STUDI PERUBAHAN FUNGSI RUANG PADA UNIT RUMAH TINGGAL DI CLUSTER ORLANDO DAN GEORGIA, KOTA WISATA CIBUBUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

PERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

EKSPLORASI DENAH RUMAH TINGGAL DI LAHAN MAGERSARI

BAB VI KESIMPULAN. analisa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : jenis pekerjaan yang dilakukan pemilk rumah.

TRANSFORMASI DESAIN RUMAH TINGGAL DI PERUMAHAN PADMA RESIDENCE (BANTUL, YOGYAKARTA) SAAT DITEMPATI

Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo

TERITORI RUANG PADA RUMAH PRODUKTIF BATIK DI KAUMAN, PEKALONGAN JAWA TENGAH

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG

Konsep Desain Partisi Dengan Sistem Modular Untuk Hunian Dengan Lahan Terbatas Di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman adalah salah satu masalah yang dihadapi oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM DI KAWASAN KP. SUSUK MEDAN 1 (Studi Kasus : Perumahan Classic Residence)

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

IDENTIFIKASI KONFIRGURASI PERUBAHAN RUANG RSS GRIYA HARAPAN A PALEMBANG

PERUMAHAN PUSAT KOTA DENGAN KONSEP EFISIENSI DI PONTIANAK

BAB 6 KESIMPULAN. kebutuhan ruang, dan implementasi desain layout pada fungsi industri sepatu. dalam hunian terhadap transformasi dan kebutuhan ruang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Definisi perkembangan menurut kamus bahasa Indonesia adalah suatu proses

HUBUNGAN KECENDERUNGAN TINGGAL DENGAN KECUKUPAN HUNIAN, KEPUASAN DAN KEMAMPUAN PENGHUNI RUSUNA (STUDI KASUS RUSUNA TAMBORA)

SOEKA MOELIDJA POINT (MIXED USE BUILDING) LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

TEGAL TOWN HOUSE DENGAN PENEKANAN DESAIN GREEN ARSITEKTUR Oleh : Diah Ayu Lestari, Djoko Indrosaptono, Resza Riskiyanto

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Kata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa

Adaptasi Perilaku dan Modifikasi sebagai Proses Menciptakan Hunian Ideal Bagi Penghuni Perumahan Massal

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

TATA LETAK RUANG HUNIAN-USAHA PADA RUMAH LAMA MILIK PENGUSAHA BATIK KALANGBRET TULUNGAGUNG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PEMANFAATAN RUANG PUBLIK DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN KOPASSUS DI CIJANTUNG

KRITERIA KEPUASAN PENGHUNI HUNIAN SEWA (RUMAH KOST) MAHASISWA DI SEKITAR KAWASAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH SUSI ERMADANI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERAN PENGEMBANG PERUMAHAN DALAM PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI PERUMAHAN KEMANG PRATAMA KOTA BEKASI TESIS

Putriaz Rahmi Magister Arsitektur, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Indonesia

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Oleh : Rosiana Nugrahaini D SKRIPSI

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

IDENTIFIKASI PERUBAHAN PERUMAHAN DI PERUMAHAN BUMI WANAMUKTI

KUESIONER. Fasilitas yang diperlukan untuk asrama (boleh pilih lebih dari satu) a. Kantin. e. Laundry b. Warnet. f. Mini Market c.

TRANSFORMASI FASADE RUKO (STUDI KASUS DI KORIDOR MAYJEND SUTOYO SISWOMIHARDJO, MEDAN) SKRIPSI OLEH RIFQI SUDRAJAT

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

Analisa Variabel Intrinsik, Lingkungan, dan Jarak dalam Penilaian Rumah Peristirahatan di Graha Puncak Trawas

Tipologi Rumah Tinggal dengan Harga Rp Juta di Yogyakarta

ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA

a house is not just a place where we live but a place where we feel comfortable

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Morfologi Spasial Lingkungan di Kawasan Malabar-Merbabu Malang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN A.

FAKTOR - FAKTOR DETERMINAN TRANSFORMASI RUMAH DI BALI

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

ESTIMASI BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK PERUMAHAN DI KELURAHAN DADOK TUNGGUL HITAM KOTA PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERUMAHAN COMPACT HOUSE DI IKLIM TROPIS KOTA PONTIANAK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

LOW RISE GARDEN APARTMENT DI BOGOR Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Organik

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

b e r n u a n s a h i jau

DAFTAR ISI JUDUL... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

ABSTRAK. STUDI PENERAPAN PRINSIP REGIONALISME DALAM KARYA ARSITEKTUR POPO DANES DI BALI (xii + 71 halaman; 49 gambar; 6 tabel)

KATA PENGANTAR. Tujuan penyusunan paper tugas akhir ini adalah sebagai syarat untuk kelulusan

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

28 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

PENATAAN INTERIOR UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN SEWA SURABAYA SEBAGAI HASIL DARI PROSES ADAPTASI BERDASARKAN PERILAKU PENGHUNI

RUMAH SUSUN PENJARINGAN PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG PEMDA

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

STUDI NEIGHBOURHOOD CHANGE DAN KEBERLANJUTAN HUNIAN (STUDI KASUS: PERUMAHAN CITRA 1, JAKARTA BARAT)

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

MALL DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN KONSEP CITY WALK

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Kepuasan Huni dan Perubahan Hunian pada Rumah Paska Bencana Erupsi Merapi

PERKEMBANGAN PERUMAHAN SKALA KECIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGANNYA DI KELURAHAN BUKIT LAMA PALEMBANG

ANALISIS MARKOV CHAIN TERHADAP PERSEDIAAN: STUDI KASUS PADA CV SINAR BAHAGIA GROUP

ABSTRACT. Keywords : Effectiveness, Contribution, Parking Tax, Local Taxes, and Local Revenue. viii

KONSEP PENGOLAHAN DESAIN RUMAH TUMBUH. Nursyarif Agusniansyah 1, Kurnia Widiastuti 2

PENGELOMPOKKAN RUMAH BERDASARKAN JARAK KE AKSES FASILITAS UMUM House Clustering Based On Distance To Public Facilities

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masuknya kebudayaan baru dan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP RENCANA PENGEMBANG DALAM MELAKUKAN PERLUASAN AREA DIHUBUNGKAN DENGAN

TATA RUANG DALAM RUMAH SEDERHANA T-54 PERUMAHAN KEDUNG BADAK BARU BOGOR DITINJAU DARI PENCAHAYAAN

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

Perencanaan rumah maisonet

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya

PENGARUH PENGATURAN TEMPAT DUDUK U SHAPE TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA PRIMARY DI HARVARD ENGLISH COURSE SEI RAMPAH SKRIPSI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

STUDI PERUBAHAN FUNGSI RUANG PADA UNIT RUMAH TINGGAL DI CLUSTER ORLANDO DAN GEORGIA, KOTA WISATA CIBUBUR STUDY OF CHANGES IN SPACE FUNCTION OF HOUSES IN ORLANDO AND GEORGIA CLUSTER, KOTA WISATA CIBUBUR Danniel Stevanus *¹, Ady Thahir *², Indartoyo *³ *¹ Alumnus Program Studi Magister Arsitektur, Universitas Trisakti dannielstevanus@yahoo.com *² Dosen Jurusan Arsitektur - FTSP, Universitas Trisakti *³ Dosen Jurusan Arsitektur - FTSP, Universitas Trisakti ABSTRAK Di samping peningkatan, terdapat fenomena perubahan pada unit rumah tinggal yang cukup banyak di dalam suatu kompleks perumahan. Pada kompleks perumahan Kota Wisata ini ditemukan banyak sekali bentuk rumah yang sudah tidak sesuai dengan bentuk rumah asli yang dirancang developer. Perubahan tersebut dapat mengindikasikan adanya kekurangan/ketidakpuasan penghuni terhadap rancangan rumah yang n. Hal yang diteliti adalah faktor apa yang menjadi penyebab utama dalam perubahan rumah-rumah tersebut, terutama pada aspek fungsi ruangnya. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kritik dan evaluasi bagi pihak developer untuk merancang perumahan di masa mendatang. Disamping itu, diharapkan temuan ini juga dapat bermanfaat bagi pihak penghuni yang ingin memenuhi kebutuhannya melalui desain rumah yang dimilikinya. Kata Kunci : Developer, Penghuni, Perubahan, Perumahan, Rumah. ABSTRACT Beside increase, there is a significant change phenomenon of housing unit in Real Estates. In housing area of Kota Wisata, it can be found that there are a lot of houses that have been changed from their original shape which are designed by developer. These changes indicate that there is a deficiency or unsatisfied feeling by the occupants about this developer s designed house. This research is to figure out the primary factors that cause some changes of those houses, especially in space function aspect. It is expected that the result of this research can be used as critics and evaluations material for developers to build future real estate. In addition, it is expected that the result can also provide benefit for the occupants, so that, their needs can be served better through design of their own house. Keywords : Changes, Developer, House, Occupant, Real Estate. A. PENDAHULUAN Pada jaman sekarang ini, dapat terlihat bahwa fenomena pembangunan kompleks perumahan sedang mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya kompleks perumahan baru berkembang di Kota Jakarta. Adanya keterbatasan lahan dan peningkatan harga tanah besar-besaran di Jakarta, sekarang sudah banyak dikembangkan perumahan-perumahan di kota satelit sekitar Jakarta, seperti Bekasi, Cibubur, Tangerang, Bogor, dsb. Perumahan yang dikembangkan 13

Danniel Stevanus: Studi Perubahan Fungsi Ruang pada Unit Rumah Tinggal di Cluster Orlando dan Georgia, Kompleks Perumahan Kota Wisata Cibubur (13-25) di kota-kota satelit tersebut juga mengalami perkembangan pesat. Hal ini dapat terlihat dari semakin banyaknya peminat akan perumahan tersebut dan semakin banyaknya perumahan yang dikembangkan di kota-kota tersebut. Secara faktual banyak terjadi perubahan fisik pada unit rumah di kompleks-kompleks perumahan. Adanya perubahan fisik mengindikasikan adanya kekurangan atau ketidakpuasan penghuni terhadap rumah yang telah n oleh pihak developer. Pada penelitian ini dipilih Kota Wisata Cibubur sebagai objek penelitian karena letaknya berbatasan langsung dengan Jakarta. Area Cibubur ini termasuk salah satu area satelit yang sangat pesat perkembangannya, dengan kompleks Kota Wisata sebagai magnet utamanya.pada penelitian ini diambil sampel cluster dengan luas kavling unit rumah yang relatif kecil, alasannya penghuni rumah dengan tingkat ekonomi yang tidak terlalu tinggiakan lebih efektif melakukan perubahan pada rumahnya. Cluster yang dipilih sebagai sampel untuk penelitian ini adalah cluster yang memiliki luas kavling +130 m² dan telah dibangun dalam jangka waktu 10 tahun. Cluster yang termasuk ke dalam kategori ini adalah Cluster Orlando dan Georgia. B. RUMUSAN PERMASALAHAN Banyaknya perubahan fisik pada unit rumah di dalam suatu kompleks perumahan merupakan indikasi adanya ketidakpuasan penghuni terhadap rumah yang telah dibelinya. Di lain pihak, developer terus membangun kompleks perumahan baru dengan menwarkan rancangan unit rumah kepada calon penghuni, dengan harapan bahwa rumah tersebut mampu memenuhi keinginan dan tingkat kepuasan penghuninya. Dari dua pernyataan tersebut tampak adanya perbedaan yang sangat jelas antara harapan dengan fakta. Perbedaan inilah yang menjadi masalah utama pada penelitian ini. C. PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan permasalahan, pertanyaan-pertanyaan penelitian difokuskan pada: 1) Bagaimana perubahan tata ruang yang terjadi pada unit rumah di Cluster Orlando dan Georgia pada perumahan Kota Wisata Cibubur? 2) Apa faktor penyebab perubahan tersebut? 3) Apakah ada aturan yang membatasi perubahan pada unit rumah? Jika ada sejauh apa batasannya? D. TUJUAN & SASARAN PENELITIAN Ruang lingkup Perubahan pada unit rumah yang diteliti adalah perubahan Fungsi Ruangnya. Perubahan fungsi ruang ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah ruang, perubahan dimensi ruang, dan perubahan letak ruang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kekurangan yang terdapat pada rancangan unit rumah tipe +130 m² di cluster Orlando dan Georgia. Diharapkan untuk ke depannya mampu meminimalkan perubahan fisik rumah pada tipe serupa di dalam kompleks perumahan Kota Wisata Cibubur. 14

Objek sasaran penelitian ini adalah dimensi ruang, jumlah ruang, jenis ruang, tampilan fisik rumah, latar belakang penghuni rumahnya.dan aturan pembangunan yang berlaku di kompleks Kota Wisata Cibubur. E. MANFAAT PENELITIAN Melalui penelitian ini dapat diketahui penyebab utama perubahan-perubahan fisik rumah yang terjadi di cluster Orlando dan Georgia, Kompleks Perumahan Kota Wisata Cibubur. Setelah mengetahui faktor penyebabnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengurangi/menekan perubahan-perubahan yang terjadi, baik pada kompleks perumahan yang sudah terbangun, maupun yang akan dibangun di masa mendatang. Hal ini penting karena perubahan fisik rumah pada kompleks perumahan menimbulkan banyak potensi masalah, mulai dari kesulitan organisasi sampai pelanggaran peraturan perundangan tentang bangunan. F. KAJIAN TEORI Akil (2004) menyebutkan bahwa untuk mencapai definisi operasional rumah layak huni membutuhkan luas lantai minimal 7 9 m² per orang. Menurut Sinai (2001), penghuni rumah dapat melakukan penyesuaian diri terhadap tempat tinggalnya melalui beberapa alternatif cara, diantaranya dengan1) Adaptasi norma keluarga; 2) Adaptasi struktur keluarga; 3) Mobilitas tempat tinggal; serta 4) Mengubah tempat tinggalnya Dalam adaptasi norma keluarga, keluarga mengubah norma-normanya untuk beradaptasi dengan kondisi rumahnya. Dalam hal ini, keluarga sepenuhnya beradaptasi dengan rumahnya. Dalam adaptasi struktur keluarga terjadi pengelompokan komposisi keluarga untuk dapat menyesuaikan dengan kondisi rumahnya. Dalam hal ini, keluarga beradaptasi dengan rumahnya pada aspekaspek tertentu yang masih dapat ditoleransi. Jika tidak mampu, maka keluarga akan mencoba untuk mencari formula komposisi baru agar keluarga dapat lebih beradaptasi dengan rumahnya. Dalam mobilitas tempat tinggal, keluarga akan berpindah dari rumah yang satu ke rumah yang lainnya ketika sudah dirasa ada yang kurang dari rumah tersebut, yang tidak sanggup mengakomodasi kebutuhannya. Dalam mengubah tempat tinggalnya,keluarga berusaha melakukan perubahan pada rumahnya, agar lebih mampu mengakomodasi kebutuhan keluarga tersebut yang dirasa kurang. Penelitian ini akan difokuskan pada butir keempat, dimana penghuni berusaha melakukan perubahan pada rumahnya demi memenuhi kebutuhan yang dirasa kurang terakomodasi. Hasil penelitian diharapkan mampu menjawab kekurangan yang menjadi penyebab penghuni melakukan perubahan pada rumahnya. G. POPULASI & SAMPEL PENELITIAN Cluster yang diteliti adalah Orlando dan Georgia. Sampel yang dipilih adalah unit-unit dengan luas kavling+130 m². 15

Danniel Stevanus: Studi Perubahan Fungsi Ruang pada Unit Rumah Tinggal di Cluster Orlando dan Georgia, Kompleks Perumahan Kota Wisata Cibubur (13-25) Keterangan Gambar 3: Unit sample yang diambil datanya Populasi yang diteliti (Luas: 130 m²) Populasi yang tidak diteliti (Luas > 150 m²) Rumah diluar cluster Georgia ( diteliti) Penghijauan taman Gambar 1. Masterplan Kota Wisata Cibubur. (Sumber: Pengelola Kota Wisata Cibubur, 2014) Jumlah sampel dari Cluster Orlando sebanyak 12 sampel. Adapun dari Cluster Georgia 11 sampel. Jadi jumlah seluruh sampel dalam penelitian ini sebanyak 23 unit rumah. Pada makalah ini hanya diberikan satu contoh data perubahan fungsi ruang pada beberapa unit rumah dari masing-masing Cluster. Gambar 2. Sampel Penelitian di Cluster Orlando. (Sumber: Peneliti, 2014) Keterangan Gambar 2: Unit sample yang diambil datanya H. CONTOH PERUBAHAN FUNGSI RUANG PADA UNIT RUMAH H.1 CONTOH PERUBAHAN FUNGSI RUANG PADA UNIT RUMAH DI CLUSTER ORLANDO Populasi yang diteliti (Luas: 130 m²) Populasi yang tidak diteliti (Luas > 150 m²) Rumah diluar cluster Georgia ( diteliti) Penghijauan taman Gambar 3. Sampel Penelitian di Cluster Georgia. (Sumber: Peneliti, 2014). 16

Gambar 4. Contoh Perubahan Fungsi Ruang pada Salah Satu Unit Rumah di Cluster Orlando (Blok RB5/6). (Sumber: Peneliti, 2014). H.2 CONTOH DATA PERUBAHAN FUNGSI RUANG PADA UNIT RUMAH DI CLUSTER GEORGIA Gambar 5. Contoh Perubahan Fungsi Ruang pada Salah Satu Unit Rumah di Cluster Georgia (Blok TA4/42). (Sumber: Peneliti, 2014). I. ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI RUANG PADA UNIT RUMAH Analisis difokuskan pada perubahan yang paling banyak terjadi, faktor penyebabnya, waktu perubahannya, pola perubahan ruangnya, serta pengaruhnya terhadap aturanaturan perumahan yang berlaku. Hasil analisis mengukur persentase penambahan luas ruang beserta luas ruang yang ideal I.1 ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI RUANG PADA RUMAH DI CLUSTER ORLANDO Analisis perubahan tata ruang yang terjadi digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu perubahan pada aspek fungsi ruang, dimensi ruang, dan letak ruang. Untuk memudahkan, hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. 17

Danniel Stevanus: Studi Perubahan Fungsi Ruang pada Unit Rumah Tinggal di Cluster Orlando dan Georgia, Kompleks Perumahan Kota Wisata Cibubur (13-25) Tabel 1. Analisis Perubahan Fungsi Ruang di Cluster Orlando No. Perubahan yang paling banyak terjadi Jumlah& Persentase Unit yang Berubah Faktor Penyebab Perubahan Luas Ruang Eksisting Luas Ruang Ideal (berdasarka n evaluasi data) 1 ASPEK FUNGSI RUANG 1.1 1.2 1.3 fungsi area servis (cuci, jemur, setrika) fungsi area pembantu (kamar dan WC pembantu) fungsi ruang keluarga 10 dari 12 83 % 8 dari 12 67 % 6 dari 12 50 % Penghuni membutuhkan ruang khusus untuk melakukan kegiatan servis sehari-hari Faktor jumlah penghuni memiliki pembantu Suka berkumpul dengan anggota keluarga di rumah n area servis n area pembantu n ruang keluarga 11 m2 9 m2 11 m2 2 ASPEK DIMENSI RUANG 2.1 / perluasan ruang dapur 6 dari 12 50 % Penghuni merasa area memasak yang tersedia kurang besar 5 m2 10 m2 2.2 Perluasan carport 6 dari 12 50 % Faktor lingkungan Respon terhadap jalan umum, mobil tidak diparkir di pinggir jalan umum 16 m2 25 m2 3 2.3 Perluasan kamar tidur utama ASPEK LETAK RUANG 3.1 Relokasi ruang dapur 5 dari 12 42 % 6 dari 12 50 % Penghuni merasa kamar tidur utamanya kurang besar Penghuni ingin area dapur tidak terlihat dari ruang tamu 11 m2 16 m2 5 m2 6 m2 18

No. Perubahan yang paling banyak terjadi Jumlah& Persentase Unit yang Berubah Faktor Penyebab Perubahan Luas Ruang Eksisting Luas Ruang Ideal (berdasarka n evaluasi data) 3.2 Relokasi ruang makan 7 dari 12 58 % Lokasi ruang makan mengikuti lokasi dapur yang dipindah atau ditambahkan (Sumber: Peneliti, 2014) 8 m2 9 m2 Setelah mengetahui ruang-ruang yang dipertimbangkan kurang dari sisi penghuni, selanjutnya dianalisis pola perubahan tata ruang yang dilakukan oleh penghuni rumah tersebut. Terdapat dua macam pola perubahan tata ruang yang banyak dipilih penghuni. Berikut perbandingan dari dua pola perubahan/penambahan massa bangunan yang banyak diterapkan penghuni. Gambar 6. Pola Massa Bangunan Terbanyak pada Unit Rumah Cluster Orlando. (Sumber: Peneliti, 2014) 19

Danniel Stevanus: Studi Perubahan Fungsi Ruang pada Unit Rumah Tinggal di Cluster Orlando dan Georgia, Kompleks Perumahan Kota Wisata Cibubur (13-25) TIPE A Banyak Unit: 4 dari 12 sampel (34%) Ditinjau dari peraturan KDB max. 60% (menurut Pergub DKI Jakarta No.72 th.2013 Pasal 4) o Luas Kavling: 8 x 17 m = 136 m 2 o Luas Dasar Bgnan Eksisting: 50 m 2 o KDB Bangunan Eksisting: 50/136 x 100% = 37% (kurang optimal) o Luas Dasar Bangunan setelah berubah = 86,5 m 2 o KDB Bangunan tipe 2: 86,5/136 x 100% = 64% (melanggar KDB) Ditinjau dari peraturan KLB: max. 1,6 (menurut Pergub DKI Jakarta No.72 th.2013 Pasal 4) Luas Bangunan Total yang diizinkan: 1,6 x 136 = 217 m 2 o Luas Bangunan Eksisting: 90 m 2 (baik/ dibawah batas KLB) o Luas Bangunan: 35 m 2 o Luas Bangunan setelah berubah: 90 + 35 = 125 m 2 (baik, tidak melanggar KLB). Pengembangan Luas Massa Bangunan: 35 m2 = 35/90 x 100% = 40% dari Luas Bangunan Eksisting. TIPE B Banyak Unit: 3 dari 12 sampel (25%) Ditinjau dari peraturan KDB max. 60% (menurut Pergub DKI Jakarta No.72 th.2013 Pasal 4) o Luas Kavling: 8 x 17 m = 136 m 2 o Luas Dasar Bgnan Eksisting: 50 m 2 o KDB Bangunan Eksisting: 50/136 x 100% = 37% (kurang optimal) o Luas Dasar Bangunan setelah berubah = 75,5 m 2 o KDB Bangunan tipe 5: 75,5/136 x 100% = 56% (Belum melanggar KDB) Ditinjau dari KLB: max. 1,6 (menurut Pergub DKI Jakarta No.72 th.2013 Pasal 4) Luas Bangunan Total yang diizinkan: 1,6 x 136 = 217 m 2 o Luas Bangunan Eksisting: 90 m 2 (baik/ dibawah batas KLB) o Luas Bangunan: 25,5 m 2 o Luas Bangunan setelah berubah : 90 + 25,5 = 115,5 m 2 (tidak melanggar KLB). Pengembangan Luas Massa Bangunan (tipe 5): 25,5 m2 = 25,5/90 x 100% = 30% dari Luas Bangunan Eksisting. I.2 ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI RUANG PADA RUMAH DI CLUSTER GEORGIA Analisis perubahan tata ruang yang terjadi digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu perubahan pada aspek fungsi ruang, dimensi ruang, dan letak ruang. Untuk memudahkan, hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. No. Tabel 2. Analisis Perubahan Fungsi Ruang di Cluster Georgia. Perubahan yang paling banyak terjadi Jumlah& Persentase Unit yang Berubah Faktor Penyebab Perubahan Luas Rg Eksisting Luas Ruang Ideal (berdasark an evaluasi data) 20

No. Perubahan yang paling banyak terjadi Jumlah& Persentase Unit yang Berubah Faktor Penyebab Perubahan Luas Rg Eksisting Luas Ruang Ideal (berdasark an evaluasi data) 1 ASPEK FUNGSI RUANG 1.1 fungsi ruang keluarga 11 dari 11 100 % Suka berkumpul dengan anggota keluarga di rumah n ruang keluarga 15 m2 1.2 1.3 fungsi area servis (cuci, jemur, setrika) fungsi area pembantu (kamar dan WC pembantu) 9 dari 11 82 % 9 dari 11 82 % Penghuni membutuhkan ruang khusus untuk melakukan kegiatan servis sehari-hari Faktor jumlah penghuni memiliki pembantu n area servis n area pembantu 13 m2 10 m2 1.4 fungsi ruang gudang 9 dari 11 82 % Butuh ruang untuk menyimpan barangbarangnya n ruang gudang 5 m2 2 ASPEK DIMENSI RUANG 2.1 Perluasan carport 9 dari 11 82 % Faktor lingkungan Respon terhadap jalan umum, mobil tidak diparkir di pinggir jalan umum 15 m2 24 m2 2.2 / perluasan ruang dapur 7 dari 11 64 % Penghuni merasa area memasak yang tersedia kurang besar 4 m2 11 m2 3 ASPEK LETAK RUANG 3.1 Relokasi ruang dapur 6 dari 11 55 % Penghuni ingin area dapur tidak terlihat dari ruang tamu 4 m2 5,5 m2 21

Danniel Stevanus: Studi Perubahan Fungsi Ruang pada Unit Rumah Tinggal di Cluster Orlando dan Georgia, Kompleks Perumahan Kota Wisata Cibubur (13-25) No. Perubahan yang paling banyak terjadi Jumlah& Persentase Unit yang Berubah Faktor Penyebab Perubahan Luas Rg Eksisting Luas Ruang Ideal (berdasark an evaluasi data) 3.2 Relokasi ruang makan 7 dari 11 64 % Lokasi ruang makan mengikuti lokasi dapur yang dipindah atau ditambahkan 7,5 m2 11 m2 (Sumber: Peneliti, 2014) Setelah mengetahui ruang-ruang yang dipertimbangkan kurang menurut penghuni, selanjutnya adalah menganalisis pola perubahan tata ruang yang dilakukan oleh para penghuni rumah tersebut. Terdapat dua macam pola perubahan tata ruang yang banyak dipilih penghuni. Berikut perbandingan dari dua pola perubahan/penambahan massa bangunan yang banyak diterapkan penghuni. Gambar 7. Pola Massa Bangunan Terbanyak pada Unit Rumah Cluster Georgia. (Sumber: Peneliti, 2014) 22

TIPE 1 Banyak Unit 3 dari 11 sampel (27%) Ditinjau dari peraturan KDB max. 60% (menurut Pergub DKI Jakarta No.72 th.2013 Pasal 4) o Luas Kavling : 8 x 16 m = 128 m 2 o Luas Dasar Bgnan Eksisting : 45 m 2 o KDB Bangunan Eksisting : 45/128 x 100% = 35% (kurang optimal) o Luas Dasar Bangunan stlh berubah = 73,5 m 2 o KDB Bangunan tipe 1 : 73,5/128 x 100% = 58% (Belum melanggar KDB) Ditinjau dari peraturan KLB : max. 1,6 (menurut Pergub DKI Jakarta No.72 th.2013 Pasal 4) Luas Bangunan Total yang diizinkan : 1,6 x 128 = 205 m 2 o Luas Bangunan Eksisting : 88 m 2 (baik/ dibawah batas KLB) o Luas Bangunan : 30,5 m 2 o Luas Bangunan setelah berubah : 88 + 30,5 = 118,5 m 2 (tidak melanggar KLB). Pengembangan Luas Massa Bangunan : 30,5 m2 = 30,5/88 x 100% = 35% dari Luas Bangunan Eksisting. TIPE 2 Banyak Unit 4 dari 11 sampel (37%) Ditinjau dari peraturan KDB max. 60% (menurut Pergub DKI Jakarta No.72 th.2013 Pasal 4) o Luas Kavling : 8 x 16 m = 128 m 2 o Luas Dasar Bgnan Eksisting : 45 m 2 o KDB Bangunan Eksisting : 45/128 x 100% = 35% (kurang optimal) o Ls. Dsr Bangunan stlh berubah : 83m 2 o KDB Bangunan tipe 2 : 83/128 x 100% = 65% (Melanggar KDB) Ditinjau dari KLB : max. 1,6 (menurut Pergub DKI Jakarta No.72 th.2013 Pasal 4) Luas Bangunan Total yang diizinkan : 1,6 x 128 = 205 m 2 o Luas Bangunan Eksisting : 88 m 2 (baik/ dibawah batas KLB) o Luas Bangunan : 73,5 m 2 o Luas Bangunan stlh berubah : 88 + 73,5 = 161,5 m 2 (tidak melanggar KLB). Pengembangan Luas Massa Bangunan : 73,5 m2 = 73,5/88 x 100% = 83% dari Luas Bangunan Eksisting. J. KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwapenyebab perubahan fungsi ruang pada unit rumah di Cluster Orlando dan Georgia, Kota Wisata Cibubur adalah: 1) Faktor jumlah penghuni a. 74% sampel memiliki pembantu rumah tangga sebagai tambahan penghuni, sehingga diperlukan tambahan area pembantu seluas 9m2 pada unit rumahnya. 2) penghuni a. 83% sampel membutuhkan ruang khusus untuk melakukan kegiatan servis (cuci jemur) sehari-hari, sehingga diperlukan tambahan area servis (area cuci jemur) pada unit rumahnya seluas 12 m2. b. 74% sampel memiliki gaya hidup suka berkumpul/menghabiskan waktu dengan keluarga di rumah, sehingga membutuhkan tambahan ruang keluarga seluas 13 m2 untuk mengakomodasi gaya hidup penghuni. 23

Danniel Stevanus: Studi Perubahan Fungsi Ruang pada Unit Rumah Tinggal di Cluster Orlando dan Georgia, Kompleks Perumahan Kota Wisata Cibubur (13-25) c. 57% sampel merasa bahwa ruang untuk memasak di rumahnya kurang besar, sehingga dibutuhkan perluasan pada ruang dapurnya. luas ruang dapur dari kondisi eksisting 5m2 menjadi 10m2. d. 52% sampel memiliki gaya hidup yang menginginkan ruang dapur tersembunyi dari area publik seperti ruang tamu, karena adanya anggapan bahwa dapur merupakan area kotor yang tidak boleh terlihat oleh tamu. Oleh karena gaya hidup ini, maka ruang dapur perlu direlokasi oleh penghuninya. Dengan direlokasinya ruang dapur, maka ruang makan juga ikut direlokasi karena zona ruang makan dan dapur harus berdekatan. e. Khusus untuk Cluster Georgia yang tidak menyediakan gudang pada rancangan standar unit rumahnya, 82% sampel di cluster Georgia membutuhkan ruang untuk menyimpan barang, sehingga membutuhkan tambahan ruang gudang seluas 5 m2. 3) Faktor lingkungan a. 65% sampel membutuhkan perluasan pada area carport dari yang semula hanya cukup untuk 1 mobil (15m2) menjadi cukup untuk 2 mobil (24 m2). Hal ini dilakukan sebagai bentuk respon terhadap jalan umum, sehingga mobil penghuni rumah tidak sampai mengganggu jalan dan kepentingan lingkungan sekitarnya termasuk para tetangganya. Berikut adalah kesimpulan berdasarkan aturan yang membatasi perubahan/pengembangan pada bangunan rumah: 1. KDB maksimum 60% (Pergub DKI Jakarta No.72 th.2013 Pasal 4). Sebanyak 35% sampel melanggar/melebihi batas maksimum KDB. Unit-unit yang melanggar tersebut adalah rumah-rumah yang menerapkan pola pengembangan massa tipe A pada Cluster Orlando dan tipe 2 pada Cluster Georgia. KDB yang diterapkan pada unit-unit ini adalah 64-65% (melebihi batas maksimum KDB 60%) 2. Berdasarkan peraturan KLB maksimum 1,6 (Pergub DKI Jakarta No.72 th.2013 Pasal 4), tidak ada unit rumah yang sampai melanggar aturan KLB ini. DAFTAR RUJUKAN Akil, Sjarifuddin, Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Pemukiman, Bandung, 2004 Amad, Eman,Measuring the Extent of the User s Role to Influence Change in Development in Nablus, West Bank, Palestina,Housing Science, Vol. 24, No. 3, pp. 239 250, 2000 Budihardjo, Eko,Arsitektur dan Kota di Indonesia, Bandung; Alumni, 1997 Cuff, Dana,Architecture: The Story of Practice, MIT Press: Massachusetts, USA, 1991 Halim, Deddy, Psikologi Arsitektur,Grasindo, Jakarta, 2005 24

Johnson, Paul Alan, The Theory of Architecture, John Willey & Sons Inc., Canada, 1994 Rapoport, A.,House, Form and Culture, Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, 1969 Sevilla, Consuelo G. et. al,research Methods, Rex Printing Company, Quezon City, 2007 Sinai, I., Moving or Improving: Housing Adjustment Choice in Kumasi, Ghana. Housing Studies. Vol.16 No. 1, pp. 97 114, 2001 Sjaifoel, Ellyta, Kajian Perubahan Fisik Rumah Tinggal Pada Permukiman Perumnas Martubung Medan, Thesis Magister Teknik Arsitektur, Universitas Sumatera Utara: tidak diterbitkan, 2008 Sueca, Ngakan Putu,Faktor-faktor Determinan Transformasi Rumah di Bali, Jurnal Pemukiman Natah, Vol. 3 No. 2, pp. 62 101, 2005 Tipple A.G. & Salim, A., User Initiated Extensions as Housing Supply: A Study of Government Built Low Cost Housing Estate in Malaysia, TWPR Vol. 21 No.2, pp. 119 154, 1999 Weber, H., The evolution of a place to dwell: Anatomy of residential site and dwelling design as a participatory process and product, dalam David K. Tester, Designing the Method, 126-68, Raleigh, NC: The Student Publication of the School of Design, 1968 25