ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMAHAMAN WORK PREPARATION SHEET TERHADAP HASIL BELAJAR KERJA BUBUT SISWA SMK N 2 WONOSARI

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SMK N 2 DEPOK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOGA DASAR DI SMK NEGERI 1 KALASAN

HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG

Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN INTERAKSI SISWA DENGAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK PENGELASAN

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA DASAR DI SMK N 4 YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF PADA SISWA PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK N 3 WONOSARI

Diajukan Oleh: INDAH SUROSOWATI A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KONTRIBUSI KREATIVITAS SISWA DALAM PRAKTIK PEMESINAN DAN MOTIVASI KERJA SISWA TERHADAP KESIAPAN KERJA

PERBEDAAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU ANTARA YANG SUDAH DAN BELUM SERTIFIKASI PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA MALANG

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PPL UNY DI SMK KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KORESPONDENSI

FORTECH 1 (1) 2016 FORTECH.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan analisis data dan penyajian secara kuantitatif/statistik.

Hubungan Antara Praktek Otomotif Dengan Kesiapan. Praktek Kerja Industri Siswa

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

PENERAPAN ISO 9001: 2008 TERHADAP KUALITAS PELAYANAN SEKOLAH DI SMK N 2 KLATEN

Oleh : Yulistiana Nindi Nur Imawati, Universitas Negeri Yogyakarta,

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

BAB III METODE PENELITIAN

PERILAKU PEDULI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN SANITASI HYGIENE SISWA DI LABORATORIUM TPHP SMK NEGERI 1 PANDAK

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEDISIPLINAN DALAM BEKERJA TERHADAP KOMPETENSI PRAKTIK PENGELASAN SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif ( descriptive research).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 PARIAMAN

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 SEYEGAN

PENERAPAN TEAM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN AUTOCAD DI SMKN 1 MAGELANG

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

PENGARUH JOBSHEET BERWARNA TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PRAKTIK GAMBAR TEKNIK MESIN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai tempat praktek industri oleh mahasiswa Teknik Boga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

THE INFLUENCE OF USE A MODULE ON THE LEVEL OF UNDERSTANDING MATERIALS LEARNING THEORY OF PRODUCTIVE MULTIMEDIA AT SMK MUHAMMADIYAH WONOSARI

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR GAMBAR TEKNIK MESIN

KINERJA GURU DALAM BIDANG PEMBELAJARAN PASCA SERTIFIKASI DI SMK N 2 WONOSARI

ABSTRAK. by Desty Yusniarti. S. A, Sumadi, Dedy Miswar ABSTRACK

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Permasalahan yang dikaji yaitu tentang pemanfaatan modul mnemonic

PENGARUH MINAT MENJADI GURU DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) TERHADAP KESIAPAN MENGAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode penelitian Quasi Experiment jenis

Keywords: Learning Interest, Basic Gastronomy Subject.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi tertentu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS 3 JURUSAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH SRI DEFI MUSTIKA

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

BAB III METODE PENELITIAN. Syaodih Sukmadinata (2009: 72) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERADU DI KELAS VII SMP NEGERI 2 SUWAWA

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017

RELEVANSI PENERAPAN KURIKULUM KOMPETENSI KEAHLIAN AUDIO VIDEO SMK NEGERI 2 DENGAN KEBUTUHAN INDUSTRI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK DENGANKELANCARAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu

Edu Elektrika Journal

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PRAKTIK BENGKEL DI BALAI LATIHAN PENDIDIKAN TEKNIK (BLPT) YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PAKTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MOTOR BENSIN SISWA KLAS XI DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh : Dimas Wicaksono, Universitas Negeri Yogyakarta, : Kompetensi kerja aspek keterampilan dan sikap, kesiapan kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang strategi pembelajaran batik kelas pada siswa kelas I

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

Hubungan Lingkungan Kerja... (Alfenti Debyan Pratiwi)

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SALAH SATU SUMBER BELAJAR SISWA DAN GURU DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

BAB III METODE PENELITIAN X O

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH

Siswanto 1), Ayu Bidiawati 2) dan Fauziah 3) Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MEMBACA GAMBAR TEKNIK SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

Transkripsi:

Analisa Pelaksanaan Kurikulum ( Iska Arif Yulianto) 1 ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH ANALYSIS OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL CURRICULUM ORIENTED KTSP IN SMKN 2 PENGASIH Oleh: Iska Arif Yulianto, Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Email : iska_arif88@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran penerapan KTSP pada pembelajaran mata pelajaran produktif semua jurusan di SMKN 2 Pengasih. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X (sepuluh) semua program keahlian. Metode pengumpulan data menggunakan angket. Analisis data menggunakan analisis deskriptif inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1). Penerapan KTSP pada indicator guru termasuk dalam kategori baik, dan pada indicator siswa dalam kategori baik. (2). Tidak ada perbedaan signifikan dalam pelaksanaan kurikulum di SMKN 2 Pengasih dengan taraf signifikansi 5 %. Hal ini didasarkan pada hasil analisis paired sample t test yaitu harga t untuk indikator siswa sebesar 6,403 dan untuk indikator guru sebesar 3,711. (3). Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam penerapan KTSP yaitu dengan menggunakan metode mengajar variatif, guru membuat modul dan menambah refrensi bahan ajar, memperbaiki dan menambah sarana prasarana yang memadai. Kata kunci: Analisis, Kurikulum, KTSP, SMK Abstract This study aimed to obtain the application of the learning subjects KTSP productive all majors in SMKN 2 Pengasih. This study is a descriptive study using quantitative approach. The subjects of this study were students of class X (ten) all skill programs. Methods of data collection using the questionnaire. Data analysis using descriptive analysis inferential. The results showed that ; (1) Application of SBC on teacher indicators included in both categories, and the indicator of students in both categories. (2) No significant differences in the implementation of the curriculum in SMKN 2 Pengasih with significance level of 5 %. It is based on the results of the analysis of paired sample t test is priced t for indicators of 6.403 students and for teachers indicator of 3.711. (3) Work done for the teachers overcome the obstacles in the implementation of KTSP is by using varied teaching methods, teachers create modules and add reference materials, improving and adding adequate infrastructure. Keywords: analysis, KTSP, curriculum PENDAHULUAN Pendidikan menengah kejuruan sebagai sub sistem dari sistem pendidikan nasional mempunyai peran dalam hubungannya dengan dunia kerja. Secara formal berperan untuk mengisi tenaga kerja berjenjang yang berpendidikan. Orientasi pendidikan khususnya pendidikan kejuruan akan memberi bekal pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar siswa yang menamatkan pendidikan mampu bekerja. Kurikulum SMK telah banyak mengalami perubahan dan telah diujicobakan penggunaannya. Perubahan kurikulum SMK dimulai tahun 1964 sampai dengan sekarang tahun 2006 yang kita kenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum SMK mempunyai karakteristik tersendiri, berbeda dengan sekolah-sekolah menengah umum lainnya. Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 yang dimaksud kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedang satuan pendidikan menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

2 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 3, Nomor 2, Tahun 2015 Oemar Hamalik (1992: 4) mengemukakan kurikulum sebagai berikut: kurikulum yaitu suatu program pendidikan yang dikembangkan dan dilaksanakan dalam lingkungan suatu institusi pendidikan. Dalam keseluruhan program itu terkandung isi pelajaran, pengalaman dan kegiatan belajar mengajar. Jadi dalam kurikulum terkandung komponen-komponen struktur dan organisasi, isi pelajaran, metode belajar mengajar. Kurikulum menurut Dakir (2001: 3) adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan, dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan serta diperuntukkan bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun permasalahan dalam penelitian ini (1) Adanya pemahaman yang berbeda dari setiap sekolah tentang KTSP (2) Beberapa guru pada satu sekolah memiliki pemahaman yang berbeda-beda tentang KTSP. (3) Bahan praktik, ruang praktik dan prasarana (jumlah ruang kelas) belum memenuhi standar Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Adapun tujuan penelitian ini: (1) Memperoleh gambaran penerapan KTSP pada pembelajaran mata pelajaran produktif semua jurusan di SMKN 2 Pengasih (2) Mendapatkan informasi tentang implementasi pelaksanaan KTSP di SMKN 2 Pengasih. (3) Memperoleh informasi tentang usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam penerapan KTSP pada pembelajaran mata pelajaran produktif di SMKN 2 Pengasih. diteliti secara tepat, Sukardi (2007: 157), dengan menggunakan metode yang ada seperti observasi, dokumentasi dan angket untuk menggali informasi tentang pelaksanaan KTSP di SMKN 2 Pengasih, kendala-kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut. Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti mengambil obyek penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan yaitu SMKN 2 Pengasih. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru pembimbing di SMKN 2 Pengasih adalah sekolah yang sudah melaksanakan KTSP. Fokus kegiatan penelitian pada kegiatan pembelajaran di kelas X seluruh jurusan. Untuk pelaksanaan dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2013 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru yang terlibat dalam pembelajaran mata pelajaran poduktif semua jurusan pada kelas X di SMKN 2 Pengasih. Adapun kelas yang dijadikan subjek penelitian adalah kelas X semua jurusan. Guru yang dijadikan subjek penelitian adalah guru mata pelajaran produktif untuk kelas X di SMKN 2 Pengasih. Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini yakni dengan angket, observasi, dokumentasi dan wawancara. Uji instrumen dengan analisis butir soal menghitung validitas, reliabilitas dan praktabilitas instrumen. Validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara meminta pertimbangan pada teman sejawat. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini memaparkan semua fenomena yang terjadi dalam setting penelitian. Alasan dipilihnya pendekatan ini, karena penelitian bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik obyek atau subyek yang Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan teknik analisis inferensial. Sebelum dilakukan pengujian deskriptif dilakukan terlebih dahulu pengujian homogenitas varian menggunakan uji t yaitu harga t hitung dibandingkan dengan t tabel, dk = n-1, dengan taraf signifikansi 5 %. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel (t h t t ), maka H 0 diterima dan

H a ditolak sehingga varian homogen, Sugiyono (1992 : 160). Dalam penelitian ini, data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan dua teknik analisis yaitu deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif yaitu dengan penyajian data melalui tabel, diagram dan perhitungan statistik deskriptif yang mencakup rata-rata/mean (M), median (Md), modus (Mo), standar deviasi (SD), varian, skewnnes, skor tertinggi, skor terendah. Penelitian ini menggunakan analisis inferensial yaitu mencari korelasi empat variable dengan teknik deskriptif inferensial. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penerapan KTSP pada Indikator Kesiapan Guru mempunyai nilai minimum 31 dan nilai maksimum 40 dengan range 9 dan median 36. Hasil perhitungan statistik diperoleh harga rerata (M) 35.79, modus (Mo) 37, Skewness -0.38 dan simpangan baku 2.34. Dari hasil perhitungan di atas didapatkan nilai median 36, rerata (M) 35,79, modus (Mo) 37, Skewness -0,38 dan simpangan baku 2,34. Selanjutnya untuk melihat kategori kejuruan di indikator kesiapan guru didasarkan pada harga rerata (M) dan modus (Mo). Setelah dianalisis ditemukan bahwa harga modus (Mo) lebih besar atau berada di atas harga rerata (M) sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan KTSP pada pembelajaran produktif kejuruan di indikator kesiapan guru dalam kategori baik. Penerapan KTSP pada Indikator Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian melalui instrumen penerapan KTSP pada pembelajaran produktif kejuruan, data yang diperoleh dari responden mempunyai nilai minimum 69 dan nilai maksimum 80 dengan range 11 dan median 70,00. Hasil perhitungan statistik diperoleh harga rerata (M) 73.75, modus (Mo) 72, Skewness 0.422 dan simpangan baku 2,88. Dari hasil perhitungan di atas didapat harga rerata (M) Analisa Pelaksanaan Kurikulum ( Iska Arif Yulianto) 3 73.75, median 74, modus (Mo) 72, Skewness 0.704 dan simpangan baku 2.88. Selanjutnya untuk melihat kategori penerapan KTSP pada pembelajaran produktif kejuruan di indikator perencanaan pembelajaran didasarkan pada harga rerata (M) dan modus (Mo). Setelah dianalisis ditemukan bahwa harga modus (Mo) lebih kecil atau berada di bawah harga rerata (M) sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan KTSP pada pembelajaran produktif kejuruan di indikator perencanaan pembelajaran dalam kategori kurang baik sehingga perlu ditingkatkan lagi. Penerapan KTSP pada Indikator Pelaksanaan Pembelajaran mempunyai nilai minimum 55 dan nilai maksimum 73 dengan range 18 dan median 65. Hasil perhitungan statistik diperoleh harga rerata (M) 64.75, modus (Mo) 65, Skewness -0.199 dan simpangan baku 3.63. Dari hasil perhitungan di atas didapatkan harga rerata (M) 64.75, median 65.50 modus (Mo) 65, Skewness -0.199 dan simpangan baku 3.63. Setelah dianalisis ditemukan bahwa harga modus (Mo) lebih besar atau berada di atas harga rerata (M) sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan KTSP pada pembelajaran produktif kejuruan di indikator pelaksanaan pembelajaran dalam kategori baik. Penerapan KTSP pada Indikator Penilaian Hasil Belajar mempunyai nilai minimum 37 dan nilai maksimum 42 dengan range 5 dan median 40.00. Hasil perhitungan statistik diperoleh harga rerata (M) 40.03, modus (Mo) 40, Skewness -0.192 dan simpangan baku 1.48. Dari hasil perhitungan statistik di atas didapatkan harga rerata (M) 40.03, median 40.00,modus (Mo) 40, Skewness -0.192 dan simpangan baku 1.48. Setelah dianalisis ditemukan bahwa harga modus (Mo) lebih kecil atau berada di bawah harga rerata (M) sehingga dapat dikatakan

4 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 3, Nomor 2, Tahun 2015 bahwa penerapan KTSP pada pembelajaran produktif kejuruan di indikator penilaian hasil belajar dalam kategori kurang baik sehingga perlu ditingkatkan lagi. Pengujian Hipotesis Indikator siswa Untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian ini menggunakan uji paired sample t- tets. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.00 for Windows diperoleh harga t hitung sebesar 6,403. Nilai sig untuk kesalahan 5% sebesar 0.000 maka H 0 = µ1- µ2 = 0 maka hipotesis nol (H 0 ) diterima. Jadi tidak terdapat perbedaan dalam pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar pada siswa di SMKN 2 Pengasih. Indikator guru Untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian ini menggunakan uji paired sample t- tets. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.00 for Windows diperoleh harga t hitung sebesar 3,711. Nilai sig untuk kesalahan 5% sebesar 0.000 maka H 0 = µ1- µ2 = 0, maka hipotesis nol (H 0 ) diterima. Jadi tidak terdapat perbedaan dalam pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasilbelajar pada siswa di SMKN 2 Pengasih. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian penerapan KTSP di SMKN 2 Pengasih sudah berjalan dengan baik dengan hasil sebagai berikut: (1) Penerapan KTSP pada variabel kesiapan guru termasuk dalam kategori baik, (2) Penerapan KTSP pada variabel perencanaan pembelajaran termasuk dalam kategori kurang baik, (3) Penerapan KTSP pada variabel pelaksanaan pembelajaran termasuk dalam kategori baik, dan (4) Penerapan KTSP pada variabel penilaian hasil belajar termasuk dalam kategori kurang baik. Dalam implementasi kurikulum terdiri empat variabel yaitu kesiapan guru, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar. Tidak ada perbedaan signifikan dalam pelaksanaan kurikulum di SMK N 2 Pengasih dengan taraf signifikansi 5 %. Hal ini didasarkan pada hasil analisis paired sample t test yaitu harga t untuk indikator siswa sebesar 6,403 dan untuk indikator guru sebesar 3,711 Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam penerapan KTSP di SMKN 2 Pengasih antara lain sumber belajar dan media belajar seperti buku panduan, modul, dan buku pegangan siswa belum ada. Perpustakaan sekolah kurang mengimbangi perkembangan teknologi informasi. Fasilitas jaringan internet yang masih lambat dan sarana prasarana komputer yang digunakan untuk praktik perakitan dan pemrograman komputer masih sangat kurang. Hal ini akan menyebabkan kelancaran proses belajar mengajar mata pelajaran produktif kejuruan menjadi terhambat. Usaha yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu guru harus diwajibkan membuat modul atau referensi di luar sekolah dan pihak sekolah secara bertahap memperbaiki dan menambah fasilitas yang dibutuhkan dalam mata pelajaran produktif kejuruan seperti penambahan jumlah komputer, buku tentang teknologi informasi, memperbaiki jaringan internet, dan memberikan pelatihan atau seminar tentang teknologi informasi baik kepada guru maupun siswa. Kondisi Laboratorium yang digunakan dalam mata pelajaran produktif kejuruan panas, menyebabkan siswa terganggu konsentrasinya dalam mengikuti pelajaran. Usaha yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu ruangan Laboratorium yang digunakan dalam mata pelajaran produktif kejuruan harus sesuai standar pada umumnya ruangan komputer dengan memberikan pendingin ruangan supaya fasilitas komputer dapat terpelihara dengan baik dan proses belajar mengajar menjadi lebih nyaman. Keterbatasan Penelitian Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan secara luas karena jumlah siswa dan guru berselisih besar sehingga tidak bisa dibandingkan antara variabel guru dan siswa. Pengambilan data dalam penelitian ini hanya menggunakan satu instrumen yaitu angket/

kuisioner sehingga pengambilan dan pengumpulan data tidak dapat dilakukan secara mendalam dan mendetail sampai dengan informasi yang sekecilkecilnya yang terkait dengan keempat variabel penelitian. Keterbatasan peneliti untuk mengontrol responden di dalam keseriusannya dalam mengisi angket penelitian. Penyusunan soal-soal instrumen masih banyak kekurangannya baik dari isi cakupan materinya dan penulisannya sehingga menyulitkan responden dalam mengerjakan. Analisa Pelaksanaan Kurikulum ( Iska Arif Yulianto) 5 Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Saran Perencanaan pembelajaran, khususnya rencana program pembelajaran perlu dibuat secara lengkap sehingga strategi, metode, maupun materi yang akan disampaikan dapat dipersiapkan lebih baik. Guru perlu mendiagnosis dan mengukur kemampuan setiap siswa secara heterogen sehingga materi yang disampaikan dapat diserap dengan baik. Dengan kata lain kompetensi yang dimiliki siswa harus lebih utama dibandingkan hanya mengejar pencapaian materi belaka. Kendala pelaksanaan pembelajaran produktif kejuruan salah satunya terdapat pada teknologi komputer yang cepat berkembang sehingga jika tidak diantisipasi maka perangkat tersebut menjadi kurang memadai. Selain itu, guru perlu memikirkan prosedur tetap praktik siswa sehingga segala aturan, tata tertib, maupun jadwal praktik siswa dapat berjalan secara teratur. Dengan keteraturan ini, pembelajaran yang dilakukan akan lebih efektif. Apalagi jika didukung kualitas guru yang latar belakang pendidikannya sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. DAFTAR PUSTAKA Dakir. 2001. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: FIP UNY. Oemar Hamalik. 2005. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 1999. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.