BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara yang digunakan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. internet untuk menunjang pekerjaan mereka (Widyadinata, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. negara yaitu baik dari segi pembangunan masyarakat, kesejahteraan, keamanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu komponen penting dan sumber utama pada penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk membayar pajak. Seperti yang dikatakan oleh Sakti (2015: 2 ) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat di bidang teknologi informasi. Berbagai lapisan. menggunakan teknologi sebagai alat untuk memperoleh, mengolah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. rakyat baik dari segi materill maupun spiritual. Merealisasikan tujuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan langsung dengan tugas negara dan untuk kemakmuran rakyat. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berguna untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran

BAB I PENDAHULUAN. terus mengalami peningkatan dan pengembangan. Awalnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penerimaan pajak di Indonesia dari tahun ke tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi, membuat Direktorat Jendral Pajak (DJP) mengambil suatu kebijakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada perkembangan dan kemajuan dalam bidang kearsipan. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak dengan metode self assessment yang telah

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sektor pajak merupakan salah satu sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pembangunan. Diperlukan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dan informasi kepada pelanggannya.

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan negara tersbesar ini dapat dilihat dalam RAPBN sebesar Rp

BAB I PENDAHULUAN. bentuk elektronik (e-filing). E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Guna

BAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara yang bersumber dari pajak sejak tahun selalu

: Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Sebagaimana tujuan dari negara Indonesia juga dapat sama-sama kita

PENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN

BAB I PENDAHULUAN. untuk membiayai berbagai keperluan pemerintah dan pembangunan, antara

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 16 tahun 2009 menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. memprediksi dan menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. reformasi perpajakan, dimana reformasi perpajakan tersebut dapat berupa

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori terdiri dari Technology Acceptance Model (TAM), Task

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mengambil objek penelitan pada Bagian Keuangan RSUD Bhakti Dharma Husada

Adisti Putri Utami 1) Universitas Multimedia Nusantara

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang diberikan pemerintah terhadap warganya atas pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi untuk meningkatkan pelayanannya. Teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang telah berkembang dan menerapkannya dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sistem pemungutan pajak yaitu Official Assessment System dan Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. TAM (Technology Acceptance Model) merupakan salah satu teori adaptasi dari TRA (Theory of Reasoned

BAB I PENDAHULUAN. karena penerimaan pajak digunakan oleh pemerintah sebagai sumber utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dalam bentuk pajak merupakan sumber pembiayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pembayar pajak, dan (2) melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.

PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. dan mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka. Ajzen. pertimbangan tersebut akan membentuk intensi untuk melakukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Pembangunan nasional. merupakan kegiatan yang akan terus-menerus dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan utama dari kebijakan keuangan negara di bidang penerimaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun

Penyampaian SPT Tahunan secara e-filing WP OP dengan formulir 1770S atau 1770SS. Lebih Mudah Lebih Murah Lebih Cepat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun definisi pajak menurut Soemitro dalam buku Resmi (2013:1),

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam penerimaan negara. Perkembangan kontribusi penerimaan pajak terhadap. Tabel 1. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali di Indonesia. Dari hari- kehari pengaruh globalisasi semakin kuat

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari pajak juga perlu ditingkatkan karena pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. juga di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, segala hal dapat. memanfaatkan internet dalam melakukan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BABl PENDAHULUAN. Negara membutuhkan ketersediaan dana untuk membiayai keperluan

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Persepsi Wajib Pajak Mengenai E-Filing dan Pengaruhnya terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Pajak

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Shelby Devina Universitas Multimedia Nusantara Waluyo Universitas Multimedia Nusantara

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga penerimaan pajak sangat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) (www.tarif.depkeu.go.id). Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sedangkan, NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam 1

administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya (www.pajak.go.id). Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara (2011-2014) Triliun Rupiah URAIAN 2011 2012 2013 2014 A. PENDAPATAN NEGARA 1.210,6 1.338,1 1.438,9 1.550,6 I. Penerimaan Dalam Negeri 1.205,3 1.332,3 1.432,2 1.545,5 1. Penerimaan Perpajakan 873,9 980,5 1.077,4 1.146,8 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 331,5 351,8 354,8 398,7 II. Penerimaan Hibah 5,3 5,8 6,8 5,1 Sumber: www.kemenkeu.go.id Pada tabel 1.1, terlihat bahwa pajak memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan negara. Pada tahun 2014, pajak berkontribusi lebih dari 73% sumber pendapatan negara. Kenaikan kontribusi pajak terhadap pendapatan negara mulai tahun 2011 semakin meningkat dari tahun ke tahun. Walaupun terjadi peningkatan penerimaan pajak setiap tahunnya, ternyata berdasarkan data pada tahun 2014, jumlah penduduk Indonesia yang memiliki penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ada sebanyak 44,8 juta orang, baru 26,8 juta orang di antaranya yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak dan dari jumlah tersebut, hanya 10,3 juta Wajib Pajak yang menyampaikan SPT (www.kemenkeu.go.id). Hal ini berimbas terhadap belum optimalnya perolehan pajak selama ini. Proses pelayanan pajak yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama menjadi penyebabnya. Setiap tahun Wajib Pajak harus mengantri 2

berjam-jam di kantor layanan pajak hanya untuk memenuhi kewajibannya yaitu melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi miliknya (www.jabar.tribunnews.com). Belum optimalnya penerimaan pajak juga terlihat pada realisasi penerimaan pajak yang selalu di bawah target penerimaan pajak. Pada tahun 2014, pemerintah menetapkan target sebesar Rp 1.246,1 triliun, tetapi realisasi penerimaannya hanya Rp 1.143,3 triliun atau sebesar 91,75%. Tidak tercapainya target penerimaan pajak juga terjadi pada 2015, dimana pemerintah menargetkan penerimaan sebesar Rp 1.294,25 triliun, tapi yang terealisasi hanya Rp 1.055 triliun atau 81,5% (www.bisniskeuangan.kompas.com). Sistem administrasi perpajakan di Indonesia yang tergolong rumit dinilai menjadi penyebab target pajak yang telah ditetapkan tiap tahun oleh pemerintah tak pernah tercapai. Pengamat perpajakan dari Perkumpulan Prakarsa, Wiko Saputra, mengatakan dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, sistem administrasi perpajakan Indonesia merupakan yang paling rumit. Kerumitan itu terlihat dari laporan Surat Pemberitahuan pajak hingga proses di tahap akhir (www.geotimes.co.id). Padahal, pajak sangat bermanfaat bagi perekonomian dan masyarakat. Perekonomian negara sama halnya dengan perekonomian rumah tangga dimana mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos pengeluaran. Pajak sendiri merupakan sumber utama penerimaan negara. Oleh karena itu, apabila masyarakat tidak taat akan pajak maka seluruh kegiatan negara akan sulit terpenuhi. Dengan membayar pajak masyarakat akan mendapatkan manfaat (www.manfaat.co.id): 3

1. Fasilitas umum dan infrastruktur seperti jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit, dan puskesmas. 2. Pertahanan dan keamanan seperti bangunan, senjata, perumahan hingga gajigajinya. 3. Subsidi atas pangan dan Bahan Bakar Minyak. 4. Kelestarian lingkungan hidup dan Budaya 5. Dana Pemilu 6. Pengembangan alat transportasi massa, dan lain-lain. Karena pajak mempunyai manfaat dan peranan yang sangat strategis dan merupakan sumber utama penerimaan dalam negeri, maka pemerintah melakukan upaya untuk mengoptimalkannya yaitu melalui Ekstensifikasi Wajib Pajak (usaha untuk mengoptimalkan penerimaan pajak dengan meningkatkan faktor-faktor penunjang dari luar) dan Intensifikasi Pajak (usaha mengoptimalkan penerimaan pajak dengan meningkatkan faktor-faktor dari dalam). Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.9/2001 Tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak, Ekstensifikasi Wajib Pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah Wajib Pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP), sedangkan Intensifikasi Pajak adalah kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi DJP dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak. Pelaksanaan utama Ekstensifikasi Wajib Pajak adalah pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bagi masyarakat yang telah memenuhi persyaratan subjektif 4

dan objektif, sedangkan pelaksanaan utama Intensifikasi Pajak adalah mengoptimalkan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak melalui berbagai kemudahan seperti menggunakan e-filing yang dapat mempermudah Wajib Pajak dalam melaporkan SPTnya dan menunaikan kewajiban perpajakannya. Instansi pemerintah yang diberi tugas dan wewenang sebagai pengumpul penerimaan pajak di Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, mengeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ/2004 tanggal 14 Mei 2004 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik. Setelah sukses dengan program e-spt kemudian Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan kembali Surat Keputusan KEP-05/PJ/2005 yang ditetapkan pada tanggal 12 Januari 2005 tentang Tata Cara Penyampaian SPT secara Elektronik (e-filing) melalui Perusahaan Jasa Aplikasi (ASP). Pada tanggal 16 Desember 2008 Direktorat Jenderal Pajak merevisi kembali dalam Peraturan DJP Nomor 47/PJ/2008 (Lie dan Sadjiarto, 2013). Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2014 Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS Secara e-filing Melalui Website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id), e-filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP). Dengan e-filing, Wajib Pajak tidak perlu lagi menunggu antrian panjang di lokasi Dropbox maupun Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Hal ini merupakan 5

salah satu terobosan baru pelaporan SPT yang digulirkan Direktorat Jenderal Pajak untuk membuat Wajib Pajak semakin mudah dan nyaman dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya (www.pajak.go.id). Menurut www.pajak.go.id terdapat 7 (tujuh) keuntungan jika menggunakan fasilitas e- Filing melalui situs DJP, yakni: 1. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat, aman, dan kapan saja (24x7); 2. Murah, tidak dikenakan biaya pada saat pelaporan SPT; 3. Penghitungan dilakukan secara tepat karena menggunakan sistem komputer; 4. Kemudahan dalam mengisi SPT karena pengisian SPT dalam bentuk wizard; 5. Data yang disampaikan WP selalu lengkap karena ada validasi pengisian SPT; 6. Ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas; dan 7. Dokumen pelengkap (bukti potong PPh, Surat Kuasa Khusus, perhitungan PPh terutang, dan/atau fotokopi Bukti Pembayaran Zakat) tidak perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP melalui Account Representative (AR). Direktorat Jenderal Pajak terus berupaya memberikan kualitas pelayanan terbaik bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menyampaikan SPT pajaknya yaitu dengan menyempurnakan sistem e-filing. Pada tahun 2004, Wajib Pajak hanya dapat mengakses sistem e-filing melalui perusahaan Perusahaan Jasa Aplikasi (ASP) seperti www.pajakku.com, www.laporpajak.com, www.layananpajak.com serta www.spt.co.id. Namun, sejak tahun 2012 Wajib Pajak sudah dapat 6

mengakses sistem e-filing melalui website resmi Direktorat Jenderal Pajak http://efilling.pajak.go.id. Namun saat ini belum semua Wajib Pajak menggunakan e-filing karena kurangnya sosialisasi dari Direktorat Jenderal Pajak atau mungkin Wajib Pajak belum bisa menerima sebuah teknologi baru dalam pelaporan pajaknya. Pola pikir dari Wajib Pajak yang masih menganggap penggunaan sistem komputer dalam pelaporan SPT akan lebih menyulitkan jika dibandingkan secara manual juga berperan besar, padahal pelaporan SPT secara komputerisasi memiliki manfaat yang lebih besar bagi Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak (Laihad, 2013). Dewi dan Ratih (2009) mengatakan jika partisipasi Wajib Pajak dalam penggunaan e-filing masih rendah maka akan mengakibatkan return yang diterima Direktorat Jenderal Pajak juga rendah. Hal ini akan merugikan Direktorat Jenderal Pajak yang sudah mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk menciptakan sistem informasi yang lebih baik demi memberikan kemudahan dalam administrasi perpajakan. Return yang rendah ini mengindikasikan bahwa sistem informasi yang telah dibuat Direktorat Jenderal Pajak tidak efektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi secara intensif atas diberlakukannya e- Filing oleh pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal Pajak (Laihad, 2013). Secara sederhana e-filing merupakan implementasi penerapan e- Government dalam tax administration khususnya dalam pelaporan SPT, e-filing telah digunakan di beberapa negara untuk menunjang sistem perpajakan yang ada (Wowor. et al., 2014). Penggunaan e-filing juga dapat mengurangi beban proses 7

administrasi laporan pajak menggunakan kertas. Diharapkan dengan adanya kemudahan untuk memenuhi kewajiban perpajakan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Selain itu, transisi cara penyampaian dan pelaporan SPT dapat memudahkan dan memberi manfaat bagi Direktorat Jenderal Pajak sendiri dalam pengelolaan pajak. Oleh karena itu perlu dukungan semua pihak secara terus-menerus agar peningkatan pelayanan kepada wajib pajak terus berjalan dan sekaligus terciptanya administrasi perpajakan yang modern (Noviandini, 2012). Berdasarkan fakta-fakta yang telah dipaparkan maka penelitian ini akan membahas faktor-faktor yang cenderung dapat mempengaruhi penggunaan e- Filing diantaranya persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan (perceived ease of use), sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) serta keamanan dan kerahasiaan (security and privacy) sistem e-filing itu sendiri. Dalam Lie dan Sadjiarto (2013), persepsi adalah proses pemahaman seseorang terhadap suatu objek. Penggunaan e-filing dapat dipengaruhi oleh persepi Wajib Pajak akan kegunaan sistem e-filing itu sendiri. Wiyono (2008) menjelaskan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya (Desmayanti dan Zulaikha, 2012). Teknologi pada penelitian ini yaitu sistem e-filing. Kemauan Wajib Pajak untuk menggunakan e- Filing atau tidak menggunakan e-filing bergantung pada persepsi Wajib Pajak, Wajib Pajak akan mau menggunakan e-filing jika mereka merasakan manfaat yang diberikan setelah penggunaan e-filing dan juga dalam penggunaan e-filing, 8

Wajib Pajak dapat mengembangkan kinerjanya dan membuat kinerjanya lebih baik dari hari ke hari serta e-filing dapat memudahkan perkerjaan dan menguntungkan serta bermanfaat bagi Wajib Pajak. Tidak hanya itu, dengan menggunakan e-filing, Wajib Pajak mampu menambah produktifitas dan menghemat waktu dalam mengerjakan tugas-tugasnya serta meningkatkan kualitas hasil pekerjaannya dan keefektifitasan kinerja Wajib Pajak. Lebih lanjut, dengan menggunakan e-filing, Wajib Pajak akan dimungkinkan untuk mengerjakan tugas-tugasnya dengan lebih cepat, lebih praktis dan efisien sehingga mendatangkan manfaat dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Jika Wajib Pajak merasakan besarnya manfaat yang diperoleh dari penggunaan e-filing maka Wajib Pajak akan cenderung menggunakan e-filing dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Davis (1989) menemukan bahwa hubungan persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap penggunaan senyatanya lebih kuat dibandingkan konstruk manapun. Szajna (1996) juga menemukan hubungan yang signifikan antara dua konstruk tersebut. Demikian pula Igbaria,et al. (1997) juga menemukan hal yang sama bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) mempunyai pengaruh langsung terhadap penggunaan aktual (Laihad, 2013). Hasil-hasil tersebut konsisten dengan Laihad (2013), Desmayanti (2012), Noviandini (2012), Lie dan Sadjiarto (2013), Wibisono dan Toly (2014), serta Nurhasanah, dkk. (2015) yang menyatakan persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh terhadap penggunaan e-filing. 9

Penggunaan e-filing dapat dipengaruhi oleh persepi Wajib Pajak akan kemudahan sistem e-filing itu sendiri. Menurut Laihad (2013) persepsi kemudahan (perceived ease of use) didefinisikan bagaimana individu menginterpretasikan bahwa mempelajari dan menggunakan sistem tersebut merupakan hal yang mudah. Sementara Davis (2008) menjelaskan bahwa persepsi tentang kemudahan dalam penggunaan suatu teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana individu percaya bahwa sistem teknologi dapat dengan mudah dipahami dan digunakan (Wibisono dan Toly, 2014). Ketika dalam mempelajari penggunaan dan menggunakan e-filing merupakan suatu hal yang mudah bagi Wajib Pajak, serta interaksi Wajib Pajak dengan e-filing jelas dan terpahami, dan juga Wajib Pajak mudah untuk beradaptasi dan mudah untuk menjadi terampil dalam menggunakan e-filing maka Wajib Pajak akan cenderung menggunakan e- Filing dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Menurut Wiyono (2008) dalam Laihad (2013) kemudahan pengguna akan mempengaruhi penggunaan sistem e- Filing. Jika Wajib Pajak menginteroretasikan bahwa sistem e-filing mudah untuk digunakan maka penggunaan sistem akan tercapai. Studi Amijaya (2010) menyatakan persepsi kemudahan akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Laihad (2013), Wibisono dan Toly (2014), Lie dan Sadjiarto (2013), Nurhasanah, dkk. (2015), Desmayanti (2012), serta Noviandini (2012) menyatakan bahwa persepsi kemudahan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing. 10

Penggunaan e-filing juga dapat dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) Wajib Pajak. Sikap terhadap perilaku yang dimaksud sikap suka atau tidak suka terhadap penggunaan sistem e-filing. Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) dalam Jimantoro dan Tjondro (2014), sikap (attitude) adalah perasaan yang dirasakan individu untuk menerima atau menolak suatu objek atau perilaku. Laihad (2013) menyatakan sifat didefinisikan sebagai ukuran dimana pengguna akan menggunakan suatu sistem apabila pengguna memiliki sifat positif terhadap sistem tersebut. Ketika Wajib Pajak merasakan kenyamanan, kesenangan dan kenikmatan dalam menggunakan e-filing maka Wajib Pajak akan cenderung menggunakan e-filing dalam menunaikan kewajiban perpajakannya. Amoroso dan Gardner (2004) dalam Laihad (2013) menemukan bahwa pengguna mungkin memiliki sikap yang positif jika mereka percaya bahwa penggunaan teknologi akan meningkatkan kinerja dan produktivitas mereka. Studi dari Lee, et al. (2003) juga menyatakan bahwa sikap berpengaruh signifikan positif terhadap penggunaan teknologi. Dengan adanya sikap yang positif dari pengguna saat menggunakan suatu teknologi dalam hal ini e-filing maka kecenderungan untuk memakai e-filing akan selalu ada dibandingkan dengan pengguna yang memiliki sikap negatif (Laihad, 2013). Sejalan dengan studi dari Lee, et al. (2003) dalam Laihad (2013), Dyanrosi (2015) menyatakan bahwa pengaruh sikap terhadap perilaku terhadap penggunaan e-filing adalah berbanding lurus, sehingga semakin positif sikap terhadap perilaku maka akan berdampak meningkatnya penggunaan e-filing. 11

Penggunaan e-filing juga dapat dipengaruhi oleh keamanan dan kerahasiaan (security and privacy) sistem e-filing. Menurut Firmawan (2009) keamanan (security) berarti bahwa penggunaan sistem informasi itu aman, resiko hilangnya data atau informasi sangat kecil dan resiko pencurian rendah. Sedangkan kerahasiaan (privacy) berarti segala hal yang berkaitan dengan informasi pribadi pengguna terjamin kerahasiaannya, tidak ada orang yang mengetahuinya (Desmayanti dan Zulaikha, 2012). Dalam melaporkan pajak melalui e-filing, Wajib Pajak akan memperoleh digital certificate yaitu sertifikat yang digunakan untuk proteksi data SPT dalam bentuk encryption (pengacakan) sehingga benar-benar terjamin kerahasiaannya. Wajib Pajak yang sudah paham akan keamanan dan kerahasiaan sistem e-filling tersebut tentunya mereka akan menggunakan e-filling atau dengan kata lain Keamanan dan Kerahasiaan (security and privacy) mempunyai pengaruh yang positif terhadap Penggunaan e- Filling (Desmayanti dan Zulaikha, 2012). Ketika Wajib Pajak dalam menggunakan e-filing merasa aman dan percaya bahwa e-filing dapat menjaga kerahasiaan data-datanya serta e-filing dapat memberikan tingkat jaminan yang tinggi. Lebih jauh, Wajib Pajak akan tidak khawatir dengan masalah keamanan dan kerahasiaan dalam penggunaan e-filing maka Wajib Pajak akan cenderung menggunakan e-filing dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wowor, et al. (2014) serta Wibisono dan Toly (2014), menyatakan bahwa keamanan dan kerahasiaan (security and privacy) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing. 12

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam penggunaan e-filing. Penelitian ini merupakan replikasi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Risal C. Y. Laihad (2013). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Perbedaan variabel independen yang digunakan, penelitian sebelumnya menggunakan persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan (perceived ease of use), dan sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) sebagai variabel independen sedangkan pada penelitian ini menambah satu variabel independen yaitu keamanan dan kerahasiaan (security and privacy). Variabel ini ditambahkan karena diperkirakan juga memiliki pengaruh terhadap penggunaan e-filing. 2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Tangerang, sedangkan penelitian sebelumnya adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang bertempat di Kota Manado. 3. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015 sedangkan penelitian sebelumnya tahun 2013. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka judul penelitian ini adalah "Pengaruh Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness), Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use), Sikap Terhadap Perilaku (Attitude Toward Behavior) serta Keamanan dan Kerahasiaan (Security and Privacy) Terhadap Penggunaan e-filing Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Tangerang." 13

1.2 Batasan Masalah Agar masalah terfokus dan terarah, maka dalam penelitian ini akan dibatasi ruang lingkup pembatasan masalah berdasarkan variabel dan pemilihan konteks penelitian. Pembatasan penelitian yang dipilih dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Variabel yang akan dianalisa dalam penelitian ini hanya terbatas pada variabel persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan (perceived ease of use), sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) serta keamanan dan kerahasiaan (security and privacy) sistem e-filing. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan e- Filing. 2. Objek penelitian dari penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Tangerang yang menggunakan e-filing dalam melaporkan SPT pribadinya. 3. Periode dilakukannya penelitian ini adalah tahun 2015. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing? 2. Apakah persepsi kemudahan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing? 3. Apakah sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing? 14

4. Apakah keamanan dan kerahasiaan (security and privacy) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, ada pun beberapa tujuan dari penelitian ini, antara lain: 1. Untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris pengaruh positif persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap penggunaan e-filing. 2. Untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris pengaruh positif persepsi kemudahan (perceived ease of use) terhadap penggunaan e-filing. 3. Untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris pengaruh positif sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) terhadap penggunaan e-filing. 4. Untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris pengaruh positif keamanan dan kerahasiaan (security and privacy) terhadap penggunaan e-filing. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Bagi Direktorat Jenderal Pajak, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan untuk meningkatkan pelayanan dalam penggunaan e-filing. 2. Bagi Application Service Provider (ASP), hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk mengembangkan aplikasi e-filing selanjutnya. 15

3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dan literatur bagi penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan e-filing. 4. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi para pihak yang membutuhkan terutama bagi Wajib Pajak yang menyampaikan SPT melalui media elektronik. 5. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana pembelajaran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai tujuan teoritis dan memperluas wawasan terlebih mengenai pemahaman penggunaan e-filing. 1.6 Sistematika Penulisan Berikut adalah metode dan sistematika yang digunakan dalam penulisan penelitian ini: BAB I: PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan menguraikan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, rumusan masalah dan batasan masalah dalam penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan penelitian ini. BAB II: TELAAH LITERATUR Bab ini menguraikan teori-teori relevan serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang melandasi penelitian yang dilakukan saat ini. Selain itu bab ini juga memuat kerangka pemikiran serta rumusan hipotesis yang digunakan. 16

BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini memuat gambaran umum objek penelitian, variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian, serta metode dan teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian, seperti teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data. BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, memaparkan hasil-hasil dari penelitian baik secara kualitatif dan/atau kuantitatif. Hasil-hasil yang dipaparkan mencakup hasil tahap analisis, hasil desain, serta hasil pengujian dan implementasinya. Penulis juga menyertakan keterangan mengenai temuan-temuan yang signifikan sewaktu melakukan analisis dan perbandingan hasil penelitian terkini dengan penelitian-penelitian serupa terdahulu. BAB V: SIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir ini berisikan simpulan dan saran sehubungan dengan penelitian ini. Simpulan adalah jawaban atas rumusan masalah serta tujuan penelitian yang dikemukakan pada Bab I, beserta informasi tambahan yang diperoleh atas dasar temuan penelitian. Saran adalah manifestasi dari penulis atau sesuatu yang belum ditempuh dan layak untuk dilaksanakan pada penelitian selanjutnya. 17