I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK PERANAN PKK DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN WANITA KELURAHAN ENDANG REJO KECAMATAN SEPUTIH AGUNG. (Ima Wati, Irawan Suntoro, Hermi Yanzi)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No menetapkan Peraturan Presiden tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang Undang D

TIM PENGGERAK PKK KAB. TULUNGAGUNG

: KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 53 TAHUN 2000 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena

ORGANISASI PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

PROVINSI J A W A T E N G A H D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2017 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, masyarakat Indonesia seluruhnya, yang dapat

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG GERAKAN PEMSEROAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (GERAKAN-PKK) 01 KOTA MOJOKERTO

I. PENDAHULUAN. sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apalagi jika hanya

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

GERAKAN PKK DALAM MASYARAKAT O L E H : M A R I T A A H D I Y A N A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

PERANAN WANITA DALAM PEMBANGUNAN BERWAWASAN GENDER

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan serta dididik sampai menjadi dewasa. Kewajiban suami selain menafkahi ekonomi keluarga, juga diharapkan menjadi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Naskah Pidato PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB WANITA MAKIN DIMANTAPKAN MELALUI PENINGKATAN PENGETAHUAN

BUPATI WONOGIRI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa negara kita sedang

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017

WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagi seluruh rakyat Indonesia dan di dalam undang-undang Dasar 1945,

SEMANGAT PAGI CERIA SELALU

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara, bangsa Indonesia termasuk bangsa yang dikategorikan Negara dunia ketiga.

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. MAKSUD DAN TUJUAN

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

INDIKATOR PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA ( PKK )

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

FENOMENA TAMAN PENITIPAN ANAK BAGI PEREMPUAN YANG BEKERJA. Nur Ita Kusumastuti K Pendidikan Sosiologi Antropologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Laboratorium 1.56,5 m2, dan rumah dinas dengan luas 357 m2 serta fasilitas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera, tuntutan tersebut

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

Kesehatan reproduksi dalam perspektif gender. By : Fanny Jesica, S.ST

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian di lapangan, masih memiliki keinginan untuk membina rumah-tangga dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.

Nawacita Bersama Kampung Keluarga Berencana (KB)

KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER Disajikan kepada Para Pembina Penggalang Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat pada Lomba Tingkat IV

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

I. PENDAHULUAN. oleh masalah kependudukan dengan segala tata kaitan persoalan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok merupakan negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

UNDANG-UNDANG (UU) NOMOR: 10 TAHUN 1992 (10/1992) TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Eksistensi Perempuan dalam Pembangunan yang Berwawasan Gender

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. dalam keluarga dibanding pria. Wanita di mana-mana mencurahkan tenaganya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan

PERAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KARYAWANGI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT CAHYATI NINGSIH NIM.

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pewarisan nilai-nilai sosial dari satu individu ke individu lain. Keluarga

Pemberdayaan Peran Perempuan dalam Kegiatan Perdamaian

CATATAN KELUARGA CATATAN KELUARGA DARI : KRITERIA RUMAH : ANGGOTA KELOMPOK DASA WISMA : JAMBAN KELUARGA : TAHUN : SUMBER AIR :

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat. Keluarga terdiri dari kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi menciptakan peranan sosial. Kumpulan dari keluarga akan membentuk suatu lapisan masyarakat dan selanjutnya lapisan-lapisan masyarakat tersebut akan bergabung dalam kelompok besar menjadi suatu bangsa. Baik buruknya suatu bangsa tergantung pada pembinaan anggota keluarga dan generasi akan datang. Dalam keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, salah satu yang berperan dalam membina keluarga adalah ibu. Sebagai seorang wanita, ibu dituntut juga untuk mempunyai waktu yang lebih lama untuk tinggal dirumah dibandingkan dengan laki-laki. Dengan demikian, maka wanita dituntut untuk dapat mengatur kehidupan rumah tangganya, terutama dalam fungsi sebagai pengasuh anak dan pengatur konsumsi makanan dalam satu keluarga. Dalam membina keluarga ini, wanita memerlukan bekal pendidikan dan pengetahuan. Perkembangan menunjukkan bahwa sesungguhnya wanita mempunyai potensi yang sama besarnya dengan potensi pria, karena itu dapat dikerahkan dalam pembangunan. Secara hukum wanita Indonesia berpeluang sama dengan

2 pria/laki-laki untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan di semua bidang kehidupan. Pasal 21 dan pasal 27 Undang-Undang Dasar 1945 menjamin adanya kesamaan hak dan kewajiban bagi penduduk tanpa membeda-bedakan apakah pria ataupun wanita, dalam bidang-bidang pekerjaan, kesehatan, politik, dan hukum, serta hak perorangan. Wanita, sebagai warga negara maupun sebagai sumber insani bagi pembangunan mempunyai hak, dan kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria disegala bidang kehidupan bangsa dan dalam segenap kegiatan pembangunan. Menurut Permen Nomor 01 Tahun 2011 Tentang Strategi Nasional Sosial Budaya Untuk Mewujudkan Kesetaraan Gender dalam Bab II menjelaskan bahwa: Sebagian besar masyarakat, kedudukan/posisi wanita, juga identitas wanita masih ditentukan oleh identitas perkawinannya. Kewanitaan seorang wanita dinilai berdasarkan pada kemampuannya menikah dan mempertahankan perkawinannya. Di samping itu juga berdasarkan pada kemampuan wanita untuk hamil dan melahirkan (reproduksi biologis), serta tanggungjawabnya untuk melayani suami, mengasuh anak dan mengelola rumahtangga (reproduksi sosial). Hal ini dianggap alamiah/wajar. Lebih dari itu, ketidakmampuan wanita mengartikulasikan/menyuarakan kepentingannya dianggap sebagai hal yang wajar/alamiah, karena wanita dianggap apolitis dan kepentingannya disuarakan pria. Tuntutan akan peran domestiknya membatasi akses wanita berkiprah di ranah publik, dan seolah tidak ada pilihan bagi wanita. Kenyataan budaya inilah yang kemudian dikenal dengan budaya patriarki. Kajian wanita yang berfokus pada pengalaman wanita beserta masalahmasalah yang dihadapi sudah banyak dilakukan baik yang bersifat interdisipliner maupun yang orientasinya mengarah kepada kegiatan konkrit. Kajian dan evaluasi mengenai kegiatan konkrit wanita dalam organisasi yang bertujuan mewujudkan pemberdayaan dan kemitrasejajaran antara pria dan

3 wanita dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, masih sangat terbuka dan perlu dilakukan secara terus menerus. Pemerintah telah melaksanakan pemberdayaan wanita yang hasilnya terlihat dari adanya peningkatan peran dan kedudukan wanita diberbagai bidang kehidupan. Berdasarkan Biro Pemberdayaan Wanita Kementerian Peranan Wanita 2007 peningkatan tersebut masih belum sebagaimana diharapkan, yaitu terwujudnya keadilan dan keselarasan antara wanita dan pria dalam hak dan kesempatan berpartisipasi dan menikmati hasil pembangunan. Guna meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) wanita Indonesia dan mewujudkan kemitrasejajaran antara pria dan wanita dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pemerintah telah membentuk berbagai program dan sarana yang dapat membantu; salah satunya adalah organisasi Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di seluruh wilayah Indonesia. Organisasi ini telah diakui oleh masyarakat, bahkan pada tahun 2007 mendapat penghargaan dari beberapa lembaga internasional (WHO, Unicef, Unesco, dan sebagainya) karena melalui 10 program pokoknya PKK telah mampu melibatkan wanita dan pria dalam upaya mewujudkan keluarga yang sejahtera, maju dan mandiri. Menurut sejarahnya, PKK semula merupakan akronim dari Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang bertujuan untuk melibatkan partisipasi wanita melalui program pendidikan perempuan. Kemudian, pada tanggal 27 Desember 1972 organisasi tersebut berubah nama menjadi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga yang bertujuan untuk membina dan membangun

4 keluarga dibidang mental, spiritual dan fisik serta peningkatan mutu pangan, sandang, kesehatan, dan lingkungan hidup. Anggotanya adalah tokoh/pemuka masyarakat, para isteri Kepala Dinas/Jawatan dan isteri Kepala Daerah sampai dengan tingkat Desa dan Kelurahan yang kegiatannya didukung dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Selanjutnya dengan adanya reformasi serta paradigma baru dan semangat otonomi daerah, sejak tahun 1999 akronim PKK berubah lagi menjadi Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. Kata pemberdayaan dipilih karena mengandung pengertian suatu usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Peningkatan kualitas wanita melalui program pemberdayaan wanita yang diarahkan untuk mengembangkan dan memanfaatkan berbagai potensi yang ada pada diri wanita. Dari sisi programnya, PKK pada awalnya diarahkan untuk mendorong kemajuan wanita agar dapat memainkan peran gandanya secara baik, yaitu sebagai pengelola keluarga, pencari nafkah dan pelaku pembangunan. Akan tetapi sesuai dengan perkembangannya, program pemberdayaan wanita kemudian diarahkan untuk mewujudkan kemitrasejajaran antara pria dan wanita dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian sasarannya ditujukan untuk mengembangkan dan mengangkat berbagai potensi yang ada pada diri wanita yang memungkinkan dirinya dapat memanfaatkan hak dan kesempatan yang sama terhadap sumber pembangunan (Kementerian Pemberdayaan Perempuan, 2007). Hal tersebut

5 diperkuat dengan komitmen pemerintah Indonesia terhadap Deklarasi Milenium yang ditandatangani dalam United Nations Millenium Summit di New York Amerika tahun 2000. Tujuan Pembangunan Milenium yang harus dicapai tahun 2015 antara lain adalah kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita. Kesejahteraan keluarga menjadi tujuan utama PKK. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang akan berpengaruh besar terhadap kinerja pembangunan dalam mendukung program-program pemerintah. Dari keluarga yang sejahtera ini, maka tata kehidupan berbangsa dan bernegara akan dapat melahirkan ketentraman, keamanan, keharmonisan, dan kedamaian. Dengan demikian, kesejahteraan keluarga menjadi salah satu tolak ukur dan barometer dalam pembangunan dengan program-program pemerintah. PKK menjadi gerakan untuk membantu dan mendukung programprogram pemerintah dengan mendata beberapa aspek yang diperlukan seperti data warga, ibu hamil, bayi, dan balita, kelahiran, kematian, sampai kegiatan masyarakat. PKK yang merekrut anggota sampai lapisan bawah dengan cara mengajak ibu rumah tangga yang ingin bergabung dan menjadi pengurus Organisasi PKK. Masyarakat diharapkan mampu membawa pada kondisi keluarga yang sejahtera, yaitu keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia baik secara material, sosial, mental dan spiritual serta keluarga yang berdaya yaitu keluarga yang hidup sejahtera, maju dan mandiri. Melalui PKK diharapkan dapat meningkatkan pemberdayaan wanita. Pemberdayaan wanita

6 merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran agar dapat melaksanakan fungsi dan peran sebagai wanita. Selain itu, PKK diharapkan mampu membebaskan wanita dari belenggu budaya patriarkhi, sehingga memiliki kemandirian. Melalui PKK diharapkan harkat dan martabat wanita sebagai bagian dari keluarga dapat ditingkatkan. Namun, pada kenyataannya PKK belum sepenuhnya mampu merubah kondisi keluarga dan wanita, sehingga belum terwujud kesetaraan dan keadilan gender. Adanya kesenjangan ini menyebabkan perlunya melakukan penelitian terhadap PKK, khususnya di Kampung Endang Rejo. Kelurahan Endang Rejo merupakan suatu wilayah yang terletak di Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah dengan jumlah penduduk 4.711 jiwa, yang terdiri atas 1.478 KK (Kepala Keluarga) dan tersebar di lima dusun. Dari ke lima dusun ini terdapat lima orang yang ditunjuk sebagai penggerak PKK. Organisasi PKK di Kelurahan Endang Rejo ini memiliki peranan dalam meningkatkan pemberdayaan wanita. Dalam melaksanakan kegiatan PKK ini memberikan kontribusi yang positif terhadap wanita sebagai ibu rumah tangga. Melalui PKK, wanita dapat mengaktualisasikan dirinya untuk aktif, selain perannya sebagai ibu rumah tangga. Tingkat keaktifan peranan PPK dalam meningkatkan pemberdayaan wanita yang ada di Kelurahan Endang Rejo dapat dilihat dalam tabel berikut:

7 Tabel 1.1 Keterlaksanaan Program Pokok PKK dalam Meningkatkan Pemberdayaan Wanita di Kelurahan Endang Rejo No. Program PKK Kegiatan Rutin Pernah Dilakukan Tidak Pernah Dilakukan 1. Program Penghayatan dan Pengamalan Pancasila 2. Gotong Royong 3. Pendidikan Dan Ketrampilan 4. Pengembangan Kehidupan Berkoperasi 5. Pangan 6. Sandang 7. Perumahan dan Tatalaksana Rumah Tangga 8. Kesehatan 9. Kelestarian Lingkungan Hidup 10. Perencanaan Sehat Sumber: Ketua PKK Kelurahan Endang Rejo, 2014 Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ke-10 program kerja PKK belum sepenuhnya mampu berjalan. Salah satu kegiatan yang rutin adalah Program Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, bentuk kegiatannya berupa pengajian; Pendidikan Dan Ketrampilan, bentuk kegiatannya seperti PAUD; dan Kesehatan, seperti POSYANDU dan penggalakkan program Keluarga Berencana (KB). Program PKK yang lain belum maksimal berjalan, hal ini ditunjukkan dalam kegiatan yang dilakukan PKK masih banyak yang belum aktif. Dalam kegiatan tersebut ada hal-hal yang menghambat yaitu waktu dan tenaga, fasilitas, dan pemahaman suami tentang Gerakan PKK. Tetapi untuk program yang sudah berjalan, PKK sudah melakukan kegiatan tersebut dengan

8 cukup baik. Pada Sumber Daya Manusianya pun sudah cukup baik, sehingga kegiatan yang sudah berjalan dapat menjadi kegiatan rutin. Berdasarkan wawancara dengan ketua PKK di Kelurahan Endang Rejo, bahwa PKK yang ada saat ini tidak semaju 3 tahun yang lalu. Banyak anggota yang pasif dalam berkontribusi di kelompok PKK ini. Salah satu faktor penyebabnya karena kesibukan mengurus rumah, selain itu masih rendahnya wanita yang ikut berpartisipasi dalam melaksanakan program PKK. Program kerja yang saat ini dapat terus berjalan adalah penggalakkan KB (Keluarga Berencana), Posyandu dan PAUD. Program kerja lain seperti dalam bidang pertanian tidak lagi berjalan, karena masih sedikitnya ibu rumah tangga yang bergabung. Sistem rekruitmen kurang mempengaruhi minat ibu rumah tangga untuk ikut PKK, selain itu juga sosialisasi PKK yang masih kurang. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Peranan PKK Dalam Meningkatan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Peran PKK kurang berpengaruh dalam upaya pembangunan masyarakat 2. Kaum wanita kurang terlibat dalam pembangunan masyarakat

9 3. Peranan PKK dalam pemberdayaan wanita kurang maksimal dalam program PKK 4. Sosialisasi PKK yang masih kurang C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada: Peranan PKK Dalam Meningkatan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimanakah Peranan PKK Dalam Meningkatan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015?. E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan Peranan PKK Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015. F. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan, khususnya pembelajaran PPKn dalam kawasan nilai

10 moral Pancasila, karena melalui PKK dapat membina pengetahuan, keterampilan, watak/karakter masyarakat, khususnya wanita. 2. Secara Praktis a. Bagi Masyarakat Penelitian ini berguna untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi masyarakat dan khususnya wanita yang tergabung dalam kelompok PKK. b. Bagi Wanita Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan acuan untuk mengetahui peranan PKK dalam meningkatkan pemberdayaan wanita, sehingga wanita dapat memanfaatkan PKK sebagai organisasi yang dapat membawa banyak perubahan untuk menciptakan keluarga sejahtera. c. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan menambah wawasan peneliti dalam melihat keterlibatan wanita dalam PKK. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu pendidikan khususnya PPKn dalam kawasan Pendidikan Nilai Moral Pancasila yang menjelaskan Peranan PKK Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan

11 Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015. 2. Ruang Lingkup Subjek Subjek penelitian ini adalah wanita sebagai ibu rumah tangga yang tinggal Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. 3. Ruang Lingkup Objek Objek penelitian ini adalah Peranan PKK Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015. 4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung, Kabupaten Lampung Tengah. 5. Ruang Lingkup Waktu Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sejak 23 Desember 2014.