PENERAPAN METODE CUSUM (CUMMULATIVE SUMMARY) UNTUK MENGANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN (STUDI KASUS KABUPATEN BULELENG DI PROVINSI BALI)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kota Denpasar merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Bali.

STUDI KARAKTERISTIK DAERAH RAWAN KECELAKAAN PADA JALAN ANTAR KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA SUMBA BARAT

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MELIBATKAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN KARANGASEM TUGAS AKHIR. Oleh: I KETUT CAHYADI

IMPLEMENTASI METODE CUSUM (CUMMULATIVE SUMMARY) UNTUK MENENTUKAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN BERBASIS WEB DI KOTA LHOKSEUMAWE

IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1

Jurnal Spektran Vol. 2. No, 2, Juli 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS (STUDI KASUS RUAS JALAN TIMOR RAYA KOTA KUPANG)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa:

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN PERGERAKAN KENDARAAN BELOK KIRI LANGSUNG PADA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS DI KOTA PASURUAN)

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

KARAKTERISTIK KECELAKAAN DAN SOLUSI PENANGANAN UNTUK MENGURANGI ANGKA KECELAKAAN DI KOTA BENGKULU

IDENTIFIKASI LOKASI TITIK RAWAN KECELAKAAN (BLACK SPOT) PADA RUAS JALAN ADI SUCIPTO

2) K-Type injury accident : mengakibatkan luka yang mengeluarkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA

INSPEKSI KESELAMATAN JALAN PADA LOKASI RAWAN KECELAKAAN JALURPROBOLINGGO-LUMAJANG (KM SBY KM SBY 118)

APLIKASI METODE SEDERHANA DALAM PENENTUAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN (LRK) DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk menunjang perekonomian maupun kegiatan-kegiatan manusia

TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KECELAKAAN

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA HANTAR ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA AREA BLACK SPOT DI. RUAS JALAN YOGYA-MAGELANG ANTARA KM 4-KM 17 yang disusun

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh)

pembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya diperiksa oleh orang atau tim yang berkualitas secara mandiri untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA DAERAH RAWAN KECELAKAAN DAN PENANGANANNYA (STUDI KASUS : JALAN TOL CAWANG TOMANG CENGKARENG)

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN LALU LINTAS KOTA SEMARANG ABSTRAK

JADWAL DAN TEMPAT TES CALON ANGGOTA PPK DAN CALON ANGGOTA PPS PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BALI TAHUN 2018

DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN BALI KUTA RESIDENCE (BKR) Di KUTA, BALI

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PADA BADAN JALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LALU LINTAS (STUDI KASUS: JALAN SILIWANGI KABUPATEN GARUT)

ANALISIS KECELAKAAN TIKUNGAN JALAN YOGYAKARTA - SEMARANG DI DUSUN KEDUNGBLONDO, DESA NGIPIK, KECAMATAN PRINGSURAT, TEMANGGUNG. Laporan Tugas Akhir

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAR II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana

Gito Sugiyanto 1 ABSTRAK

ANALISIS PEMILIHAN TIPE INTERCHANGE JALAN TOL KUTA TANAH LOT SOKA (044T)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan. lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep

RELOKASI JALAN DAN JEMBATAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCEGAHAN KECELAKAAN DAN MEMPERLANCAR ARUS LALU LINTAS PADA RUAS JALAN TABANAN ANTOSARI PROPINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN (BLACKSPOT) DI KOTA PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG CIUNG WANARA DI KABUPATEN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang paling besar. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2015 pukul WIB dengan data sebagai berikut :

KARAKTERISTIK KECELAKAAN DAN AUDIT KESELAMATAN JALAN PADA RUAS AHMAD YANI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB III LOKASI DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan kepemilikan kendaraan makin meningkat, pada gilirannya. berdampak pada kecelakaan yang terjadi cenderung meningkat.

PENDAHULUAN. Sebagai gambaran pada pada kondisi puncak, yaitu saat lebaran jumlah total pemudik pada tahun 2012 ini adalah sebanyak 14,41 juta

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 14 tahun 2006,

STUDI KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai

BAB III LANDASAN TEORI

Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang paling besar pengaruhnya. merupakan sarana transportasi yang paling besar menerima pengaruh adanya

Penentuan Titik Rawan Kecelakaan (Black spot) Berdasarkan Angka Ekuivalen Kecelakaan pada Ruas Jalan PH. H Mustofa - AH. Nasution Di Kota Bandung

Kata kunci : Tingkat Kinerja, Manajemen Simpang Tak Bersinyal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR ANALISIS BLACK SPOT AREA KECELAKAAN PADA RUAS JALAN ARTERI DI KOTA MAKASSAR BERBASIS SIG

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN DERMAGA DI PELABUHAN GILIMANUK, PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Jalan adalah sarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT.

BAB II TIXJAUAX PUSTAKA. Sekarang ini pola arus lalu lintas jalan raya di Yogyakarta umumnya

ANALISIS KECELAKAAN JALAN NASIONAL DESA BABAT-DESA PANDAN PANCUR KABUPATEN LAMONGAN

PELAKSANAAN UJI COBA SISTEM INFORMASI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN UNTUK DAERAH BALI DAN SUMATERA BAGIAN UTARA

MENGENAL RAMBU-RAMBU LALU LINTAS Disunting oleh : EDI NURSALAM

Data Sekolah SD/Mi Se-Kabupaten Buleleng

ANALISIS HASIL PEMETAAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL YANG TIDAK SEBIDANG DI KOTA MAKASSAR: STUDI KASUS SIMPANG JALAN URIP SUMOHARJO-JALAN LEIMENA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

EVALUASI PENERAPAN BELOK KIRI LANGSUNG PADA SINMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG TIGA SUPRIYADI)

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 21 PENERAPAN METODE CUSUM (CUMMULATIVE SUMMARY) UNTUK MENGANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN (STUDI KASUS KABUPATEN BULELENG DI PROVINSI BALI) Putu Alit Suthanaya Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Bukit Jimbaran Bali Email: suthanaya@civil.unud.ac.id ABSTRAK Kecelakaan lalu lintas di Provinsi Bali terus mengalami peningkatan. Salah satu kabupaten yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Provinsi Bali adalah Kabupaten Buleleng. Berdasarkan data lima tahun terakhir, ditemukan bahwa telah tejadi peningkatan jumlah peristiwa kecelakaan. Salah satu aspek penting yang perlu dikaji adalah penentuan daerah rawan kecelakaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan metode Cusum (Cummulative Summary) untuk menganalisis daerah rawan kecelakaan di Kabupaten Buleleng. Data yang dipergunakan adalah data kecelakaan lima tahun terakhir dari Polres Buleleng. Hasil analisis menunjukkan bahwa lokasi black site di Kabupaten Buleleng, yaitu pada ruas jalan Seririt Gilimanuk, Singaraja Seririt, Singaraja Kubutambahan, Singaraja - Denpasar, Singaraja Amlapura, Jl. Ahmad Yani, (Kota Singaraja), Singaraja Kintamani, Singaraja Tejakula, Seririt Pupuan dan Jl. WR. Supratman, (Kota Singaraja). Sedangkan untuk lokasi black spot pada ruas jalan rawan kecelakaan, yaitu : a). Jln. Singaraja Kubutambahan pada Sta 2 Sta 3, b). Jln. Singaraja Seririt pada Sta 8 Sta 9, c). Jln. Singaraja Denpasar pada Sta 22 Sta 23, d). Jln. Seririt Gilimanuk pada Sta 22 Sta 23, e). Jln. Ahmad Yani, Singaraja pada Sta 2 Sta 3, f). Jln. Singaraja - Tejakula pada Sta 2 Sta 3, g). Jln. Singaraja Kintamani pada Sta 13 Sta 14, h). Jln. Singaraja Amlapura pada Sta 37 Sta 38, i). Jln. Seririt Pupuan pada Sta 3 Sta 31, j). Jln. W.R. Supratman, Singaraja pada Sta 2 Sta 3. Diperlukan penambahan rambu, marka, alat penerangan jalan dan fasilitas pejalan kaki yang memadai untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kata kunci : kecelakaan, black site, black spot, metode Cusum 1. PENDAHULUAN Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Buleleng tiap tahunnya, kebutuhan akan transportasi juga semakin meningkat. Jumlah penduduk di Kabupaten Buleleng mengalami peningkatan sebesar 2,234 % per tahun. Jumlah kepemilikan kendaraan juga mengalami peningkatan sebesar 13,88 % per tahun. Konsekuensi dari perkembangan tersebut adalah timbulnya arus lalu lintas yang menuntut penyediaan sarana dan prasarana yang memadai serta manajemen transportasi yang handal, sehubungan dengan fungsi transportasi sebagai pendukung bagi aktivitas perekonomian masyarakat. Semakin meningkatnya arus lalu lintas secara tidak langsung akan memperbesar resiko tumbuhnya permasalahan lalu lintas, seperti kemacetan dan kecelakaan, yang akan berdampak pada turunnya kinerja pelayanan jalan. Menurut UU No.22 Tahun 29, kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan raya yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, menimbulkan korban jiwa atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas umumnya terjadi karena berbagai faktor penyebab seperti : pelanggaran atau tindakan tidak hati-hati para pengguna (pengemudi dan pejalan kaki), kondisi jalan, kondisi kendaraan, cuaca dan pandangan yang terhalang. Pelanggaran lalu lintas yang cukup tinggi serta kepemilikan kendaraan pribadi yang semakin hari semakin meningkat, hal ini secara tidak langsung akan memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas. Menurut data dari Kepolisian Resort (Polres) Buleleng, diperoleh informasi bahwa dalam empat tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah peristiwa kecelakaan. Berturutturut sejak tahun 23 tercatat sebanyak 53 kejadian, pada tahun 24 tercatat 65 kejadian, berikutnya pada tahun 25 terdapat 87 kejadian dan meningkat tajam pada tahun 26 yaitu 338 kejadian. Pada tahun 23 korban meninggal dunia hanya 42 orang, tahun 24 meningkat menjadi 71 orang, setahun kemudian tahun 25 meningkat menjadi 8 orang dan tahun 26 bertambah menjadi 81 orang. Demikian juga dengan jumlah korban yang mengalami luka berat atau luka ringan serta kerugian material mengalami peningkatan cukup signifikan. Berdasarkan data tersebut maka diperlukan adanya upaya untuk mengurangi jumlah kecelakaan dan menganalisis kecelakaan serta cara pencegahannya. Salah satu aspek yang penting untuk dikaji adalah penentuan Daerah Rawan Kecelakaan (DRK). Metode yang biasanya dipergunakan di Australia adalah dengan metode Cusum (Cummulative Summary) (Austroads, 1992). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan metode Cusum tersebut untuk menganalisis Daerah Rawan Kecelakaan di Kabupaten Buleleng. Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 19

Putu Alit Suthanaya 2. TINJAUAN PUSTAKA Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas Identifikasi daerah rawan kecelakaan lalu lintas meliputi dua tahapan diantaranya sejarah kecelakaan (accident history) dari seluruh wilayah studi dipelajari untuk memilih beberapa lokasi yang rawan terhadap kecelakaan dan lokasi terpilih dipelajari secara detail untuk menemukan penanganan yang dilakukan. Daerah rawan kecelakaan dikelompokkan menjadi tiga diantaranya tampak rawan kecelakaan (hazardous sites), rute rawan kecelakaan (hazardous routes) dan wilayah rawan kecelakaan (hazardous area) ( Pusdiklat Perhubungan Darat, 1998). Lokasi atau site adalah daerah-daerah tertentu yang meliputi pertemuan jalan, access point dan ruas jalan yang pendek. Berdasarkan panjangnya tampak rawan kecelakaan (hazardous sites) dapat dikelompokkan menjadi dua (Pusdiklat Perhubungan Darat, 1998), yaitu : 1. Black site/section merupakan ruas rawan kecelakaan lalu lintas. 2. Black spot merupakan titik pada ruas rawan kecelakaan lalu lintas (,3 kilometer sampai dengan 1, kilometer). Teknik Analisis Data Kecelakaan Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif atau statistik deduktif adalah bagian dari statistik yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah untuk dipahami (Hasan, 21). Pembobotan/Weighting Pembobotan/Weighting adalah suatu nilai yang digunakan untuk menghitung indeks kecelakaan berdasarkan karakteristik masing-masing kecelakaan. Jumlah korban manusia terbagi atas meninggal dunia, luka berat, dan luka ringan. Pembobotan yang digunakan dalam perhitungan ini mengacu pada standar pembobotan dari hasil Transport Research Laboratory (1997), yaitu : korban meninggal dunia berbobot 3, korban luka berat berbobot 2, dan korban luka ringan berbobot 1. Setelah pembobotan terhadap jumlah korban manusia, maka dilakukan pembobotan terhadap tingkat kecelakaan. Berdasarkan kriteria dari Departemen Perhubungan, tingkat kecelakaan dapat digolongkan sebagai berikut : jumlah kecelakaan, jumlah pelaku kecelakaan, jumlah korban manusia, dan kerugian material. Pembobotan yang digunakan didalam perhitungan ini mengacu pada standar pembobotan yang diambil dari hasil Transport Research Laboratory (1997), yaitu : jumlah korban manusia berbobot 12, jumlah pelaku kecelakaan berbobot 3, jumlah kecelakaan berbobot 1 dan jumlah kerugian material diperhitungkan terpisah dan tanpa pembobotan. Perhitungan Z-Score Z-Score adalah bilangan z atau bilangan standar atau bilangan baku. Bilangan z dicari dari sampel yang berukuran n, data X1, X2, X3,...Xn dengan rata-rata X pada simpangan baku S, sehingga dapat dibentuk data baru yaitu: Z1, Z2, Z3,...Zn dengan rata-rata simpangan baku 1. Nilai Z dapat dicari dengan rumus Hasan (21) : X i X Z i = (1) S Dimana : Zi = Nilai z-score kecelakaan pada lokasi i S = Standar deviasi Xi = Jumlah data pada lokasi i X = Nilai rata-rata i = 1, 2, 3...n Perhitungan Cusum (Cumulative Summary) Cusum (Cumulative Summary) adalah suatu prosedur yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan black spot. Grafik cusum merupakan suatu prosedur statistik standar sebagai kontrol kualitas untuk mendeteksi perubahan dari nilai mean. Nilai cusum dapat dicari dengan rumus (Austroad, 1992): 1. Mencari nilai mean (W) Perhitungan untuk mencari nilai mean dari data sekunder, yaitu sebagai berikut : W = Xi (2) LxT Dimana : W = Nilai mean Xi = Jumlah kecelakaan L = Jumlah stasion I - 11 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Penerapan Metode Cusum (Cummulative Summary) Untuk Menganalisis Daerah Rawan Kecelakaan (Studi Kasus Kabupaten Buleleng Di Provinsi Bali) T = Waktu / periode 2. Mencari nilai cusum kecelakaan tahun pertama ( S ) Perhitungan untuk mencari nilai cusum kecelakaan tahun pertama adalah dengan mengurangi jumlah kecelakaan tiap tahun dengan nilai mean, yaitu: S = ( X 1 W ) Dimana : So = Nilai cusum kecelakaan untuk tahun pertama Xi = Jumlah kecelakaan tiap tahun W = Nilai mean 3. Mencari nilai cusum kecelakaan tahun selanjutnya ( S 1) Untuk mencari nilai cusum kecelakaan tahun selanjutnya adalah dengan menjumlahkan nilai cusum tahun pertama dengan hasil pengurangan jumlah kecelakaan dan nilai mean pada tahun selanjutnya, yaitu: S = [ S + X ) ] (4) ( 1 W Dimana : S = Nilai cusum kecelakaan S = Nilai cusum kecelakaan untuk tahun pertama X = Jumlah kecelakaan W = Nilai mean Studi Terdahulu Tjahjono (27) meneliti pengaruh dari karakteristik geometrik jalan terhadap terjadinya kecelakaan yang meliputi lebar lajur, lebar bahu, lebar median, derajat kelengkungan per kilometer, keberadaan dinding pengaman, lampu penerangan, alinyemen horizontal dan vertikal. Ditemukan bahwa pada jalan bebas hambatan 2 jalur 4 arah lebar lajur 3,75m, lebar bahu sisi dalam,7 m lebar bahu sisi luar 3m cenderung memiliki resiko terjadinya kecelakaan yang kecil. Pada jalan 2 jalur 6 arah, lebar lajur 3,6m, lebar bahu dalam 1,5m, luar 3 m, memberikan kinerja terbaik. Alam et.al (29) melakukan komprehensif studi mengenai kecenderungan kecelakaan di Bangladesh, India. Mereka menyatakan bahwa kecelakaan jalan raya merupakan kombinasi dan interaksi yang kompleks dari berbagai karakteristik pengguna, kendaraan, lingkungan, jalan dan lingkungan jalan. Boontob et.al (29) menganalisis penyebab kecelakaan akibat gangguan di pinggir jalan di Thailand menggunakan regresi logistik. Ditemukan bahwa kondisi malam hari, periode tanpa festival, jalan terbagi, jumlah lajur yang lebih sedikit, segmen yang lurus dan lengkung serta kondisi hujan sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat adanya gangguan di pinggir jalan. Rahman et.al (29) mengembangkan metode pendekatan baru untuk mengidentifikasi lokasi black spot pada jalan nasional di Bangladesh, India. Di Belgia, Denmark dan Australia, kriteria black spot menggunakan nilai prioritas (P) yaitu lebih dari 15 kejadian kecelakaan selama tiga tahun. Sedangkan di Bangladesh mendasarkan pada setidaknya 3 kejadian fatal untuk 3 tahun berturut-turut. 3. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, langkah pertama yang dilakukan adalah studi pendahuluan, kemudian diikuti identifikasi masalah yang dilanjutkan dengan penetapan tujuan penelitian dan tinjauan pustaka, pengumpulan data yaitu data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi terkait, hal ini bertujuan untuk mengetahui parameter-parameter yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini data kecelakaan diperoleh dari Polres Buleleng. Langkahlangkah dalam menganalisis data antara lain : analisis data kecelakaan dan penentuan angka kecelakaan menggunakan kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh Departemen Perhubungan. Setelah itu dilakukan analisis mengenai penentuan indeks kecelakaan. Selanjutnya data dianalisis untuk menentukan tingkat kecelakaan dan angka pertumbuhan kecelakaan lalu lintas sehingga akan didapat daerah-daerah rawan kecelakaan (Black Site dan Black Spot). Black site dianalisis berdasarkan metode Z-score sedangkan Black spot ditentukan dengan metode Cusum. Dari hasi analisis selanjutnya dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian ini. Kerangka analisis dari penelitian ini disajikan pada Gambar 1. (3) Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 111

Putu Alit Suthanaya Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Penetapan Tujuan Penelitian Tinjauan Pustaka Pengumpulan Data Sekunder Data kecelakaan lalu lintas : Waktu dan tempat kejadian Karakteristik korban Tipe-tipe kecelakaan Analisis Trend Kecelakaan Perhitungan angka kecelakaan : Jumlah korban manusia Jumlah pelaku kecelakaan Jumlah kecelakaan Kerugian material Analisis indeks kecelakaan Analisis lokasi black site : Statistik deskriptif Z-score Analisis Lokasi Black Spot Ruas Jalan (Metode Cusum) Pengumpulan data primer lokasi Black Spot meliputi : Survai Inventarisasi Geometrik Jalan Survai Tata Guna Lahan Usulan perbaikan desain pada lokasi Black Spot Kesimpulan Gambar 1. Kerangka analisis Dalam penelitian ini, Daerah Rawan Kecelakaan terdiri dari balck site dan black spot. Black site adalah ruas jalan yang sering terjadi kecelakaan atau memiliki tingkat kecelakan tertinggi, sedangkan black Spot adalah titik pada ruas jalan rawan kecelakaan (Black Site) yang memiliki prosentase kecelakaan tinggi. Analisis Lokasi Black Site Penentuan black site dilakukan dengan cara analisis deskriptif dan menggunakan indeks kecelakaan. Langkahlangkah penentuan black site antara lain : 1. Menggolongkan serta mengurutkan data kecelakaan yang diperoleh dari Polres Buleleng kedalam kriteria yang telah ditetapkan Departemen Perhubungan, yaitu : peristiwa kecelakaan, jumlah kendaraan, dan orang yang terlibat dalam kecelakaan, banyaknya korban manusia serta besarnya kerugian material yang terjadi. 2. Mencari indeks kecelakaan untuk tiap-tiap ruas jalan di Kabupaten Buleleng dan membuat grafik indeks kecelakaannya. 3. Mencari z-score pertumbuhan indeks kecelakaan per tahun dan z-score indeks kecelakaan berdasarkan data terbaru. 4. Membuat grafik hubungan antara nilai z-score indeks kecelakaan berdasarkan data terbaru dengan z-score pertumbuhan indeks kecelakaan per tahun. Analisis Lokasi Black Spot Penentuan black spot dilakukan dengan menggunakan metode cusum, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Membagi panjang jalan menjadi tiap kilometer panjang jalan (Sta). 2. Mencari nilai mean dari data jumlah kecelakaan pada ruas jalan yang diidentifikasi sebagai black spot. 3. Mengurangkan jumlah kecelakaan tiap tahun dengan nilai mean pada setiap Sta. 4. Mencari nilai cusum dengan cara menjumlahkan nilai hasil pengurangan pada tahun pertama dengan nilai hasil tahun berikutnya. I - 112 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Penerapan Metode Cusum (Cummulative Summary) Untuk Menganalisis Daerah Rawan Kecelakaan (Studi Kasus Kabupaten Buleleng Di Provinsi Bali) 5. Memplotkan nilai cusum yang didapat ke dalam grafik cusum, sehingga didapat hubungan antara tahun terjadinya kecelakaan dengan nilai cusum. 6. Mendapatkan Sta yang memiliki nilai cusum tertinggi, yang diidentifikasi sebagai black spot. 4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas Karakteristik kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Buleleng memuat tentang peristiwa kecelakaan yang terjadi selama kurun waktu 5 tahun yaitu dari tahun 22 sampai dengan tahun 26, yang merupakan data sekunder yang diperoleh dari Kantor Kepolisian Resort Buleleng. Data ini digunakan untuk menggambarkan kecenderungan kecelakaan yang terjadi pada ruas-ruas jalan di Kabupaten Buleleng. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Peristiwa Kecelakaan Lalu Lintas Jumlah peristiwa kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Buleleng pada tahun 22 sampai 23 mengalami penurunan. Dimana jumlah peristiwa kecelakaan pada tahun 22 sebanyak 56 peristiwa kecelakaan dan pada tahun 23 terjadi 53 peristiwa kecelakaan. Sedangkan dari tahun 24 sampai dengan tahun 26 jumlah peristiwa kecelakaan mengalami peningkatan, pada tahun 24 tercatat sebanyak 66 peristiwa kecelakaan, berikutnya pada tahun 25 terdapat 87 peristiwa kecelakaan dan meningkat tajam pada tahun 26 yaitu terjadi 338 peristiwa kecelakaan. Peningkatan tersebut disebabkan oleh jumlah kepemilikan kendaraan yang terus meningkat dan tidak diiringi dengan perkembangan jalan dan fasilitas-fasilitas yang mendukung pengguna jalan dalam berkendara di jalan raya. Selain faktor tersebut, tingkat kedisiplinan para pengguna jalan yang masih rendah juga menjadi salah satu penyebab masih tingginya peristiwa kecelakaan yang terjadi di Kabupaten Buleleng. Jumlah peristiwa kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Buleleng dapat dilihat pada Gambar 2. Karakteristik Berdasarkan Banyaknya Korban Manusia Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang memakan banyak korban. Ada yang mengalami luka ringan, luka berat bahkan sampai meninggal dunia. Dari data korban kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Buleleng dari tahun 22 sampai tahun 26 menunjukkan bahwa korban meninggal dunia mengalami penurunan dari tahun 22 sampai tahun 23. dimana tahun 22 korban meninggal dunia sebanyak 63 orang, tahun 23 menjadi 42 orang. Namun pada tahun 24 sampai dengan 26 jumlah korban meninggal dunia mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 24 sebanyak 71 orang, tahun 25 sebanyak 8 orang, sedangkan pada tahun 26 jumlah korban meninggal dunia menjadi 81 orang. Banyaknya jumlah korban manusia dalam kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Buleleng dapat dilihat pada Gambar 3. JUM LAH PERISTIWA KECELAKAAN 4 35 3 25 2 15 1 5 338 87 56 53 66 22 23 24 25 26 Jumlah Korban Manusia 35 3 25 2 15 1 5 22 23 24 25 26 Meninggal Dunia Luka Berat Luka Ringan TAHUN TAHUN Indeks Gambar Kecelakaan 4.1 2. Jumlah Lalu peristiwa Lintas kecelakaan lalu lintas Gambar 3. Jumlah korban manusia Indek kecelakaan lalu lintas adalah suatu angka yang menunjukkan tingkat kecelakaan pada suatu ruas jalan. Indeks kecelakaan ini dapat diperhitungkan bersama dari banyaknya korban manusia, jumlah pelaku yang terlibat dan jumlah peristiwa kecelakaan lalu lintas. Gambar 4 memperlihatkan indeks kecelakaan di Kabupaten Buleleng. Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 113

Putu Alit Suthanaya GRAFIK INDEKS KECELAKAAN RUAS JALAN DI KABUPATEN BULELENG 35 3 INDEKS KECELAKAAN 25 2 15 1 5 22 23 24 25 26 TAHUN Gambar 4 Indeks Kecelakaan pada Ruas Jalan di Kabupaten Buleleng Analisis Black Site Gambar 5 menunjukkan bahwa ruas jalan yang memiliki pertumbuhan indeks kecelakaan per tahun dan indeks kecelakaan pada tahun 26 tertinggi atau terletak di Kuadran A (kanan atas) adalah ruas jalan Seririt Gilimanuk, Singaraja Seririt, Singaraja Kubutambahan, Singaraja - Denpasar, Singaraja Amlapura, Jl. Ahmad Yani, Singaraja, Singaraja Kintamani, Singaraja Tejakula, Seririt Pupuan dan Jl. WR. Supratman, Singaraja. Ruasruas jalan tersebut dapat diidentifikasi sebagai lokasi black site yaitu ruas jalan yang rawan terjadi kecelakaan lalu lintas. Untuk ruas jalan yang memiliki pertumbuhan indeks kecelakaan per tahun di bawah nilai rata-rata dan indeks kecelakaan pada tahun 26 tinggi atau terletak di Kuadran B (kanan bawah) adalah ruas jalan Srikandi, Singaraja. GRAFIK BLACK SITE 7, Z-SCORE PERTUMBUHAN INDEKS KECELAKAAN (22-26) 6, 5, 4, 3, 2, 1,, -1,, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, -1, Z-SCORE INDEKS KECELAKAAN TAHUN 26 Gambar 5. Lokasi Black Site di Kabupaten Buleleng Ruas jalan yang memiliki pertumbuhan indeks kecelakaan per tahun di bawah nilai rata-rata dan indeks kecelakaan pada tahun 26 rendah atau terletak di Kuadran C (kiri bawah) adalah ruas jalan Diponegoro, Setia Budi, Gajah Mada, Udayana, Mayor Metra, Sam Ratu Langi, Laksamana, Pahlawan, P. Menjangan, Dewi Sartika, Pramuka, Patimua, Imam Bonjol, Serma Karma, P. Komodo, Kartini, P. Natuna, Jatayu, Gelatik Gingsir, Erlangga, Singaraja- Lovina, Singaraja-Sawan, Singaraja-Bebetin, Singaraja-Panji, Seririt-Banyuatis, Seririt-Loka Paksa, Sinaraja- Nagasepuh, Singaraja-Silangjana, Singaraja-Tigawangsa, Singaraja-Tirtasari, Singaraja-Cempaka, Singaraja- Galungan, Singaraja-Pedawa, Singaraja-Sidatapa, Singaraja-Kayu Putih, Singaraja-Lemukih, Singaraja-Wanagiri, Singaraja-Mayong, Singaraja-Sarimekar, Singaraja-Unggahan, Singaraja-Kerobokan, Singaraja-Girimas, Singaraja- Padang Bulia, Singaraja-Bulian, Seririt-Ularan, Seririt-Umajero, Seririt-Pangkung paruk, jalan Desa Anturan, Alas Angker, Gobleg, Dencarik, Banyuasri, Bale Agung, Babakan, Telage Lenga, Sambangan, Beji, Penarungan, I - 114 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Penerapan Metode Cusum (Cummulative Summary) Untuk Menganalisis Daerah Rawan Kecelakaan (Studi Kasus Kabupaten Buleleng Di Provinsi Bali) Pemuteran, Kalapaksa, Bebetin dan Cempaka-Pedawa. Sedangkan ruas jalan yang memiliki pertumbuhan indeks kecelakaan per tahun di atas nilai rata-rata dan indeks kecelakaan pada tahun 26 rendah atau terletak di Kuadran D (kiri atas) adalah ruas jalan Ngurah Rai, Surapati, Sudirman, Gempol, Singaraja Busung Biu dan Singaraja Sudaji. Analisis Black Spot Black Spot adalah titik pada ruas yang rawan kecelakaan (black site). Untuk menentukan black spot digunakan metode cusum. Cusum merupakan suatu prosedur statistik standar untuk mendeteksi perubahan kecil dari nilai mean. Hasil dari perhitungan dengan metode cusum dibuat dalam bentuk grafik cusum. Dari grafik tersebut dapat diketahui titik mana pada ruas jalan yang merupakan titik rawan kecelakaan atau black spot. Black Spot pada Ruas jalan Singaraja Kubutambahan Gambar 6 memperlihatkan grafik hubungan antara tahun terjadinya kecelakaan dengan nilai cusum pada ruas jalan Singaraja Kubutambahan. Dari Grafik tersebut dapat diketahui bahwa stasioning yang teridentifikasi sebagai lokasi titik rawan kecelakaan atau black spot adalah pada Sta 2 Sta 3 yang terletak di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan adalah pada kilometer 7, kilometer 8,. Black Spot pada Ruas jalan Singaraja Seririt Gambar 7 menunjukkan grafik hubungan antara tahun terjadinya kecelakaan dengan nilai cusum pada ruas jalan Singaraja Seririt. Dari Grafik tersebut dapat diketahui bahwa stasioning yang teridentifikasi sebagai lokasi titik rawan kecelakaan atau black spot adalah pada Sta 8 Sta 9 yang terletak di Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng adalah pada km 1, km 11,. Grafik Black Spot Ruas Jalan Singaraja - Kubutambahan Grafik Black Spot Ruas Jalan Singaraja - Seririt 8 6 8 6 4 Cusum 4 2-2 22 23 24 25 26 Cusum 2-2 -4 22 23 24 25 26-4 -6-6 Tahun Tahun Sta - Sta 1 Sta 1 - Sta 2 Sta 2 - Sta 3 Sta 3 - Sta 4 Sta 4 - Sta 5 Sta 5 - Sta 6 Sta 6 - Sta 7 Sta 7 - Sta 8 Sta 8 - Sta 9 Sta - Sta 1 Sta 1 - Sta 2 Sta 2 - Sta 3 Sta 3 - Sta 4 Sta 4 - Sta 5 Sta 5 - Sta 6 Sta 6 - Sta 7 Sta 7 - Sta 8 Sta 8 - Sta 9 Sta 9 - Sta 1 Sta 1 - Sta 11 Sta 11 - Sta 12 Sta 12 - Sta 13 Sta 13 - Sta 14 Sta 14 - Sta 15 Sta 15 - Sta 16 Sta 16 - Sta 17 Sta 17 - Sta 18 Sta 18 - Sta 19 Sta 19 - Sta 2 Sta 2 - Sta 21 Sta 21 - Sta 22 Sta 22 - Sta 23 Sta 23 - Sta 24 Gambar 6. Lokasi Black Spot pada ruas Singaraja Kubutambahan Gambar 7. Lokasi Black Spot ada ruas Singaraja- Seririt Black Spot pada Ruas jalan Singaraja Denpasar Gambar 8 menunjukkan grafik hubungan antara tahun terjadinya kecelakaan dengan nilai cusum pada ruas jalan Singaraja Denpasar. Dari Grafik tersebut dapat diketahui bahwa stasioning yang teridentifikasi sebagai lokasi titik rawan kecelakaan atau black spot adalah pada Sta 22 Sta 23 yang terletak di Desa Panca Sari, Kecamatan Sukasada adalah pada km 23, km 24,. Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 115

Putu Alit Suthanaya Grafik Black Spot Ruas Jalan Singaraja - Denpasar Cusum 6 5 4 3 2 1-1 -2 22 23 24 25 26 Tahun Sta - Sta 1 Sta 1 - Sta 2 Sta 2 - Sta 3 Sta 3 - Sta 4 Sta 4 - Sta 5 Sta 5 - Sta 6 Sta 6 - Sta 7 Sta 7 - Sta 8 Sta 8 - Sta 9 Sta 9 - Sta 1 Sta 1 - Sta 11 Sta 11 - Sta 12 Sta 12 - Sta 13 Sta 13 - Sta 14 Sta 14 - Sta 15 Sta 15 - Sta 16 Sta 16 - Sta 17 Sta 17 - Sta 18 Sta 18 - Sta 19 Sta 19 - Sta 2 Sta 2 - Sta 21 Sta 21 - Sta 22 Sta 22 - Sta 23 Sta 23 - Sta 24 Sta 24 - Sta 25 Sta 25 - Sta 26 Gambar 8. Grafik black spot pada ruas jalan Singaraja Denpasar Penentuan titik rawan kecelakaan (black spot) lainnya adalah sebagai berikut : - Pada ruas jalan Seririt Gilimanuk stasioning yang teridentifikasi sebagai lokasi titik rawan kecelakaan atau black spot adalah pada Sta 22 Sta 23 yang terletak di Desa Pejarakan, Kecamatan Geroggak. - Pada ruas jalan A. Yani, Singaraja stasioning yang teridentifikasi sebagai lokasi titik rawan kecelakaan atau black spot adalah pada Sta 2 Sta 3 yang terletak di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng. - Pada ruas jalan Singaraja - Tejakula stasioning yang teridentifikasi sebagai lokasi titik rawan kecelakaan atau black spot adalah pada Sta 2 Sta 3 yang terletak di Dusun KajeKangin, Kecamatan Kubutambahan. - Pada ruas jalan Singaraja Kintamani stasioning yang teridentifikasi sebagai lokasi titik rawan kecelakaan atau black spot adalah pada Sta 13 Sta 14 yang terletak di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan. - Pada ruas jalan Singaraja Amlapura stasioning yang teridentifikasi sebagai lokasi titik rawan kecelakaan atau black spot adalah pada Sta 37 Sta 38 yang terletak di Dusun Geretek, Desa Tembok, Kecamatan Tejakula. - Pada ruas jalan Seririt Pupuan stasioning yang teridentifikasi sebagai lokasi titik rawan kecelakaan atau black spot adalah pada Sta 3 Sta 31 yang terletak di Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu. - Pada ruas jalan W.R. Supratman, Singaraja stasioning yang teridentifikasi sebagai lokasi titik rawan kecelakaan atau black spot adalah pada Sta 2 Sta 3 yang terletak di Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng. 5. KESIMPULAN Penentuan ruas jalan yang rawan terjadi kecelakaan lalu lintas (black site) berdasarkan metode z-score pada ruasruas jalan di Kabupaten Buleleng diperoleh ruas jalan yang teridentifikasi sebagai ruas jalan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas (black site), yaitu : Ruas jalan Singaraja Kubutambahan, Singaraja Seririt, Singaraja Denpasar, Seririt Gilimanuk, Jl. Ahmad Yani, Singaraja Tejakula, Singaraja Kintamani, Singaraja Amlapura, Seririt Pupuan dan Jl.WR. Supratman. Penentuan titik rawan kecelakaan (black spot) berdasarkan metode cusum pada ruas-ruas jalan yang teridentifikasi sebagai ruas jalan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas (black site) tersebut terdapat pada : ruas Singaraja Kubutambahan (Sta 2 Sta 3 di Desa Sangsit), ruas Singaraja Seririt (Sta 8 Sta 9 di Desa Kalibukbuk), ruas Singaraja Denpasar (Sta 22 Sta 23 di Desa Panca Sari), ruas Seririt Gilimanuk (Sta 22 Sta 23 di Desa Pejarakan), jalan A. Yani (Sta 2 Sta 3 di Kelurahan Banyuasri), ruas Singaraja - Tejakula (Sta 2 Sta 3 di Dusun KajeKangin), ruas Singaraja Kintamani (Sta 13 Sta 14 di Desa Bengkala), ruas Singaraja Amlapura (Sta 37 Sta 38 di Dusun Geretek), ruas Seririt Pupuan (Sta 3 Sta 31di Desa Busungbiu), jalan W.R. Supratman (Sta 2 Sta 3 di Kelurahan Penarukan). Sebagai alternatif penanganan pada ruas jalan yang teridentifikasi sebagai lokasi black spot antara lain : pemasangan rambu peringatan (warning device) yang digunakan untuk menyatakan tempat berbahaya, pemasangan lampu penerangan jalan, perbaikan marka jalan, penambahan fasilitas bagi pejalan kaki, pemasangan rambu perintah pembatasan kecepatan, pemasangan delineator pada beberapa titik dan memberikan penyuluhan keselamatan berlalu lintas kepada masyarakat. I - 116 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Penerapan Metode Cusum (Cummulative Summary) Untuk Menganalisis Daerah Rawan Kecelakaan (Studi Kasus Kabupaten Buleleng Di Provinsi Bali) DAFTAR PUSTAKA Alam, M.S., Mahmud, S.M.S. and Hoque, M.S. (29). Road Accident Trends in Bangladesh: A Comprehensive Study. Proceedings of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, Vol.7. Anonim. (1993). Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 61 Tahun 1993, Tentang Rambu-rambu Lalu lintas di Jalan. Anonim. (1993). Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993, Tentang Prasarana dan Lalu lintas Jalan. Anonim. (1993). Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993, Tentang Kendaraan dan Pengemudi. Austroads. (1992). Road Crashes, Guide and Traffic Engineering Practice, Part 4, Sydney. Boontob, N., Aniwattakulchai, P., Kantipong, K., Ponboon, S., and Anurakamolkul, C. (29). In-Depth Accident Analysis Due To Roadside Hazard: Thailand Case Study. Proceedings of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, Vol.7. Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. (197). Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya (PPGJR) No. 13 Tahun 197, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Harahap, G. (1995). Masalah Lalu lintas dan Pengembangan Jalan (DPU), Bandung. Hasan, M. I. (21). Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik Deskriptif), Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta. Kepolisian Resort Buleleng. (27). Laporan Kecelakaan Lalu Lintas Tahunan Kepolisian Resort Buleleng, POLRES Buleleng, Singaraja. LPKM ITB. (1997). Rekayasa Keselamatan Lalu lintas, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPKM ITB). Oglesby, C. H. (1988). Teknik Jalan Raya, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta. Pignataro, L. J. (1973). Traffic Engineering Theory and Practice, Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey. Pusdiklat Perhubungan Darat. (1998). Pencegahan dan Penanganan Kecelakaan, Direktorat Bina Sistem Lalu lintas dan Angkutan Kota, Denpasar. Rahman, M. Ahsan, S., Hadiuzzaman, and Karim, A. (29). Development of New Approach to Identify Black Spots on National Highway in Bangladesh. Proceedings of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, Vol.7. Tjahjono, T. (27). The Effect of Geometric Variables to the Risk of Accidents on Indonesian Toll Roads. Journal of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, Vol. 7, pp. 2596-261. Transport Research Laboratory. (1997). Engineering Approach to Accident Prevention& Reduction, RRDP. Report No. RRDP. 19, Institute of Road Engineering, Bandung, Indonesia. Warpani, S. P. (22). Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ITB, Bandung. Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 117

Putu Alit Suthanaya I - 118 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta