INOVASI TERKAIT HIPERBILIRUBINEMIA

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL FOTOTERAPI PADA BAYI NSA419. Materi Fototerapi Pada Bayi. Disusun Oleh Ns. Widia Sari, M. Kep. UNIVERSITAS ESA UNGGUL Tahun 2018

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

Hubungan Pendidikan Kesehatan dengan Kejadian Hiperbilirubinemia di Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter?

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ASUHAN HIPERBILIRUBIN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dimana 75% berasal dari penghancuran eritrosit dan 25% berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan konjugasi serta

3. Potensial komplikasi : dehidrasi. 3. Defisit pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar

LAMPIRAN. b. NIP : e. Fakultas / Program Studi : Kedokteran / PPDS IKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bilirubin merupakan produk dari sejumlah destruksi normal dari sirkulasi eritrosit dimana

C. Pengaruh Sinar Fototerapi Terhadap Bilirubin Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang perawat di

TIRAI PUTIH PENUTUP LAMPU FOTOTERAPI DAN PENUTUP INKUBATOR. A. Pengertian Inovasi ( Tirai warna putih) :

HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS

PROFESI Volume 10 / September 2013 Februari 2014

METABOLISME BILIRUBIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikterus neonatorum merupakan masalah yang sering dijumpai pada perawatan bayi baru lahir normal, khususnya di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA INDUKSI

Hangkatkan ruangan tempat unit diletakkan, bila perlu, sehingga suhu dibawah sinar adalah 28 o C sampai 30 o C.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian bayi di negara-negara ASEAN seperti Singapura

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

BAB I PENDAHULUAN. usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian

HUBUNGAN INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA VAKUM EKSTRAKSI

PENJELASAN MENGIKUTI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iriyanto dan Dyah Titisari (2011). Merancang phototherapy dengan

ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS UMUR 3 HARI DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA DI RUANG PENDET (NICU) RSUD BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan ekstrauterin. Secara normal, neonatus aterm akan mengalami

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. : RSUD Sunan Kalijaga Demak

PEMBERIAN FOTOTERAPI DENGAN PENURUNAN KADAR BILIRUBIN DALAM DARAH PADA BAYI BBLR DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA

BAB I PENDAHULUAN. Ikterus merupakan perubahan warna kuning pada kulit, jaringan mukosa,

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan melibatkan individu secara total, melibatkan keseluruhan status

BAB VI PEMBAHASAN. pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94

TATALAKSANA FOTOTERAPI PADA BAYI KURANG BULAN. Roro Kurnia Kusuma W

Perancangan Aplikasi Diagnosis Kadar Bilirubin Berdasarkan Ikterus Pada Bayi Dengan Acuan Kramer

BAB I PENDAHULUAN. bulan, 80% anak meninggal terjadi saat umur 1-11 bulan. 1 Menurut profil

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi diperlukan manusia Indonesia yang berkualitas untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan medik maupun paramedik serta sebagai pelayanan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN USIA GESTASI DAN JENIS PERSALINAN DENGAN KADAR BILIRUBINEMIA PADA BAYI IKTERUS DI RSUP NTB. Syajaratuddur Faiqah

ABSTRAK INSIDENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya subbagian Perinatologi. Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP/ RS

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

Hubungan Jenis Persalinan dan Prematuritas dengan Hiperbilirubinemia di RS Persahabatan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

Hubungan antara Apgar Score Dengan Ikterus Neonatorum Fisiologis di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung Tahun 2014

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

PW214 KEPERAWATAN ANAK 1

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

SINDROM DOWN HIPERBILIRUBINEMIA

MAKALAH MEMANDIKAN DAN PERAWATAN TALI PUSAT

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Subyek penelitian adalah 48 neonatus dengan hiperbilirubinemia. Jenis kelamin

PEMBERIAN ASI EFEKTIF MEMPERSINGKAT DURASI PEMBERIAN FOTOTERAPI

GAMBARAN BAYI BARU LAHIR DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA DI RSUP H.ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh : PRIYA DARISHINI GUNASEGARAN

PENILAIAN USIA KEHAMILAN

NEONATUS BERESIKO TINGGI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram,

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Hasil Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi September hingga

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIPERBILIRUBIN DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MENJEMUR BAYI DI KELURAHAN SANGKRAH

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi selanjutnya. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru Lahir Di RSUP H.Adam Malik Medan Dari Tahun

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Tindakan keperawatan (Implementasi)

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Keperawatan YANTI RIYANTINI

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi perubahan meliputi perubahan fisik, emosional ibu dan status

BAB V PENUTUP. khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II A 0 hamil 40 minggu. mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,5 0 c, RR: 26 x/menit, hasil

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

LAMPIRAN. Posisi prone yaitu posisi bayi ketika lahir lutut fleksi di bawah abdomen dan posisi badan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang sering dihadapi tenaga kesehatan terjadi pada sekitar 25-50% bayi

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

Transkripsi:

Lampiran 1 INOVASI TERKAIT HIPERBILIRUBINEMIA A. Judul Penggunaan linen putih sebagai media pemantulan sinar pada fototerapi. B. Pengertian Foto terapi yaitu pemberian lampu fluoresen (panjang gelombang 430-470 nm) pada kulit bayi. Cahaya membantu ekskresi bilirubin dengan cara fotoisomerasi, yang mengubah struktur bilirubin indirek dalam hati menjadi bentuk larut dalam air sehingga dapat di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus dikonjugasi dahulu. Fototerapi merupakan tindakan memberikan terapi melalui sinar yang menggunakan lampu. Lampu yang digunakan sebaiknya tidak lebih dari 500 jam untuk menghindari turunnya energi yang dihasilkan oleh lampu (Hidayat, 2008). C. Landasan Teori Fototerapi telah dilakukan selama hampir 40 tahun, namun masih ada hal yang diperdebatkan tentang bukti bagaimana fototerapi paling efektif. Fototerapi dengan menggunakan linen putih pada tempat tidur bayi dapat berfungsi yang berfungsi sebagai pemantul sinar dapat meningkatkan intensitas sinar dan meningkatkan respon penurunan konsentrasi bilirubin serum. Hal ini dimodifikasi dan dilakukan berdasarkan penelitian Emil Azlin pada tahun 2009 bahwa fototerapi dengan menggunakan tirai putih pemantul sinar yang diletakkan di sisi-sisi unit fototerapi akan meningkatkan intensitas sinar dan meningkatkan respon penurunan konsentrasi bilirubin serum. Foto terapi terdiri atas pemberian lampu fluoresen (panjang gelombang 430-470 nm) pada kulit bayi. Cahaya membantu ekskresi bilirubin dengan

Lampiran 1 cara fotoisomerasi, yang mengubah struktur bilirubin indirek dalam hati menjadi bentuk larut dalam air sehingga dapat di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus dikonjugasi dahulu (Sari Pediatri, 2011). D. Tujuan Tujuan fototerapi untuk membatasi peningkatan bilirubin serum dan mencegah penumpukan bilirubin di jaringan otak yang dapat menyebabkan komplikasi neurologis yang dikenal sebagai kernicterus. E. Manfaat Penggunaan linen putih sebagai pemantul sinar dapat meningkatkan intensitas sinar fototerapi sehingga dapat meningkatkan efektifitas fototerapi, selain itu dapat menghemat biaya dan memperpendek masa rawat. F. Metodologi Penilaian fisik terhadap bayi kurang bulan atau bayi cukup bulan yang menderita ikterus pada minggu pertama kehidupan. G. Persiapan 1. Lampu / neon fototerapi sebanyak 8-10 buah yang disusun secara paralel masing-masing 20 watt 2. Tempat tidur bayi (incubator) 3. Linen putih untuk pengalas tempat tidur 4. Penutup mata yang tidak tembus sinar 5. Plester dan gunting H. Pelaksanaan 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada orang tua bayi 3. Atur posisi bayi dalam keadaan tidak berpakaian

Lampiran 1 4. Tutup mata dengan penutup yang tidak tembus sinar dan lakukan fiksasi dengan plester agar tidak bergeser atau berubah posisi 5. Atur lampu sinar dengan jarak kurang lebih 40 cm 6. Lakukan secara terus menerus selama 24 jam dan istirahat 12 jam kemudian lanjutkan kembali 7. Atur posisi bayi tiap 6 jam : telentang, miring ke kanan, telungkup dan miring ke kiri 8. Lakukan pengukuran suhu setiap 4-6 jam 9. Lakukan observasi dan atat lamanya terapi sinar 10. Catat kondisi perkembangan bayi 11. Berikan Air Susu Ibu yang cukup. pada saat memberikan ASI, bayi dikeluarkan dari tempat terapi dan dipangku (posisi menyusui), penutup mata dibuka serta diobservasi ada tidaknya iritasi. 12. Cuci tangan I. Sumber/ Referensi Aziz Alimul Hidayat. (2007). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta : EGC. Emil Azlin. (2011). Efektifitas fototerapi ganda dan fototerapi tunggal dengan tirai pemantul sinar pada Neonatus yang mengalami Joundice. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sari Pediatri vol. 13, No.2, Agustus 2011. Medan

INOVASI TERKAIT HIPERBILIRUBINEMIA A. Judul Penentuan Derajat Ikterus Berdasarkan Pembagian Zona Tubuh (Menurut Kramer). B. Pengertian Pemeriksaan Kramer adalah suatu pemeriksaan (tindakan atau cara) dalam menilai / menentukan derajat ikterus yang merupakan risiko terjadinya kern ikterus. C. Landasan Teori Hiperbilirubinemia memiliki persentase yang kecil sebagai penyebab kematian neonatal namun mempunyai komplikasi yang dapat mengakibatkan gangguan perkembangan neurologis atau kecatatan. Hiperbilirubinemia adalah akumulasi bilirubin dalam darah yang berlebihan ditandai dengan adanya joundice atau ikterus, perubahan warna kekuningan pada kulit, sklera dan kuku (Hockenberry & Wilson, 2009). Hiperbilirubinemia dapat muncul dalam salah satu dari dua bentuk berikut ini : hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi/ indirek atau terkonjugasi / direk. Tanda yang paling mudah dilihat atau diidentifikasi dari kedua bentuk tersebut adalah kulit dan selaput lendir menjadi kuning. Hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir dapat terlihat nyata jika kadar bilirubin dalam darah lebih dari atau sama dengan 5 mg/dl (Indrasanto et al, 2008). Peningkatan kadar bilirubin disertai oleh perkembangan ikterus pada kulit secara cephalocaudal yang meluas mulai dari wajah, badan, kaki dan akhirnya ke telapak tangan dan telapak kaki. Kadar bilirubin darah dapat diperkirakan secara klinis dengan skala lima poin dari Kramer.

D. Tujuan Pemeriksaan Kramer dilakukan untuk menilai kadar bilirubin didalam darah dan menentukan derajat ikterus pada bayi baru lahir. E. Manfaat 1. Menghilangkan/mengatasi penyebab. 2. Mencegah peningkatan kadar bilirubin lebih lanjut. 3. Menentukan asuhan keperawatan yang akan diberikan pada bayi dengan ikterus neonatorum. 4. Merumuskan diagnosa keperawatan dan menentukan prioritas pada masalah bayi dengan ikterus neonatorum. 5. Melaksanakan dan mengantisipasi masalah potensial / diagnosa lain pada bayi dengan ikterus neonatorum. 6. Mengambil keputusan tindakan segera / kolaborasi pada bayi dengan ikterus neonatorum. 7. Menyusun rencana keperawatan pada bayi dengan ikterus neonatorum F. Metodologi Pemeriksaan fisik pembagian zona tubuh untuk menilai kadar bilirubin didalam darah dan menentukan derajat ikterus pada bayi baru lahir. G. Persiapan Pencahayaan yang cukup (di siang hari dengan cahaya matahari) karena ikterus bisa terlihat lebih parah bila dilihat dengan pencahayaan yang kurang. H. Pelaksanaan 1. Tekan kulit bayi dengan lembut dengan jari untuk mengetahui warna dibawah kulit dan jaringan subkutan. 2. Tentukan keparahan ikterus berdasarkan umur bayi dan bagian tubuh yang tampak kuning. Bila kuning terlihat pada bagian tubuh manapun pada hari pertama dan terlihat pada lengan, tungkai, tangan dan kaki

pada hari kedua, maka digolongkan sebagai ikterus sangat berat dan memerlukan terapi sinar secepatnya. Tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan kadar bilirubin serum untuk memulai terapi sinar. 3. Membagi tubuh bayi baru lahir dalam lima bagian. 4. Kemudian penilaian kadar bilirubin dari tiap-tiap nomor disesuaikan dengan angka rata-rata sesuai gambar di bawah ini : Sumber : Kemp, 2009 Keterangan : Kramer 1 : Wajah dan leher saja (Bilirubin total ± 5 7 mg). Kramer 2 : Dada dan punggung (Bilirubin total ± 7 10 mg%) Kramer 3 : Perut bawah, umbilical sampai lutut (Bilirubin total ± 10 13 mg) Kramer 4 : Lengan dan kaki dibawah lutut (Bilirubin total ± 13 17 mg%) Kramer 5 : Tangan dan kaki (Bilirubin total >17 mg%). I. Sumber/ referensi Hockenberry & Wilson, M.J. (2009) nursing care of infants and children. Eight edition. St. Louis : Mosby Elsevier.

Indrasanto, E., Dharmasetiawani, N., Rohsiswatmo, R & Kaban, R.K.. (2008). Paket pelatihan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi komprehensif (PONEK) : Asuhan neonatal essensial. Jakarta : JNPK KR.