Tujuan Penelitian. Kajian Teori

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Kasbolah (1998) Penelitian tindakan (action research) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan yang menekankan

Kegiatan Workshop Dengan Metode Kolaboratif Dan Konsultatif Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menetapkan KKM (Sasmito Pribadi)

Upaya Peningkatan Kemampuan Guru-Guru SMP.I Cening Joni 121

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa:

GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN. Ria Mayasari

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu

MODEL PENDAMPINGAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKUKAN SUPERVISI AKADEMIK DI SD NEGERI MEDAN SUNGGAL

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Pendekatan Supervisi Kolaboratif..Hj. Baiq Harwini 74

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

mengganggu situasi pembelajaran. Perekaman

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Di dalam penilaian tersebut guru merancang jenis penilaian yang seperti

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Kemampuan Guru dalam Menyusun Tes Hasil Belajar melalui Workshop di SD Negeri Lamteubee

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH

Evektifitas Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar Lingkungan UPTD Suku I Disdikpora Kota Banda Aceh

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB I PENDAHULUAN. memainkan peranan hidup secara tepat. 1. pasal 3). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

STRATEGI BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PEMBIMBING

KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN IPA DALAM PEMBUATAN SOAL ULANGAN DI SMP NEGERI 5 PURWODADI

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. agar hasil yang ingin dicapai menjadi lebih baik. Salah satu upaya dalam

HJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi

BAB III METODE PENELITIAN. yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta didik menjadi subjek

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang. Menurut

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

Paryanto (Dosen Pendidikan Teknik Mesin FT UNY)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang. Sedangkan objek

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

BAB V PEMBAHASAN. dokumentasi. Pada uraian ini peneliti akan ungkap dan paparkan mengenai hasil. penelitian yang telah dirumuskan sebagaimana berikut:

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang di

64 Media Bina Ilmiah ISSN No

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

( Word Converter - Unregistered )

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

Jurnal Geografi Vo.l 3 No. 1 Februari

Eko Budiono, Hadi Susanto PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran dengan. materi Kenampakan alam, sosial, dan budaya (Variabel Y).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp e-issn:

BAB III METODE PENELITIAN

Nurhikma Ramadhana Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat

BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah Dasar MUHAMMADIYAH 036 Kecamatan Tambang Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVD Sekolah

Keperluan korespondensi, HP : ,

Tri Hartanti UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Laweyan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan meningkatkan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada setiap proses pembelajaran di kelas, guru dan peserta didik terlibat

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) atau

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM PENYUSUNAN RPP MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI GURU SLB DI KABUPATEN PEMALANG. Mutholib

Transkripsi:

mambuat RPP dan bagaimana melaksanakan penilaian berbasis kelas. Namun fokus perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan guru IPA melalui supervisi klinis oleh pengawas sekolah. Dengan harapan guru-guru setelah dilakukan supervisi klinis bisa memahami dan menyadari kelemahan-kelemahannya sehingga bisa memperbaiki diri sendiri. Penilaian berbasis kelas, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru IPA dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas melalui supervisi klinis pada SMA Negeri 112 di Kecamatan Kembangan. Kajian Teori Kajian Penilaian Berbasis Kelas. Penilaian kelas ini meliputi : konsep dasar penilaian kelas, teknik penilaian, langkahlangkah pelaksanaan penilaian, pengelolaan hasil penilaian serta pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. Dalam konsep penilaian, akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian. Teknik penilaian akan menjelaskan berbagai cara dan alat penilaian. Langkah-langkah pelaksanaan penilaian memberikan arahan penetapan indikator, pemetaan kompetensi dan teknik penilaian yang sesuai. Pengelolaan hasil penilaian memberikan arahan dalam menganalisis, menginterpretasi, dan menentukan nilai pada setiap proses dan hasil pembelajaran. Pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian mencakup pemanfaatan hasil, bentuk laporan hasil penilaian dan penentuan kenaikan kelas. PP no 19 tahun 2005, psl 1 ayat 17 menyebutkan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu kegiatan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau indikator yang akan dinilai. Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masing-masing. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi. Sam.M Cham dan Tuti.T Sham (2005 : 37) menyebutkan bahwa penilaian adalah benchmarking yang merupakan suatu penilaian terhadap hasil dan proses untuk menuju kesuatu unggulan yang memuaskan. Untuk ukuran keunggulan ini dapat Jurnal Pendidikan Jendela Pengetahuan Vol ke-2, Cetakan ke-6. 80

ditentukan di berbagai tingkat yaitu sekolah, daerah atau nasional. Penilaian dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga siswa dapat mencapai suatu tahapan keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan, usaha, dan keuletanya mulai dari tingkat sekolah, daerah, dan pada akhirnya tingkat nasional. Lebih lanjut Nana Sujana (2001 : 2) menyatakan bahwa penilaian suatu tindakan atau kegiata adalah untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan intruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang diperlihatkannya setelah menempuh pengalaman belajar (proses belejar mengajar). Supervisi Klinis. Dalam kerangka keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah, supervisi mempunyai kawasan tugas sebagai bagian dari kegiatan sekolah itu secara keseluruhan yang langsung berhubungan dengan pengajaran tetapi tidak langsung berhubungan dengan siswa. Pengertian supervisi tidak dapat diartikan secara sempit sebagai proses untuk mengawasi dan usaha memperbaiki pengajaran yang terbatas di dalam ruangan kelas, tetapi lebih luas dari itu. Proses pengajaran selalu terkait dengan semua kegiatan pendidikan di sekolah. Kegiatan supervisi bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar-mengajar. Kegiatan utamanya adalah membantu guru, tetapi dalam konteksnya yang luas menyangkut komponen sekolah yang lain karena guru juga terkait dengan komponen tata usaha, sarana, lingkungan sekolah, dan lain-lain. Sasaran supervisi dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu yang berhubungan langsung dengan pengajaran dan yang berhubungan dengan pendukung pengajaran. Supervisi satuan pendidikan adalah fungsi langsung dari manajemen pendidikan sedangkan supervisi kelas atau bidang studi secara khusus terfokus kepada proses belajar-mengajar. Asumsi dasar dari Supervisi Klinis adalah bahwa proses belajar guru untuk berkembang dalam jabatannya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar yang dilakukan guru itu. Belajar bersifat individual. Oleh karena itu proses sosialisasi harus dilakukan dengan membantu guru secara tatap muka dan individual. Pendekatan ini mengkombinasikan target yang terstruktur dan perkembangan pribadi. Supervisi klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor dengan guru yang membicarakan hal mengajar dan yang ada hubungannya dengan itu. Pembicaraan ini bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru dan sekaligus untuk perbaikan proses pengajaran itu sendiri. Pembicaraan ini biasanya dipusatkan. kepada penampilan mengajar guru berdasarkan hasil observasi. Implementasi supervisi klinis ditempuh melalui prosedur yang berbentuk tahapan tahapan yang sering disebut siklus. Achesan dan Gall (dalam Mantja. 2005) memperkenalkan supervisi ini sebagai Teacher Centre Supervision. Mereka mengemukakan bahwa supervisi klinis merupakan proses membantu guru untuk memperkecil ketidaksesuaian (kesenjangan) antara perilaku mengajar yang aktual dengan perilaku mengajar yang ideal. Mereka juga mengemukakan bahwa supervisi klinis mengandung tiga fase yakni pertemuan perencanaan (planing conferenc), observasi kelas (classroom observation), dan pertemuan balikan (feedback conference). Jurnal Pendidikan Jendela Pengetahuan Vol ke-2, Cetakan ke-6. 81

Objek Tindakan Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Memberikan pembinaan melalui supervisi klinis terhadap kemampuan guru dalam penyusunan kelengkapan pembelajaran yang dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu (1) Bahan penilaian kelas yang meliputi: silabus dan RPP (2) Perangkat penilaian yang meliputi: KKM, kisi-kisi soal, item soal b. Kerja sama, yang dimaksud kerja sama adalah adanya interaksi antara pengawas dengan guru maupun guru dengan guru serta adanya keseriusan guru dalam mengikuti bimbingan/ superpisi klinis c. Pelaksanaan penilaian, memberikan bimbingan kepada guru tentang pelaksanaan penilaian melalui supervisi klinis dalam proses pembelajaran di kelas. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian dengan pendekatan penelitian tidakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus terdapat 2-3 kali pertemuan. Hasil dan Pembahasan Gambaran hasil yang didapat berdasarkan rekaman fakta/observasi dilapangan, para guru matamatika SMA Negeri 112 di Kecamatan kembangan dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar pada umumnya sudah berjalan dengan baik, namun dalam penilaian kelas banyak hal yang perlu diperbaiki. Berdasarkan supervisi awal yang dilaksanakan ditemukan, kemampuan guru dalam mengevaluasi hasil belajar belum didasari oleh aturan yang ada. Pembuatan alat evaluasi hasil belajar dilakukan secara tidak terencana dan kadang-kadang langsung ditulis di papan tulis. Tingkat kesukaran tes yang dibuat guru tidak sesuai dengan kemampuan siswa. Tes yang dibuat guru baik Ulangan harian,ulangan tengah semester dan ulangan umum akhir semester belum mampu membedakan siswa yang mampu dan kurang mampu. Pemahaman terhadap melaksanakan penilaian kelas masih kurang, hal ini dikarenakan persepsi guru tidak merujuk pada prosedur dan teknis penilaian yang ada, hal ini juga disebabkan kurangnya impormasi yang mereka dapatkan. Dari observasi dilapangan banyak ditemukan data-data, dokumen-dokumen yang kesannya dibuat-buat atau mengada-ada seperti, pengisian blanko KKM, blangko kisi-kisi butir soal yang sebagian besar masih salah dan belum ada, sehingga tercermin sekolah belum biasa melakukan pengarsipan/ pendokumentasian kegiatan penilaian secara baik, guru mebuat program pengajaran hanya sebatas menyelesaikan materi, ketimbang proses pembelajaran secara bermakna. Dari kenyataan tersebut, kemudian dicarikan pemecahan berupa pembinaan prosedur dan petunjuk penilaian kelas dalam bentuk supervisi klinis. Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah menitikberatkan pada kemampuan guru dalam membuat perangkat penilaian dan pelaksanaan penilaian itu di kelas sesuai supervisi klinis menggunakan format yang telah disediakan. Tujuan dilaksanakan pengamatan adalah untuk mengetahui kegiatan yang mana patut dipertahankan, diperbaiki, atau dihilangkan sehingga kegiatan supervisi/bimbingan benar-benar berjalan sesuai dengan Jurnal Pendidikan Jendela Pengetahuan Vol ke-2, Cetakan ke-6. 82

kaidah yang ada dan mampu meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian kelas. Berdasarkan dekripsi pada siklus ke II tampaknya aktivitas peserta dalam kegiatan pembinaan sudah optimal, karena nilai yang diperoleh secara keseluruhan dari 12 guru IPA SMA Negeri 112 di Kecamatan Kembangan sudah lebih dari 77,8 aktivitas peserta dalam mengikuti pembinaan tergolong baik. Walaupun ada yang tergolong cukup, namun hal ini tidak mempengaruhi jalannya penelitian. Hal ini terjadi karena guru-guru yang kita teliti ada banyak kesibukan,seperti persiapan HUT Kemerdekaan 17 Agustus dan menghadapi bulan puasa, disamping itu guru-guru kebenyakan sudah memahami kemajuan teknologi dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti penggunaan computer. Dari deskripsi ini tampaknya kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian kelas sudah memenuhi parameter keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu siklus diberhentikan. Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah ditemukan bahwa terjadi pening-katan aktivitas peserta dalam kegiatan penilaian kelas pada guru IPA SMA Negeri 112 di kecamatan Kembangan. Di samping itu juga, terjadi peningkatan kemampuan guru IPA dalam melengkapi perangkat penilaian melalui pembinaan supervisi klinis pada SMA Negeri 112 di Kecamatan Kembangan dari siklus I sebesar 67 dengan kategori Cukup, ke siklus II sebesar 79 dengan kategori Baik. Hasil penelitian ini berkaitan dengan apa yang dikatakan Achesan dan Gall dalam (Mantja. 2005) Mereka mengemukakan bahwa supervisi klinis merupakan proses membantu guru untuk memperkecil ketidaksesuaian (kesenjangan) antara perilaku mengajar yang aktual dengan perilaku mengajar yang ideal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mela-lui pembinaan supervise klinis dapat meningkatkan kemampuan guru IPA dalam melaksanakan penilaian kelas pada SMA Negeri 112 di Kecamatan Kembangan. Keberhasilan tindakan ini disebabkan oleh pemahaman secara menyeluruh tentang penilaian oleh komponen sekolah sangat diperlukan. Dengan pemahaman yang baik, maka kelengkapan pembelajaran dapat dibuat serta penilaian berhasil dilaksanakan dengan baik. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan. Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan efektifitas peserta dalam kegiatan penilaian kelas, guru IPA SMA Negeri 112 di Kecamatan Kembangan. Di samping itu juga, terjadi peningkatan penilaian melalui pembinaan supervise klinis, dari siklus I sebesar 67 dengan kategori Cukup, ke siklus II sebesar 79 dengan kategori Baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pembinaan supervise klinis dapat meningkatkan penilaian kelas, guru IPA SMA Negeri 112 di Kecamatan Kembangan. Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarakan beberapa hal, antara lain: (1) sikap jujur perlu ditumbuhkan pada semua komponen sekolah dalam menilai pembelajarannya sendiri, dengan demikian para pengawas Jurnal Pendidikan Jendela Pengetahuan Vol ke-2, Cetakan ke-6. 83

lebih mudah memberi pembinaan prosedur dan teknis pembelajaran kususnya penilaian berbasis kelas, (2) agar pembinaan prosedur dan teknis penilaian dapat berjalan secara efektif, maka semua peserta (guru) harus mampu bekerjasama dengan peserta lain yang bersifat kolaboratif konsultatif, (3) kemampuan melaksanakan Penilaian akan berjalan dengan efektif bila semua komponen sekolah tahu betul prosedur penilaian berbasis kelas (4) sebaiknya pemerintah (Dinas Pendidikan) senantiasa memfasilitasi dalam semua kegiatan pembinaan prosedur dan teknis penilaian, dan (5) pembinaan dalam bentuk supervise klinis, dapat dijadikan salah satu alternatif dalam mening-katkan penilaian berbasis kelas. Buku Rujukan Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : PT Kloang Klede Putra Timur.Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Setandar nasional Pendidikan. Jakarta :BP Darma Bakti..2007. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta : Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas..2006. Permendiknas no 22 tentang setandar isi. Jakarta : Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas..2006. Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP/MTS. Jakarta : Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan pengembangan Depdiknas.2008. Rancangan Penilaian Hsil Belajar. Jakarta : Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan sekolah Menengah Atas Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press. Nana Sujana. 2001. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Oteng Sutisna. 1989. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung : Angkasa. Purwanto, N. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Cv. Remaja Karya. Sam M.Cham dan Tuti T. Sam. 2005. Analisis Swot Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah. Jakarta : PT Raja Grafindo Perkasa. Soetopo, Hendiyat dan Wasty Soemanto. 1988. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara. Jurnal Pendidikan Jendela Pengetahuan Vol ke-2, Cetakan ke-6. 84