PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2015

ANGKA KEMISKINAN PROVINSI BANTEN MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2016

BADAN PUSAT STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

TINGKAT KEMISKINAN BALI, SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014

BPS PROVINSI LAMPUNG

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA TIMUR SEPTEMBER 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2016

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017

BPSPROVINSI JAWATIMUR

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU MARET 2016

BPSPROVINSI JAWATIMUR

TINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2012

TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2007

BPSPROVINSI JAWATIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016

BPSPROVINSI JAWATIMUR

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET No. 08/07/18/TH.IX, 17 Juli 2017

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2008

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2009

BPSPROVINSI JAWATIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT SEPTEMBER 2011 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2012

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2016

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 SEBANYAK 223,24 RIBU ORANG.

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2011

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2015

Transkripsi:

No. 31/07/36/Th. VIII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2014 MENCAPAI 622,84 RIBU ORANG Pada bulan Maret 2014, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Banten mencapai 622,84 ribu orang (5,35 persen), berkurang 54,67 ribu orang (-8,07 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2013 yang sebesar 677,51 ribu orang (5,89 persen). Selama periode September 2013-Maret 2014, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan mengalami penurunan. Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 35,62 ribu orang (dari 411,31 ribu orang pada September 2013 menjadi 375,69 ribu orang pada Maret 2014) dan di daerah perdesaan berkurang 19,06 ribu orang (dari 266,20 ribu orang pada September 2013 menjadi 247,14 ribu orang pada Maret 2014). Selama periode September 2013-Maret 2014, persentase penduduk miskin baik di daerah perkotaan maupun di daerah perdesaan, keduanya mengalami penurunan. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2013 sebesar 5,27 persen berkurang menjadi 4,73 persen pada Maret 2014. Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang dari 7,22 persen pada September 2013 menjadi 6,67 persen pada Maret 2014. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2014, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan tercatat sebesar 71,03 persen, tidak berbeda jauh dengan kondisi September 2013 yang sebesar 70,93 persen. Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras dan mie instan. Pada komoditi bukan makanan ada perbedaan antara perkotaan dan perdesaan. Lima komoditi bukan makanan utama di perkotaan adalah perumahan, listrik, bensin, angkutan dan pendidikan. Sedangkan lima komoditi bukan makanan utama di perdesaan adalah perumahan, listrik, pendidikan, bensin dan kayu bakar. Pada periode September 2013-Maret 2014, baik Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) maupun Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) menunjukkan penurunan. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 31/07/36/Th.VIII, 1 Juli 2014 1

1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan September 2013-Maret 2014 Jumlah penduduk miskin di Banten pada bulan Maret 2014 mencapai 622,84 ribu orang (5,35 persen). Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada September 2013, maka selama enam bulan tersebut terjadi pengurangan jumlah penduduk miskin sebesar 54,67 ribu orang (-8,07 persen). Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2013-Maret 2014 penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sebesar 35,62 ribu orang (-8,66 persen) dan penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang sebesar 19,06 ribu orang (-7,16 persen). Tabel 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, September 2013-Maret 2014 Daerah/Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Ribu) Persentase Penduduk Miskin (1) (2) (3) Perkotaan September 2013 411,31 5,27 Maret 2014 375,69 4,73 Perdesaan September 2013 266,20 7,22 Maret 2014 247,14 6,67 Kota+Desa September 2013 677,51 5,89 Maret 2014 622,84 5,35 Sumber: Diolah dari data Susenas September 2013dan Maret 2014 Catatan : - Estimasi penduduk miskin menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk - Keadaan September 2013 sudah merupakan hasil backasting dengan penimbang Proyeksi Penduduk 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 31/07/36/Th.VIII, 1 Juli 2014

622.84 651.45 642.88 ribu jiwa 652.36 687.69 689.22 677.51 % Beberapa faktor terkait penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin selama periode Maret 2013-September 2013 di perkotaan dan di perdesaan: a. Upah buruh tani secara riil mengalami kenaikan pada Maret 2014, dari Rp 22.609,- pada September 2013 menjadi Rp 32.216,- b. Upah buruh bangunan secara riil meningkat sebesar 35,23 persen dari Rp 43.070,- menjadi Rp 58.243,- c. Upah riil pembantu rumah tangga naik sebesar Rp 102.016,- dari Rp 282.665,- menjadi Rp 384.681 pada Maret 2014. d. Selama periode September 2013-Maret 2014 inflasi umum relatif rendah, yaitu sebesar 3,14 persen. e. Pertumbuhan PDRB Banten pada Triwulan I 2014 cukup tinggi yaitu sebesar 5,2 persen. 2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Tahun 2011-2014 Selang periode Maret 2011 sampai September 2012, jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten mengalami tren negatif. Kemudian pada Maret 2013, jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan. Pada September 2013, jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan tertinggi sebesar 3,86 persen dibandingkan Maret 2013. Hal ini disebabkan inflasi umum yang relatif tinggi akibat kenaikan harga BBM pada bulan Juli 2013. Namun, pada Maret 2014 jumlah penduduk miskin mengalami penurunan yang cukup besar, yaitu dari sebesar 677,51 ribu jiwa pada September 2014 menjadi 622,84 ribu jiwa. Perkembangan tingkat kemiskinan Provinsi Banten dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 ditunjukkan oleh Gambar 1. Gambar 1 Perkembangan Kemiskinan di Provinsi Banten, 2011-2014 700.00 6.32 6.26 6.40 680.00 660.00 5.85 5.71 5.74 5.89 6.20 6.00 5.80 640.00 620.00 600.00 5.35 5.60 5.40 5.20 5.00 580.00 Maret 2011 *) Sept 2011 *) Maret 2012 *) Sept 2012 *) Maret 2013 *) Sept 2013 *) Maret 2014 4.80 Penduduk Miskin % Penduduk Miskin Sumber: Diolah dari data Susenas Catatan : - Estimasi penduduk miskin menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk - Keadaan Maret 2011 sampai September 2013 sudah merupakan hasil backasting dengan penimbang Proyeksi Penduduk Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 31/07/36/Th.VIII, 1 Juli 2014 3

3. Perubahan Garis Kemiskinan Maret 2014 Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Tabel 2 menyajikan perkembangan Garis Kemiskinan pada September 2013 dan Maret 2014. Selama periode September 2013-Maret 2014, Garis Kemiskinan naik sebesar 5,51 persen, yaitu dari Rp 288.733,- per kapita per bulan pada September 2013 menjadi Rp 304.636,- per kapita per bulan pada Maret 2014. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2014 adalah sebesar 71,03 lebih besar daripada September 2013 yang sebesar 70,93 persen. Tabel 2 Garis Kemiskinan dan Perubahannya Menurut Daerah, September 2013-Maret 2014 Daerah/Tahun Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Makanan Bukan Makanan Total (1) (2) (3) (4) Perkotaan September 2013 206.828 93.281 300.109 Maret 2014 217.251 97.987 315.239 Perubahan (%) 5,04 5,05 5,04 Perdesaan September 2013 200.536 64.096 264.632 Maret 2014 214.476 67.449 281.925 Perubahan (%) 6,95 5,23 6,53 Kota+Desa September 2013 204.811 83.923 288.733 Maret 2014 216.368 88.268 304.636 Perubahan (%) 5,64 5,18 5,51 Sumber: Diolah dari data Survei S osial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2018 dan Maret 2014 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 31/07/36/Th.VIII, 1 Juli 2014

Pada Maret 2014, lima komoditi makanan penyumbang terbesar Garis Kemiskinan di daerah perkotaan adalah beras yaitu sebesar 23,29 persen, Rokok kretek filter (13,83 persen), telur ayam ras (3,46 persen), mie instan (2,96 persen) dan terakhir daging ayam ras (2,30 persen). Sedangkan lima komoditi makanan penyumbang terbesar terhadap Garis Kemiskinan di daerah perdesaan secara berturut-turut adalah Beras (36,06 persen), Rokok kretek filter (8,54 persen), mie instan (2,77 persen), telur ayam ras (2,66) dan tempe (2,53 persen). Makanan Tabel 3 Daftar Komoditi yang Memberi Pengaruh Besar pada Kenaikan Garis Kemiskinan, Maret 2014 Komoditi Kota Komoditi Desa (1) (2) (3) (4) Beras 23,29 Beras 36,06 Rokok kretek filter 13,83 Rokok kretek filter 8,54 Telur ayam ras 3,46 Mie instan 2,77 Mie instan 2,96 Telur ayam ras 2,66 Daging ayam ras 2,30 Tempe 2,53 Bukan Makanan Perumahan 10,49 Perumahan 9,34 Listrik 3,93 Listrik 2,11 Bensin 3,55 Pendidikan 2,03 Angkutan 2,70 Bensin 1,68 Pendidikan 2,58 Kayu bakar 1,61 Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2014 Komoditi bukan makanan yang memberi sumbangan terbesar untuk Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah biaya perumahan (10,49 persen di perkotaan dan 9,34 persen di perdesaan). Sedangkan sumbangan komoditi non makanan lainnya ada perbedaan antara di perkotaan dan di perdesaan. Di perkotaan, urutan empat komoditi non makanan yang merupakan penyumbang terbesar adalah listrik, bensin, angkutan dan pendidikan yaitu masing-masing sebesar 3,93 persen, 3,55 persen, 2,70 persen dan 2,58 persen. Di perdesaan, setelah perumahan yang menyumbang sebesar 9,34 persen, komoditi non makanan penyumbang terbesar pada Garis Kemiskinan adalah listrik (2,11 persen), pendidikan (2,03 persen), bensin (1,68 persen) dan kayu bakar (1,61 persen). Seperti yang tersaji pada Tabel 3. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 31/07/36/Th.VIII, 1 Juli 2014 5

4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan yang terkait dengan kesejahteraan penduduk miskin. Pada periode September 2013-Maret 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) mengalami penurunan. Hal ini memberikan gambaran bahwa penduduk miskin sudah semakin membaik. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 1,021 pada September 2013 menjadi 0,832 pada Maret 2014. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan juga turun dari 0,293 menjadi 0,186 pada periode yang sama. Penurunan nilai kedua indeks mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit. Tabel 4 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) di Banten Menurut Daerah, September 2013-Maret 2014 Tahun Kota Desa Kota + Desa (1) (2) (3) (4) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) September 2013 1,140 0,768 1,021 Maret 2014 0,764 0,978 0,832 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) September 2013 0,374 0,120 0,293 Maret 2014 0,184 0,189 0,186 Sumber: Diolah dari data Susenas September 2013dan Maret 2014 Jika dilihat menurut daerah, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) mengalami penurunan di perkotaan, sebaliknya di perdesaan justru meningkat. Nilai kedua indeks di perdesaan pada Maret 2014 juga lebih tinggi dibandingkan di perkotaan. Hal ini mengindikasikan bahwa walaupun secara jumlah mengalami penurunan, namun kondisi penduduk miskin di daerah perdesaan semakin terpuruk. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 31/07/36/Th.VIII, 1 Juli 2014

5. Penjelasan Teknis dan Sumber Data a. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. b. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki ratarata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. c. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). d. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar nonmakanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. e. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan tahun 2013 adalah data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) bulan Maret 2014. Jumlah sampel Provinsi Banten sekitar 1.690 rumah tangga dimaksudkan supaya data kemiskinan dapat disajikan sampai tingkat provinsi. Sebagai informasi tambahan, juga digunakan hasil survei SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok bukan makanan. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 31/07/36/Th.VIII, 1 Juli 2014 7

BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Dr. Syech Suhaimi, SE.,M.Si Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027 E-mail : bps3600@bps.go.id Website : banten.bps.go.id 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 31/07/36/Th.VIII, 1 Juli 2014