BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN,2014) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. cerdas dan produktif. Indikatornya adalah manusia yang mampu hidup lebih lama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB IX PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Sumut,

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan wahana pemberdayaan

KMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm Drajat Boediman, Sehat bersama gizi,(jakarta: CV Sagung Seto,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masa bayi, lalu berkembang menjadi mandiri di akhir masa kanak-kanak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam Oktaviani,

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang berkualitas dalam pembangunan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Dalam menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan (1000 HPK) yaitu 270 hari selama kehamilan, dan 730 hari pada kehidupan pertama

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya

Rumah Bersalin Gratiis Rumah Zakat

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA DI DESA PASIRLANGU CISARUA BANDUNG BARAT

MATERI PENYEGARAN KADER

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian negara berkembang di dunia termasuk Indonesia menjadi salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kembang berhubungan dengan aspek diferensiesi bentuk atau fungsi,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dengan segala hasil yang ingin dicapai, di setiap negara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh manusia mengalami kemajuan melalui fase petumbuhan dan perkembangan yang pasti tetapi tahapan dan perilaku kemajuan ini sifatnya sangat individual (Potter & Patricia A, 2005). Hal ini menerangkan bahwa semua manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Namun, berlangsungnya fase pertumbuhan tersebut ditentukan oleh faktor-faktor penentu pada individu seperti genetik, gizi, dan lingkungan. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Rachdian, 2011). Masa lima tahun pertama pada kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period) jendela kesempatan (window of opportunity) dan masa kritis (critical period) (Depkes RI, 2006). Hal ini yang menjadi salah satu alasan penting adanya upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya. Periode emas ini meliputi pertumbuhan fisik, intelektual, mental dan emosional anak. Gizi yang baik, kebersihan, imunisasi, vitamin A dan pelayanan 1

2 kesehatan yang bermutu, kasih sayang, dan stimulasi yang memadai pada usia balita akan meningkatkan kelangsungan hidup dan mengoptimalkan kualitas hidup anak (Sufyanti Yuni, 2009). Dalam rangka mendukung keoptimalan masa lima tahun pertama pada bayi/balita tersebut, pemerintah membuat suatu pusat kegiatan yang meliputi pemantauan tumbuh kembang anak, imunisasi, pencegahan penyakit, kesehatan ibu dan anak, pelayanan kontrasepsi, penyuluhan serta konseling. Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan Posyandu, merupakan wahana kegiatan keterpaduan KBkesehatan di tingkat kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatan lima program prioritas yaitu: KB, Gizi, KIA, Imunisasi dan penanggulangan diare (Zulkifli, 2003). Posyandu bertujuan untuk mendukung atau membantu masyarakat agar tercapainya keluarga sadar gizi, membantu penurunan angka kematian bayi dan kelahiran, serta mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (Direktorat Bina Gizi, 2011). Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Berbicara mengenai uraian di atas, peneliti tertarik untuk fokus mengetahui bagaimana kepedulian ibu-ibu pada proses pertumbuhan balitanya dan bagaimana partisipasi Ibu balita terhadap pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu yang tersedia di desa Tebedak, Kabupaten Landak Kalimantan Barat Kabupaten Landak merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di propinsi Kalimantan Barat. Menurut data statistik kabupaten Landak tahun 2010 jumlah penduduk sebanyak 329.649 jiwa. Memiliki 13 kecamatan, dengan jumlah sarana kesehatan: RSUD 1 unit, Puskesmas perawatan 4 unit,

3 Puskesmas lengkap 12 unit, dan puskesmas pembantu 72 unit. Posyandu 361 unit. Penduduk yang bekerja sejumlah 115.545 jiwa, 94.538 jiwa laki-laki dan 61.007 perempuan. Dari penduduk yang bekerja, sebagian besar bekerja di sektor pertanian (82,33%) diikuti sektor jasa 13,46% serta sektor pengolahan 4,21%. Kecamatan Ngabang merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di kabupaten Landak. Desa Tebedak merupakan salah satu desa yang mayoritas penduduknya adalah Suku Dayak yang merupakan suku asli di pulau Kalimantan. Desa ini terletak di kecamatan Ngabang Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Jumlah penduduk Desa Tebedak adalah 2.331 jiwa dengan Jumlah Balita 177 orang terhitung pada tahun 2011. Mata pencaharian utama mereka adalah berladang karena padi merupakan satu siklus budaya turun temurun dalam kehidupannya. Namun, seiring dengan premodernisasi dalam perindustrian di daerah tersebut, beberapa masyarakat beralih pada mata pencaharian sebagai petani tanaman karet, penambang emas, dan buruh di suatu perusahaan. Secara turun temurun suku Dayak sangat mengutamakan ASI (air susu ibu) sebagai asupan makanan bagi bayinya. Pada bayi baru lahir, ASI sangat dianjurkan. Rentang usia pemberian ASI pada balita beragam, namun rata-rata ASI diberikan hingga anak berusia satu tahun. Pengecualian terjadi, jika Ibu dari bayi tersebut mulai berladang maka makanan bayi akan diganti dengan makanan lembek atau susu formula. Tradisi pola pengasuhan anak di Desa Tebedak Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak, Kalimantan Barat pada umumnya sama dengan pola asuh tradisional penduduk suku Dayak asli lainnya. Dari usia 0 (nol) bulan hingga bayi mulai belajar merangkak, tugas mengasuh dilakukan oleh Ibu.

4 Masyarakat desa Tebedak pada umumnya berladang dan bertani karet. Dalam hal mengasuh anak balitanya, beberapa orang tua masih ada yang meminta/ menyerahkan tugas mengasuh balita mereka pada anak yang lebih tua, yang dari segi fisik tampak sudah mampu untuk menggendong adiknya. Tugas mengasuh itu meliputi: menjaga, menyuapi makan, dan merawat selama orang tua bekerja di ladang hingga petang. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, mengasuh anak kini lebih didominasi oleh sang nenek. Dalam pengaturan menu makanan balita, orang tua tidak pernah menyediakan menu khusus. Pada dasarnya dalam memberikan makan, orang tua atau pengasuh tidak memperhatikan asupan dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh bayi. Bagi orang tua atau pengasuh, yang penting bayi sudah makan dan sudah kenyang maka itu dianggap cukup. Pada balita yang sudah bisa duduk dan memegang sendok sendiri pada umumnya akan dibiarkan untuk makan sendiri, tanpa diperhatikan oleh yang mengasuh. Melalui studi pendahuluan pada bulan Desember 2011 dengan salah seorang petugas Dinas Kesehanan Kabupaten Landak yang terkait, diperoleh data: kecamatan Ngabang memiliki fasilitas kesehatan 31 posyandu aktif dengan 76 kader posyandu aktif, 7 polindes, serta para medis: 7 orang bidan praktik, 14 orang mantri praktik, 5 orang dukun bayi praktik. Secara spesifik tingkat kesadaran masyarakat jika diamati melalui data laporan program posyandu NICE (Nutrition Improvement through Community Empowerment) Dinas Kesehatan Kabupaten Landak dari tahun 2010 hingga 2011: Total bayi balita di Desa Tebedak 177 orang, jumlah bayi atau balita yang memiliki kartu menuju sehat (KMS) atau buku kesehatan ibu dan anak 169 orang. Petugas kesehatan

5 menyebutkan pula bahwa tiap bulannya hanya 2/3 balita yang diperiksakan ke posyandu oleh ibunya dari total keseluruhannya yaitu 177 balita. Balita yang berat badannya naik saat ditimbang hanya 45%. Rata-rata ada 46 orang balita yang ditimbang setiap bulannya. Perlu digarisbawahi di sepanjang tahun 2011 dijumpai 5 balita yang kondisi pertumbuhannya berada di bawah garis merah, dengan status gizi buruk. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana kepedulian ibu-ibu suku Dayak di desa Tebedak kecamatan Ngabang Kabupaten Landak Kalimantan, terhadap tumbuh kembang balitanya. Sebab jika diamati pada data, hanya 2/3 total balita di desa tersebut yang dibawa orang tuanya ke posyandu setiap bulannya, yang mengejutkan dari data tersebut adalah dari total balita yang datang ke posyandu masih terdapat bayi yang tidak mengalami kenaikan berat badan dan dalam kondisi pertumbuhannya yang berada di bawah garis merah pada grafik pertumbuhan anak, serta ditemukan 5 kasus gizi buruk sepanjang tahun 2011. Masa lima tahun pertama dalam kehidupan merupakan masa yang sangat menentukan keoptimalan kualitas hidup anak-anak tersebut pada masa mendatang, untuk itu kepedulian yang optimal dari orang tua sangat dibutuhkan oleh balita dan penting untuk diteliti. 1.2. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, fokus penelitian diarahkan pada upaya untuk menggali mengenai bagaimana kepedulian ibu-ibu terhadap proses pertumbuhan balita, dan faktor apa saja yang mempengaruhi kepedulian ibuibu terhadap proses pertumbuhan balita tersebut dan

6 bagaimana respon serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemanfaatan fasilitas kesehatan pada ibu-ibu suku Dayak, Desa Tebedak, Kabupaten Landak Kalimantan Barat? 1.3. Signifikansi dan Keunikan Penelitian Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh interaksi antara beberapa intervensi psikososial yang dipengaruhi oleh kebutuhan psikologi dan sosial dengan memperkuat lingkungan anak-anak dan pemberi perhatian/ kepedulian (care) kepada anak dan intervensi pemberian zat gizi (Myers,1992). Selama ini banyak yang mengkategorikan faktor pemberantasan gizi buruk menjadi tiga, yaitu keamanan pangan individu dan rumahtangga, akses terhadap pelayanan kesehatan dan lingkungan yang sehat, dan praktek care yang memadai (Euis Sunarti, 2009), namun dari ketiga faktor itu kepedulian atau care merupakan faktor yang paling jarang dibahas dalam praktik kesehatan komunitas sehari-hari. Merujuk kepada hasil penelitian dari Zeitlin et al (1995) yang menyatakan bahwa faktor yang menentukan perkembangan anak (status gizi anak) adalah kepedulian yang ibu berikan yang diukur dengan kehangatan, waktu yang diluangkan ibu untuk anak, dan penerimaan anak. Zeitlin et al. (1991) dengan mempertimbangkan faktor penentu status gizi anak, UNICEF memutuskan bahwa aspek dari care menjadi salah satu faktor dominan. Sehingga jelas bahwa meneliti care atau kepedulian, dapat membantu mengungkap beberapa aspek penting yang berkaitan dengan proses yang mendukung pertumbuhan anak. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mendeskripsikan wujud kepedulian (kualitatif) yang dimiliki oleh para ibu. Secara

7 khusus ibu-ibu pada suku Dayak di Desa Tebedak, Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. 1.4. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kepedulian ibu-ibu terhadap proses pertumbuhan balitanya? 2. Bagaimana respon ibu-ibu terhadap penyediaan fasilitas posyandu yang telah disediakan oleh pemerintah? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepedulian ibuibu terhadap pertumbuhan balita suku Dayak di Desa Tebedak, Kabupaten Landak Kalimantan Barat terhadap proses pertumbuhan balitanya? 4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi respon ibu-ibu terhadap fasilitas posyandu yang telah disediakan oleh pemerintah? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana kepedulian ibu-ibu terhadap proses pertumbuhan balitanya 2. Mengetahui respon ibu-ibu terhadap penyediaan fasilitas kesehatan posyandu yang telah disediakan oleh pemerintah 3. Mengetahu faktor-faktor yang mempengaruhi kepedulian ibu-ibu suku Dayak di Desa Tebedak, Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak Kalimantan Barat terhadap proses pertumbuhan balitanya. 4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respon ibu-ibu suku Dayak di Desa Tebedak, Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak Kalimantan Barat terhadap fasilitas posyandu yang telah disediakan oleh pemerintah.

8 1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1. Manfaat Teoritis Bagi ilmu keperawatan, dimana keperawatan komunitas merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan. (WHO,1959 dalam Dawam rahmad yani & Frederix adi atmaja) sehingga penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan bahan referensi dalam pengembangan kajian keperawatan komunitas pada suku Dayak di Desa Tebedak, Kabupaten Landak Kalimantan Barat 1.6.2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti, sebagai salah satu media penerapan ilmu pengetahuan yang sudah pernah diterima selama di bangku perkuliahan b. Bagi komunitas suku Dayak desa Tebedak, diharapkan masyarakat memperoleh informasi yang tepat sehingga dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai makna kepedulian orang tua terhadap proses pertumbuhan balita c. Bagi pihak pemerintah terkait, menjadi sumbangan bahan kajian yang baru. Sehingga diharapkan dapat lebih membantu keoptimalan pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada.