BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengawas sekolah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN PENDIDIKAN MENENGAH: Studi pada Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo, di Provinsi Papua

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN PENDIDIKAN MENENGAH STUDI PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN YAHUKIMO PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. saling bekerja sama dalam meningkatkan kualitas kerja agar menghasilkan output yang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

INFORMASI FAKTOR JABATAN STRUKTURAL

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo adalah unsur

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas

BAB I PENDAHULUAN. dengan adannya implementasi Kurikulum 2013 yang baru diselenggarakan maka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

STANDAR NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN JAKARTA

Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan yang sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kompetensinya, dalam rangka mengembangkan kerja sama antar

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN BUPATI MAGETAN,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 24 SERI D

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASSET KABUPATEN TAPANULI SELATAN

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENANDATANGANAN IJAZAH ATAU SURAT TANDA TAMAT BELAJAR PADA SATUAN PENDIDIKAN FORMAL

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 89 TAHUN 2012

TAHUN 2005 NOMOR 15 SERI D NOMOR 1

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Kantor Lingkungan Hidup Kota Metro merupakan suatu. proses yang ingin dicapai pada hasil yang ingin dicapai Kantor

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH DI KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

I. PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung merupakan unsur pelaksana. bertanggung jawab kepada Walikota Bandar Lampung melalui Sekretaris

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. tertuju pada pencapaian mutu dan kinerja pendidikan. Melalui kegiatan

DATA / PROFIL UNIT KERJA

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alnis Dwipayana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

Rencana Kinerja Bagian Pembangunan Tahun 2015 RENCANA KINERJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi tersebut

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara yakni dengan mendirikan perusahaan negara. Kebijakan tersebut dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan dalam menunjang penyediaan pangan. Satuan kerja irigasi

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 16 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PENGANTAR. Soreang, Januari 2015 KEPALA BAGIAN UMUM. DIAN WARDIANA, S.IP, M.Si, MP Pembina NIP

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pengawasan sekolah harus diawali dengan penyusunan program kerja. Dengan adanya program kerja maka kegiatan pengawasan dapat terarah dan memiliki sasaran serta target yang jelas. Segala aktivitas pengawasan termasuk ruang lingkup, output yang diharapkan serta jadwal pengawasan dituangkan dalam program yang disusun. Hal ini sekaligus menjadi dasar acuan dan pertanggungjawaban pengawas dalam bekerja. Untuk dapat menyusun program pengawasan dengan baik, seorang pengawas perlu memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai lingkup tugasnya, menguasai prosedur penyusunan program kerja, serta kemampuan berpikir sistematis untuk merancang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga produktif dan memberi kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan. Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pendidikan di Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua (selanjutnya akan disebut Yahukimo) saat ini khususnya pendidikan menengah, dirasa belum memenuhi harapan. Sebagai indikatornya, banyak pengawas yang belum memahami fungsi tugas, mengakibatkan banyak guru 1

yang tidak melaksanakan tugas, apalagi penciptaan lapangan kerja baru sebagai perwujudan penguasaan ilmu yang diperolehnya dari intitusi pendidikan. Kondisi seperti ini merupakan gambaran rendahnya pemahaman tentang fungsi pelaksanaan pengawas pendidikan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang supervisor pendidikan. Tenaga pengawas SMP, SMA dan SMK merupakan tenaga kependidikan yang peranannya sangat penting dalam membina kemampuan profesional tenaga pendidik dan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah. Pengawas sekolah berfungsi sebagai supervisor, baik supervisor akademik maupun supervisor manajerial. Sebagai supervisor akademik, pengawas sekolah berkewajiban untuk membantu kemampuan profesional guru agar guru dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sedangkan sebagai supervisor manajerial, pengawas berkewajiban membantu kepala sekolah agar terwujud sekolah yang efektif. Pembinaan dan pengawasan kedua aspek tersebut hendaknya menjadi tugas pokok pengawas sekolah. Oleh sebab itu, tenaga pengawas harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang lebih unggul dari guru dan kepala sekolah. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa pengawas pendidikan menengah belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Pada beberapa sekolah di tingkat distrik para pengawas menyatakan bahwa wawasan 2

akademik dirinya berada di bawah guru dan kepala sekolah dari sekolah yang diawasinya. Penulis menemukan di lapangan dari pengawas yang hampir mewakili semua distrik, menunjukkan bahwa tenaga pengawas kurang diminati sebab rekruitmen pengawas bukan karena prestasi tetapi semacam tenaga buangan dari kepala sekolah dan guru atau tenaga struktural yang memperpanjang masa pensiun. Kualifikasi pendidikan para pengawas umumnya sarjana (S1) namun masih ada yang belum sarjana, terutama pengawas pendidikan menengah pertama. Mereka yang berpendidikan sarjana pun bidang ilmunya masih ada yang kurang relevan dengan bidang kepengawasannya. Usia rata-rata pengawas cukup tua yakni 52 tahun dengan rata-rata masa kerja sebagai PNS 25 tahun. Kendala yang dihadapi Dinas Pendidikan dalam menjalankan fungsi pengawasannya adalah bahwa jumlah Pendidikan Menengah 25 sekolah di Kabupaten Yahukimo hampir 70% berada di lereng-lereng gunung, sehingga jangkauan pelayanan pengawasan mengalami kesulitan. Belum ada jalan darat yang menghubungkan antara ibukota kabupaten dengan sekolah-sekolah yang ada di tingkat distrik. Kendala yang dihadapi pengawas pendidikan menengah dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan di tingkat distrik adalah belum tersedianya sarana pener- 3

bangan. Pesawat-pesawat kecil milik misionaris mengikuti jadwal pelayanan (Gereja) sendiri, dan biaya carteran berkisar 25-30 juta pulang pergi. Jalan darat yang dapat menghubungkan Ibu Kota Kabupaten dengan Distrik belum ada, hal ini mengakibatkan pengawasan sekolah-sekolah di tingkat Distrik belum berjalan secara optimal. Jumlah sekolah menengah SMP/SMA dan SMK yang ada di ibu kota kabupaten berjumlah tiga sekolah yaitu: SMP Negeri Dekai, SMA Negeri Dekai, dan SMK Negeri Dekai. Jadi, jumlah sekolah untuk pendidikan menengah pertama SMPN sebanyak 20 sekolah, sedangkan jumlah Sekolah Menengah Atas SMAN 4 sekolah dan Sekolah Menengah Kejuruan SMKN 1 sekolah. Jumlah keseluruhan pendidikan menengah sebanyak 25 sekolah di Kabupaten Yahukimo. Kondisi jumlah sekolah tenaga pengajar pendidikan menengah di Kabupaten Yahukimo tidak seimbang. Jumlah guru banyak bertumpuk di SMP dan SMA di kota, sementara sekolah di tingkat distrik kurang tenaga pengajar. Ada sekolah yang ditemukan tenaga pengajarnya 5 sampai 6 guru SMP, bahkan ada yang hanya 1 sampai 3 guru SMP saja. Untuk mengatasi kondisi guru yang dijelaskan di atas, maka Dinas Pendidikan harus menganalisis kebutuhan guru dan menegaskan pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan tugas guru di Kabupaten Yahukimo. 4

Dinas Pendidikan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada pemerintah, dalam hal ini pihak Bupati bahkan Dinas Pendidikan Provinsi, dan juga harus mampu membina organisasi yang dipimpinnya agar mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Kemampuan pemimpin yang dimiliki oleh seorang Kepala Dinas terhadap personalia yang dibinanya, secara psikologis, hendaknya mencakup seluruh staf yang ada pada instansi Dinas Pendidikan tersebut, terlebih memberikan penjelasan bagaimana cara pengawasan yang efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan pengawasan, dan memonitor pengawas dalam menjalankan pengawasannya. Dalam implementasinya/kenyataannya Kepala Dinas sebagai kontroling/pengarah sulit untuk memperhatikan jalannya kegiatan pengawasan yang dilaksanakan pengawas. Kegiatan pengawasan yang melekat pada diri seorang Kepala Dinas, dalam hal ini Kepala Dinas Pendidikan Yahukimo, secara hirarki telah disusun agar pengawasan terhadap aktivitas personalia dapat dilakukan semaksimal mungkin. Melalui pembagian kerja yang mengacu pada struktur organisasi Kantor Dinas Pendidikan, berbagai kesalahan dan kekeliruan kerja sebagai akibat kelalaian para personalia, dibantu melalui para Kepala Bagian dan Kepala Sub Bagian yang ada. Adapun tentang pengawasan yang dilakukan oleh seorang Kepala Dinas Pendidikan Yahukimo 5

dalam rangka meningkatkan fungsi pengawasan Pendidikan Menengah, umumnya mencakup prosedur kerja para staf pengawas (lapangan), disiplin pegawai, tingkat kesalahan dalam bekerja, hingga tanggung jawab terhadap hasil yang dicapai. Sedangkan tentang Pendidikan Menengah di Kabupaten Yahukimo adalah mencakup proses pendidikan, pengevaluasian dan revisi rencana kerja. Proses pendidikan itu sendiri lebih menggambarkan penggunaan kemampuan yang dimiliki seorang pendidik atau pengajar dalam proses pendidikan, serta hasil yang dicapainya. Sedangkan evaluasi hasil lebih ditekankan pada bagaimana suatu tugas/ pekerjaan harus diukur atau dievaluasi untuk diketahui hasil kerja sebelum dan sesudah pekerjaan selesai. Yang dimaksud revisi rencana adalah ketika melakukan pengawasan harus diperiksa apakah pelaksanaan sudah cocok dengan perencanaannya, dan bagaimana program pengorganisasiannya. Ketika melakukan pelaksanaan maka pelaksanaan harus berpedoman pada perncanaannya, pelaksanaan pengorganisasian dan pengendalian. Hal tersebut ditinjau kembali kalau tidak relevan dengan rencana kerja sehingga harus dilakukan revisi rencana kerja. Suatu permasalahan yang dipandang sering tidak dipantau dengan maksimal oleh Kepala Dinas Pendidikan Yahukimo terhadap Pendidikan Menengah di tingkat distrik, adalah tingkat disiplin pengajar dan 6

pemanfaatan waktu dalam bekerja yang efektif. Adapun kaitannya dengan peran yang dijalankannya sebagai pemimpin instansi, ia (pemimpin) dapat menggunakan wewenang dan kekuasaannya untuk mengarahkan, dan memberi dorongan atau motivasi kepada para stafnya. Berhasil tidaknya peran yang dimainkan, sangat bergantung pada kemampuan dalam membangun koordinasi, kerjasama, komunikasi, serta kecakapan yang dimiliki termasuk kemampuan dalam memotivasi bawahannya. Upaya Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo sebagai lembaga yang mengelola pendidikan secara hirarki telah tersusun baik di antaranya ada pengawas di tingkat kabupaten, dan di tingkat distrik. Hanya saja tupoksi pengawas pendidikan menengah belum menunjukkan hasil secara optimal. Hal itu terjadi akibat kurangnya pemahaman tentang penjabaran fungsi tugas dari dinas pendidikan (kepala dinas). Dalam wawancara penulis dengan pengawas lapangan mengatakan bahwa, tiap tahun di Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo untuk dana pendidikan lebih besar, tetapi belum pernah ada program kunjungan kerja ke tingkat distrik. Hal ini menunjukkan bahwa dinas pendidikan telah menyusun program kerja tetapi realisasinya belum terlaksana sesuai harapan pemerintah dan juga masyarakat. 7

Program pengawasan belum berjalan terhadap pendidikan menengah yang ada di tingkat distrik, baik secara struktural maupun fungsional. Kegiatan evaluasi diri baru dilakukan untuk mengevaluasi kinerja setiap pengawas. Kegiatan ini dilakukan terutama pada saat akan terjadi kenaikan penghasilan. Format yang dilakukan saat ini dibuat oleh dinas. Evaluasi terhadap program kerja pengawas maupun kegiatan sekolah belum dilakukan. Sarana pendidikan yang dipunyai oleh sekolah menengah di tingkat distrik sangat minim, dan lahan yang dipakai oleh SMP di tingkat distrik sebagian besar menggunakan gedung sekolah dasar, hal ini tidak sesuai harapan masyarakat. Peralatan pendukung pembelajaran yang ada terbatas, pembuatan perangkap pembelajaran masih menggunakan mesin ketik di setiap sekolah. Sitem administrasi yang ada di dinas pendidikan (pengawas) masih lemah, meskipun didukung dengan seperangkat komputer, tetapi belum berjalan dengan maksimal. Laptop dan fasilitas elektronik lainnya tidak bisa digunakan, karena belum ada listrik di setiap sekolah yang ada di tingkat distrik. Menurut pengamatan penulis, tenaga administrasi di dinas pendidikan yang hanya satu orang tidak sesuai dengan banyaknya tugas yang harus diselesaikan. Selain itu, bagian ini juga belum mempunyai prosedur operasi standar, sehingga pekerjaan dilakukan pada saat diperlukan. 8

Peneliti telah melakukan penelitian awal untuk mengetahui sistem pelaksanaan fungsi pengawasan pendidikan menengah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo. Dari penelitian awal ini, telah ditemukan beberapa hal yang perlu ditelusuri lebih lanjut, dimulai dari visi, misi, dan tujuan. Meskipun sudah dibuat tetapi belum semua pengawas pendidikan menengah menghayati hal tersebut. Berdasarkan pengamatan, visi, misi, dan tujuan ini tidak ditempatkan di lokasi-lokasi yang strategis, serta tidak disosialisasikan dengan baik. Rencana kerja pengawas, baik jangka menengah maupun tahunan juga tidak dibuat. Program yang dijalankan pengawas ini dalam meningkatkan pengawasan, terutama berhubungan dengan keuangan, semua dikendalikan oleh kepala dinas pendidikan, pihak pengawas juga tidak membuat rencana strategis terhadap situasi pendidikan menengah. Setelah mengamati pelaksanaan fungsi pengawasan pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo dengan standar pengawasan pendidikan, ada beberapa hal yang perlu ditelusuri lebih lanjut. Untuk itu, penulis tertarik melakukan penelitian di lingkungan dinas pendidikan Kabupaten Yahukimo, terutama dengan fokus penelitian pada Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pendidikan Menengah: Studi pada Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo di Provinsi Papua. 9

1.2 Masalah dan Persoalan Penelitian Dengan memperhatikan standar pengawasan pendidikan di atas, serta melihat kondisi pengawasan pendidikan menengah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran umum pelaksanaan fungsi pengawasan pendidikan menengah di Kabupaten Yahukimo? 2. Sejauhmana Dinas Pendidikan Yahukimo telah melaksanakan fungsi pengawasannya? 3. Masalah atau hambatan apa saja yang dihadapi dinas pendidikan dalam menjalankan fungsi pengawasan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan fungsi pengawasan pendidikan menengah di Kabupaten Yahukimo; 2. Untuk mengetahui bagaimana fungsi Pengawasan Dinas Pendidikan terhadap pendidikan menengah di Yahukimo; 10

3. Untuk mengetahui masalah atau hambatan apa saja yang dihadapi Dinas Pendidikan dalam menjalankan fungsi pengawasan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil akhir yang diharapkan dari penelitian ini adalah diketahuinya kondisi nyata tentang pengawasan pendidikan menengah di lingkungan Kabupaten Yahukimo yang bermanfaat untuk pengawasan pendidikan secara umum. Secara khusus pendidikan ini diharapkan dapat memberi umpan balik bagi pendidikan menengah di lingkungan Kabupaten Yahukimo. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai: 1. Bahan kajian untuk mendalami dan mengembangkan pengawasan pendidikan menengah di lingkungan Kabupaten Yahukimo dalam rangka peningkatan mutu, sesuai standar pengawasan pendidikan; 2. Bahan masukan penelitian berikutnya bagi yang berminat melakukan penelitian terhadap permasalahan yang terkait dengan penelitian ini. 3. Bagi masyarakat, bisa memperoleh pelayanan pendidikan yang disediakan oleh pemerintah secara lebih baik; 11

4. Bagi guru, dapat memberikan masukan tentang kegiatan pembelajaran yang benar sesuai standar Pengelolahan pendidikan; 5. Bagi pengawas pendidikan menengah, dapat memberikan masukan untuk memperbaiki pengawasan sesuai stadar pengawasan pendidikan; 6. Bagi penyelenggara pendidikan, sebagai umpan balik tentang cara pengawasan suatu intitusi pendidikan menengah yang baik dan benar. 12