalah bahwa semua pemeriksa pada semua jenjang kedudukan harus dapat mempertahankan independensinya sehingga memberikan keyakinan yang memadai bahwa setiap lapis organisasi semua staf professional mempertahankan sikapnya sebagaimana diatur dalam kode etik akuntan Indonesia yang secara rinci tertuang dalam Pernyataan Etika Pofesi no 01 yaitu Integritas, Objektifitas, 16

dan Indenpendensi yang memuat contoh-contoh penerapan yang berlaku untuk akuntan publik sehingga KAP harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk mempertahankan indenpendensi pemeriksaannya. Menurut dewan Standar Profesional Akuntan Publik (2001:17000.2) terdapat empat kebijakan dan prosedur indenpendensi sebagai berikut yaitu : 1. Wajibkan semua personel pada setiap tingkat organisasi mematuhi ketentuan independensi sebagaimana diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia. a. Tugasi satu atau lebih personel dengan tingkat wewenang yang memadai untuk memberikan panduan dan untuk menyelesaikan berbagai pertanyaan mengenai masalah indenpendensi. (i) Identifikasi kondisi yang didalamnya dokumentasi atas penyelesaian pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan indenpendensi perlu dilakukan. (ii) Wajibkan untuk mengadakan konsultasi dengan sumber atau pihak yang berwenang apabila memang diperlukan. 2. Komunikasikan kebijakan dan prosedur mengenai indenpendensi kepada personel pada semua tingkat organisasi. a. Informasikan kebijakan dan prosedur indenpendensi KAP pada personel dan beritau mereka bahwa mereka diharapkan memahami kebijakan dan prosedur tersebut. b. Tekankan sikap mental independen dalam program pelatihan, dan dalam supervisi dan review perikatan. 17

c. Beritahu personel secara rutin mengenai entitas yang harus diberlakukan kebijakan indenpendensi. (i) Siapkan dan pertahankan untuk keperluan indenpendensi, suatu daftar klien KAP dan entitas lain (perusahaan afiliasi, perusahaan induk, perusahaan asosiasi klien) yang harus diberlakukan kebijakan indenpendensi. (ii) Sediakan daftar tersebut bagi personel (termasuk personel baru KAP) yang membutuhkannya untuk menentukan independensi mereka. (iii) Terapkan prosedur untuk memberitau personel mengenai perubahan daftar tersebut. d. Selenggarakan perpustakaan atau sediakan fasilitas lain yang menyimpan literature professional, literature terbitan badan pengatur atau literatur terbitan KAP yang berhubungan dengan masalah indenpendensi. 3. Pada waktu berperan sebagai auditor utama, konfirmasikan indenpendensi KAP lain yang mengadakan perikatan untuk melaksanakan bagian dari suatu kontrak perikatan. a. Informasikan kepada personel mengenai bentuk dan isi representasi tentang indenpendensi yang harus diperoleh dari KAP yang mengadakan perikatan untuk melaksanakan bagian dari perikatan tertentu. b. Beritahu personel mengenai frekwensi pemerolehan representasi dari KAP afiliasi atau asosiasi untuk perikatan berulang. 4. Lakukan pemantauan atas kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur mengenai indenpendensi. 18

a. Dapatkan representasi tertulis dari personel secara periodik, umumnya sekali dalam setahun yang menyatakan bahwa : (i) (ii) Mereka memahami kebijakan dan prosedur indenpendensi KAP. Untuk periode tertentu, mereka tidak memiliki dan melakukan investasi yang tidak diizinkan menurut ketentuan independensi. Sebagai prosedur alternatif atau tambahan untuk menentukan bahwa tidak ada kepemilikan investasi yang tidak diizinkan, KAP dapat memperoleh dari personelnya, daftar transaksi investasi, dan jenis efek (jumlah atau nilai saham tak perlu dicantumkan). (iii) Mereka tidak melakukan hubungan dan transaksi yang tidak diizinkan berdasarkan kebijakan KAP. b. Bebankan tanggung jawab pada satu atau lebih personel dengan tingkat wewenang yang memadai, untuk menyelesaikan berbagai pengecualian dari ketentuan indenpendensi. c. Bebankan tanggung jawab pada satu atau lebih personel dengan tingkat wewenang yang memadai untuk memperoleh representasi dan me-review kelengkapan arsip kepatuhan terhadap ketentuan indenpendensi. d. Lakukan review secara periodik, bila ada piutang KAP terhadap klien untuk memastikan apakah jumlah yang belum dilunasi bersifat seperti pinjaman dan oleh karenanya dapat mengurangi indenpendensi KAP. 19

2.1.3.2 Penugasan Personel Dalam melakukan penugasan terhadap pemeriksa maka KAP harus memiliki keyakinan bahwa pemeriksa yang ditugaskan adalah mereka yang telah menjalani pelatihan teknis yang cukup dan memiliki keterampilan yang memadai sesuai dengan penugasannya sehingga secara keseluruhan, tim pemeriksa yang ditugaskan cukup kompeten serta memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas dalam hal penugasan. Menurut dewan Standar Profesional Akuntan Publik (2001:17000.2) terdapat tiga kebijakan dan prosedur penugasan personel sebagai berikut yaitu : 1. Jelaskan pendekatan yang digunakan oleh KAP dalam penugasan personel, termasuk perencanaan kebutuhan untuk KAP secara keseluruhan dan untuk masing-masing kantor cabangnya dan ukuran yang diterapkan untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan, keahlian, pengembangan, dan pemanfaatan personel dalam pelaksanaan perikatan. a. Rencanakan kebutuhan personel KAP secara keseluruhan dan untuk masingmasing kantor. b. Identifikasi kebutuhan personel untuk perikatan tertentu secara rutin. c. Siapkan anggaran jumlah waktu pelaksanaan (time budget) perikatan untuk penentuan kebutuhan personel dan penjadwalan pekerjaan lapangan. d. Pertimbangkan faktor-faktor berikut ini untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan, keahlian, pengembangan, dan pemanfaatan personel dalam pelaksanaan perikatan : (i) (ii) Ukuran dan kompleksitas perikatan Ketersediaan personel 20

(iii) (iv) (v) (vi) Keahlian khusus yang dibutuhkan Waktu pelaksanaan pekerjaan Rotasi personel secara berkelanjutan dan periodik Kesempatan untuk pelatihan selama perikatan (on the job training) 2. Tunjuk satu atau lebih personel yang tepat untuk bertanggung jawab dalam penugasan personel. a. Pertimbangkan hal-hal berikut ini dalam proses penugasan personel : (i) Kebutuhan personel dan pengaturan waktu pelaksanaan perikatan tertentu. (ii) Evaluasi kualifikasi personel yaitu mengenai pengalaman, posisi, latar belakang dan keahlian khusus personel. (iii) (iv) (v) Supervisi terencana dan keterlibatan personel supervisor. Proyeksi ketersediaan waktu individu yang ditugasi. Situasi yang memungkinkan terjadinya masalah indenpendensi dan benturan kepentingan, seperti penugasan personel ke klien tertentu yang merupakan mantan atasannya atau atasan orang yang memiliki hubungan keluarga tertentu dengannya b. Pertimbangkan, dalam penugasan personel, aspek berkelanjutan kerja dan notasi sehingga memungkinkan perikatan dilaksanakan seefisien mungkin dan memungkinkan personel lain dengan pengalaman dan latar belakang yang berbeda, memberikan perspektif baru dalam pelaksanaan perikatan 21

3. Selenggarakan pengesahan penjadwalan waktu pelaksanaan dan kebutuhan personel untuk perikatan, oleh personal yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan perikatan tersebut. a. Ajukan kepada personel yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan perikatan tersebut, jika dianggap perlu, untuk me-riview dan mengesahkan nama dan kualifikasipersonel yang ditugasi dalam pelaksanaan b. Pertimbangkan pengalaman dan pelatihan staf pelaksana perikatan dalam kaitannya dengan kompleksitas atau persyaratan lain perikatan, dan lingkup supervisi yang akan diberikan 2.1.3.3 Konsultasi Maksud dari elemen ini adalah jika pada KAP menghadapi masalah yang meragukan maka pemeriksa tersebut dapat meminta bantuan pada orang yang mempunyai tingkat pengetahuan yang tepat, kompeten dan mempunyai pertimbangan yang matang. Karena itu KAP harus memiliki kebijakan, prosedur, dan fasilitas konsultasi yang baik sehingga para pemeriksa yang menghadapi suatu masalah dapat dengan mudah berkonsultasi Menurut dewan Standar Profesional Akuntan Publik (2001:17000.2) terdapat tiga kebijakan dan prosedur penugasan personel sebagai berikut yaitu : 1. Identifikasi masalah dan situasi khusus yang mengharuskan personel untuk berkonsultasi dan mendorong personel untuk berkonsultasi dengan atau menggunakan sumber atau pihak yang berwenang mengenai masalah yang kompleks dan tidak biasa. 22

a. Informasikan kebijakan dan prosedur konsultasi KAP kepada personel b. Tentukan bidang atau situasi khusus yang karena jenis atau kompleksitasnya mengharuskan personel untuk berkonsultasi.: (i) (ii) (iii) (iv) Penerapan standar teknis yang baru diterbitkan Industri dengan akuntansi, audit, dan standar pelaporan khusus Problem praktik yang muncul Berbagai alternatif pilihan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia apabila perubahan akuntansi akan dilakukan. (v) Kewajiban pelaporan kepada badan pengatur c. Selenggarakan atau sediakan akses ke perpustakaan referensi dan sumbersumber yang berwenang lainnya. (i) Tetapkan tanggung jawab untuk penyelenggaraan perpustakaan referensi pada setiap kantor praktik (ii) Sediakan materi panduan teknis dan terbitan teknis, termasuk yang berhubungan dengan industri khusus dan bidang khusus lainnya (iii) Selenggarakan konsultasi dengan KAP lain dan orang di luar KAP untuk melengkapi sumber yang tersedia di KAP (iv) Ajukan masalah yang dihadapi kepada Bidang atau Dewan yang ada dalam organisasi Ikatan Akuntan Indonesia yang berfungsi untuk menangani masalah teknis d. Bentuk fungsi riset untuk membantu personel dalam hal masalah praktik 2. Tunjuk satu atau lebih individu sebagai spesialis yang bertindak sebagai pihak yang berwenang dan tetapkan wewenang mereka dalam konsultasi. Buat 23

prosedur untuk menyelesaikan perbedaan pendapat antara personel pelaksana perikatan dengan para spesialis a. Tunjuk satu atau lebih individu sebagai spesialis untuk memenuhi kewajiban pelaporan klien kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan badan pengatur lainnya. b. Tunjuk satu atau lebih personel sebagai spesialis untuk industri tertentu c. Beritahu personel mengenai derajat wewenang untuk menyesuaikan dengan pendapat spesialis dan prosedur yang harus diikuti untuk menyelesaikan perbedaan pendapat tersebut d. Wajibkan dokumentasi pertimbangan keputusan dalam penyelesaian perbedaan pendapat 3. Tentukan lingkup dokumentasi yang harus dilakukan terhadap hasil konsultasi mengenai masalah atau situasi khusus yang mengharuskan adanya konsultasi. Tentukan dokumentasi yang diperlukan untuk konsultasi lain. a. Jelaskan lingkup dokumentasi yang perlu disiapkan dan tanggung jawab penyiapannya kepada personel b. Tunjukan kondisi yang mengharuskan dilakukannya dokumentasi konsultasi c. Buat arsip berdasarkan subjek yang memuat hasil konsultasi untuk referensi dan riset pada masa mendatang 2.1.3.4 Supervisi Maksud dari elemen ini, bahwa selama pemeriksaan maka harus dilakukan supervisi terhadap semua jenjang organisasi. Supervisi ini dimaksudkan agar KAP 24

memperoleh keyakinan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan memenuhi kriteria yang ditentukan. Luas supervisi tergantung dari berbagai faktor antara lain kerumitan masalah yang dihadapi, kualifikasi pemeriksa, serta tidak tersedianya tenaga yang dapat memberikan konsultasi sehingga agar dapat dilaksanakan dengan baik maka setiap KAP harus memiliki kebijakan prosedur supervisi yang jelas Menurut dewan Standar Profesional Akuntan Publik (2001:17000.2) terdapat tiga kebijakan dan prosedur penugasan personel sebagai berikut yaitu : 1. Sediakan prosedur untuk perencanaan perikatan a. Bebankan tanggung jawab fungsi perencanaan suatu perikatan kepada satu atau lebih personel dengan tingkat wewenang yang memadai. Ikutsertakan personel yang semestinya ditugasi ke perikatan tertentu dalam proses perencanaan b. Kembangkan informasi tentang latar belakang atau informasi review yang dikumpulkan dari perikatan sebelumnya dan lakukan pemuktahiran sesuai dengan kondisi yang telah berubah c. Jelaskan hal-hal yang harus dicakup dalam proses perencanaan penugasan seperti yang tercantum dibawah ini : (i) (ii) (iii) (iv) Pengembangan usulan program pekerjaan yang diusulkan Penentuan kebutuhan personel dan kebutuhan pengetahuan khusus Pengembangan estimasi jumlah waktu untuk menyelesaikan perikatan Pertimbangan kondisi ekonomi kini yang mempengaruhi klien atau industrinya dan kemungkinan pengaruhnya terhadap pelaksanaan perikatan 25

2. Sediakan prosedur utnuk mempertahankan standar mutu KAP untuk pekerjaan yang dilaksanakan. a. Lakukan supervisi memadai pada semua tingkat organisasi dengan mempertimbangkan pelatihan, kemampuan, dan pengalaman personel yang ditugasi b. Kembangkan pedoman mengenai bentuk dan isi kertas kerja c. Manfaatkan lembar isian, daftar pengecekan, dan kuisioner standar, sejauh sesuai dengan kondisi, untuk membantu pelaksanaan perikatan d. Sediakan prosedur untuk menyelesaikan perbedaan pertimbangan (judgment) profesional diantara anggota tim pelaksana perikatan. 3. Sediakan prosedur untuk me-riview kertas kerja dan laporan perikatan. a. Kembangkan pedoman review kertas kerja dan dokumentasi proses review (i) Wajibkan pe-review memiliki kompetensi dan tanggung jawab memadai (ii) Tentukan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan dengan lengkap dan sesuai dengan SPAP dan kebijakan KAP (iii) Jelaskan dokumentasi yang membuktikan review atas kertas kerja dan temuan pe-review. Dokumentasi dapat mencakup pembubuhan paraf pada kertas kerja, pengisisan kuisioner pe-review, dan penggunaan lembar isian atau daftar pengecekan standar. b. Kembangkan pedoman review laporan yang akan diterbitkan untuk perikatan tertentu. Pertimbangan yang sebagaimana disebutkan pada butir [a], dapat 26

diterapkan pada review ini dan sebagai tambahan maka hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan untuk pedoman tersebut : (i) Tentukan bahwa bukti pekerjaan yang telah dilaksanakan dan simpulan yang tercantum dalam kertas kerja, mendukung laporan yang diterbitkan (ii) Tentukan bahwa laporan yang diterbitkan sesuai dengan SPAP dan kebijakan KAP (iii) Sediakan untuk kepentingan review atas laporan, oleh individu yang semestinya, yang tidak memiliki tanggung jawab lain untuk perikatan 2.1.3.5 Pemerkerjakan (HIRING) Dalam hal ini, kebijakan dan prosedur dari pemekerjakan pemeriksa harus ditetapkan agar KAP memperoleh keyakinan yang memadai bahwa pemeriksa yang diangkat memiliki kriteria yang sesuai sehingga mereka mampu melaksanakan tugasnya secara kompeten. Kualitas dari pemekerjakan pemeriksa tersebut tergantung pada integritas, kompetensi, dan motivasi pemeriksa itu sendiri sehingga kebijakan dan prosedur pemekerjakan pemeriksa merupakan salah satu faktor yang paling menentukan. Menurut dewan Standar Profesional Akuntan Publik (2001:17000.2) terdapat tiga kebijakan dan prosedur pemekerjakan pemeriksa sebagai berikut yaitu : 1. Selenggarakan program yang dirancang untuk memperoleh personel berkemampuan dengan cara perencanaan kebutuhan personel, penetapan tujuan pemerkerjakan, dan penetapan kualifikasi personel yang terlibat dalam fungsi pemerkerjakan. 27

a. Rencanakan kebutuhan personel KAP pada semua tingkat organisasi dan tetapkan tujuan pemekerjakan dalam bentuk kuantitatif berdasarkan pada jumlah klien saat ini, perkiraan pertumbuhan, turnover personel, promosi personel, dan personel yang pensiun b. Rancang suatu program untuk mencapai tujuan pemekerjakan yang memungkinkan : (i) Identifikasi sumber-sumber potensial untuk pemekerjakan personel (ii) Metode hubungan dengan orang-orang yang potensial dapat dikerjakan (iii) Metode identifikasi khusus orang-orang yang potensial dapat diperkerjakan (iv) Metode untuk menarik orang-orang yang potensial dapat diperkerjakan dan metode untuk memberikan informasi KAP kepada mereka. (v) Metode evaluasi dan pemilihan orang-orang yang potensial dapat dipekerjakan untuk dilanjutkan dengan pemberian tawaran kerja. c. Beritahu personel yang terlibat dalam pemekerjakan mengenai kebutuhan personel dan tujuan pemekerjakan KAP d. Tugasi orang yang berwenang tentang tanggung jawab untuk keputusan mengenai kepegawaian e. Lakukan pemantauan efektifitas program pemekerjakan. (i) Lakukan evaluasi program pemekerjakan secara periodik untuk menentukan apakah kebijakan dan prosedur dalam memperoleh personel berkemampuan telah dijalankan 28

(ii) Lakukan review atas hasil pemekerjakan secara periodik untuk menentukan apakah sasaran dan kebutuhan personel telah tercapai 2. Tetapkan kualifikasi dan pedoman untuk mengevaluasi orang-orang yang potensial dapat dipekerjakan untuk semua tingkat professional a. Identifikasi atribut calon personel KAP, seperti intelegensi, integritas, kejujuran, motivasi, dan bakat untuk profesi akuntan publik b. Identifikasi prestasi dan pengalaman yang diinginkan dari personel yang belum memiliki pengalaman kerja dan personel yang telah memiliki pengalaman kerja, misalnya : (i) (ii) (iii) (iv) Latar belakang akademik Prestasi pribadi Pengalaman kerja Minat pribadi c. Buat pedoman yang harus diikuti saat mempekerjakan individu pada situasi khusus, seperti : (i) (ii) (iii) Mempekerjakan famili personel atau famili klien. Mempekerjakan kembali personel yang telah mengundurkan diri Mempekerjakan karyawan klien d. Daptkan informasi mengenai latar belakang dan dokumentasi kualifikasi pelamar kerja dengan alat yang tepat, seperti : (i) (ii) (iii) Resume Formulir lamaran kerja Wawancara 29

(iv) (v) (vi) Transkrip perguruan tinggi Referensi pribadi Referensi pekerjaan sebelumnya e. Lakukan evaluasi kualifikasi personel baru, termasuk personel yang berasal dari proses perekrutan yang tidak umum (misalnya, mereka yang bergabung dengan KAP langsung pada tingkat supervisor atau melalui merger atau akuisisi), untuk menentukan apakah mereka memenuhi persyaratan dan standar KAP 3. Informasikan kepada pelamar kerja dan personel baru, mengenai kebijakan dan prosedur KAP yang berhubungan dengan mereka. a. Gunakan brosur atau alat lain untuk menginformasikan kepada pelamar kerja dan personel baru b. Siapkan panduan yang menjelaskan kebijakan dan prosedur untuk disebarkan kepada personel dan lakukan pemuktahiran terhadap panduan tersebut c. Laksanakan program orientasi untuk personel baru 2.1.3.6 Pengembangan Profesional Dalam hal ini, KAP harus mengembangkan kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan pengembangan profesional para pemeriksanya. Kebijakan dan prosedur tersebut akan dapat membantu KAP untuk memperoleh keyakinan bahwa para pemeriksanya memiliki pengetahuan yang diperlukan dalam suatu penugasan Pengembangan professional dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan, pendidikan profesional yang berkesinambungan dalam bidang akuntansi, auditing, dan 30

perpajakan, dan pengetahuan mengenai industri tertentu. Dengan adanya pengembangan professional maka hal ini memungkinkan KAP untuk menyediakan tenaga pemeriksa yang memiliki pengetahuan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan serta memungkinkan pemeriksa untuk dapat mengembangkan karirnya tersebut Menurut dewan Standar Profesional Akuntan Publik (2001:17000.2) terdapat empat kebijakan dan prosedur pengembangan profesional sebagai berikut yaitu : 1. Tetapkan pedoman dan persyaratan untuk program pengembangan profesional KAP dan komunikasikan hal tersebut kepada personel. a. Tetapkan tanggung jawab fungsi pengembangan profesional kepada satu atau lebih personel dengan tingkat wewenang memadai b. Pastikan bahwa program yang dikembangkan oleh KAP di-review oleh orang yang berkemampuan memadai. Program tersebut harus memuat pernyataan mengenai tujuan program, dan prasyarat pendidikan dan/atau pengalaman untuk mengikuti program tersebut c. Selenggarakan program orientasi mengenai KAP dan profesi akuntan publik untuk karyawan baru (i) Siapkan publikasi dan program yang dirancang untuk menginformasikan kepada personel baru mengenai tanggung jawab dan peluang profesional mereka (ii) Tetapkan tanggung jawab pelaksanaan pertemuan orientasi untuk menjelaskan tanggung jawab profesional dan kebijakan KAP (iii) Beri kesempatan bagi personel baru dengan pengalaman terbatas untuk mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan oleh Ikatan 31

Akuntan Indonesia atau lembaga lain yang relevan dengan profesi akuntan publik d. Buatlah persyaratan pendidikan profesional berkelanjutan bagi personel pada setiap tingkat profesional KAP (i) Pertimbangkan persyaratan wajib dari Ikatan Akuntan Indonesia atau pedoman sukarela lain dalam penetapan program pendidikan profesional berkelanjutan KAP. (ii) Berikan dorongan partisipasi personel dalam program pendidikan profesional berkelanjutan yang diselenggarakan oleh pihak luar termasuk yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal dan kursus tertulis lain (iii) Berikan dorongan partisipasi personel untuk secara aktif menjadi anggota organisasi professional, seperti dengan membayar seluruh atau sebagian dari iuran dan biaya keanggotaan (iv) Berikan dorongan bagi personel untuk secara aktif menjadi anggota dewan profesional, menjadi penulis artikel dan berpartisipasi dalam aktifitas profesional lainnya. e. Lakukan pemantauan program pendidikan profesional berkelanjutan dan selenggarakan catatan semestinya mengenai program untuk KAP secara keseluruhan atau untuk maing-masing personel (i) Lakukan review secara periodik catatan partisipasi personel untuk menentukan kepatuhan terhadap persyaratan KAP 32

(ii) Lakukan review secara periodik laporan evaluasi dan catatan lain dari program pendidikan profesional berkelanjutan untuk mengevaluasi apakah program telah disajikan dengan efektif dan mencapai tujuan KAP. Kemudian pertimbangkan kebutuhan program baru dan untuk revisi atau penghapusan program yang tidak efektif 2. Sediakan informasi bagi personel mengenai perkembangan terkini dalam standar professional dan materi kebijakan mengenai kebijakan dan prosedur teknis KAP., dan berikan dorongan bagi mereka untuk terlibat dalam aktivitas pengembangan diri. a. Sediakan bagi personel literatur profesional mengenai perkembangan terkini dalam standar profesional (i) Distribusikan kepada personel, materi umum profesi, seperti standar yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Dewan Standar Profesional Akuntan Publik (ii) Distribusikan terbitan mengenai topik khusus seperti peraturan bapepam, direktorat jendral pajak, dan badan pengatur lainnya, kepada personel yang bertanggung jawab dalam bidang yang bersangkutan (iii) Distribusikan kepada personel, materi panduan mengenai kebijakan dan prosedur KAP untuk masalah teknis. Materi harus dimuktahirkan sesuai dengan perkembangan baru dan perubahan kondisi b. Untuk program pelatihan yang dilaksanakan oleh KAP, kembangkan atau dapatkan materi kursus, dan pilih serta latihlah para instruktur 33

(i) Nyatakan tujuan program, dan prasyarat pendidikan dan atau pengalaman untuk mengikuti program tersebut (ii) Sediakan infrastruktur program yang memenuhi kualifikasi, baik dalam hal penguasaan materi program maupun metode pengajaran (iii) Beri kesempatan bagi peserta untuk mengevaluasi materi program dan kinerja para instruktur dalam pelatihan (iv) Beri kesempatan bagi instruktur untuk mengevaluasi materi program dan peserta program pelatihan (v) Muktahirkan program sehingga selaras dengan perkembangan baru, perubahan kondisi, dan laporan evaluasi 3. Sediakan sejauh diperlukan, program untuk memenuhi kebutuhan KAP akan personel dengan keahlian pada bidang dan industri khusus. a. Laksanakan program KAP untuk mengembangkan dan mempertahankan keahlian dalam bidang dan industri khusus, seperti industri yang diatur oleh paraturan tertentu, auditing berbantuan komputer, dan metode sampling statistik b. Doronglah partisipasi personel pada program pendidikan eksternal, pertemuan dan konferensi untuk mendapatkan keahlian teknis atau industri khusus. c. Doronglah keanggotaan dan partisipasi dalam organisasi yang berhubungan dengan bidang dan industri khusus. d. Sediakan literatur teknis mengenai bidang dan industri khusus 34

4. Sediakan pelatihan di tempat (on-the job training) selama pelaksanaan perikatan. a. Tekankan pentingnya pelatihan ditempat kerja sebagai bagian signifikan pengembangan pribadi (i) Bicarakan dengan asisten mengenai hubungan pekerjaan mereka dengan perikatan secara keseluruhan (ii) Libatkan asisten dalam pelaksanaan perikatan sesuai dengan porsi uutuk seorang asisten. b. Tekankan pentingnya keahlian manajemen personel dan masukan topik ini dalam program pelatihan KAP c. Doronglah personel untuk melatih dan mengembangkan bawahan mereka d. Pantau perikatan untuk menentukan bahwa personel : (i) Memenuhi persyaratan pengalaman yang ditetapakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (ii) (iii) Memperoleh pengalaman dari perikatan berbagai bidang dan industri Bekerja di bawah personel tingkat supervisor yang berbeda 2.1.3.7 Promosi (Advancement) Tata cara promosi pemeriksa memiliki pengaruh terhadap mutu pekerjaan suatu KAP. Pemeriksa yang dipilih untuk dipromosikan kepada tingkat jenjang yang lebih tinggi dianggap memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk memikul tanggung jawab yang diserahkan kepadanya. Jika ternyata tata cara promosi tidak mendeteksi bahwa pemeriksa yang diangkat ternyata tidak memiliki kualifikasi yang memadai maka hal ini 35

akan menyebabkan menurunnya kualitas pekerjaan KAP tersebut. Dengan demikian KAP memerlukan adanya kebijakan dan prosedur yang jelas tentang promosi pemeriksanya. Menurut dewan Standar Profesional Akuntan Publik (2001:17000.2) terdapat tiga kebijakan dan prosedur promosi sebagai berikut yaitu : 1. Tetapkan kualifikasi yang harus dipenuhi oleh berbagai tingkat tanggung jawab dalam KAP. a. Siapkan panduan yang menjelaskan tanggung jawab dan kinerja yang diharapkan, serta kualifikasi untuk promosi pada setiap tingkat organisasi termasuk : (i) (ii) Nama jabatan dan tanggung jawab untuk jabatan tersebut Jumlah pengalaman kerja (yang dapat dinyatakan dalam suatu jangka waktu) yang umumnya disyaratkan untuk promosi ke tingkat organisasi yang lebih tinggi. b. Identifikasi kriteria yang akan dipertimbangkan untuk mengevaluasi kinerja personel dan keahlian yang diharapkan, seperti hal-hal berikut ini: (i) (ii) (iii) (iv) (v) Pengetahuan teknis Kemampuan analitik dan judgmental Kemahiran komunikasi Kemahiran memimpin dan melatih Hubungan dengan klien (vi) Sikap mental pribadi dan profesional (karakter, intelegensi, pertimbangan, dan motivasi) 36

(vii) Kepemilikan sertifikat akuntan publik yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang untuk promosi ke posisi supervisor c. Gunakan buku panduan personel atau alat lain untuk mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur promosi kepada personel 2. Lakukan evaluasi kinerja personel, dan secara periodik beritahu personel mengenai kemajuan mereka. Selenggarakan arsip personel yang memuat dokumentasi mengenai proses evaluasi a. Kumpulkan dan lakukan evaluasi informasi mengenai kinerja personel (i) Identifikasi tanggung jawab dan persyaratan evaluasi pada setiap tingkat organisasi dengan penentuan siapa yang akan mengevaluasi dan kapan evaluasi akan dilakukan (ii) (iii) Beritahu personel mengenai tujuan evaluasi personel Gunakan lembar isian, yang mungkin berbentuk standar, untuk mengevaluasi kinerja personel. (iv) (v) Lakukan review terhadap evaluasi dengan personel yang dievaluasi Wajibkan bahwa evaluasi tersebut di-review oleh atasan pemberi evaluasi (vi) Lakukan review terhadap evaluasi untuk menentukan bahwa personel bekerja untuk dan dievaluasi oleh orang yang berbeda (vii) Pastikan bahwa evaluasi diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. b. Secara periodik, berikan penyuluhan kepada personel mengenai kemajuan dan peluang karir mereka. 37

(i) Lakukan review secara periodik dengan personel, evaluasi terhadap kinerja mereka termasuk penilaian kemajuan mereka dalam KAP. Pertimbangan harus mencakup hal-hal berikut : a) Kinerja b) Tujuan KAP dan personel pada masa mendatang c) Minat penugasan d) Peluang karir (ii) Lakukan evaluasi para partner secara periodik dengan cara penyuluhan, evaluasi oleh teman sekerja, atau penilaian pribadi, mengenai apakah mereka tetap memiliki kualifikasi untuk memenuhi tanggung jawab mereka 3. Bebankan tanggung jawab untuk penetapan keputusan promosi. a. Bebankan tanggung jawab kepada personel tertentu dengan wewenang memadai untuk mengambil keputusan promosi dan keputusan pemberhentian, yang melakukan wawancara evaluasi dengan personel yang dipertimbangkan untuk promosi, dan yang mendokumentasi hasil wawancara, dan menyimpan catatan tersebut b. Lakukan evaluasi data yang diperoleh dengan mempertimbangkan aspek mutu pekerjaan yang dilaksanakan dalam penerapan keputusan promosi c. Pelajari pengalaman promosi KAP secara periodik untuk memastikan apakah personel yang memenuhi kriteria tertentu mendapat penugasan dengan derajat tanggung jawab yang semakin meningkat. 38

2.1.3.8 Penerimaan dan Keberlanjutan Klien kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan penerimaan dan pemeliharaan hubungan dengan klien bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan yang berupa hasil evaluasi terhadap resiko pemeriksaan dalam setiap penerimaan klien baru maupun klien lama. Dengan adanya kebijakan dan prosedur penerimaan dan pemeliharaan hubungan dengan klien maka KAP diharapkan dapat menghindari terlibatnya nama KAP dengan klien yang memiliki etiket tidak baik Menurut dewan Standar Profesional Akuntan Publik (2001:17000.2) terdapat dua kebijakan dan prosedur penerimaan dan berkelanjutan klien, sebagai berikut yaitu : 1. Tentukan prosedur evaluasi calon klien dan persetujuan mereka menjadi klien. a. Pertimbangkan prosedur evaluasi berikut ini sebelum menerima klien : (i) Dapatkan dan lakukan review terhadap informasi keuangan yang tersedia mengenai calon klien, seperti laporan tahunan, laporan keuangan interim, laporan lain kepada badan pengatur, dan surat pemberitahuan tahunan (SPT) pajak penghasilan (ii) Dapatkan informasi dari pihak ketiga mengenai calon klien, termasuk informasi mengenai manajemen dan pemiliknya, yang mungkin berpengaruh terhadap proses evaluasi calon klien. Pemerolehan informasi tersebut mungkin dari bankir, penasihat hukum, bankir investasi, penjamin emisi calon klien, dan pihak lain yang mungkin memiliki informasi tersebut. Laporan kredit juga dapat memperkuat dalam hal ini. 39

(iii) lakukan komunikasi dengan auditor terdahulu sebagaimana diatur oleh SPAP. Pengajuan pertanyaan tersebut harus mencakup pertanyaan mengenai fakta yang mungkin berpengaruh terhadap integritas manajemen, mengenai ketidaksepakatan dengan manajemen dalam penerapan prinsip akuntansi, prosedur audit, atau hal signifikan yang sejenis, dan juga pemahaman auditor terdahulu mengenai alasan penggantian auditor. (iv) Pertimbangkan keadaan yang mungkin menjadikan KAP menganggap perikatan tersebut sebagai perikatan yang memerlukan keahlian khusus atau memiliki resiko yang tidak wajar. (v) Lakukan evaluasi indenpendensi dan kemampuan KAP untuk menyediakan jasa bagi calon klien. Dalam evaluasi kemampuan KAP, pertimbangkan kebutuhan akan keahlian teknis, pengetahuan industri, dan personel (vi) Tentukan bahwa penerimaan klien tidak akan menyalahi ketentuan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia atau ketentuan lain dari badan pengatur b. Tunjuk satu atau lebih personel dengan tingkat manajemen yang semestinya, untuk mengevaluasi informasi yang diperoleh mengenai calon klien dan untuk membuat keputusan penerimaan (i) Pertimbangkan jenis perikatan yang tidak akan diterima KAP atau yang hanya akan diterima dengan syarat tertentu 40

(ii) Informasikan kebijakan dan prosedur KAP mengenai penerimaan klien terhadap personel yang tepat (iii) Tetapkan tanggung jawab kepada personel tertentu dengan tingkat wewenang memadai atas pengelolaan dan pemantauan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur KAP mengenai penerimaan klien 2. Lakukan evaluasi klien, pada akhir periode tertentu atau pada saat terjadinya peristiwa khusus, untuk menentukan apakah hubungan dengannya perlu dilanjutkan. a. Tentukan kondisi yang mengharuskan evaluasi klien untuk menentukan apakah hubungan dengannya perlu dilanjutkan. Kondisi ini dapat mencakup : (i) (ii) Berakhirnya jangka waktu tertentu Perubahan signifikan sejak evaluasi terakhir, termasuk perubahan besar pada satu atau lebih hal berikut ini : a) Manajemen b) Komisaris c) Kepemilikan d) Penasihat hukum e) Kondisi keuangan f) Status perkara pengadilan g) Jenis usaha klien h) Lingkup perikatan 41

(iii) Keberadaan kondisi yang akan menyebabkan KAP menolak klien apabila kondisi tersebut telah ada pada saat penerimaan klien untuk pertama kalinya b. Tunjuk satu atau lebih personel dengan tingkat manajemen yang tepat, untuk mengevaluasi informasi yang diperoleh dan untuk membuat keputusan keberlanjutan klien. (i) Pertimbangkan jenis perikatan yang tidak akan dilanjutkan KAP atau yang hanya akan dilanjutkan dengan syarat tertentu (ii) Dokumentasikan simpulan mengenai keberlanjutan klien c. Informasikan kebijakan dan prosedur KAP mengenai keberlanjutan klien kepada personal yang semestinya d. Tetapkan tanggung jawab pengelolaan dan pemantauan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur KAP mengenai keberlanjutan klien 2.1.3.9 Inspeksi Maksud dari elemen pengendalian mutu yang terakhir ini bahwa KAP harus memiliki kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan pengujian pelaksanaan sistem pengendalian mutu sehingga KAP dapat mengetahui apakah sistem tersebut telah memadai dan dilaksanakan dengan baik. Menurut dewan Standar Profesional Akuntan Publik (2001:17000.2) terdapat dua kebijakan dan prosedur inspeksi, sebagai berikut yaitu 1. Tetapkan batas lingkup dan isi program inspeksi KAP. 42

a. Tetapkan prosedur inspeksi yang diperlukan untuk memberikan keyakinan yang memadai (i) Tentukan tujuan, siapkan petunjuk, dan lakukan review program pelaksanaan inspeksi (ii) Sediakan panduan mengenai lingkup pekerjaan inspeksi pada unit, fungsi, atau depertemen praktik, dan kriteria pemilihan perikatan yang akan di-review (iii) (iv) Tetapkan frekwensi dan saat pelaksanaan inspeksi Tetapkan prosedur untuk menyelesaikan ketidaksepakatan yang mungkin timbul antara pe-review dan personel pelaksanaan atau manajemen perikatan yang bersangkutan b. Tetapkan kualifikasi staf pelaksana inspeksi dan metode pemilihannya. (i) Temukan kriteria pemilihan pe-review, termasuk tingkat tanggung jawab dalam KAP dan persyaratan mengenai pengetahuan khusus (ii) Tetapkan tanggung jawab pemilihan personel inspeksi c. Laksanakan inspeksi terhadap unit, fungsi, atau departmen praktik (i) Lakukan review dan uji kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. (ii) Lakukan review atas perikatan tertentu tentang kesesuaiannya dengan SPAP termasuk dengan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dan dengan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP 43

2. Sajikan pelaporan temuan inspeksi dan tindakan pemantauan yang dilaksanakan atau direncanakan, kepada tingkat manajemen yang semestinya. a. Lakukan pembahasan temuan review imspeksi terhadap perikatan yang direview dengan staf pelaksana perikatan. b. Lakukan pembahasan temuan inpeksi mengenai unit, fungsi, depertemen praktik yang di-review dengan personel manajemen yang bersangkutan c. Laporkan temuan dan rekomendasi inspeksi, bersama dengan tindakan perbaikan yang diambil atau direncanakan, kepada manajemen KAP d. Pastikan bahwa tindakan perbaikan yang direncanakan telah dilaksanakan 2.2 Perencanaan Audit Dalam audit, tahap perencanaan merupakan langkah awal dari setiap kegiatan yaitu dengan mengetahui apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya merupakan suatu hal yang penting dalam melaksanakan suatu kegiatan. Ikatan Akuntan Indonesia (2001:311.1-2) merekomendasikan bahwa dalam perencanaan audit maka auditor harus mempertimbangkan beberapa pertimbangan yang penting antara lain: 1. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat usaha entitas tersebut 2. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut 3. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan. 44

4. Tingkat resiko pengendalian yang direncanakan 5. Pertimbangan awal tentang tingkat meterialitas untuk tujuan audit 6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment) 7. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit seperti resiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa 8. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh, laporan auditor tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang diserahkan ke bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak perjanjian) Perencanaan pemeriksaan merupakan suatu keharusan apabila kita menghendaki pemeriksaan yang efektif dan efisien. Menurut Arens and Loebbecke (2000:218), terdapat tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasan yang baik yaitu : 1. To enable the auditor to obtain sufficient competent evidence for the circumstances 2. To help keep audit costs reasonable 3. To avoid misunderstanding with clien 2.2.1 Elemen-elemen Perencanaan Audit Dalam menentukan ruang lingkup dari perencanaan pemeriksanaan maka tergantung dari besarnya dan kompleksitasnya permasalahan objek yang diperiksa serta 45

pengetahuan mengenai jenis usaha objek yang diperiksa. Adapun elemen-elemen perencanaan audit menurut Arens and Loebbecke (2000:219) adalah : 1. Preplan 2. Obtain background information and client legal obligation 3. Perform preliminary analytical procedure 4. Set materiality and asses acceptable audit risk and inherent risk 5. Understand internal control structure and asses control risk 6. Develop overall audit plan and audit program 2.2.3 Perencanaan Awal Beberapa hal penting yang terdapat dalam perencanaan awal ini adalah menyangkut informasi mengenai alasan klien untuk diaudit, menerima atau menolak klien baru maupun klien lama, mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit, menentukan staf untuk penugasan, dan memperoleh surat penugasan. Perencanaan awal terdiri dari hal-hal berikut : 1. Mengevaluasi integritas manajemen, Bahwa auditor akan menerima suatu perikatan audit apabila terdapat keyakinan yang memadai bahwa manajemen klien dapat dipercaya. Dan ketika Manajemen kurang memiliki integritas maka terdapat kemungkinan bahwa : a) Kekeliruan (error) material dan ketidakberesan (irregularities) akan terjadi dalam proses akuntansi dimana laporan keuangan dibuat 46

b) Hal tersebut akan meningkatkan resiko bahwa pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) akan diberikan ketika laporan keuangan mengandung salah saji yang material c) Apabila klien Lama, maka pengalaman auditor di masa lalu dengan manajeman klien harus dapat dijadikan pertimbangan dalam setiap kekeliruan material, ketidakberesan, atau tindakan melanggar hukum yang ditemukan dalam audit terdahulu. Dan dapat mengajukan pertanyaan tentang adanya kontijensi, kelengkapan semua catatan rapat dewan direksi, dan kepatuhan terhadap syarat-syarat peraturan d) Apabila klien baru, maka auditor dapat memperoleh informasi mengenai integritas manajeman dengan berkomunikasi pada auditor terdahulu dengan mengajukan pertanyaan seperti 1) informasi yang menunjukan integritas manajeman 2) perselisihan dengan manajemen tentang prinsip akuntansi, prosedur audit, dan hal signifikan sejenis lainnya. 3) komunikasi kepada komite audit atau pihak lain yg punya otoritas, tanggung jawab dgn komite audit berkenaan dengan kecurangan, tindakan melanggar hukum oleh klien, hal yang berkaitan dgn pengendalian interen, dan kualitas prinsip akuntansi. Dan mengajukan pertanyaan pada pihak ketiga lain-nya seperti pengacara, bankir, dan pihak2 lain didalam komunitas keuangan dan bisnis yang memiliki hubungan bisnis dengan calon klien 47

2. Mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko tak biasa Bahwa apabila terdapat hal-hal yang berkenaan dengan langkah dalam menerima suatu perikatan, maka harus dilakukan langkah berikut : a) mengidentifikasi laporan keuangan yang telah diaudit, bahwa auditor harus mempertimbangkan status calon klien apakah sebagai perusahaan swasta atau perusahaan publik, apakah terdapat pewaris atau pihak ketiga, serta harus mempertimbangkan apakah suatu rangkaian laporan yang diaudit akan memenuhi kebutuhan semua pemakai atau diperlukan laporan khusus b) Menilai stabilitas keuangan dan hukum calon klien, dalam hal ini auditor perlu mempertimbangkan untuk menerima perusahaan yang operasi atau produk utamanya merupakan subjek penyelidikan oleh otoritas yang berwenang atau subjek dari tuntutan hukum yang material yang hasil-nya akan mempengaruhi kelangsungan usaha. Hal ini bearti auditor perlu mempertimbangkan perusahaan yang telah dikenal mengalami ketidakstabilan keuangan seperti ketidakmampuan untuk memenuhi pembayaran hutang atau ketidakmampuan untuk meningkatkan modal yang diperlukan. c) Mengidentifikasi pembatasan lingkup, dalam hal ini auditor harus mempertimbangkan apakah manajemen telah melanggar batasan-batasan dalam melaksanakan prosedur audit karna jika manajemen mencegah kunjungan ke lokasi-lokasi tertentu yang dianggap material oleh auditor atau membatasi hubungan dengan konsumen atau pemasok tertentu maka auditor harus mempertimbangkan apakah tindakan-tindakan tersebut menyebabkan diterbitkan-nya pendapat wajar tanpa pengecualian atau auditor akan 48

ditugaskan setelah akhir tahun, atau pertimbangan waktu lain yang menyebabkan auditor tak dapat mengaplikasikan prosedur audit yang dianggap perlu dalam pelaksanaan audit. Auditor juga harus mempertimbangkan implikasi dari menerima suatu perikatan jika kertas kerja auditor terdahulu tidak tersedia di-review karna ketidakmampuan untuk mereview kertas kerja auditor terdahulu akan menyulitkan auditor dalam memahami hal-hal yang mendukung saldo audit awal yang pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan auditor berkenaan dengan sifat pendapat auditor d) Mengevaluasi sistem pelaporan keuangan entitas dan kemampuan untuk audit, dalam hal ini maka kondisi-kondisi seperti tidak adanya catatan akuntansi yang penting atau kalaupun ada kondisinya cukup buruk, tidak adanya jejak audit yang cukup atau manajemen menghindari tanggung jawabnya untuk memelihara elemen pengendalian interen yang memadai. Dengan hal tersebut, maka auditor harus mempertimbangkan implikasi apakah bukti penguat tersedia dalam bentuk dokumen, atau bukti penting hanya tersedia dalam bentuk elektronik 3. Menilai kompetensi untuk melaksanakan audit Bahwa auditor harus menentukan apakah mereka memiliki kompetensi profesional untuk dapat menyelesaikan suatu perikatan sesuai standar audit yang telah ditetapkan. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh Auditor antara lain : a) Jasa yang diinginkan, pada umum-nya klien yang memerlukan suatu audit juga memerlukan jasa tambahan. Klien mungkin menginginkan kantor KAP 49

mempersiapkan surat pemberitahuan pajak, baik untuk organisasi maupun untuk pemilik utama perusahaan atau manajer. Dalam audit berbasis resiko, maka resiko salah saji dalam laporan keuangan dihubungkan dengan resiko bisnis klien dan setelah auditor memperoleh pemahaman mengenai bagaimana klien mengatur resiko bisnis maka ia dapat membuat rekomendasi tentang bagaimana meningkatkan kinerja bisnis sehingga auditor harus memiliki keahlian yang tinggi dalam sistem informasi dari pengendalian interen. b) Mengidentifikasi tim audit,bahwa dalam membuat perikatan maka sifat dan luasnya pengawasan yang tersedia juga harus diperhatikan. Secara umum, semakin mampu dan berpengalaman staf yang ditugaskan dalam suatu perikatan tertentu maka semakin kecil diperlukan-nya pengawasan secara langsung. Pada umumnya suatu tim audit terdiri dari : (i) Seorang partner, yang memiliki baik tanggung jawab keseluruhan maupun tanggung jawab akhir untuk suatu perikatan (ii) Satu atau lebih manajer, yang biasanya memiliki keahlian signifikan dalam industri dan yang mengordinasikan serta mengawasi pelaksanaan program audit (iii)satu atau lebih senior yang mungkin memiliki tanggung jawab untuk merencanakan audit, melakukan bagian dari program audit, dan mengawasi serta me-riview pekerjaan asisten staf (iv) Asisten Staf, yang melakukan berbagai prosedur audit yang diperlukan c) Mempertimbangkan kebutuhan untuk konsultasi dan menggunakan spesialis, bahwa seorang auditor harus mempertimbangkan apakah akan menggunakan 50