Fakultas Pertanian Prodi Budidaya Perairan Universitas Achmad Yani Banjarmasin 1) 2)

dokumen-dokumen yang mirip
PERSENTASE POST LARVA UDANG GALAH SEBAGAI PEMBENTUK POPULASI SINTETIS G1 DARI SUMBER GENETIK SUNGAI PAGATAN, KINTAP DAN BARITO

TINGKAT KELULUSAN HIDUP LARVA UDANG GALAH BERDASARKAN SUMBER GENETIK YANG BERBEDA

LAJU PETUMBUHAN CALON INDUK UDANG GALAH POPULASI SINTETIS G1 DARI SUMBER GENETIK YANG BERBEDA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

KARAKTERISASI INDUK PEMBENTUK POPULASI G0 SINTETIS UDANG GALAH DARI SUMBER GENETIK SUNGAI BARITO, KINTAP DAN PAGATAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

25 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 42/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG GALAH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

Benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH SIRATU

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH GI MACRO II

Benih udang windu Penaeus monodon (Fabricius, 1798) kelas benih sebar

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III

PENGARUH TIPE PERSILANGAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN POPULASI BENIH UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 3: Benih kelas benih sebar

Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Induk udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas induk pokok

SELEKSI YANG TEPAT MEMBERIKAN HASIL YANG HEBAT

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

BAB III BAHAN DAN METODE

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih

MODUL: PENEBARAN NENER

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 41/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG VANAME SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGELUARAN BIBIT SAPI BALI SENTRA TERNAK SOBANGAN

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) :46-56 (2013) ISSN :

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.15/MEN/2002 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG ROSTRIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 26/MEN/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN LELE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

3 METODOLOGI PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Handajani H 1, Sri Dwi Hastuti 2 & Ganjar Adhy Wirawan 3 ABSTRAK PENDAHULUAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN LELE SANGKURIANG DI KOLAM TANAH PADA KEGIATAN BINA DESA UPT 38 KELURAHAN SEI GOHONG ABSTRAK ABSTRACT

Percobaan membuat induk ikan Bermutu tinggi sistem Alir Prosedur

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan

BAB III BAHAN DAN METODE

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI

Transkripsi:

EnviroScienteae Vol. 12 No. 2, Agustus 2016 Halaman 130-136 p-issn 1978-8096 e-issn 2302-3708 DISEMINASI PERAKITAN INDUK UDANG GALAH SUMBER GENETIK BARITO DAN PRODUKSI BENIH PADA KELOMPOK PEMBENIHAN RAKYAT DENGAN POLA COOPERATIVE BREEDING SYSTEM Dissemination of the parent assembly giant freshwater prawns and fry prawns Production On Seeding Group of People With Pattern Cooperative Breeding System Yulius Kisworo 1), Anny Rimalia 2), Mukhlisah 3) Fakultas Pertanian Prodi Budidaya Perairan Universitas Achmad Yani Banjarmasin 1) yuliuskisworo@gmail.com 2) annyrimalia_uvaya@gmail.com 3) mukhlisah.66@gmail.com Abstract Dissemination of the parent assembly giant freshwater prawns and fry prawns Production was held on Bumi Temposo Group and Selatan Makmur Group on Sepunggur Southern Sub- District of Kusan Hilir, Tanah Bumbu of South Kalimantan. The method used in the application of science and technology are Participatory Rural Appraisal (PRA) with the pattern of the cooperative breeding system (CBS). Assembling Parent done by the multiplication of Parent of giant freshwater prawn through fry production of selected conformed to protocol assembling followed production of prawns SNI: 01-2.6486.1-2 2000. The results of evaluation obtained a change in attitude and knowledge of the assembly stem and fry prawns production of prawns as a result of changes do not really know be learned or understood by 40% and Very Understood by 60% and this change of attitude significantly statistically. Keywords: Udang Galah, Parent, Seeds and Cooperative Breeding System PENDAHULUAN Perkembangan budidaya udang galah di Kalimantan Selatan pada saat memiliki prospek peluang usaha yang baik dengan memperhatikan permintaan konsumen lokal yang sangat tinggi ini. Kondisi demikian memberikan peluang usaha budidaya udang galah untuk dapat berkembang sangat dimungkinkan. Prospek usaha budidaya ini masih terkendala akan menyediaan benih unggul yang masih sangat tergantung dengan alam dan benih dari pulau Jawa, ini dikarenakan balai benih udang galah masih belum mampu meyediakan benih udang galah secara priodik sehingga memberikan kesulitan tersendiri dalam perkembangan budidaya udang galah di Kalimantan Selatan, selain dari aspek biologi dan teknis pembenihan dengan dua jenis perairan untuk perkembangan hidup udang galah yaitu air tawar pada saat dewasa dan payau pada saat proses pemijahan dan stadia larva. Untuk menjawab kendala biologi reproduksi dan teknis perakitan induk udang galah dalam penyediaan benih udang galah lokal bermutu telah dilakukan beberapa penelitian berkesinambungan yang dikembangkan untuk mendapatkan calon induk udang galah lokal salah satunya adalah penelitian Rimalia et al 2015 dengan kajian Pengayaan genetik pembentuk parental unggul lokal Udang galah ( macrobarancium rosenbergii de man) dan optimasi pertumbuhan generasi lanjut. 130

Diseminasi Perakitan Induk Udang Galah Sumber Genetik Barito (Yulius Kisworo, et al) Memperhatikan hasil penelitian udang galah yang menggunakan sumber genetik Kalimantan Selatan yang telah dicobakan menjadi rujukan dasar untuk dapat diaplikasikan pada masyarakat khususnya produsen benih, untuk itu perlu pengelolaan indukan udang galah secara benar agar didapat benih berkualitas Karenanya Unit Pembenihan Rakyat (UPR) bebasis Pembudidaya sangat diperlukan sebagai langkah awal pembinaan dan penerapan teknologi pembenihan udang galah lokal dilakukan pada kelompok pembudidaya di Desa Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Difusi teknologi perakitan dan produksi benih induk udang galah secara simultan dan sinergis dilakukan pada kelompok pembudidaya adalah dengan peningkatan kapasitas tata kelola atau manajemen pembenihan yang masih tradisional sehingga perlu dikembangkan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang berorientasi pasar ( market oriented) dengan menerapkan sistem kendali mutu benih untuk menjaga kualitas benih yang dihasilkan. Untuk itu diperlukan penguatan keterampilan teknis dan tata kelola (manajemen) pembenihan udang galah Penerapan teknologi pembenihan udang galah lokal dilakukan pada kelompok pembudidaya Bumi temposo dan Selatan Makmur di Desa Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu, dengan melibatkan perwakilan anggota kelompok, kemudian tim P2M, petugas BBUG dan penyeluh teknis dari dinas Perikanan Kabupaten Tanah bumbu, sehingga pemasyarakatan teknologi menjadi efektif. Kegiatan ini juga akan melibatkan METODE PELAKSANAAN Waktu dan Tempat Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan bulan Mei Juli 2016 dan betempat di Kelompok UPR Bumi temposo dan Selatan Makmur Desa Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Bahan Bahan yang digunakan adalah Udang galah hasil pembenihan Generasi 0 populasi sintetis yang telah terseleksi untuk digunakan sebagai induk. Metode Pendekatan Metode yang digunakan dalam penerapan Iptek ini adalah Partisipatori Rural Apracial (PRA) dengan menerapkan pola cooperative breeding system (CBS) diharapkan penerapan iptek bisa diadopsi oleh kelompok mitra secara utuh dengan keterlibatan langsung antara tim pengabdian sebagai pemulia dengan kelompok mitra dan stekholder (BBUG dan Konsumen akhir). Penerapan model cooperative breeding system mengadopsi model Deptan 2006 dalam Hadie at al (2008) seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Model Pelaksanaan pemuliaan Ikan/udang Berbasis Pembudidaya Model cooperatif breeding system (CBS) Pelaksana Pemuliaan Pemulia + Mitra (kons.1) Sumber : Hadie at al (2008) Konsumen Sasaran (Pembudidaya) kons. 3 (Konsumen Akhir) Keterangan - Varietas unggul sesuai selera pasar - Resiko tergantung Kesepakatan 131

EnviroScienteae Vol. 12 No. 2, Agustus 2016 : 130-136 Program Kerja Dalam proses desimilasi pembenihan udang galah berbasis pembudidaya ini disusun langkah startegis secara koprehensip dengan memperhatikan kebutuhan mitra dan penerapan iptek sebagai berikut. a. Fakus Group Discussion (FGD) Penyusunan protokol perakitan induk dan produksi benih udang galah b. Pelatihan teoritis metode klasikal dan praktik lapang : - Teknik perakitan induk udang galah berdasarkan breeding value - Teknik Pemijahan induk udang galah - Teknik Penanganan indukan pasca pemijahan - Teknik Penanganan fase larva udang galah s/d siap dipasarkan - Teknik kultur pakan alami fase larva dan pakan induk udang galah - Teknik Seleksi induk udang galah secara individu (peremajaan induk) c. Pendampingan Pembuatan fasilitas Bak plastik induk, Bak plastik pemijahan serta bak plastik penampungan larva dan benih. d. Pendampingan kultur pakan alami artemia sebagai pakan larva udang galah e. Pendampingan Penanganan induk dan larva sampai menjadi benih siap tebar f. Melakukan pertemuan koordinasi antara tim P2M dengan anggota kelompok pembudidaya/ pembenihan, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dan Balai Benih Udang Galah (BBUG) tentang protokol yang dibuat dan hasil dari kegiatan desiminasi sebagai tindak lanjut pembinaan kelompok Pembenihan Rakyat pasca penerapan IPTEK. g. Penilaian Kinerja Pengabdian Pada masyarakat dengan melakukand Free Test dan Post Test serta penilaian perubahan sikap dan pengetahuan dari mitra serta umpat balik kepada tim P2M sebagai evaluasi pelaksanaan penerapan Iptek sebagai Dengan indikasi keberhasilan pengabdian pada masyarakat dapat diketahui dari hasil evaluasi perubahan peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran. Kreteria tingkat keberhasilan diketahui jika lebih dari atau sama dengan 60% sasaran mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan. Perubahan peningkatan pengetahuan dievaluasi berdasarkan hasil wawancara (daftar isian) yang diberikan sebelum dan sesudah desiminasi. Kemudian dilakukan pengujian statistik dengan uji t terhadap nilai tengah berhubungan (paired sample t test) (Sudjana, 1992) dengan alat bantu analisis SPSS ver 21. Kriteria penilaian teori dikatagorikan sebagai berikut : a. Bila nilai evaluasi berkisar antara 80 100 = amat baik. b. Bila nilai evaluasi berkisar antara 70-79 = baik c. Bila nilai evaluasi berkisar antara 56-69 = cukup d. Bila nilai evaluasi kurang atau sama dengan 55 = kurang. HASIL DAN PEMBAHASAN Prosedur Kerja Perakitan induk udang galah Barito Dengan landasan hasil penelitian Kisworo et al (2014) dengan nilai heritabilitas udang galah lokal lebih besar dari 0,5 (kriteria luas) sehingga memungkinkan untuk meningkatkan nilai breeding value dengan seleksi individu metode Independen Culling Level, dengan cara memilih individu-individu dengan performan terbaik dan ditentukan batas produksi tertentu, jika kurang dari batas minimal maka dilakukan culling/afkir dengan langkah kerja : Persiapan indukan udang galah Pemijahan dengan satu set indukan udag galah (1 jantan 3 betina) dari satu 132

Diseminasi Perakitan Induk Udang Galah Sumber Genetik Barito (Yulius Kisworo, et al) set indukan didapat 10.000 15.000 larva udang galah. Pembesaran, ukuran post larva benih udang galah ditebar pada kolam yang sama dan dipelihara hingga ukuran ikan mencapai > 40 gram/ekor. Dilakukan Grading, untuk memisahkan jantan dan betina, dilakukan dengan mengambil sampel udang sebanyak 10% jantan dan betina dari jumlah total udang galah yang ditebar sebagai target induk Pembesaran, setelah dilakukan grading udang galah jantan-betina target induk dan kontrol dibesarkan hingga mencapai ukuran > 40 gram/ekor Pengambilan sampel untuk uji performa. Kemudian diambil sampel jantan dan betina untuk target induk masing-masing sebanyak 10% dari populasi. Begitu pula pada induk kontrol diambil ikan jantan dan betina masing-masing sebanyak 10% dari populasi. Setelah itu benih diuji performa meliputi uji pertumbuhan, uji multi lokasi, uji toleransi salinitas, uji genetika/genetic gain Dibandingkan melalui genetic gain dan dilakukan perbanyakan induk. Protokol penyedian induk disusun oleh kelompok dengan dampingan tim P2M dengan diskusi terfokus (FGD) (Gambar 1). Dalam penyusunan protokol perakitan induk dan prouduksi benih udang galah mengikuti Standar induk udang galah kelas induk pokok (Parent Stock, PS) dan produksi benih udang galah Badan Standarisasi Nasional (BSN) Keppres RI No. 13 tahun 1997. SNI: 01 s/d 2-6486. 1 s/d 2 2000 sebagai berikut: 1. Klasifikasi Induk udang galah kelas induk pokok (PS) digolongkan dalam 1 (satu) tingkatan mutu berdasarkan kriteria kwalitatif dan kwantitatif. Kriteria Induk Kualitatif a) Asal : Hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari induk kelas induk dasar. b) Warna : Warna kulit biru kehijau-hijauan, kadang ditemukan kulit agak kemerahan, warna kulit juga dipengaruhi oleh lingkungan. c) Kesehatan : Anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh tidak cacat dan tidak ada kelainan bentuk, alat kelamin tidak cacat (rusak), tubuh tidak ditempeli oleh jasad patogen, tidak bercak hitam, tidak berlumut, insang bersih. d) Gerakan : Aktif. Gambar 1. FGD Penyusunan Protokol Perakitan Induk dan Produksi Benih Udang Galah. 133

EnviroScienteae Vol. 12 No. 2, Agustus 2016 : 130-136 Kriteria induk kuantitatif Tabel 2. Kriteria Induk Udang galah Secara Kualitatif Parameter Satuan Kriteria Jantan Betina 1.Umur bulan 8 20 8 20 2.Bobot gam > 50 > 40 3.Fekunditasbutir/g tubuh - 30.000 bobot 75.000 4.Diameter telur tubuh mm - 0,6 0,7 2. Cara Pengukuran dan Pemeriksaan Cara menentukan umur Umur dihitung sejak telur menetas. Cara menentukan kematangan gonad Cara menentukan kematangan gonad ditandai dengan warna merah orange yang terlihat di bagian belakang rostrum. Cara mengukur panjang total dan kepala Panjang total diukur mulai dari ujung rostrum hingga ujung uopoda dengan menggunakan jangka sorong atau penggaris dalam satuan centimeter (cm). Cara mengukur bobot tubuh induk udang Cara mengukur bobot tubuh dilakukan dengan menimbang bobot tubuh udang per individu yang dinyatakan dalam satuan gram (g). Cara mengukur diameter telur Cara mengukur diameter telur adalah dengan mengambil 30 (tiga pul uh) butir telur kemudian diukur diameternya dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi mikrometer. Cara pemeriksaan kesehatan a) Pengambilan contoh untuk pengujian kesehatan induk udang dilakukan secara acak sebanyak 5% dari populasi atau dengan jumlah minimal 1 ekor. b) Pengamatan Visual atau organoleptik dilakukan untuk pemeriksaan adanya ektoparasit dan kesempurnaan morfologi udang. c) Pengamatan mikroskopik dilakukan untuk pemeriksaan jasad patogen (parasit, jamur, virus dan bakteri) di laboratorium uji. d) Pengamatan virus dilakukan dengan metoda PCR rapid diagnotik. Desiminasi Perakitan Induk Diseminasi dilakukan pada kelompok UPR Bumi temposo dan Selatan Makmur yang dilaksanakan di balai Desa Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. (Gambar 2) dengan menjelaskan protokol pemeliharaan indukan udang galah dan produksi benih. Yang telah disusun dengan teknik FGD di kelompok tersebut. Disampaikan pula bahwa untuk mengetahui apakah turunan atau benih yang diprosuksi benar-bernar berkualitas harus dilakukan beberapa pengujian mutu meliputi cekaman terhadap suhu, ph dan salinitas sesuai dengan SNI Pembenihan SNI : 01s/d 2-6486.1 s/d 2 2000. 134

Diseminasi Perakitan Induk Udang Galah Sumber Genetik Barito (Yulius Kisworo, et al) Tabel 3. Nilai Evaluasi Gambar 2. Kegiatan Diseminasi Kesadaran akan pentingnya mengelola induk ikan secara benar belum sepenuhnya dipahami oleh para pembudidaya udang galah karena minimnya pengetahuan dan kurangnya pengawasan dari pemerintah. Padahal pembenihan milik rakyat (UPR) ataupun sentra sentra budidaya ini penyumbang terbesar benih pada kegiatan budidaya. Benih yang berkualitas buruk akan tumbuh lambat dan mudah terserang penyakit sehinggan budidaya menjadi tidak efisien lagi. Para penyuluh perikanan perlu di up date pengetahuannya secara berkala agar tetap dapat membimbing pada UPR dalam memproduksi benih berkualitas. Perubahan sikap dan Pengetahuan Peserta Diseminasi Hasil evaluasi daya serap khalayak sasaran terhadap materi perakitan induk dan produksi benih udang galah dilihat secara individu dan dihubungkan dengan kriteria penilaian (empat kelas penilaian, maka nilai evaluasinya dirincikan pada Tabel 3 berikut. Evaluasi Awal Katagori Kriteria Jlh resp. (org) Persentase (%) Sangat Mengetahui/ Sangat Mengerti 0 0 Tahu/Mengerti 0 0 Tidak begitu mengetahui/ Tidak 10 100 begitu Mengerti Sangat Tidak tahu / Sangat Tidak 0 0 Mengerti Sangat Mengetahui/ Sangat Mengerti 6 60 Tahu/Mengerti 4 40 Tidak begitu mengetahui/ Tidak 0 0 begitu Mengerti Sangat Tidak tahu / Sangat Tidak 0 0 Mengerti Sumber : Data Primer diolah (2016) Akhir Tabel 3 memperlihatkan bahwa evaluasi awal tidak begitu mengerti /tidak begitu tahu 100% tentang teknik perakitan induk dan produksi benih udang galah, kemudian setelah diberikan sosialisasi dan pelatihan tentang teknik perakitan induk dan produksi benih udang galah terjadi peningkatan pengetahuan dengan daya serap materi yang bervariasi atau berbeda-beda setiap khalayak sasaran namun secara keseluruhan terjadi peningkatan pengetahuan dari tidak begitu mengerti /tidak begitu tahu menjadi menjadi tahu atau mengerti(40%) dan Sangat Mengetahui atau Sangat Mengerti (60%). Hasil evaluasi ini menunjukkan tingkat keberhasilan model kegiatan yang diberikan efektif terhadap pencapaian materi karena lebih dari 60% khalayak sasaran telah memahami teknik perakitan induk dan produksi benih udang galah. Dengan diterimanya Hipotesis Hi dengan nilai sig 0,000 < probabilitas 5% 135

EnviroScienteae Vol. 12 No. 2, Agustus 2016 : 130-136 p=0,05), ini menggambarkan terjadi peningkatan pengetahuan khalayak sasaran terhadap materi-meteri yang diberikan berupa teknik perakitan induk dan produksi benih udang galah. KESIMPULAN 1. Diseminasi teknologi perakitan induk dan peroduksi benih udang galah telah dilakukan Kelompok UPR Bumi temposo dan Selatan Makmur Desa Sepunggur Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. 2. Kelompok UPR telah memiliki protokol perakitan induk dan produksi benih udang galah sebagai standarisasi produksi. 3. Telah dipahaminya prosedur perakitan dan produksi benih oleh anggota kelompok dengan adanya Perubahan sikap dan Pengetahuan tentang perakitan induk dan produksi benih udang galah dengan hasil perubahan dari tidak begitu mengerti /tidak begitu tahu menjadi menjadi tahu atau mengerti sebesar 40% dan Sangat Mengetahui atau Sangat Mengerti sebesar 60%. Yogyakarta: Kanisius. pp. 99. Kisworo, Y dan Mukhlisah, 2014. Heritabilitas dan Variabilitas Pembentuk Karakter Unggul Udang Galah dari Muara Sungai Barito, Kintap Dan Pagatan Sebagai Pemuliaan Calon Induk Unggul Lokal. Jurnal Chlorophyl. ISSN 1858-3954. Vol.10 No.1. p: 27-32. Sudjana, 1992. Metode Statistik. Tarsito, Bandung. Halam 299 309.. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2000). SNI Benih Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii, de man). Jakarta: BSN. Rimalia, A., Mukhlisah, Kisworo,Y., (2015). Pengayaan Genetik Pembentuk Parental Unggul Lokal Udang Galah (macrobarancium rosenbergii de man) Dan Optimasi Pertumbuhan Generasi Lanjut. Hibah Bersaing. DP2M Dikti. [Laporan Tahap I]. Universitas Achmad Yani. Banjarmasin. Hadie, W. dan J. Supriatna.(1988). Pengembangan Udang Galah Dalam Hatchery Dan Budidaya. 136