SKB GAFATAR & SKB AHMADIYAH (TINJUAN TEOLOGIS ) Oleh: Prof. H. Abd. Rahman Mas ud, Ph.D Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama
A. LATAR BELAKANG SOSIOLOGIS & TEOLOGIS LAHIRNYA SKB GAFATAR
PENOLAKAN MASYARAKAT TERHADAP GAFATAR Pemberitaan banyak media tentang kasus orang hilang yang mendapat perhatian masyarakat luas, mereka diberitakan mengikuti kelompok aliran menyimpang. Saat itu masyarakat Mempawah Kalbar menjadi resah ketika diketahui bahwa dokter Rica yang dilaporkan hilang pernah berada di Mempawah. Masyarakat Mempawah akhirnya menyadari bahwa para pendatang yang sekitar Oktober tahun lalu datang ke Mempawa, tidak lain adalah para anggota eks gafatar. Mereka datang ke Mempawah tergabung dalam organisasi kelompok tani (Poktan). 19/01/2016, ratusan massa berkumpul di lahan pertanian yang selama ini menjadi tempat pemukiman (base camp) eks Gafatar dan kemudian membakar beberapa rumah Betang di lokasi yang merupakan pusat kegiatan pengikut Gafatar di Mempawah. Untuk menghindari anarkisme massa, pemerintah daerah Kalimantan Barat kemudian mengevakuasi para anggota kelompok Gafatar dari seluruh wilayah Kalimantan. Menurut Wakil Gubernur Kalbar Christiandy, total eks Gafatar yang telah dievakuasi jumlahnya mencapai 5.579 orang. Secara bertahap, para pengungsi itu kemudian dipulangkan ke kampung halaman masing-masing
FATWA MUI 2016 Komisi Fatwa MUI melakukan sidang pada 3/02/2016 dan kemudian mengeluarkan fatwa bahwa aliran Gafatar yang memiliki faham Millah Abraham adalah sesat menyesatkan. Keputusan tersebut didasarkan pada alasan bahwa aliran Gafatar merupakan metamorfosis dari aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang sudah difatwakan sesat melalui Fatwa MUI No 4 tahun 2007. Beberapa faham Millah Abraham yang dianggap sesat dan menyimpang antara lain yaitu, mencampurkan ajaran Islam, Kristen, dan Yahudi dengan menafsirkan ayat-ayat Al Qur'an yang tidak berdasarkan kaidah tafsir.
10 KRITERIA SESAT MUI 1. Ingkar terhadap Rukun Iman dan Rukun Islam 2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai Dalil Syar'i (Al Qur'an dan As Sunah) 3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al Qur'an 4. Ingkar terhadap otentisitas dan atau kebenaran isi Al Qur'an 5. Menafsirkan Al Qur'an yang tidak berdasarkan kaidah tafsir 6. Ingkar atas kedudukan Hadist Nabi sebagai sumber ajaran Islam 7. Melecehkan dan atau merendahkan para Nabi dan Rasul 8. Ingkar terhadap Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir 9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah 10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i.
KAJIAN TTG KEYAKINAN KEAGAMAAN GAFATAR Pada umumnya mempercayai rukun iman; Untuk rukun Islam, dalam perakteknya mereka berbeda dg mainstream. Dalam syahadat Gafatar hanya menyebut lailaha illallah (tidak ada Muhammad rosulallah), shalat itu esensinya dzikir, zakat tetep wajib, puasa itu menahan nafsu, sedangkan haji itu dengan berkumpul, dulu Ibrohim mengumpulkan pemuka Arab untuk bicara ekonomi, politik, dan lainnya. Terkait al-quran, Gafatar menyatakan al-quran bukan kitab sempurna, masih perlu hadits, tafsir. Juga butuh kitab dari nabi-nabi lain seperti Injil dan Taurat. Ulama saat ini hanya paham soal Islam dari al-quran saja, padahal perintahnya harus mempelajari kitab-kitab lain (Injil, Taurat, dll).
TENTANG NABI Sosok Ahmad Mushodeq diyakini sebagai guru spiritual. Ia satu-satunya ulama yang pandai, tidak hanya Quran tapi juga injil dan taurat, sementara ulama lain tidak ada. Dalam pandangan Gafatar terdapat keyakinan bahwa Nabi Muammad masa kenabiannya sudah habis, likulli syaiin ajal, sehingga saat ini ada nabi baru.
AJARAN MUSADEQ Inti ajaran Ibrahim adalah La ilaha illa Allah. Pengertian ibadah bukan menyembah dengan melakukan ibadah ritual tetapi mengabdi, berkorban, dan berjuang untuk Tuhan. Untuk itu Musodeq menganggap ritual shalat, puasa, haji, dan lainnya tidak wajib. Untuk menggenapkan kerajaan-nya, Tuhan selalu mengutus Rasul di setiap kurun tertentu. Muhammad bukan Rasul terakhir.
AJARAN MUSADEQ... (2) Musadeq mengajak pengikutnya untuk mengimani dirinya, bahwa ia telah diangkat sebagai pembawa risalah Tuhan. Kepada pengikutnya Mushadeq juga menyatakan, bahwa perkataan seorang pembawa risalah itu adalah firman. Tidak boleh dibedakan antara perkataan Tuhan dengan perkataan seorang pembawa risalah Tuhan. Meyakini enam fase perjuangan 1) sirron (sembunyi), 2) jahron (terang-terangan), 3) hijrah (pindah/eksodus), 4) qital (perang dengan orang kafir), 5) futuh (kemenangan), dan 6) Khilafah (Kerajaan Tuhan).
ENAM DIKTUM PENTING DALAM SKB GAFATAR
KESATU Memberi Perintah dan Peringatan kepada mantan pengurus, mantan anggota, pengikut dan/ atau simpatisan organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) atau dalam bentuk lainnya, dilarang dengan sengaja dimuka umum menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu, penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.
KEDUA Memberi perintah dan peringatan kepada mantan pengurus, mantan anggota, pengikut dan/ atau simpatisan organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) atau dalam bentuk lainnya untuk menghentikan penyebaran, penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Agama Islam.
KETIGA Mantan pengurus, mantan anggota, pengikut dan/ atau simpatisan organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) atau dalam bentuk lainnya yang tidak mengindahkan perintah dan peringatan sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dan Diktum KEDUA dapat dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk organisasi dan badan hukumnya.
KEEMPAT Memberi perintah dan peringatan kepada warga masyarakat untuk menjaga dan memelihara kerukunan umat beragama serta ketenteraman dan ketertiban kehidupan bermasyarakat dengan tidak melakukan perbuatan dan/atau tindakan melawan hukum terhadap mantan pengurus, mantan anggota, pengikut dan/ atau simpatisan organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) atau dalam bentuk lainnya.
KELIMA & KEENAM Warga masyarakat yang tidak mengindahkan peringatan dan perintah sebagaimana dimaksud pada Diktum KEEMPAT dapat dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Memerintahkan kepada aparat Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk melakukan langkahlangkah pembinaan dalam rangka pengamanan dan pengawasan pelaksanaan Keputusan Bersama ini.
B. LATAR BELAKANG SOSIOLOGIS & TEOLOGIS LAHIRNYA SKB AHMADIYAH
PENOLAKAN TEHADAP AHMADIYAH DARI MASA KE MASA Penolakan umat Islam terhadap Ahmadiyah telah terjadi sejak tahun 1930-an. Kemudian penolakan pun terjadi baik dalam bentuk keberatan maupun perusakan bangunan rumah, masjid dan mushalla milik Ahmadiyah di berbagai daerah, antara lain di Sumatera Timur (1953), Medan (1964), Cianjur (1968), Kuningan (1969), Nusa Tenggara Barat (1976), Kalimantan Tengah (1981), Sulawesi Selatan (1981), Kalimantan Barat, Surabaya, Parong, Bogor (1981), Riau, Palembang, Sumatera Barat, Timor Timur dan Jakarta (1990). Pasca reformasi, muncul kembali penolakan di beberapa daerah, seperti: Nusa Tenggara Barat (2002), Parung dan Bogor (2006), Kuningan, Majalengka, dan Sukabumi (2008). Semua penolakan ini hanya ditujukan kepada Jemaat Ahmadiyah Indonesia, yang mengusung faham bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi.
DUA SISI MASALAH JAI Sisi pertama, Ahmadiyah adalah penyebab lahirnya pertentangan dalam masyarakat yang berakibat terganggunya keamanan dan ketertiban masyarakat. Sisi kedua, warga JAI adalah korban tindakan kekerasan sebagian masyarakat. Kedua sisi ini harus ditangani pemerintah.
KEYAKINAN KEAGAMAAN JAI Pertama, perbedaan pemahaman tentang adanya Nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Dalam pandangan mayoritas umat Islam Khatamun Nabiyyin (nabi penutup) dimaknai tidak ada lagi nabi setelah Muhammad SAW. Sementara dalam perspektif JAI Manislor, Khatamun Nabiyyin (nabi penutup), adalah bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sebagai nabi penutup (terakhir) yang membawa syariat. Kedua, mayoritas umat Islam meyakini Imam Al-Masih Al-Mau ud adalah Nabi Isa yang akan diturunkan kembali oleh Allah. Sementara JAI Manislor meyakini, Mirza Ghulam Ahmad adalah sebagai Imam Mahdi dan Al-Masih Al-Mau ud, sementara Nabi Isa telah wafat. Karena kedudukannya itu, dalam pandangan JAI, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad juga diyakini seorang nabi.
KEYAKINAN KEAGAMAAN.. (2) Ketiga, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad diyakini seorang nabi, namun mereka punya istilah lain, yakni nabi umati (nabi pengikut Nabi Muhammad) atau nabi dzilli (nabi dibawah bayangan Nabi Muhammad) dan nabi buruzi (Nabi pantulan/cerminan nabi pembawa Syariat) yang tidak membawa syaraiat baru dan tetap menjadi pengikut syariat Nabi Muhammad SAW. Keempat, JAI meyakini tidak ada wahyu syariat setelah Al-Quran Karim, namun wahyu yang bersifat non syariat bisa saja Allah turunkan kepada hamba-hambanya yang saleh.
SKB AHMADIYAH
SKB AHMADIYAH 1. Obyek SKB: Penganut, anggota, dan anggota pengurus JAI (bukan GAI), serta warga masyarakat 2. SKB bukan intervensi pemerintah atas hak berkeyakinan namun merupakan pengaturan agar tidak terjadi konflik horizontal. 3. Terdapat enam diktum penting dalam SKB
KESATU Memberi peringatan dan memerintahkan kepada warga masyarakat untuk tidak menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan keagamaan dari agama itu yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.
KEDUA Memberi peringatan dan memerintahkan kepada penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), sepanjang mengaku beragama Islam, untuk menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Agama Islam yaitu penyebaran faham yang mengakui adanya nabi dengan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad SAW.
KETIGA Penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang tidak mengindahkan peringatan dan perintah sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dan Diktum KEDUA dapat dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, termasuk organisasi dan badan hukumnya.
KEEMPAT Memberi peringatan dan memerintahkan kepada warga masyarakat untuk menjaga dan memelihara kerukunan umat beragama serta ketenteraman dan ketertiban kehidupan bermasyarakat dengan tidak melakukan perbuatan dan/atau tindakan melawan hukum terhadap penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).
KELIMA & KEENAM Warga masyarakat yang tidak mengindahkan peringatan dan perintah sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dan Diktum KEEMPAT dapat dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Memerintahkan kepada aparat Pemerintah dan pemerintah daerah untuk melakukan langkahlangkah pembinaan dalam rangka pengamanan dan pengawasan pelaksanaan Keputusan Bersama ini.
HASIL BEBERAPA KAJIAN Meski SKB sudah pernah disosialisasikan namun pemahaman terhadap substansi SKB masih berbedabeda, masyarakat dan sebagian aparat pemerintah masih memahami JAI dlm perspektif fatwa MUI bukan SKB; Sosialisasi SKB perlu ditingkatkan terhadap aparatur pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta masyarakat luas; Meski SKB sudah dikeluarkan namun kekerasan terhadap JAI hingga saat ini masih banyak terjadi. Banyak perda/pergub/perbup yang melampaui substansi yang tercantum pada 6 diktum dalam SKB.
TERIMAKASIH