Nama Sekolah : Mata pelajaran : Sosiologi Kelas / semester : X/2 Tahun Ajaran :

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan : Pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan

MANFA NFA TUJUAN PEMBELAJARAN

Penanaman Nilai-nilai Keagamaan pada Siswa. Oleh: Siti Bahiroh

Berikut diperlihatkan jenis-jenis pengetahuan yang terangkum dalam aras kemahiran tersebut:

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal umum yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. 1 Untuk

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN TES Untuk dapat memperoleh alat penilaian (tes) yang memenuhi persyaratan, setiap penyusun tes hendaknya dapat mengikuti

II. TINJAUAN PUSTAKA. oleh dirinya yang berkaitan dengan segala sesuatu yang ada. Oleh karena. dengan tingkat pengetahuan seseorang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

Prinsip dalam Pembelajaran

Pengembangan Silabus

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memperjelas istilah pada permasalahan yang ada.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL DI KALANGAN SISWA SMA.

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

Tugas Evaluasi Pendidikan RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

WORKSHOP RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) USAHID. Agustina Zubair

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 2 Tahun 2011, Hlm

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

I.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode Eksperimen adalah pemberian kesempatan kepada anak didik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

TUGAS KELOMPOK PEMETAAN INDIKATOR BERDASARKAN KD

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

PROGRAM SEMESTER SILABUS RPP

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu usaha yang dilaksanakan siswa dalam proses belajar

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas Akselerasi di SMA

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

Perencanaan dan Pengembangan Program Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

EMOSI DAN SUASANA HATI

KAJIAN SK - KD. sebagai PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB II LANDASAN TEORI

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB VI PENUTUP. berjalan sesuai pedoman. Madrasah ini juga sudah melaksanakan. silabus, guru-guru masih mengandalkan hasil dari MGMP (Musyawarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

Taksonomi Bloom (Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor) serta Identifikasi Permasalahan Pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB II KAJIAN TEORI. 1 penelitian sosiologi.blogspot.com /2013/03/kajian-sosiologi.perpolisian-masyarakat.html

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

2 memperoleh pembelajaran. Karena belajar itu adalah dari tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik, dan dari tidak bisa menjadi bisa. Metode y

BAB I PENDAHULUAN. berkwalitas, karena matematika merupakan sarana berfikir bagi siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan dunia pendidikan pada abad ke-21 akan tergantung pada sejauh mana kita mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Implementasi peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. situasi tertentu kemampuan bernalar diperlukan manusia untuk dapat mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Fatihah Indah Rohmani K

INSTRUMEN STANDAR KOMPETENSI WIDYAISWARA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB II MODEL PEMBELAJARAN NOVICK DAN HASIL BELAJAR

1.Identitas mata pelajaran: berisi mata pelajaran yang akan diajarkan, kelas, semester, alokasi waktu yang digunakan dan banyaknya jam pertemuan.

Disampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD RINI NINGSIH, M.Pd.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari berbagai bidang. Pendidikan menjadi sebuah tujuan bangsa

Terima kasih telah mengunjungi

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedisiplinan merupakan modal dasar dalam keberhasilan belajar,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu buku teks pelajaran. Buku teks pelajaran merupakan salah satu sarana

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Posisi strategis ini dapat tercapai apabila pendidikan. yang dilaksanakan mempunyai kualitas.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

seperti adanya fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah seperti bangunan sekolah yang baik, juga tersedia alat atau media pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

2016 PERBAND INGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK D I SMKN 1 SUMED ANG

BAB I PENDAHULUAN. Praktikum biologi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam

Transkripsi:

Nama Sekolah : Mata pelajaran : Sosiologi Kelas / semester : X/2 Tahun Ajaran : 2014-2015 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Ranah berfikir Indikator Pencapaian Kompetensi Tahapan Berfikir Materi Pokok Ruang Lingkup A 2. Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengemban gan kepribadian 2.1 Menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentuk an kepribadian C2 -Mendefenisi kan sosialisasi -Menguraikan proses terjadinya sosialisasi - Menjelaskan faktor yang mempengarui hi sosialisasi C1 C2 C2 Sosiali sasi dan pembe ntukan keprib adian Proses sosial

Menjelaskan agen yang berperan dalam sosialisasi Menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian Menjelaskan hubungan antara pembentukan kepribadian dengan kebudayaan Menjelaskan hubungan sosialisasi dengan kepribadian

- Indikator merupakan Penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Fungsi Indikator 1. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran 2. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran 3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar 4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar

Merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut: 1. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator 2. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik. 3. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi. 4. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran. 5. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai. 6. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotorik.

A. Ranah Koqnitif 1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (C1)knowledge) Kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya. Contoh sosiologi: sebutkan pengetian nilai dan norma. 2) Pemahaman (C2) Kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri Contoh: tuliskan dengan bahasa sendiri apa yang dimaksud dengan nilai dan norma.

Kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metodemetode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Contoh: peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep nilai dan norma di masyarakat. 4) Analisis (C4) Kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari Nilai dan norma yang dilakukan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.

Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau berbentuk pola baru. Contoh: Sosiologi, peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya nilai dan norma. 6) Penilaian (C6) Penilian disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada. Contoh: peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat di petik oleh seseorang yang berperilaku sesuai dengan nilai dan norma atau akibat negatif dari seseorang yang tidak berprilaku sesuai dengan nilai dan norma, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa nilai dan norma penting untuk di pedomani dalam hidup bermasyarakat

1. Penerimaan (A1) Kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah situasi, gejala dll. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri ke dalam nilai itu atau mengidentikkan diri dengan nilai itu Contoh: peserta didik menyadari bahwa disiplin wajib ditegakan, sifat malas dan tidak berdisiplin harus diingkirkan jauh-jauh.

Mengandung arti adanya partisipasi aktif. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut-sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Contoh: adanya peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh atau menggali lebih dalam lagi, ajaranajaran islam tentang kedisiplinan.

Memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Dalam kaitanya dengan proses belajar mengajar, peserta didik di sini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Contoh: tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin, baik di sekolah, di rumah maupun ditengah-tengah kehidupan masyarakat.

Mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum. Contoh: peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Soeharto pada Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tahun 1995.

Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku. Nilai telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Contoh: siswa telah memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan perintah Allah SWT yang tertera dalam Al- Qur an sebagai pegangan hidupnya baik di Rumah, di Sekolah maupun di Masyarakat

Ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) 1. Persepsi 2. Kesiapan 3. Membiasakan 4. Menyesuaikan 5. Menciptakan

Rencana alokasi waktu berfungsi untuk mengetahui berapa jam waktu efektif yang tersedia untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dalam satu tahun ajaran. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menentukan alokasi waktu: 1. Tentukan pada bulan apa kegiatan belajar dimulai dan bulan apa berakhir. 2. Tentukan jumlah minggu efektif pada setiap bulan setelah diambil minggu-minggu ujian dan hari libur.

Kelender pendidikan Adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur Alokasi waktu : Permulaan tahun pelajaran : adalah waktu di mulainya kegiatan pembelajaran pada setiap satuan pendidikan Minggu Efektif : jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pembelajaran pada setiap satuan pendidikan Waktu pembelajarn efektif : jumlah jam pelajaran setiap minggu Waktu libur : waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran

Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas : Tahun Ajaran : No Bulan Banyak Minggu Minggu Efektif Minggu tidak efektif 1 2 3 4 5 6 Jumlah Keterangan Jumlah minggu yang efektif semester? = 14 x 3 =

Alokasi waktu 1 jam pelajaran : 45 Menit Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) 34-38 Alokasi Waktu SMA Kelas X : 2 Jam Pelajaran Kelas XI dan XII : 3 Jam Pelajaran