B A B 4 AGILE MANUGACTURING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 LEAN PRODUCTION SYSTEM

STRATEGI DAN PELUANG YANG KOMPETITIF. Pertemuan 03 3 SKS

2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis

Bab 2 Strategi Supply Chain

PENGENALAN E-COMMERCE

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI

BAB 1 PENGANTAR SISTEM MANUFAKTUR

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB II TARGET COSTING

Information System Analysis and Design

Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan. Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8


B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

Konsep E-Business. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom

*Bagaimana menerjemahkan kebutuhan pelanggan yang subyektif menjadi target yang tepat untuk langkah pengembangan selanjutnya?

Apa itu Lean Manufacturing dan Bagaimana Cara Penerapannya?

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari penjualan produk tersebut. Perusahaan harus memperhatikan nilai

SISTEM INFORMASI (Studi Kasus : Pizza Hut)

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

PENGELOLAAN BIAYA MANUFAKTUR PADA LINGKUNGAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR MAJU. Oleh : Edi Sukarmanto Th. 1 Abstrak

ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom

IMC 2 IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN PASAR DAN KLASIFIKASINYA (PRODUCT PORTFOLIO) Berliani Ardha, SE, M.Si. yellow tulips symbolizing cheerful thoughts

Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng

BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng

Perencanaan Kebutuhan Material (MRP)

BAB I PERANAN PEMASARAN DALAM ABAD 21

BAB V LEAN PRODUCTION & AGILE MANUFACTURING

Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain

Minggu 01 Sistem Informasi

A. Pengertian Supply Chain Management

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

P nge g rt r ia i n E-Com o m m e m rc r e

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2015

Bab 11 Struktur Pasar : Pasar Oligopoli

Analisis Proses Bisnis

Strategi Bersaing dengan Agile Manufacturing

DASAR SISTEM DALAM BISNIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Enterprise Resource Planning

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

Jadwal : Rabu, di R.307 Dosen : Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen.

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DI BENGKEL LANCAR MOTOR PADA BAGIAN BENGKEL MESIN

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Inventori. Bab IV : Supply-Chain Management

PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG,

Program Studi S-1 TEKNIK INDUSTRI

ARTIKEL SIM (SISTEM INFORMASI MANAJEMEN)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Persaingan Monopolistik dan Oligopoli. Abd. Jamal, S.E., M.Si

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk

Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi

BAB I PE DAHULUA Latar Belakang. Iklim kompetitif yang semakin kuat ini mengharuskan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi

to business (B2B). Bentuk kerja sama ini dapat membantu upaya efisiensi bisnis (perusahaan) dengan institusi bisnis lainnya.

E-Marketing dalam E-Business

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi

Materi #12. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n

TUGAS KARYA ILMIAH E-BISNISS

MANAJEMEN PRODUKSI Dalam AGRIBISNIS

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan berbagai kebijakan untuk mencapai tujuan utamanya. Tujuan utama

Makalah Pasar Oligopoli

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi

Pos Indonesia Cloud Migration. 1 Pos Indonesia Cloud Migration

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Kerja Strategic Marketing Plus 2000

Teknik Informatika S1

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

Sistem Informasi

BAB II LANDASAN TEORI

Bentuk Bentuk E-Business. 1. E-Government

Enterprise Architecture Planning

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK

Perencanaan Sumber Daya

Hakikat Rantai Pasokan

Chapter 1 INTRODUCTION TO COMPUTERIZED BASED INFORMATION SYSTEM. By MAHSINA, SE, MSI

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

Pemasar dapat menawarkan lebih banyak produk dan jasa dari sebelumnya. Pemasar dapat mengumpulkan informasi mengenai konsumennya dengan lebih cepat

Materi II Overview Sistem Informasi. Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

B A B 4 AGILE MANUGACTURING Ir. Bb. INDRAYADI, M.T JUR TEKNIK INDUSTRI F T U B MALANG Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 1

4.1. KONSEP AGILE MANUFACTURING Agile Manufacture merupakan istilah yang diterapkan pada sebuah organisasi yang telah menciptakan : PROSES, PERALATAN, dan PELATIHAN untuk MERESPON SECARA CEPAT dalam bentuk kebutuhan pelanggan dan perubahan pasar serta tetap mengendalikan biaya dan kualitas. (Ivars Gutmanis, 1997). Agility mincul sebagai paradigma baru yg dibutuhkan untuk unggul dalam lingkungan kompetitif. Agile Manufactur lahir setelah Lean Manufacturing. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 2

Konsep Agile Manufacturing dibangun atas dasar SINTESIS dari sejumlah perusahaan yg masing-masing memilki ketrampilan atau kopetensi inti yg membawa mereka ke penggabungan operasi (venturing) yg didasarkan pada masing-masing : MITRA, PENGGUNAAN FASILITAS dan SUMBER DAYA. Perusahaan patungan disebut Virtual Company, karena mereka tidak cukup sumber daya sendiri. Hal ini akan membantu perusahaan untuk menjadi Agile, karena mereka dapat dibentuk dan berubah sangat cepat. Agile manufacturing mencakup lingkup : 1. Level strategi manufactur perusahaan dari pengenalan produk baru sampai perubahan pasar secara cepat. 2. Kemampuan organisasi untuk hidup/ berkembang pada lingkungan persaingan. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 3

VIRTUAL COMPANY Perusahaan A Kompetensi 1, 2 Perusahaan B Kompetensi 3,4 PASAR KOMPE TITIF Perusahaan C Kompetensi 5 KOMPETENSI GABUNGAN VENTURING (Penggabungan operasi) Perusahaan ke P FASILITAS SUMBER DAYA Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 4

Gambar 4-2. Model Konseptual Agility. Gambar 4-2.Model Konsep Agility.docx Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 5

4.2. AGILITY DRIVERS. Agility Drivers merupakan faktor-faktor pendorong yg bisa memunculkan Agility, yaitu : 1. Perubahan pasar. 2. Peningkatan kompetensi. 3. Kebutuhan dan keinginan konsumen. 4 Faktor sosial. 4.3. AGILTY CAPABILITIES. Agility Capabilities merupakan kemampuan perusahaan untuk menjadi Agile. Perusahaan memerlukan atau membangun kapabilitas untuk merespon faktor-faktor pada agility drivers ( 1 s/d 4 ), agar dapat tetap bertahan dan tumbuh dalam lingkungan persaingan yg tinggi/ kompetitif Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 6

Kapabilitas agility meliputi: 1.Responsiveness. 2.Kompetensi. 3.Prioritas Kompetitif. 4.Kecepatan Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 7

4.5. AGILITY PROVIDERS. 1.ORGANISASI. bagaimana organisasi menetukan cara-cara baru, bekerja sama dengan pesaingnya dan menggunakan teknik-teknik untuk mencapai tujuannya. 2. S D M. terkait dengan pengetahuannya, kemampuan dan ketrampilan (skill) yg dimiliki untuk menghasilkan produktivitas yg tinggi bagi perusahaan. 3.TEKNOLOGI. teknologi yg digunakan perusahaan untuk mencapi Keefektifan dan efisiensi di dalam perusahaan. 4.SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. penggunaan Software dan hardware untuk membantu mempercepat proses pengambilan keputusan, misalnya : Electronic Commerce, Multi media, Internet dll. 5.INOVASI. perubahan-perubahan produk sesuai dengan keinginan konsumen ataupun keperluan pasar. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 8

Untuk mencapai perusahaan supaya AGILE, maka dpierlukan Integrasi yg baik antara : AGILITY CAPABILITY dan AGILITY PROVIDERS. KUNCI SUKSES dari Agile manufaktur meliputi : 1. Lingkungan yg Kompetitif, akan memaksa terjadinya perubahan pada sistem manufaktur dan organisasinya. 2.Menerapkan Agile Manufaktur (AM), dapat secara cepat merespon perubahan kebutuhan konsumen untuk produk yg dibuat secara CUSTOMIZED. 3.A.M yg diterapkan merupakan integrasi dari : a).penggunaan teknologi yg lebih fleksibel. b).beban kerja yg disesuaikan dg kemampuan pekerja. c).struktur manajemen yg mengacu pada perubahan internal diantara perusahaan. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 9

4.5. SUMBER DAYA. Teknologi yg diperlukan dalam operasional Agility ini tidak harus teknologi tinggi (High-tech), namun teknologi yg memiliki kemampuan yg tinggi dalam merespon kebutuhan. Sumber daya manusia yg berpendidikan dan terlatih diperlukan perusahaan untuk merespon terhadap kebutuhan konsumen yg cepat / dinamik dan memberikan kebutuhan konsumen. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 10

4.6. PRIORITAS KOMPETITIF Merupakan kemampuan perusahaan untuk menterjemahkan kebutuhan konsumen ke dalam tujuan operasional yang meliputi: a).kecepatan merespon. b).pengenalan produk baru. c).kualitas yg konsisten. d).pengiriman tepat waktu. e).fleksibilitas. f). biaya rendah. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 11

4.7. MEREORGANISASI SISTEM PRODUKSI UNTUK MENCAPAI AGILE Mengorganisir operasi-operasi produksi yg dikelompokkan ke dalam 3 cara area dasar, yaitu : 1.Product Design. 2.Marketing. 3.Operasi-operasi produksi, a.d.1. Product Design. Dikembangkan untuk produk-produk yg mempunyai karakteristik: a).customizable. b).upgradeable. c).reconfigurable. d).design Modularity. e).frequent Model Changes. f).platforms For Information and Services. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 12

a.d.2. Marketing Menjadi sebuah Agile Manufacturing, perusahaan harus mencapai beberapa sasaran / tujuan yang berhubungan langsung dengan atribut-atribut desain produk, meliputi : a). Aggressive and Proactive Product Marketing. b). Cannibalize Successful Products. c). Frequent new product introductions. d). Life Cycle Product Support. e). Pricing by Customer Value. f). Effective Niche Market Computer. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 13

a.d.3. Operasi-operasi Produksi Pengaruh utama pada sistem produksi Agile dapat dicapai dengan mengorganisir operasi-operasi pabrik dan prosedurprosedur serta sistem yang mendukung operasi-operasi ini. Tujuan di dalam operasi produksi dan prosedur-prosedur yg konsisten dengan strategi Agile adalah : a).be a cost effective, low-volume procedure. b).be able to produce the customer order. c).master mass customization. d).use Reconfigurable and Reuseable Processes, Tooling and Reuseable. e).integrated Business Procedure with Production. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 14

4.8. MASS PRODUCTION vs AGILE MANUFACTURE Besar MASS PRODUCTION Jumlah Produksi AGILE MANUFACTURING Kecil Produk standar Variasi Variasi tertentu (sesuai pesanan) Dasarnya Forecasting Kapasitas Produksi Kadang ada Inventory Tidak ada Teknologi rendah Tidak terjali hubungan Dasarnya biaya produksi Sistem Informasi Hubungan Konsumen Produsen Harga Produk Berdasarkan permintaan pelanggan Teknologi terkini / canggih Terjalin hubungan baik Ditentukan konsumen Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 15

1.PASAR OLIGOPOLI. PENGELOMPOKKAN PASAR 16 adalah struktur pasar dimana sebagian besar output dari suatu industri hanya dihasilkan oleh sejumlah kecil perusahaan. Dalam membuat keputusan harga dan out mereka saling tergantung, artinya bila salah satu perusahaan menaikkan / mengubah harganya, maka perusahaan lainnya akan bereaksi sama. 2. PASAR MONOPOLI. adalah struktur pasar yg dicirikan oleh adanya seorang produsen tunggal. Perusahaan yg monopolistik sekaligus bisa menentukan harga produk dan jumlah outputnya, serta sangat mungkin untuk memperoleh laba diatas laba normal bahkan bisa sampai jangka panjang. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG

3. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA. adalah struktur pasar yg dicirikan oleh jumlah pembeli dan penjual yg sangat banyak. Para pembeli dan penjual secara individual bertindak sebagai penerima harga dan tidak bisa mempengaruhi harga produk. Dalam jangka panjang tidak ada perusahaan yg menerima laba diatas laba normal. 4. PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK. adalah struktur pasar yg mirip dengan pasar persaingan sempura, hanya perbedaannya konsumen mengetahui perbedaan2 dari produk2 yg dihasilkan oleh perusahaan yg berbeda. contoh: sama2 produk sepeda motor China, Yamaha, motor India dll KARTEL Kartel terbentuk dari pasar yg Oligopolistik, yaitu perusahaan2 mengadakan suatu persetujuan untuk menentukan harga yg sama namun dilakukan secara formal (syah menurut hukum). Bila persetujuan dilakukan secara diam-diam (informal) maka disebut KOLUSI. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 17

Jika sebuah Kartel secara penuh bisa mengendalikan semua perusahaan dalam suatu industri, maka Kartel tersebut bisa bertindak sebagai MONOPOLI. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T JUR TEKNIK INDUSTRI FT UB MALANG 18