Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam. kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa, manusia

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Oleh karena itu, memahami kosakata adalah hal yang terpenting

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga

2015 ANALISIS MAKNA VERBA TORU SEBAGAI POLISEMI (KAJIAN SEMANTIK)

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa nasionalnnya. (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 11). Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

Bab 2. Landasan Teori. dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen dalam bahasa, seperti. keinginan kepada orang lain (Dedi Sutedi 2011: 2).

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

Bab 2. Landasan Teori. dapat diartikan begitu saja. Inoue (1989 : 70) menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan suatu informasi dari pembicara sebagai pemberi informasi ke

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. dapat berinteraksi di berbagai bidang kehidupan, manusia menggunakan bahasa.

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas-tugas tersebut. Tetapi kalau memahami masalah-masalah

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. tentang makna. Makna, sebagai penghubung satu bahasa dengan bahasa lain di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa asing, tata bahasa, kosakata dan huruf adalah

BAB I PENDAHULUAN. makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun gramatikal (Chaer 2003:296).

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan makna kepada seseorang, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari dan menggungkapkan suatu keinginannya. Menurut Chaer (2003: 4) bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian bunyi yang memiliki makna tertentu. Rangkaian bunyi tersebut kita

dengan perubahan yang mengikuti perkembangan sosial budaya masyarakat dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan-kenginan dan

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa atau menggunakan bahasa pada dasarnya adalah menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

BAB I. yang mengkaji bahasa sebagai bahasa, bukan sebagai disiplin ilmu yang lain.

2015 ANALISIS MAKNA KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG MENGGUNAKAN KATA MIZU

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah ataupun aturan masing-masing yang

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat luas dan dapat juga membantu seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kosakata, yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah goi

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

Bab 2. Landasan Teori. Iklan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Iklan dapat ditemui di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS MAKNA KANYOUKU YANG MENGGUNAKAN KANJI KUCHI DALAM KODANSHA S DICTIONARY OF BASIC JAPANESE IDIOMS

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

Bab 2. Landasan Teori. Semantik (imiron) merupakan salah satu cabang linguistik (gengogaku) yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kehidupannya tentu saja memerlukan suatu alat untuk

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi yang

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Pemakaian bahasa diwujudkan di dalam bentuk kata kata dan kalimat. Manusialah yang menggunakan kata, kalimat dan manusia yang menambah kosakata sesuai dengan kebutuhan. Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Jepang, seringkali kita temui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Satuan bahasa disini dapat berupa kata, frase, maupun kalimat. Menurut Chaer (1995: 101) : Salah satu bahasa yang ada hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya adalah polisemi atau kegandaan makna Polisemi lazim diartikan sebagai satuan bahasa (terutama kata, bisa juga frase) yang memiliki makna lebih dari satu, karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Menurut Kunihiro (Sutedi, 2009:67), polisemi adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu, dan setiap makna tersebut satu sama lainnya memiliki keterkaitan (hubungan) yang bisa dideskripsikan sedangkan homofon adalah beberapa kata yang bunyinya sama tetapi maknanya berlainan dan setiap makna tersebut sama sekali tidak ada keterkaitannya.

2 Salah satu kata kerja yang menarik perhatian penulis adalah kata tatsu, pada saat pembelajar mencari pengertian kata tersebut dalam kamus, makna yang lazim digunakan adalah berdiri oleh karena itu, pada saat pembelajar menemukan kalimat 教室の前に立って下さい maka kalimat tersebut dapat dengan mudah diterjemahkan menjadi Berdirilah di depan kelas!. Sedangkan pada beberapa kalimat dibawah ini: 1) ホテルを立つ (Matsuura, 1994:1052) 2) うわさが立つ ( Koizumi, 1989:294) 3) いつお立つですか (Shimizu, 1976:645) Seperti yang terlihat dari hasil studi pendahuluan (lihat lampiran) pembelajar kebingungan karena bila kalimat (1) diterjemahkan secara leksikal maka kalimatnya akan menjadi mendirikan hotel begitupun pada kalimat (2) apabila diterjemahkan secara leksikal akan menjadi berdiri desas-desus dan kalimat (3) diterjemahkan menjadi kapan anda berdiri?. Padahal makna sebenarnya dari kalimat (1) adalah meninggalkan hotel sedangkan kalimat (2) adalah tersiar desas-desus dan makna kalimat (3) adalah kapan anda berangkat?. Maka dari itu, polisemi selain merupakan unsur positif juga dapat berakibat negatif. Disebut positif karena memperkaya kandungan makna suatu bentuk kebahasaan sehingga lebih jelas digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda. Disebut berakibat negatif karena dapat menimbulkan kesalahan penerimaan informasi. Seperti pada contoh kalimat (1), (2) dan (3) apabila salah memaknainya maka informasi dari kalimat tersebut tidak tersampaikan.

3 Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Makna Verba Tatsu sebagai Polisemi dalam Bahasa Jepang B. Rumusan dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis utarakan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa saja makna-makna yang terkandung dalam verba tatsu berdasarkan konteks kalimatnya? 2. Apa makna dasar dan makna perluasan yang terkandung pada verba tatsu? 3. Bagaimanakah hubungan antar-makna dasar dan makna perluasan dari verba tatsu? Agar permasalahan lebih jelas dan tidak meluas, dalam penelitian ini penulis membatasai pada hal-hal yang berkaitan dengan masalah di atas, di antaranya: 1. Penelitian ini hanya akan menganalisis verba tatsu dari segi makna dan penggunaannya sebagai polisemi. 2. Makna verba tatsu yang akan dibahas adalah kata tateru yang termasuk ke dalam Nihongo Dai Jiten, yaitu kamus besar bahasa Jepang yang umum digunakan oleh orang Jepang maupun pembelajar bahasa Jepang serta berbagai sumber yang sesuai dengan pencarian makna verba tatsu sebagai polisemi.

4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai (Suharsimi, 1989). Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui makna-makna apa saja yang terkandung dalam verba tatsu. 2. Untuk mengetahui makna dasar dan makna perluasan yang terkandung pada verba tatsu. 3. Untuk mengetahui hubungan antar-makna dasar dan makna perluasan dari verba tatsu. Adapun manfaat yang dapat diperoleh berdasarkan tujuan penelitian di atas, yaitu: 1. Manfaat bagi pembelajar Bahasa Jepang Dapat menambah pengetahuan pembelajar Bahasa Jepang mengenai polisemi. Selain itu penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi pembelajar bahasa Jepang dalam memahami makna verba tatsu. 1. Manfaat bagi pengajar Bahasa Jepang Dapat dijadikan masukan bagi pengajar agar dapat menjelaskan makna dan penggunaan verba tatsu sebagai kata kerja berpolisemi. 2. Manfaat bagi peneliti Dapat dijadikan acuan bagi penelitian mengenai kata berpolisemi lainnya.

5 D. Tinjauan Pustaka Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan makna dari kata kata atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini penulis mencoba mendefinisikan istilah sebagai berikut : 1. Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Basaha Indonesia adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman arti keseluruhan (KBBI 2008:59) 2. Makna Makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada tanda linguistik. Tanda linguistik bisa berupa kata atau leksem maupun morfem. Sutedi (2008:123) berpendapat bahwa dalam bahasa Jepang ada dua istilah tentang makna, yaitu kata imi ( 意味 ) dan igi ( 意義 ). Kata imi digunakan untuk menyatakan makna hatsuwa (tuturan) yang merupakan wujud satuan dari parole, sedangkan igi digunakan untuk menyatakan makna dari bun (kalimat) sebagai wujud satuan dari langue. 3. Verba Verba (bahasa Latin: verbum, "kata") atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat. (wikipedia bahasa Indonesia)

6 4. Polisemi Pengertian polisemi menurut Kamus Besar Basaha Indonesia yaitu kata yg memiliki makna lebih dari satu (KBBI 2008:1200) Selain pengertian di atas, ada beberapa pandangan mengenai polisemi sebagai berikut: a. Gorys (2006: 36) mendefinisikan bahwa polisemi ialah satu bentuk mempunyaibeberapa makna. b. Parera (2004: 81) mendefinisikan bahwa polisemi ialah satu ujaran dalam bentuk kata yang mempunyai makna berbeda beda tetapi masih ada hubungan dan kaitan antara maknamakna yang berlainan tersebut. c. Usman (dalam Bandana 2002: 42) mengatakan bahwa polisemi berarti suatu bentuk yang memiliki makna lebih dari satu. Dari pendapat para ahli di atas,disimpulkan bahwa polisemi adalah makna ganda yang saling berhubungan, berkaitan baik berupa denotasi maupun konotasi. E. Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini penulis membagi pembahasannya kedalam 5 Bab seperti berikut BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

7 BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan mengemukakan pengertian makna, jenis makna, perubahan makna dalam bahasa Jepang, pengertian polisemi, gaya bahasa dengan polisemi, cara menganalisis polisemi, hasil penelitian terdahulu, dan penelitian tentang polisemi. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini berisi metode penelitian, instrumen data dan sumber data penelitian, teknik analisis data, dan kesimpulan/generalisasi. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas analisis data terhadap objek yang dikaji, yaitu polisemi tateru, serta pembahasan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Mengenai kesimpulan dan saran, di dalamnya memuat kesimpulan penelitian dan saran tentang tema penelitian berikutnya.