Nilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa MAJELIS LUHUR

dokumen-dokumen yang mirip
Nilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa 1

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB 2 LANDASAN TEORI

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB III METODE PENELITIAN

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGAR

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

PERSEPSI GURU GEOGRAFI TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA NEGERI SE-KOTA GORONTALO. Oleh :

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

PROFIL ORGANISASI MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME I N D O N E S I A MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN NEGARA DAN PEMERINTAH DALAM PELAYANAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan

Kualitas Sumber Daya Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam Pelestarian Nilai-Nilai Luhur

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

EKSISTENSI DAN PERAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA INDONESIA ( M.L.K.I.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Implementasi Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab 12MKCU. Fakultas. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Manajemen

PANCASILA. Implementasi Sila Kedua. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik

KEBIJAKAN DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN TRADISI

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN PERILAKU PESERTA DIDIK

PLEASE BE PATIENT!!!

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA. Listyaningsih

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNAGRAHITA

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI

520 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

Bartima Oktavia Bahar Nim: E

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

18. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI

19. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMP/MTs

PENGAMALAN NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

Pendidikan Kewarganegaraan

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIAH (SMP/MTs)

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

Semarang, 8 November 2016

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dalam Kehidupan Bernegara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Mata Kuliah Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

NO URUT. 16. Sumber : = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN DHAMMASANTI WAISAK 2559 BUDDHIS ERA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

INDONESIA DALAM PARADIGMA BARU KEHIDUPAN DUNIA GLOBAL. 20 Negara Ekonomi Terbesar di 2030

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

44. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

Transkripsi:

Nilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME I N D O N E S I A Andri Hernandi Ketua Presidium Pusat Periode 2016 Dipaparkan dalam rangka Saresehan Daerah Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, pada tanggal 22-24 Agustus 2016, di Hotel Santika Purwokerto, Jl. Gerilya Barat No. 30A, Purwokerto, Jawa Tengah diselenggarakan oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

RAHAYU!

PENDAHULUAN 01 LATAR BELAKANG Nilai-nilai kepercayaan terhadap Tuhan YME adalah nilai yang berakar pada sila pertama dalam Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Nilai-nilai kepercayaan terhadap Tuhan YME terkandung nilai-nilai luhur yang universal dan sangat mendasar seperti budi pekerti dan tata krama yang luhur dalam mengatur hubungan antara manusia dan pencipta-nya serta antara manusia dan setiap makhluk yang diciptakan-nya

ARTI 02 Arti Kepercayaan thd Tuhan YME Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keyakinan yang diwujudkan dengan perilaku ketaqwaan dan peribadatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta pengamalan budi luhur yang ajarannya bersumber dari kearifan lokal bangsa Indonesia

ARTI 02 Arti Kepercayaan thd Tuhan YME Ajaran Kepercayaan tdh Tuhan YME adalah ajaran mengenai keyakinan yang mutlak atas adanya (keberadaan) Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perbuatan sadar guna mewujudkan segala citacita atau usaha apapun baik yang bersifat kelahiran maupun kebatinan Dasarnya keyakinan yang mutlak atas adanya Tuhan Yang Maha Esa adalah adanya segala keadaan dan kejadian yang disaksikan dan diketahui secara kebatinan. Artinya, segala keadaan dan kejadian dialam semesta ini benar-benar dapat dimengerti, dirasakan, dan nyata adanya. Salah satu keadaan dan kejadian yang dapat disaksikan dan diketahui adalah badan sekujur (diri).

NILAI-NILAI 03 Nilai-nilai Kepercayaan thd Tuhan YME Sangkan paraning dumadi Manunggaling Kawula Gusti Memayu hayuning bawana

NILAI-NILAI 03 Nilai-nilai Kepercayaan thd Tuhan YME Sangkan paraning dumadi manusia dalam pencarian Tuhan, asal usul, atau sejarah diri, hingga kembalinya kepada sumber hidup

NILAI-NILAI 03 Nilai-nilai Kepercayaan thd Tuhan YME Manunggaling kawula Gusti contoh falsafah wayang golek: Kekayon rineka jalma, nggoleki kang anggoleki, wayang murba dalang, dalang murba wayang, nayaga wali sasanga, dalangnya sang wali tunggal, nonton ti nontonan.

NILAI-NILAI 03 Nilai-nilai Kepercayaan thd Tuhan YME Memayu hayuning bawana Memahu hayuning sesama Memayu hayuning pribadi

MANIFESTASI 04 Perwujudan Nilai-nilai Kepercayaan thd Tuhan YME Sasajen berasal dari kata Sastra Jendra Hayuningrat Pangruating Diu. Sastra adalah tulisan, Jendra adalah Guru Ratu Wong Atua Karo yaitu tidak lain dari Ibu dan Bapak serta Leluhur, Hayu adalah kerahayuan atau keselamatan dan Ning adalah segala alam dan Rat adalah dunia/jaman, Pangruating berarti ruat (ngaruat) atau menjauhkan dari sifat dan perbuatan Diu yang berarti Jahat.

NILAI-NILAI 05 Aktualisasi Nilai-nilai Kepercayaan thd Tuhan YME dalam Pembentukan Karakter Bangsa Kerangka Dasar Pembangunan Karakter Bangsa 1. Pancasila 2. UUD 1945 3. Bhinneka Tunggal Ika 4. NKRI

NILAI-NILAI 05 Karakter Bangsa Indonesia 1. Religius 2. Jujur 3. Toleransi 4. Disiplin 5. Kerja Keras 6. Kreatif 7. Mandiri 8. Demokratis 9. Rasa Ingin Tahu 10. Semangat Kebangsaan 11. Cinta Tanah Air 12. Menghargai Prestasi 13. Bersahabat 14. Cinta Damai 15. Gemar Membaca 16. Peduli Lingkungan 17. Peduli Sosial 18. Tanggung Jawab

RELIGIUS 1. Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan atas kehendaknya kepada yang dicipta-nya; 2. Kesanggupan untuk manembah kepada Tuhan YME; 3. Membina diri pribadi ke arah kesucian, moral dan budi luhur; 4. Mewujudkan persaudaran antar sesama atas dasar cinta kasih; 5. Memenuhi kewajiban-kewajiban sosial, nasional, dan kemanusiaan; 6. Menambah pengetahuan dan pengalaman lahir batin

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan perbuatan. Sikap hidupnya yang harus sesuai dengan kodrat dan iradatnya sebagai manusia yang mempunyai bangsa, tanah air, budaya, dan bahasanya. Sikap jujur ini secara mental spiritual mempunyai perasaan terhadap sesama hidup, menghargai dan menghormatinya sesuai adab perikemanusiaan.

Toleransi, adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan kepercayaan, agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Nilai toleransi ini menjunjung tinggi rasa tenggang rasa antar sesama kepercayaan, agama, suku, etnis, dll. demi keberlangsungan kehidupan yang harmonis dan rukun.

Toleransi, adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan kepercayaan, agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Nilai toleransi ini menjunjung tinggi rasa tenggang rasa antar sesama kepercayaan, agama, suku, etnis, dll. demi keberlangsungan kehidupan yang harmonis dan rukun.

DISIPLIN Disiplin, adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh terhadap berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Berdasarkan nilai-nilai kepercayaan bahwa manusia hidup sebagai kawula (kawulaning) negara artinya taat dan patuh terhadap peraturan dan perundangan negara.

Kerja keras adalah perilaku yang menunjukan upaya sungguh- sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan hidup, serta menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya Nafsu-Nafsu Positif

K R E A T I F Kreatif adalah cara berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Nilai kreatif ini mengandung arti pengungkapan ide-ide kita terhadap suatu cara atau suatu pekerjaan yang menghasilkan inovasi baru. Kalau dilihat dari nilai-nilai kepercayaan terhadap Tuhan YME bahwa konsep kehidupan akan dilalui yang disebut hanyakra manggilingan, artinya bahwa sikap manusia dalam hidup bermasyarkat tidak boleh bersifat statis dogmatis, tetapi harus selalu penuh dinamika dan selalu berusaha untuk mencari sesuatu yang baru dalam proses kehidupannya.

MANDIRI Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugasnya dialam dunia ini. Manusia bukanlah seperti pohon yang hanya berbuat dan berpikir menurut yang dipolakan orang lain, tetapi harus mempunyai nafsu dan budi pekerti (moral) sehingga ia tahu mana yang baik manapula yang buruk, dan mana yang wajib dan tidak wajib dilakukan, karena manusia mempunyai sikap mandiri dalam menentukan sikap tersebut. Seperti dikutip dalam pepatah tidak akan ada kenyataan yang melebihi perbuatan.

Demokratis, adalah cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Nilai demokratis ini perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, karena akan menghasilkan keseimbangan antara hak dan kewajiban seorang individu dengan individu lain. dalam pergaulannya tidak: Egoistis, mengutamakan kepentingan sendiri dengan mengebelakangkan kepentingan orang lain; Individualistis, menyendiri dengan tidak memperhatikan apapun yang terjadi dengan orang lain; Kekanak-kanakan, senang disanjung dan dipuji, tidak dewasa dalam berpikir dan berbuat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain; Ketua-tuaan (pikun), tidak mau mendengar dan memperhatikan pendapat dan buah pikiran orang lain, karena merasa pintar dan berpengalaman dari pada orang lain. x

Rasa ingin tahu, adalah Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar. Nilai rasa ingin tahu ini merupakan cerminan keaktifan seseorang dalam mempelajari sesuatu untuk menambah pengetahuan atau pemahaman seseorang. http://temantakita.com/wp-content/uploads/2015/10/bakat-anak-memelihara-keingintahuan.jpg

SEMANGAT KEBANGSAAN Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya. Nilai ini sangat menjunjung tinggi rasa cinta pada tanah air serta menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok. http://rmol.co/images/berita/normal/539921_03005418042016_nasionalisme.jpg

Cinta tanah air adalah Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan rasa kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan nilai semangat kebangsaan. Nilai ini lebih mementingkan kepentingan negara dibandingkan kepentingan kelompok atau pribadi.

Menghargai prestasi adalah Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Nilai ini perlu kita terapkan dalam kehidupan kita, karena dengan menghargai prestasi kita dapat memotivasi diri sendiri dan orang lain agar dapat maju dan berkembang.

Bersahabat adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

https://i.ytimg.com/vi/knmuh3xqdng/maxresdefault.jpg Cinta damai, adalah sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

Gemar membaca, adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

Peduli lingkungan, adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya- upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

Peduli sosial, adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Tanggung jawab, adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

PENUTUP 06 PENUTUP Dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai kepercayaan terhadap Tuhan YME dapat menjadi rujukan pembentukan karakter bangsa Indonesia, Pembangunan karakter bangsa terangkum dalam Konsensus Dasar Pembangunan Nasional yaitu yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berbudi luhur, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh nilai-nilai kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

PENUTUP 06 Terima Kasih RAHAYU Email:andri_hernandi@yahoo.com