BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. PENDAHULUAN. Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan. pertumbuhan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, dan bahkan ada hanya sekedar bermain atau bersenang-senang. Di

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tenis lapangan. Kegiatan olahraga tenis lapangan dapat dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan modifikasi raket sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2016 PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG

BAB I PENDAHULUAN. sekolah masih kurang memenuhi kebutuhan untuk mengembangkan bakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan menggairahkan. Tidak ada batasan umur, laki-laki ataupun

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Tenis adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan mengarahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

I. PENDAHULUAN. UU RI NO 3 tahun 2005 BAB II pasal 4 sistem keolahragaan nasional

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

Pertanyaan-Pertanyan Yang Diharapkan Muncul Sejalan Dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing... 39

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan olahraga ini di

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapatkan pengembangan dalam kepribadian maupun pengetahuan. maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS VII SMP SANTA MARIA KOTA SELATAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. ekstrakurikuler di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia serta digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sempatberhenti sampai sekitar dua tahun awal kemerdekaan. Dengan ditandai

lain adalah untuk mendapatkan kesenangan, memenuhi hasrat bergerak Dalam kehidupan modern ini manusia tidak dapat dipisahkan dengan PENDAHULUAN BAB I

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lembaga pendidikan adalah suatu tempat pendidikan anak-anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Passing

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruang lingkup Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sepak bola

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan seorang di lingkungan sekolah, disatu sisi tampaknya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh

PEKALONGAN BASKETBALL ARENA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olah

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bambang Sugandi, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional dan dimainkan hampir di semua kota di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

Transkripsi:

A. Simpulan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa simpulan, yakni di antaranya sebagai berikut ini. 1. Program latihan dengan menggunakan media raket tenis memberikan pengaruh terhadap kemampuan gerak dasar lob siswa dalam permainan bulutangkis. Rumusan hipotesisnya yaitu H 0 = latihan dengan menggunakan media raket tenis memberikanpengaruh yang tidak signifikan terhadap kemampuan gerak dasar lob anak pada permainan bulutangkis. Sementara H 1 = latihan dengan menggunakan media raket tenis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan gerak dasar lob anak pada permainan bulutangkis. Berdasarkan hasil uji perbedaan rata-rata pretes dan postes kelompok eksperimen, dengan diperoleh hasil P-value (sig-1 tailed) sebesar 0,000. P-value < 0,05 dari hasil tersebut maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya bahwa program latihan pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh terhadap kemampuan gerak dasar lob siswa pada permainan bulutangkis. Pengaruh tersebut turut diperlihatkan dengan adanya peningkatan rata-rata hasil pretes dan postes siswa. Berdasarkan hasil pretes pada kelompok eksperimen, diperoleh hasil rata-rata skor sebesar 1,60 atau rata-rata nilai 40,00. Sementara berdasarkan hasil postes diperoleh rata-rata skor 3,33 atau rata-rata nilai 83,3. Selisih skor rata-rata pada saat pretes dan postes yaitu sebesar 1,73 atau selisih nilainya 43,33. Peningkatan yang cukup baik tampak setelah pemberian treatment. Hal ini turut dipengaruhi oleh program latihan yang dilakukan dengan media berbeban dan dilakukan secara bertahap sehingga mampu meningkatkan kemampuan otot lengan siswa dalam melakukan gerak dasar lob siswa dalam permainan bulutangkis. 2. Program latihan tanpa menggunakan media memberikan pengaruh terhadap kemampuan gerak dasar lob siswa dalam permainan bulutangkis. Rumusan hipotesisnya yiatu H 0 = latihan tanpa menggunakan media raket tenis memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kemampuan gerak 84

85 dasar lob anak pada permainan bulutangkis. Sementara H 1 = latihan tanpa menggunakan media raket tenis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan gerak dasar lob siswa pada permainan bulutangkis.berdasarkan hasil uji perbedaan rata-rata pretes dan postes kelompok eksperimen, dengan diperoleh hasil P-value (sig-1 tailed) sebesar 0,000. Dari hasil tersebut P-value < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya bahwa latihan tanpa menggunakan media memberikan pengaruh terhadap kemampuan gerak dasar lob siswa pada permainan bulutangkis. Peningkatan kemampuan gerak dasar lob siswa dapat dilihat dari rata-rata hasil pretes dan postes. Berdasarkan hasil pretes pada kelompok kontrol, diperoleh hasil skor 1,27 atau rata-rata nilai 31,67. Sementara berdasarkan hasil postes diperoleh rata-rata skor 3,13 atau ratarata nilai 73,33. Program latihan pada kelompok kontrol menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Hal ini turut dipengaruhi oleh intensitas latihan yang dilakukan dengan arahan guru dan saling memberi umpan antar sesama teman. 3. Kemampuan gerak dasar lob siswa pada kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.rumusan hipotesisnya yaitu H 0 = latihan dengan menggunakan media raket tenis tidak lebih signifikan daripada latihan tanpa menggunakan media raket tenis dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar lob pada permainan bulutangkis. Sementara H 1 = latihan dengan menggunakan media raket tenis lebih signifikan daripada latihan tanpa menggunakan media raket tenis dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar lob pada permainan bulutangkis.berdasarkan hasil perhitungan uji beda rata-rata gainpada kedua kelompok, dengan diperoleh P-value (sig-2 tailed) sebesar 0,002, artinya hal tersebut menunjukkan bahwa P-value < 0,05 sehingga H 0 ditolak H 1 diterima, artinya latihan dengan menggunakan media raket tenis lebih signifikan daripada latihan tanpa menggunakan media dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar lob pada permainan bulutangkis.secara keseluruhan, kedua perlakuan berupa program latihan pada masing-masing kelompok sama-sama memberikan pengaruh terhadap kemampuan gerak dasar lob siswa, namun

86 peningkatan yang lebih baik terlihat pada kelompok eksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa program latihan dengan menggunakan media raket tenis pada kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan tanpa media pada kelompok kontrol. B. Implikasi Berdasarkan simpulan penelitian di atas, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan implikasi yaitu latihan dengan menggunakan media raket tenis dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lob pada permainan bulutangkis di SDN Cijeler III Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. C. Rekomendasi Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada kelompok eksperimen maupun kontrol, maka terdapat beberapa implikasi dari hasil penelitian ini yang dapat ditujukan bagi berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut. 1. Bagi Guru Pembelajaran PJOK pada materi permainan dan olahraga khususnya bulutangkis dapat diterapkan di sekolah sesuai dengan tuntutan kurikulum di sekolah dasar. Namun jika melihat kondisi di tiap sekolah yang umumnya terkendala fasilitas sarana dan prasarana seringkali menjadi penghambat tersampaikannya materi tentang bulutangkis. Saran dari peneliti alangkah baiknya jika kendala tersebut tidak menjadi penghambat dalam melakukan olahraga bulutangkis, karena pembelajaran bulutangkis tidak mengharuskan terselenggara di arena tertutup seperti GOR, untuk tingkat sekolah dasar pembelajaran dapat dilakukan di luar ruangan misalnya di lapangan tertentu dan ukuran lapangan pun dapat dimodifikasi, sebab tuntutan pembelajaran bulutangkis di SD bukan diarahkan untuk mencetak siswa menjadi atlet (bukan sebagai olahraga prestasi) namun untuk pengembangan aktivitas fisik dan kebugaran siswa. Implikasinya terhadap pembelajaran bulutangkis yang dapat dilakukan oleh guru di sekolah yaitu terkait dengan program latihan untuk melatih

87 kemampuan gerak dasar lob siswa dapat dilakukan oleh guru dengan penggunaan media lain yang mendukung seperti menggunakan botol bekas yang berukuran agak besar yang diisi oleh pasir di dalamnya. Tujuannya untuk memberikan sedikit beban pada saat siswa dalam berlatih kekuatan otot lengan siswa. namun harus dipastikan penggunaan media tersebut aman dilakukan oleh siswa. Dan untuk mengoptimalkan pembelajaran yang hanya terbatas oleh waktu pada saat pembelajaran, guru bisa mengembangkannya dikegiatan ekstrakulikuler sehingga siswa bisa lebih berkembang dalam kegiatan bulutangkis. 2. Bagi Siswa Setiap siswa tentu memiliki bakat dan kegemaran akan suatu hal yang berbeda-beda. Implikasinya, bagi siswa yang memiliki minat atau kemauan untuk belajar bulutangkis, mulailah untuk sedikit demi sedikit mempelajari teknik-teknik dasar bulutangkis misalnya dengan meminta kepada guru penjas di sekolah yang bersangkutan untuk mempelajarinya atau berbicara kepada orang tua akan kegemarannya itu agar difasilitasi. Sementara untuk siswa yang sudah memiliki bakat atau sudah memiliki teknik dasar dalam bermain bulutangkis yang cukup baik, maka kembangkan terus kemampuannya itu, misalnya dengan mengikuti club bulutangkis di daerah atau rajin mengikuti latihan-latihan khusus bersama guru untuk lebih mengembangkan kemampuannya tersebut sehingga diharapkan mampu berprestasi dengan baik dalam cabang olahraga bulutangkis. Untuk lebih memahami teknik-teknik bulutangkis itu sendiri siswa harus rajin mengikuti kegiatan ekstrakelas yang telah ada karena dengan kebiasaan yang terus menerus dilatih akan mengoptimalkan kemampuan yang ada pada diri siswa itu sendiri. 3. Bagi Pihak Sekolah Pihak sekolah diharapkan mampu mengawal dan memfasilitasi siswa, khususnya yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran PJOK, termasuk mengupayakan tersedianya lapangan yang strategis demi terlaksananya proses penyampaian materi tentang bulutangkis. Lapangan yang dimaksud tidak harus berupa gedung olahraga namun setidaknya

88 tersedia lapangan yang cukup mampu menampung siswa untuk melaksanakan olahraga. Selain itu, dukung guru dan siswa jika suatu waktu terdapat kejuaraan-kejuaraan bulutangkis atau pelatihan-pelatihan tertentu yang menunjang profesionalisme guru penjas, khususnya yang berkaitan dengan bulutangkis seperti misalnya penataran wasit bulutangkis, dan sebagainya. Hal ini diharapkan mampu memberikan motivasi bagi guru dan siswa yang memiliki bakat dalam bulutangkis sehingga dapat memunculkan benih-benih atlet bulutangkis di sekolah. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian tentang kemampuan gerak dasar lob bulutangkis ini tidak sematamata berakhir berdasarkan hasil simpulan yang diberikan, namun masih memunculkan peluang-peluang bagi peneliti lain untuk mengembangkan metode-metode latihan lainnya untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam gerak dasar lob atau kemampuan gerak dasar lainnya dalam bulutangkis. Amati permasalahan yang seringkali terjadi pada siswa saat belajar bulutangkis, lalu susun sebuah metode atau program latihan tertentu yang akan dikembangkan dalam penelitian. Pertimbangkan beragam kendala yang mungkin terjadi saat pembelajaran bulutangkis berlangsung dan siasati cara penyelesaian masalahnya. Pertimbangkan pula kondisi siswa di sekolah yang bersangkutan, jangan memberatkan hal apapun yang mungkin bisa mempengaruhi berlangsungnya proses pembelajaran bulutangkis.