PENGARUH JUMLAH BLADE AIRFOIL TIPE NACA 4415 TERHADAP HASIL DAYA LISTRIK TURBIN ANGIN SUMBU HORISONTAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENGARUH PENAMBAHAN LENSA NOZZLE DAN JUMLAH BLADE AIRFOIL TIPE NACA 4415 TERHADAP HASIL DAYA LISTRIK TURBIN ANGIN SUMBU HORISONTAL

ANALISIS EFISIENSI JUMLAH BLADE PADA PROTOTYPE TURBIN ANGIN VENTURI

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP KERJA TURBIN ANGIN HORISONTAL BERBASIS NACA 4415

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

PENGARUH LEBAR BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

ANALISIS POTENSI KINCIR ANGIN SAVONIUS SEBAGAI PENGGERAK POMPA SUBMERSIBLE

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Jalan Ahmad Yani No. 200 Pabelan Kartasura Sukoharjo

KARAKTERISTIK MODEL TURBIN ANGIN UNTWISTED BLADE DENGAN MENGGUNAKAN TIPE AIRFOIL NREL S833 PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan

Pengaruh Penambahan Fin Pada Sudu Terhadap Cut In Speed Turbin Angin Savonius Tipe L

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA

KARAKTERISTIK MODEL TURBIN ANGIN UNTWISTED BLADE DENGAN MENGGUNAKAN TIPE AIRFOIL NREL S833 PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH

PENGARUH SUDUT BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Pengaruh Pemasangan Sudu Pengarah dan Variasi Jumlah Sudu Rotor terhadap Performance Turbin Angin Savonius

PENGARUH JUMLAH BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

Studi Kinerja Turbin Angin Sumbu Horizontal NACA 4412 dengan Modifikasi Sudu Tipe Flat Pada Variasi Sudut Kemiringan 0º, 10 º, 15 º

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

NASKAH PUBLIKASI STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT SERANG TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN SUMBU HORISONTAL NACA 4415

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Airfoil Clark Y Flat Bottom. : Bolam lampu 360 Watt

PENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

Karakterisasi Turbin Angin Poros Horizontal Dengan Variasi Bingkai Sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

PENGARUH VARIASI JUMLAH BLADE TERHADAP AERODINAMIK PERFORMAN PADA RANCANGAN KINCIR ANGIN 300 Watt

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

ESTIMASI ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN MENGGUNAKAN ANALISIS WEIBULL DAN ANALISIS RAYLEIGH

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA

MODEL TURBIN ANGIN PENGGERAK POMPA AIR

PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS

Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Optimasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Maximum Power Point Tracker (MPPT) dengan Metode Gradient Approximation

ANALISA PERUBAHAN SUDU TERHADAP DAYA TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL DI LABORATORIUM TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Bentuk Profile dan Jumlah Blade Vertical Axis Wind Turbine terhadap Putaran Rotor untuk Menghasilkan Energi Listrik

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP PERFORMANCE TURBIN ANGIN SAVONIUS TIPE L

Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SAVONIUS 200 WATT

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI

14. Department of Energy Reference Brief, USA, Connecting a Small-Scale Renewable Energy System to an Electric Transmission System

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin

ANALISIS PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHAD AP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE

PENGARUH PENGGUNAAN STABILISER TEGANGAN ELEKTRONIK DAN VARIASI BUSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL PADA BANGUNAN BERTINGKAT

PENGARUH PROFIL SUDU TERHADAP KOEFISIEN DAYA TURBIN GORLOV

ANALISA PENGARUH SUDUT PITCH, UNTUK MEMPEROLEH DAYA OPTIMAL TURBIN ANGIN LPN-SKEA 50 KW PADA BEBERAPA KONDISI KECEPATAN ANGIN

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN SAVONIUS UNTUK MEMBANGKITKAN ENERGI LISTRIK SKALA KECIL

1. Energi Surya 2. Energi Angin 3. Energi Air 4. Energi Biomassa

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS UNTUK SISTEM PENERANGAN PERAHU NELAYAN

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN DARRIEUS-H DENGAN BILAH TIPE NACA 2415

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN VARIASI JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SUMBU VERTIKAL SAVONIUS PORTABEL MENGGUNAKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN ABSTRAK

Adanya Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang bisa diaplikasikan di daerah pemukiman tersebut tanpa melalui taman nasional

BAB II LANDASAN TEORI

KAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potesi energi terbarukan saat ini semakin banyak

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

PENGARUH SUDUT KELENGKUNGAN SUDU SAVONIUS PADA HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE TERHADAP POWER GENERATION

PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

commit to user Gambar 1.1 Profil kecepatan angin yang keluar dari cooling tower

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK SKALA KECIL MENGGUNAKAN KINCIR ANGIN SUMBU VERTIKAL LENZ2 PORTABEL

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade

Lampiran 1. Draft Jurnal MODEL OWC SEBAGAI SEAWALL VERTIKAL UNTUK BANGUNAN PENAHAN EROSI PANTAI

PERANCANGAN BILAH TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLT-ANGIN) KAPASITAS 100 KW MENGGUNAKAN STUDI AERODINAMIKA

Transkripsi:

1 PENGARUH JUMLAH BLADE AIRFOIL TIPE NACA 4415 TERHADAP HASIL DAYA LISTRIK TURBIN ANGIN SUMBU HORISONTAL Danur Lambang P., Danar Susilo Wijayanto, Nugroho Agung Pambudi Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.Kampus V UNS : Jl. Ahmad Yani 200 Pabelan, Kartasura.Telp./Fax (0271)718419/716266 E-mail : danur.lambang@yahoo.co.id ABSTRACT The purposes of this study are to investigate effect of number of blades on a non-twisted blade wind turbines type airfoil NACA 4415 on the electrical power generated. Experimental study is used on this research. The sample was Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) with non -twisted blades airfoil NACA 4415. There were three variation of the number of blades those were the number of blades of two, the number of blades of three, and the number of blades of four. Wind speed variation used in this study was 2.5 m/s, 3.5 m/s, and 4.5 m/s. The data collected by conducting test of HAWT by using artificial wind, electric power generated was read and recorded by data logger. The data from the research was put into the table and shown in the form of graphic, then analyzed. Based on the result of the research, it can be concluded that there was an effect of variation of the number of blades toward electrical power of wind turbines. Three blades HAWT produced the biggest electrical power that was 0.7222 W with 4.5 m/s of wind speed. Keywords: Wind Turbines, Number of Blades, Electrical Power, Data Logger A. PENDAHULUAN Konsumsi energi pembangkit listrik yang yang masih menjadi primadona di Indonesia maupun dunia masih seputar pada bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, dan gas) yang merupakan nonrenewable energy (energi tak terbarukan). Dari data yang ada tahun 2013, kapasitas daya terpasang sebesar 43.523 MW. Kosumsi batubara mencapai 63% (27.419,49 MW) dari total energi primer pembangkit, disusul gas di angka 15% (6.528,45 MW) dan minyak bumi sebesar 8% (3.481,84 MW) (DESDM, 2014). Hal ini berarti, baru sekitar 14% energi lain yang digunakan untuk pembangkit listrik. Bahan bakar fosil merupakan pembangkit energi yang suatu saat pasti akan habis dan krisis energi dimasa yang akan mendatang tidak akan terelakkan lagi apabila sumber energi tersebut telah sepenuhnya habis. Di samping itu, penggunaan bahan bakar fosil juga merupakan penyumbang terbesar pelubangan ozon akibat efek rumah kaca. Diperlukan konversi, konservasi, dan pengembangan energi-energi baru terbarukan (renewable energy) untuk mengatasi ketergantungan akan energi bahan bakar fosil. Dalam

2 aspek pengembangan, energi harus memperhatikan tiga E yaitu energi, ekonomi, dan ekologi. Menyetimbangkan ketiga E ini secara tepat adalah tantangan utama teknologi masa kini (Culp, 1991:3). Renewable energy merupakan sumber energi yang persediaannya tidak terbatas, dapat diperbarui dan atau dapat dibuat. Renewable energy mendapatkan energi dari aliran energi yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan seperti sinar matahari, angin, air yang mengalir, proses biologi, dan panas bumi. Energi terbarukan yang dapat diterapkan saat ini adalah energi matahari, biomassa, angin, air, dan panas bumi. Salah satu pemanfaatan energi terbarukan yang saat ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah energi angin, karena angin merupakan sebuah energi yang selalu ada dan tidak pernah habis. Energi ini merupakan energi yang bersih dan proses produksinya tidak mencemari lingkungan. Angin sebagai sumber energi yang jumlahnya melimpah merupakan sumber energi yang terbarukan dan tidak menimbulkan polusi udara, karena tidak menghasilkan gas buang yang dapat menyebabkan efek rumah kaca. Perkembangan pemanfaatan energi angin di Indonesia saat ini masih tergolong rendah. Salah satu penyebab yang mendasar adalah karena kecepatan angin rata-rata di wilayah Indonesia tergolong kecepatan angin rendah, yaitu berkisar antara 3 m/s sampai dengan 6 m/s sehingga sulit untuk menghasilkan energi listrik dalam skala besar. Kecepatan sebesar itu tidak memungkinkan untuk dapat membangun turbin angin berdiameter besar, dikarenakan turbin angin skala besar memiliki cut-in (gerak mula rotor)yang berkisar pada kecepatan angin 5 m/s s/d 7 m/s (Burton, 2000). Meskipun demikian, potensi energi angin yang ada di Indonesia sangat besar, mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat didunia yaitu 99.093 km (BIG, 2014) dengan asumsi potensi daya sebesar 9,29 MW (DESDM, 2005). Hal ini bisa dimanfaatkan untuk wind farm (ladang angin), yaitu tempat untuk memanen energi angin. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang modifikasi blade dan desain turbin agar bisa memaksimalkan dan atau meningkatkan kecepatan angin yang ada, agar memperoleh daya yang besar dan efisiensi tempat dengan sumber daya yang ada. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu dimana data-datanya belum pernah ada, sehingga harus diciptakan terlebih dahulu. Terdapat dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dimana hasil dari kelompok kontrol sebagai pembanding dari kelompok eksperimen untuk mengetahui apakah hasil dari kelompok eksperimen lebih efektif daripada hasil kelompok kontrol (Gulo, 2003:20). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, yang

3 beralamat di Jl. Ahmad Yani No. 200, Pabelan, Surakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah Turbin Angin Sumbu Horisontal (TASH) dengan desain blade airfoil NACA 4415 (National Advisory Comittee for Aeronautics)non-twisted tip ratio 0,5 dengan panjang blade 200 mm dan panjang chord pangkal 30 mm sedangkan panjang chord ujung 15 mm. Pengkonversian energi listrik menggunakan alternator 5,5 W. Sudut pitch diseragamkan sebesar 10. Terdapat 3 variasi jumlah blade yaitu jumlah blade 2, jumlah blade 3, dan jumlah blade 4. Variasi kecepatan angin yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2,5 m/dt, 3,5 m/dt, dan 4,5 m/dt.setiap variabel, diuji selama satu menit ada tiap-tiap vairasi kecepatan angin. Data diperoleh dengan melakukan pengujian TASH menggunakan angin rekayasa, daya listrik yang dihasilkan dibaca dan direkam oleh data logger. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh menunjukan bahwa bahwa terdapat pengaruh variasi penambahan lensa nozzle dan variasi jumlah blade terhadap daya listrik yang dihasilkan. Hasil pengukuran daya listrik TASH terhadap jumlah blade selama satu menit adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Hasil Pengukuran Daya Listrik terhadap Jumlah Blade Kec. Angin (m/dt) Daya Listrik (W) Jumlah Blade 2,5 m/dt 3,5 m/dt 4,5 m/dt 2 0 0,6678 0,7107 3 0,62222 0,67907 0,7222 4 0,61852 0,66227 0,705

4 Gambar 3.1. Grafik Hasil Pengukuran Daya Listrik terhadap Jumlah Blade Data hasil pengujian hasil daya listrik TASH dengan blade tipe airfoil NACA 4415 nontwistedterhadap jumlah blade menunjukkan hasil daya listrik tertinggi oleh TASH 3 blade sebesar 0,7222 W pada kecepatan angin 4,5 m/dt dan hasil daya listrik terendah oleh TASH 2 blade sebesar 0 W pada kecepatan angin 2,5 m/dt. Gambar 3.1 menunjukkan bahwa TASH 3 blade menghasilkan dayalistrik tertinggi yaitu 0,7222 W pada kecepatan putaran rotor 1363 rpm. Gambar 3.1 juga menunjukkan bahwa semakin cepat kecepatan angin, maka terjadi peningkatan daya listrik pada tiap jumlah blade. TASH 2 blade pada kecepatan angin 2,5 m/dt memiliki kecepatan putaran rotor 159 rpm dan generator belum mampu menghasilkan daya listrik. TASH 2 blade hanya mampu menghasilkan kecepatan putaran rotor sebesar 159 rpm dantidak mampu mengkonversi secara maksimal energi dari angin. Jarak yang jauh antar blade membuat TASH 2 blade mempunyai efisiensi daya yang rendah pada kecepatan angin rendah ditambah dengan torsi yang harus diangkat oleh generator. Daya listrik yang dihasilkan TASH 2 blade meningkat secara signifikan kecepatan angin 3,5 m/dt dan 4,5 m/dt yaitu masing-masing 0,6678 W dan 0,7107 W. Peningkatan tersebut menandakan bahwa TASH 2 blade bekerja dengan baik pada kecepatan angin yang relatif tinggi. Gambar 3.1 menunjukkan TASH 3 blade Pada kecepatan angin 2,5 m/dt menghasilkan daya listik 0,6222 W, pada kecepatan angin 3,5 m/dt menghasilkan daya listrik 0,67907 W, dan pada kecepatan 4,5 m/dt menghasilkan daya listrik 0,7222 W. TASH 3 blade bekerja dengan baik pada semua variasi kecepatan angin. Jarak yang tidak terlalu renggang dan tidak terlalu rapat antar blade membuat TASH 3 blade stabil berputar pada setiap kecepatan angin dan mampu menggerakkan torsi awal

5 generator. Turbulensi aliran udara juga diminilamisir oleh TASH 3 blade sehingga mengurangi resiko fenomena stall. Gambar 3.1 menunjukkan TASH 4 blade Pada kecepatan angin 2,5 m/dt menghasilkan daya listik 0,61852W, pada kecepatan angin 3,5 m/dt menghasilkan daya listrik 0,66227W, dan pada kecepatan 4,5 m/dt menghasilkan daya listrik 0,705W. TASH 4 bladebekerja dengan baik pada semua variasi kecepatan angin, namun daya yang dihasilkan masih dibawah dari TASH 3 blade. TASH 4 blade bekerja dengan baik pada kecepatan agin rendah, dibandingkan dengan TASH 2 blade. Namun pada kecepatan angin yang lebih tinggi, kecepatan putaran rotor dan daya listrik yang dihasilkan tidak meningkat secara signifikan. Setiap pengujian yang dilakukan pada tiap-tiap jumlah blade TASH menunjukkan bahwa kecepatan putaran rotor dan kecepatan angin berbanding lurus dengan daya listrik yang dihasilkan. TASH 3 blade mampu menghasilkan daya listrik dan kecepatan putaran rotor paling tinggi dibandingkan TASH 2 blade dan TASH 4 blade pada setiap variasi kecepatan angin. Penelitian ini menguatkan penelitian Sudarsono (2013) bahwa TASH 3 blade dengan airfoil NACA 4415 cocok digunakan untuk pembangkitan energi listrik. TASH 2 blade dengan tipe airfoil sejenis kurang cocok digunakanuntuk pembangkitan listrik di daerah dengan kecepatan angin rendah karena kurang bekerja maksimal pada kecepatan angin rendah. TASH 4 blade dengan tipe airfoil juga kurang cocok untuk pembangkitan energi listrik karena memiliki kecepatan putaran yang lebih rendah dari kedua variasi jumlah blade dan daya listrik yang dihasilkan juga rendah lebih rendah dari kedua variasi jumlah blade. D. SIMPULAN Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Adanya pengaruh variasi jumlah blade terhadap daya listrik turbin angin. TASH 3 blade menghasilkan daya listrik yang paling besar yaitu 0,7222 W pada kecepatan angin 4,5 m/dt. E. SARAN Untuk meningkatkan hasil daya listrik turbin angin blade airfoil tipe NACA 4415, dapat menggunakan blade 3 tipe tip ratio 0,5. Untuk penelitian lanjutan yang ingin mengembangkan penelitian, hendaknya menggunakan rekayasa angin yang valid dan tahan lama. Untuk penelitian lanjutan mengenai turbin, hendaknya menggunakan terowongan angin agar angin lebih stabil. F. DAFTAR PUSTAKA Ajao, K.R. dan Mahamood, M.R., 2009. Wind Energy Conversion System: The Past, The Present, and The Prospect. Journal of American Science. Volume 5. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Burton, T., Jenkins, N., Sharpe, D., & Bossanyi, E., 2001. Wind Energy Handbook 2nd Edition. West Sussex: John Wiley & Sons, Ltd. Chen, T.Y., Hung, C.W., Liao, Y.T., 2013. Experimental Study on Aerodynamics of Micro-Wind

6 Turbines with Large-Tip non- Twisted Blades. Journal of Mechanics volume 29. Culp, Archie W., 1991.Prinsipprinsip Konversi Energi, Jakarta: Erlangga. Daryanto, Y., 2007. Kajian Potensi Angin untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu. Balai PPTAGG- UPT-LAGG. Dewan Energi dan Sumber Daya Mineral RI. 2014. Outlook Energi Indonesia 2014. Dewi, Marizka Lusita, 2010. Analilis Kinerja Turbin Angin Poros Vertikal dengan Modifikasi Rotor Savionus L untuk Optimasi Kinerja Turbin. Skripsi. Surakarta: UNS. Faqihuddin, M. F., 2013. Karakteristik Model Turbin Angin Untwisted Blade dengan Menggunakan Tipe Airfoil NREL S833 pada Kecepatan Angin Rendah. Skripsi. Surakarta: UNS. Firmansyah, Dudi, 2012. Turbin Angin Mini Sebagai Alternatif Sumber Energi Listrik untuk Lampu Navigasi Pada Kapal. Skripsi. Bogor: IPB. Gulo. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. Silalahi, Yosef J., & Kurniawan, Iwan. 2014. Analisis Efisiensi Jumlah Blade pada Prototype Turbin Angin Venturi. Jom FTEKNIK vol 1. Hansen, Martin O.L. 2008. Aerodynamics of Wind Turbines- 2nd Edition. London: Earthscan. Mathew, Sathyajith. 2006. Wind Energy: Fundamentals, Resources Analysis, and Economics. Berlin: Springer. Nugroho, Difi Nuary, 2009. Analisis Pengisian Baterai pada Rancang Bangun Turbin Angin Poros Vertikal Tipe Savionus untuk Pencatuan Beban Listrik. Skripsi. Depok: UI. Sudarsono, 2013. Optimasi Rancangan Kincir Angin Modifikasi Standar NACA 4415 Menggunakan Serat Rami (Boehmeria Nivea) dengan Core Kayu Sengon Laut (Albizia Falcata) yang Berkelanjutan. Disertasi. Semarang: Undip. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Winarno, Surakhmad. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar. Bandung: Tarsito. WWEA Published World Wind Resource Assessment Report, http://www.wwindea.org/wweapublishes-world-wind-resourceassessment-report/, diakses pada tanggal 2 Februari 2015.