BAB II KAJIAN PUSTAKA. keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

Anggrek memiliki nama latin Orchidaceae, yaitu merupakan satu suku tumbuhan berbunga

TINJAUAN PUSTAKA. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan

TINJAUAN PUSTAKA. yang berupa hutan di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk keperluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. adalah salah satu genus Anggrek terbesar yang terdapat pada dunia ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kondisi hutan di Cagar Alam Gunung Ambang pada ketinggian 1500-

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK. Paramita Cahyaningrum Kuswandi FMIPA UNY 2012

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

A. Struktur Akar dan Fungsinya

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA SPESIES ANGGREK DALAM GENUS Dendrobium SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo

BAB V PEMBAHASAN. paku-pakuan (Pterydophyta) dan divisio tumbuhan berbiji (Spermatophyta).

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) Klasifikasi Tanaman Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis)

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dendrobium merupakan salah satu genus anggrek terbesar dari famili

PEMANFAATAN LIMBAH BUAH PISANG KLUTHUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. penggemarnya. Selain itu bunga anggrek memiliki variasi bentuk, warna dan ukuran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

I. PENDAHULUAN. Desa Serang merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangreja,

BAB I PENDAHULUAN. dan ekologi. Besarnya peranan dari hutan pantai dan hutan mangrove tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE PENELITIAN di Hutan Pendidikan bagian Timur Taman Hutan Raya Bukit Barisan

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1)

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Anggrek Dendrobium Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. yang seperti umbi, tetapi bukan umbi lapis atau umbi batang. Batang berdaun atau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

EKOLOGI TERESTRIAL. Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

Transkripsi:

5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Umum Anggrek Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae yang merupakan suatu keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki kurang lebih 5.000 spesies anggrek dari 20.000 sampai 30.000 spesies yang berasal dari 700-an genera yang tersebar diseluruh dunia. Terdapat sekitar 25.000 jenis anggrek yang telah dideskripsikan Schuttleworth et.al, (dalam Djuita, 2004). Sebanyak 1.327 jenis tumbuh di pulau Jawa dan selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, dan pulau lainnya (Nurmaryam, 2011). 2.1.1 Morfologi Anggrek Keindahan plasma nutfah anggrek (famili Orchidaceae) sebagai salah satu tanaman hias yang banyak digemari terletak pada keindahan bunganya yang khas dan unik. Keindahan tersebut dapat dilihat dari bentuk bunganya yang beragam serta warna bunganya yang khas dan unik, serta perbedaan-perbedaan yang terletak pada buah, daun, batang, pseudobulb dan akar, dengan kriteria menurut Priandana, 2007 sebagai berikut : a. Bunga Bunga anggrek tersusun dalam karangan bunga. Jumlah kuntum bunga pada satu karangan dapat terdiri dari satu sampai banyak kuntum. Bunga anggrek memiliki lima bagian utama, yaitu sepal (daun kelopak), petal (daun mahkota), stamen (benang sari), pistil (putik) dan ovary (bakal buah).

6 Berdasarkan tempat keluarnya bunga, jenis anggrek dapat dibedakan menjadi dua jenis (Nurmaryam 2011), yaitu: 1) Anggrek krante, anggrek yang tangkai bunga muncul dari ujung batang. Contoh: Arundia sp, Epidendrum sp. 2) Anggrek pleurante, anggrek yang tangkai bunga muncul dari samping batang. Contoh: Arachnis sp, Vanda sp, Dendrobium sp. Bunga anggrek memiliki bentuk yang beragam, serta warna bunganya yang khas dan unik dan perbedaan-perbedaan yang terletak pada buah, daun, batang, pseudobulb dan akar adalah sebagai berikut : 1) Mempunyai tiga sepal (daun kelopak bunga). Salah satunya yang terletak pada bagian belakang (punggung) yang menghadap ke atas dinamakan sepal dorsal. 2) Mempunyai tiga petal (daun mahkota bunga) yang letaknya selang seling dengan daun kelopak bunga. Salah satu dari petal yang terletak di bawah 3) Berbentuk seperti lidah yang disebut labellum (bibir bunga), membuat bunga simetris antara kiri dan kanan. 4) Putik dan benang sari (bagian jantan dan betina) yang bergabung bersama pada bagian yang disebut column. 5) Tepung sari yang biasanya berkumpul bersama pada bagian yang disebut pollinia. 6) Buahnya mempunyai biji yang sangat kecil dan banyak. 7) Tangkai bunga dapat berkelak-kelok saat pertumbuhannya, tergantung arah sumber cahaya.

7 Gambar 2.1 Bagian-bagian Bunga Anggrek (Sumber : Priandana, 2007) Gambar 2.2 Bagian-bagian Bunga Anggrek (Sumber : Priandana, 2007) b. Buah Buah anggrek mengandung ribuan sampai jutaan biji yang sangat halus, berwarna kuning sampai coklat. Pembiakan dengan biji lebih sukar dibandingkan

8 dengan cara-cara lainnya, karena biji anggrek sangat kecil dan mudah diterbangkan angin. Biji anggrek tidak mempunyai lembaga atau cadangan makanan, sehingga biji anggrek keadaannya tidak sempurna (Yahman, 2009). Bakal biji buah anggrek tenggelam atau berada di bawah kelopak bunga. Buah anggrek merupakan buah latera (septum) yang merupakan buah pada saat masak akan pecah pada bagian tengahnya, bukan pada bagian ujung atau pangkal buah. Pada buah terdapat biji dalam jumlah yang banyak (Priandana, 2007). c. Daun Bentuk daun bervariasi dari sempit memanjang sampai bulat panjang. Seperti pada umumnya tanaman monokotil, daun anggrek tidak mempunyai tulang daun yang berbentuk jala menyebar, tetapi tulang daunnya sejajar dengan helaian daun, tebal daun juga bervariasi dari tipis sampai tebal berdaging, daun melekat pada batang dengan kedudukan satu helai tiap buku dan berhadapan dengan daun pada buku berikutnya atau berpasangan, yaitu setiap buku terdapat dua helai daun yang berhadapan (Priandana, 2007). Susunan daun berselang seling atau berhadapan. Dilihat dari pertumbuhan daunnya, anggrek digolongkan menjadi dua kelompok (Darmono, 2003) sebagai berikut : 1) Evergreen (tipe daun tetap segar/hijau), yaitu helaian-helaian daun tidak gugur secara serentak. 2) Deciduous (tipe gugur), yaitu semua helaian-helaian daun gugur dan tanaman mangalami masa istirahat.

9 d. Batang Batang anggrek ada yang berbentuk tunggal dengan bagian ujung tumbuh lurus tidak terbatas. Pada pertumbuhan yang demikian disebut pertumbuhan monopodial. Pada jenis lain ditemui pola pertumbuhan yang simpodial, yaitu anggrek dengan pertumbuhan ujung batang terbatas. Berdasarkan pertumbuhan batang tanaman anggrek dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1) Monopodial, Anggrek monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh adanya titik tumbuh di ujung batang, pertumbuhannya lurus ke atas pada satu batang, bunga keluar dari sisi batang diantara dua ketiak daun (Darmono, 2003). Contoh anggrek tipe monopodial : Arachnis sp, Renanthera sp, Vanda sp, Rynchostylis sp, Aerides sp. 2) Simpodial, Anggrek tipe simbodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga keluar dari ujung batang dan akan berbunga kembali pada pertumbuhan anakan atau tunas baru. Pada umumnya anggrek tipe simpodial bersifat epifit (Darmono, 2003). Anggrek yang pertumbuhan ujung batangnya terbatas pada ukuran tertentu. Contoh: Cattleya sp, Oncidium sp, Cymbidium sp, Dendrobium sp. e. Pseudobulb Pseudobulb adalah penebalan batang sekunder dengan satu atau lebih ruas, dimiliki oleh sebagian besar jenis anggrek epifit simpodial. Berfungsi sebagai penyimpanan bahan makanan dan air. Pseudobulb ini memiliki bermacam-macam bentuk bergantung pada habitat dan spesies dari tanaman anggrek (Priandana 2007).

10 f. Akar Yahman (2009) menyebutkan bahwa akar anggrek berbentuk silindris, berdaging, lunak dan mudah patah. Bagian ujung akar meruncing, licin dan sedikit lengket. Dalam keadaan kering, akar tampak berwarna putih keperakperakan dan hanya bagian ujung akar saja berwarna hijau atau tampak agak keunguan. Akar yang sudah tua akan berwarna coklat dan kering. 2.1.2 Keanekaragaman Jenis Anggrek Konsep keanekaragaman jenis (species diversity) berawal dari apa yang disebutkan sebagai keanekaragaman hayati (biodiversity). Dalam definisi yang luas keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman kehidupan dalam semua bentuk dan tingkatan organisasi, termasuk struktur, fungsi dan proses-proses ekologi disemua tingkatan. Semakin tinggi keanekaragaman hayati, dipercaya ekosistemnya akan semakin stabil karena keanekaragaman hayati menyangkut keragaman dan kelimpahan relative spesies. Keduanya menentukan kekuatan adaptasi dari populasi yang akan menjadi bagian dari interaksi spesies (Kodir, 2009). Menurut Soenartono, ketinggian mempengaruhi keanekaraman hayati. Pada dataran rendah keanekaragaman hayati lebih tinggi dibanding dengan dataran tinggi. Dengan semakin bertambahnya ketinggian, kelimpahan spesies akan berkurang secara bertahap. Ketinggian bersama faktor lain seperti iklim dan kesuburan tanah akan menentukan kekayaan spesies pada tinggat habitat. (Indrawan, 2007).

11 Berdasarkan keanekaragaman yang ada, anggrek merupakan jenis tanaman hias yang bisa dibedakan jenisnya berdasarkan tempat tumbuh (Darmono, 2003), sebagai berikut: a. Anggrek Epifit, anggrek yang hidup menumpang pada batang/cabang tanaman lain tanpa merugikan tanaman inangnya. Anggrek ini membutuhnkan naungan dari cahaya matahari. Contoh: Phalaenopsis sp. (anggrek bulan), Dendrobium sp dan Cattleya sp. b. Anggrek Terestial, anggrek yang hidup/tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung. Contoh: Renanthera sp, Aerides sp, Rynchostylis sp, Vanda sp, dan Arachnis sp (Anggrek Kalajengking/Ketonggeng atau anggrek laba laba). c. Anggrek Litofit, anggrek yang hidup dibatu-batuan serta tahan terhadap cahaya matahari penuh dan hembusan angin kencang. Contoh: Cytopdium sp, Paphiopedilum sp dan Dendrobium phalaenopsis. d. Anggrek Saprofit, anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau kompos juga daun-daun kering serta membutuhkan sedikit cahaya matahari. Contoh: Calanthe sp, Goodyera sp. 2.1.3 Karakteristik Bio-ekologis Anggrek Tumbuhan anggrek secara alami hidup menempel di pepohonan dan dahan pohon. Pohon merupakan kebutuhan yang paling mendasar untuk kehidupan anggrek. Pohon inang adalah salah satu kebutuhan mendasar untuk mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang baik bagi anggrek.

12 Sebagian anggrek sangat peka terhadap ketinggian tempat, dikarenakan perbedaan ketinggian tempat berarti perbedaan suhu udara. Dresseler (1982) dan Lestari (2003) dalam Priandana (2007) mengemukakan bahwa salah satu perbedaan cara hidup tumbuhan epifit dan terrestrial adalah dalam hal kebutuhan cahaya matahari. Jenis yang membutuhkan banyak cahaya akan tumbuh sebagai jenis epifit. Secara umum lingkungan dibagi menjadi faktor-faktor yang bersifat fisik dan biologis. Faktor fisik atau abiotik, yaitu faktor-faktor lingkungan yang bersifat non biologis seperti iklim (curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya), tanah dan kondisi fisiografi lingkungan. Faktor yang bersifat biologis atau biotik, yaitu organisme yang berpengaruh terhadap organisme lain contoh tumbuhan lain, satwa maupun manusia. Tumbuhan dapat tumbuh dengan berhasil bila lingkungan mampu menyediakan berbagai keperluan untuk pertumbuhan sesama daur hidupnya. Oleh karena sifat lingkungan tidak hanya bergantung pada kondisi fisik dan kimia tetapi juga karena kehadiran organisme lain faktor yang berperan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, yakni iklim, tanah dan biotik (Parinding, 2007). Menurut Solvia (2005) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anggrek dibagi berdasarkan factor biotik dan fisik, antara lain: a. Biotik 1) Serangga Manfaat serangga antara lain sebagai penyerbuk (pollinator) untuk semua jenis tanaman. Serangga juga berperan sebagai organisme perombak

13 (dekomposer) yang mendegradasi kayu yang tumbang, ranting, daun yang jatuh, hewan yang mati dan sisa kotoran hewan. Jenis-jenis seperti rayap, semut, kumbang, kecoa hutan dan lalat akan merombak bahan organik menjadi bahan anorganik yang berfungsi untuk regenerasi dan penyubur tanaman. Serangga juga berperan sebagai pengendali fitofagus (serangga hama bagi tanaman), sehingga tercipta keseimbangan alam yang permanen di dalam ekosistem hutan. 2) Pohon Inang Pohon inang adalah salah satu kebutuhan mendasar untuk mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang baik bagi anggrek. Anggrek epifit umumnya tumbuh pada pangkal percabangan atau ranting-ranting dan pada pokok pohon hutan, pada bagian hidup atau mati dari pohon-pohon hutan (Priandana, 2007). Epifit merupakan semua tumbuhan yang menempel dan tumbuh pada tumbuhan lain untuk mendapat sinar matahari dan air. Epifit tidak bergantung pada bahan makanan yang berasal dari tumbuhan yang ditempeli, karena untuk mendapatkan unsur hara dari mineral-mineral yang terbawa oleh udara, air hujan, atau aliran batang dan cabang tumbuhan lain. Epifit mampu melakukan proses fotosintesis untuk pertumbuhan dirinya, sehingga bukan merupakan parasit. Keberadaan epifit tersebut sangat penting dalam ekosistem tumbuhan karena kadangkala tumbuhan epifit mampu menyediakan tempat tumbuh bagi semutsemut pohon (Indriyanto, 2006). 3) Pengaruh Manusia Anggrek memiliki manfaat utama anggrek sebagai tanaman hias karena bunga anggrek memiliki keindahan bentuk dan warnanya. Selain itu anggrek

14 bermanfaat sebagai ramuan obat-obatan, bahan campuran minyak wangi atau minyak rambut sehingga banyak masyarakat yang mengambil anggrek untuk keperluannya. b. Fisik 1) Ketinggian Tempat Ketinggian tempat merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pertumbuhan tanaman anggrek. Selain itu faktor lingkungan seperti suhu, cahaya matahari dan kelembaban juga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman anggrek. Ketinggian tempat untuk setiap jenis anggrek tidak sama, beberapa anggrek dapat tumbuh baik di daerah dataran tinggi, tetapi jenis yang lain akan tumbuh dan berkembang subur di dataran rendah, tetapi ada beberapa jenis anggrek yang dapat tumbuh dan berbunga di daerah dataran rendah sampai medium. Tanaman anggrek dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ketinggian tempat untuk tumbuh optimal, yaitu: a) Anggrek yang tumbuh optimal di dataran rendah (0-500 m dpl). Contoh: Dendrobium sp, Vanda sp, Arachnis sp. b) Anggrek yang menyukai ketinggian 500-700 m dpl. Contoh: Phalaenopsis sp, Oncidium sp, Dendrobium sp. c) Anggrek yang hidup optimal di ketinggian > 700 m dpl. Contoh: Paphiopedilum sp, Cymbidium sp, Cattleya sp, Phaleonopsis sp. 2) Suhu udara

15 Kebutuhan suhu untuk setiap jenis anggrek tertentu juga berbeda. Suhu udara sangat mempengaruhi proses metabolisme tanaman. Suhu yang tinggi menyebabkan proses metabolisme berlangsung cepat, sebaliknya pada suhu yang rendah proses metabolisme terjadi sangat lambat. Sessler (1978) dalam Solvia (2005) membagi tanaman anggrek ke dalam 3 golongan berdasarkan kebutuhan suhu : a) Anggrek tipe dingin, membutuhkan suhu 13 0-18 0 C pada malam hari dan suhu siang hari antara 18 0-21 0 C (Cymbidium, Phalaenopsis). b) Anggrek tipe sedang, suhu malam hari 18 0-20 0 C dan siang hari 27 0-29 0 C (Dendrobium, Cattleya, Oncidium). c) Anggrek tipe hangat, suhu malam hari 21 0-24 0 C, sedang siang hari 24 0-30 0 C (Vanda, Arachnis, Renanthera). 2.2 Kawasan Cagar Alam Gunung Ambang Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami (UUD No 5, 1990). Cagar Alam Gunung Ambang merupakan salah satu kawasan konservasi di Sulawesi Utara yang tidak diragukan lagi menyimpan kekayaan flora dan fauna yang sangat beragam. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson (Soedradjad, 2009), Cagar Alam Gunung Ambang termasuk hujan hutan tropis dengan iklim tipe A. Iklim tipe A merupakan tipe iklim yang sangat basah dengan curah hujan rata-rata 2.2023-2.688 mm/tahun (Basuki, 2011).

16 Tipe ekosistem hutan hujan tropis terdapat di wilayah yang memiliki tipe iklim A dan B (menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson), atau dapat dikatakan bahwa tipe ekosistem tersebut berada pada daerah yang selalu basah, pada daerah yang memiliki jenis tanah Podsol, Latosol, Aluvial dan Regosol dengan drainase yang baik dan terletak jauh dari pantai Santoso dalam Indriyanto, (2006). Gunung Ambang merupakan salah satu kawasan konservasi di Pulau Sulawesi bagian Utara yang berbatasan dengan Hutan Produksi (HP) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di sebelah Utara, Kecamatan Modayag di sebelah Selatan, di sebelah Timur dengan Kecamatan Passi Timur, Modoinding dan Tompaso Baru dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Poopoh dan Manembo. Kawasan ini ditetapkan menjadi cagar alam berdasarkan Surat Keputusan SK. Menhutbun No. 452/Kpts-II/1999 dengan luas18.765,4 Ha, dengan curah hujan rata-rata 2.023-2.688 mm/tahun (Basuki, 2011).