Konseling dan Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
Konseling dan Pendidikan

Konseling dan Pendidikan

Konseling dan Pendidikan

Konseling dan Pendidikan

PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN

Jurnal EDUCATIO Jurnal Pendidikan Indonesia

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PKn

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

MODEL KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Oleh : Vira Ismis Kairat

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan 2017

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DI SDN 10 LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ARTIKEL PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Konseling dan Pendidikan

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR PKn SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT ACHIEVEMENT DIVISIONS)

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR DAN BELAJAR IPS SISWA KELAS VI

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

BAB III METODE PENELITIAN

Konseling dan Pendidikan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2. Subjek Penelitian adalah pendidik dan peserta didik kelas IV SDN. 11 laki-laki dan 7 perempuan.

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Konseling dan Pendidikan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF Number Head Together (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Rinendah Sihwinedar 16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Model Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PKN

BAB III METODE PENELITIAN

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 17 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 10 orang

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

Meningkatkan Motivasi Belajar Pembelajaran Untuk Siswa Kelas V SD Negeri 04 Pasar Pandan Air (PPA) Mati Solok Melalui Metode Inquiry

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas III Dengan Menggunakan Media Gambar di SDN I Bolapapu Kecamatan Kulawi

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

Konseling dan Pendidikan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENENLITIAN

Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

PENERAPAN PENDEKATAN TEMATIK UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS 1 PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 15 SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN METODE QUANTUM TEACHING DI SD NEGERI 32 LUBUK ALUNG. Erni, Nurharmi, Yulfia Nora

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN BILANGAN CACAH SISWA KELAS II DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

Oleh: As ari SDN 3 Pringapus, Dongko, Trenggalek

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

ARTIKEL. PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE LEARNING STARTS WITH A QUESTION DISDN 10 SANGKIR AGAM OLEH:

Universitas Bung Hatta Abstract

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED-HEAD-TOGETHER (NHT)

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI INFORMATION SEARCH

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Transkripsi:

Jurnal Konseling dan Pendidikan ISSN Cetak: 2337-6740 - ISSN Online: 2337-6880 http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 4 Nomor 2, Juni 2016, Hlm 85-91 Info Artikel: Diterima 23/04/2016 Direvisi 25/05/2016 Dipublikasikan 30/06/2016 Penggunaaan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS di Kelas IV SD Negeri 06 Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman Zulkirman Abstrak Penelitian ini berawal dari kenyataan disekolah bahwa dalam penyampaian pembelajaran guru masih bersifat konvensional yang menyebabkan peserta didik bosan dan kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran yang tercipta bersifat monoton. Untuk dapat meningkatkan dan menciptakan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan salah satunya dengan menggunakan media gambar. Media gambar adalah suatuu media pendidikan yang dapat menginformasikan pembelajaran secara komunikatif, yang bisa mengatasai ruang dan waktu dan berisi pesan yang disampaikan dalam pembelajaran melalui gambar dengan tujuan menarik perhatian dan minat peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2014/2015 di SD Negeri 06 Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, dengan subjek penelitian peserta didik kelas IV SD Negeri 06 Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman dengan jumlah peserta didik 22 orang, yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dua kali pertemuan dan siklus II dua kali pertemuan. Prosedur penelitian dilakukan melaluli 4 tahap yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, 4) refleksi. Pembelajaran media gambar memiliki langkah-langkah yaitu 1) menyiapkan alat dan bahan yang digunakan, 2) menyampaikan tujuan pembelajaran, 3) memberikan pengantar, 4) memperagakan gambar, 5) meminta pendapat peserta didik, 6) menjelaskan materi, 7) mengajukan pertanyaan, 8) menyimpulkan materi pelajaran, 9) memberikan evaluasi. Penelitian dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Persentase hasil belajar peserta didik pada siklus I adalah 67% dan pada siklus II adalah 81%. Dari analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV SD Negeri 06 Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, dengan persentase peningkatan 14%. Kata Kunci : Media Gambar, Hasil Belajar IPS,Meningkat Copyright 2016 IICET (Padang - Indonesia) - All Rights Reserved Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET) PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, bertujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki wawasan luas serta berdaya guna bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan yang tercantum dalam UU NO.20 Tahun 2003 bahwa sistem pendidikann nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, mandiri dan bertanggung jawab terhadap keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dapat berlangsung di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah bertujuan untuk mengantarkan peserta didik menuju perubahan tingkah laku baik secara intelektual, moral maupun sosial agar peserta didik dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Proses pembelajaran di sekolah merupakan proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dan informasi dari guru kepada peserta didik. Guru sebagai pemberi pesan dalam proses komunikasi harus mampu mengajar, memotivasi, dan merangsang peserta didik untuk dapat menerima informasi berupa materi pembelajaran dengan baik, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta didik tidak hanya mengajar dengan monoton, tetapi bervariasi dalam metode, strategi, pendekatan maupun media pembelajaran. Salah satu hal yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran adalah penggunaan media, karena dengan adanya media suasana pembelajaran akan lebih menarik dan peserta didik termotivasi dalam 85

belajar. Hamalik (dalam Azhar, 2006:15) menegaskan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam pembelajaran, serta dapat mempertinggi hasil belajar peserta didik. Media bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran, media perantara antara guru dengan peserta didik dalam menyampaikan dan menerima materi pelajaran. Arief (2008:7) menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik. Dalam menggunakan media gambar, yang harus diperhatikan guru yaitu kriteria pemilihan media gambar. Adapun kriteria pemilihan media gambar yaitu warna gambar menarik bagi peserta didik dan kesesuaian antara isi yang disampaikan gambar dengan materi yang akan diajarkan. Sejalan dengan ini Azhar (2006:75) mengemukakan bahwa kriteria pemilihan media gambar yaitu gambar harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, gambar harus tepat untuk mendukung isi pelajaran, praktis, dan gambar harus bisa menyampaikan informasi dengan jelas. Media gambar dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar, dapat memvisualkan konsep yang ingin disampaikan kepada peserta didik. Menurut Ahmad (1997:76) mengemukakan bahwa gambar dapat membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, karena gambar termasuk media yang mudah dan murah serta besar artinya bagi peserta didik untuk mempertinggi nilai pembelajaran. Media gambar menarik perhatian dan minat peserta didik. Sejalan dengan ini Nana (2005:2) juga mengatakan bahwa media gambar akan lebih menarik bagi peserta didik dibandingkan dengan cerita guru tentang suatu materi pembelajaran. Pada umumnya peserta didik usia sekolah dasar senang dengan gambar apalagi adanya perpaduan warna yang menarik, sehingga peserta didik akan termotivasi dalam belajar dan hasil belajar yang diinginkan akan meningkat. Kenyataan yang terjadi di lapangan sesuai dengan observasi dan wawancara penulis dengan guru kelas IV SD Negeri 06 Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Guru dalam pembelajaran IPS jarang menggunakan media gambar, alasannya untuk membuat suatu media pembelajaran sangat menyita waktu. Disamping itu, guru juga kurang tepat dalam penggunaan media gambar, baik dari segi kesesuaian isi gambar dengan materi, warna gambar, maupun ukuran gambar. Padahal media gambar bertujuan untuk membantu guru dalam penyampaian materi pelajaran. Penelitian ini secara teoritis dapat memberikan sumbangan bagi pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, khususnya bagi pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Secara rinci mamfaat penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagi peserta didik, dapat mempermudah dan meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran IPS di Sekolah dasar serta meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan media gambar. 2. Bagi guru, sebagai masukan pengetahuan dan pemahaman baik secara teoritis maupun praktis dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan media gambar, guru diharapkan untuk menerapkannya dalam pembelajaran. 3. Bagi sekolah, sebagai masukan tentang perlunya peningkatan kemampuan guru dalam memilih media pembelajaran IPS terutama media gambar. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 06 Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena di sekolah ini belum pernah diadakan penelitian tentang media gambar ini dalam pembelajaran IPS dan peneliti juga bertugas di sekolah ini. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada peserta didik kelas IV SD Negeri 06 Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, Penelitian yang peneliti lakukan ini merupakan penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan media gambar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Suharsimi (2002:11) mengatakan bahwa pendekatan kualitatif digunakan karena p elaksanaan penelitian ini terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami dan menuntut keterlibatan peneliti secara langsung di lapangan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini cocok digunakan karena kajian penelitian ini bersifat reflektif. Menurut Rustam (2009:22) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada suatu kelas dengan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatka hasil belajar peserta didik. 86

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis ( dalam Ritawati, 2007 : 21 ) model siklus ini mempunyai empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. a. Perencanaan Perencanaan tindakan dilakukan sesuai dengan permasalahan yang ditemukan pada refleksi awal. Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang perlu dilakukan adalah merumuskan rencana kegiatan pembelajaran. b. Pelaksanaan Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran perkembangan teknologi transportasi dengan menggunakan media gambar sesuai dengan rencana. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dan siklus ke II dua kali pertemuan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Kegiatan dilakukan oleh peneliti sebagai guru dan kepala sekolah sebagai observer. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas berupa kegiatan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. c. Pengamatan Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran dengan penggunaan media gambar dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, obyektif, dan sistematis. Pengamatan dilakukan oleh kepala sekolah pada waktu guru melaksanakan tindakan pembelajaran. Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I sampai dengan siklus II. Pengamatan yang dilakukan pada satu siklus dapat mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru dan diadakan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. d. Refleksi Refleksi diadakan setiap satu tindakan berakhir. Dalam tahap peneliti dan observer mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah (a) menganalisis tindakan yang baru dilakukan, (b) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, (c) Melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang diperoleh. Hasil refleksi bersama ini dimanfaatkan sebagai masukan pada tindakan selanjutnya. Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, dan dokumentasi dari setiap tindakan perbaikan pada pembelajaran perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi dengan penggunaan media gambar pada peserta didik kelas IV SD. Data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran yang berupa sebagai berikut: 1) Perencanaan pembelajaran merupakan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran sehingga tercipta yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang dapat mengantar peserta didik mencapai tujuan yang diharapkan. 2) Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan prilaku guru dan peserta didik yang meliputi interaksi belajar mengajar antara guru-peserta didik, dan peserta didik-guru dalam pembelajaran. 3) Penilaian pembelajaran, baik yang berupa penilaian hasil. 4) Hasil penilaian peserta didik, baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Sumber data penelitian adalah proses pembelajaran perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi dengan menggunakan media gambar di kelas IV SD Negeri 06 Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, kegiatan penilaian, prilaku guru dan peserta didik sewaktu berlangsungnya proses pembelajaran. Sumber data penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar meliputi perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi pembelajaran. Data penelitian diperoleh dari subjek yang diteliti yaitu peserta didik kelas IV SD Negeri 06 Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan pencataan lapangan, observasi, wawancara dan hasil tes. Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi, baik data perencanaan, pelaksanaan, maupun data evaluasi. Analisis data dilakukan dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai informasi yang spesifik dan terfokus pada berbagai informasi yang mendukung pembelajaran dan yang menghambat pembelajaran. Dengan demikian pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan. Adapun kriteria keberhasilan setiap tindakan adalah sebagai berikut: a. Hasil observasi guru dan siswa telah menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana yang ditetapkan. b. Hasil LKS telah menunjukkan bahwa dua pertiga dari kelompok yang ada telah meneyelesaikan dengan baik. 87

c. Hasil tes akhir dari semua subjek telah memperoleh skor lebih dari atau sama dengan 80%. d. Hasil wawancara telah memberikan informasi bahwa siswa senang mengikuti pelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil Penelitian Siklus I 1) Perencanaan Setelah studi awal dilakukan, maka disusun perencanaan tindakan siklus I yang akan dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan hari Rabu, 1 April 2015, dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 08 April 2015. Materi pelajaran pada siklus I adalah perkembanngan teknologi komunikasi dengan menggunakan media gambar. Pembelajarannya terdapat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Penggunaannya terlihat dalam kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir serta hasil tes pada akhir pembelajaran. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, terlebih dahulu disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), format-format, lembaran soal-soal latihan peserta didik sebagai instrument penunjang dalam penelitian. RPP ini disusun berdasarkan program semester sesuai dengan waktu penelitian berlangsung. Kompetensi Dasar (KD) mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Indikator yang ingin dicapai adalah : 1) mengelompokkan alat komunikasi berdasarkan jenisnya, 2) menyikapi perkembangan alat komunikasi, 3) memilah alat komunikasi yang sesuai dalam kehidupan sehari-hari, 4) menceritakan pengalaman menggunakan alat komunikasi, 5) menyebutkan mamfaat alat komunikasi, 6) menggunakan alat komunikasi saat sekarang dengan baik. 2) Pelaksanaan Siklus I dilaksanakan 2 (dua) kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari rabu tanggal 01 April 2015 waktu 2 x 35 menit dan pertemuan kedua pada hari Rabu tanggal 08 April 2015. Masing-masing pertemuan berlangsung pembelajaran selama 70 menit, yang dihadiri oleh 22 peserta didik. Pada kesmpatan ini peneliti diamati oleh observer, yaitu kepala sekolah. Hasil belajar pesera didik pada ranah kognitif siklus I terlihat bahwa peserta didik yang memperoleh nilai 4 berjumlah 1 orang, peserta didik yang memperoleh nilai 5 berjumlah 4 orang, peserta didik yang memperoleh nilai 6 berjumlah 5 orang, peserta didik yang memperoleh nilai 7 berjumlah 5 orang, peserta didik yang memperoleh nilai 8 berjumlah 3 orang, dan peserta didik yang memperoleh nilai 9 berjumlah 3 orang dan peserta didik yang memperoleh nilai 10 berjumlah 1 orang. Nilai tertinggi 10 dan nilai terendah 4. Rata-rata nilai hasil belajar kognitif pada siklus I yang diperoleh peserta didik adalah 6,8. Dari 22 orang peserta didik tersebut, 10 orang belum mencapai nilai 7 (ketuntasan yang ditetapkan sekolah), sedangkan jumlah peserta didik yang telah mencapai nilai 7 atau lebih adalah 12 orang. Jika dilihat dari persentasenya, ketuntasan rata-rata klasikal peserta didik ranah kognitif pada siklus I ini baru mencapai 68%. Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai hasil belajar pesera didik pada ranah psikomotor siklus I terlihat bahwa peserta didik yang memperoleh nilai 4 berjumlah 2 orang, peserta didik yang memperoleh nilai 6 berjumlah 11 orang, peserta didik yang memperoleh nilai 8 berjumlah 9 orang. Nilai tertinggi 8 dan nilai terendah 4. Rata-rata nilai hasil belajar ranah psikomotor pada siklus I yang diperoleh peserta didik adalah 6,6. Dari 22 orang peserta didik tersebut, 13 orang belum mencapai nilai 7 (ketuntasan yang ditetapkan sekolah), sedangkan jumlah peserta didik yang telah mencapai nilai 7 atau lebih adalah 9 orang. Jika dilihat dari persentasenya, ketuntasan rata-rata klasikal peserta didik ranah psikomotor pada siklus I ini baru mencapai 66%. Rata-rata hasil belajar siklus I yang diperoleh peserta didik ranah kognitif 6,8 atau persentase ketuntasan klasikal 68%, ranah afektif 6,6 atau persentase ketuntasan klasikal 66%, dan ranah psikomotor 6,6 atau persentase ketuntasan klasikal 66%. Dengan demikian dapat dikatakan hasil belajar peserta didik pada siklus I ranah kognitif, afektif, dan psikomotor 6,7 atau persentase ketuntasan klasikal peserta didik 67%. Selain penilaian hasil belajar peserta didik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor juga dilakukan pengamatan selama tindakan berlangsung. Pengamatan ini dilakukan secara berkelanjutan mulai dari tindakan awal pada sampai tindakan akhir. Hal ini dikarenakan oleh pengamatan terhadap satu tindakan akan berpengaruh pada tindakan selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian direfleksi untuk perencanaan pada siklus II. 88

Masih ada deskriptor-deskriptor yang belum terlaksana secara keseluruhan. Disini peneliti sudah berusaha untuk melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun, tetapi pelaksanaannya masih mengalami kekurangan-kekurangan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh pangamat terhadap aktivitas peserta didik dalam perkembangan teknologi komunikasi pada tabel 4.4 masih ada deskriptor-deskriptor pembelajaran yang belum terlaksana oleh peserta didik. Jumlah skor yang diperoleh 26 dan skor maksimal 36 dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah 72 %. Hal ini menunjukan taraf keberhasilan aktivitas peserta didik selama dalam proses pembelajaran berada pada katagori cukup. 3) Refleksi Pembelajaran siklus I difokuskan pada perkembangan teknologi komunikasi dengan menggunakan media gambar. Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan siklus I dilakukan pengamatan dan tes. Hasil pengamatan dan tes selama pelaksanaan tindakan dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat sehingga diperoleh hal-hal sebagai berikut: (a) Guru membangkitkan skemata peserta didik dimana peserta didik kurang aktif dan kurang semangat dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru (b) Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru kurang jelas sehingga peserta didik kurang serius mendengarkan penjelasan dari guru (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) Guru kurang memberikan pujian kepada peserta didik yang aktif dalam menjawab pertanyaan guru Pada saat peserta didik diminta untuk menceritakan pengalaman menggunakan alat komunikasi kedepan kelas, peserta didik pertama agak mengalami kesulitan karena mereka masih malu-malu untuk mengungkapkan ide-ide yang ada karena ini baru pertama kali dilakukan. Setelah peserta didik diberi bimbingan oleh peneliti sebagian peserta didik dapat memahaminya, sedangkan sebagian lagi masih diberi semangat untuk berani berbicara dan mengungkapkan ide-idenya Suasana kelas untuk belajar mulai hidup Kegairahan peserta didik untuk mengikuti pelajaran mulai tumbuh Cara bicara guru agak cepat dan bahasa yang digunakan kurang dipahami peserta didik Peserta didik sudah mulai berani untuk menanggapi, walaupun masih sedikit Pujian dari guru masih kurang sehingga peserta didik kurang termotifasi selama pembelajaran Siklus II Siklus II dilaksanakan 2 (dua) kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Rabu tanggal 22 April 2015 waktu 2 x 35 menit dan pertemuan kedua siklus II pada hari Rabu 29 April 2015. Pembelajaran masingmasing pertemuan berlangsung selama 70 menit, yang dihadiri oleh 22 peserta didik. Pada kegiatan pembelajaran ini peneliti bertindak sebagai guru yang diamati oleh observer, yaitu kepala sekolah yang mangamati jalannya proses pembelajaran. Berdasarkan catatan aktivitas selama kegiatan proses pembelajaran dapat dianalisis beberapa hal sebagai berikut: 1) Peserta didik terlihat aktif dan bersemangat dalam mengikuti materi pelajaran yang disajikan peneliti karena menggunakan media yang cocok dengan pelajaran dan penyajiannya pun dengan mengggunakan laptop dan In Fokus sehingga menarik minat bagi peserta didik 2) Peserta didik sudah berani untuk mengangkat tangan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru serta sudah berani menjelaskan apa yang di buatnya kedepan kelas 3) Peserta merasa senang karena guru memberikan pujian dan motivasi kepada peserta didik serta adanya pemberian hadiah bagi peserta didik yang aktif selama pembelajaran berlangsung sehingga membangkitkan gairah peserta didik dalam belajar Rata-rata hasil belajar siklus II yang diperoleh peserta didik ranah kognitif 8,2 atau persentase ketuntasan klasikal 82%, ranah afektif 7,9 atau persentase ketuntasan klasikal 79%, dan ranah psikomotor 8,1 atau persentase ketuntasan klasikal 81%. Dengan demikian dapat dikatakan hasil belajar peserta didik pada siklus II ranah kognitif, afektif, dan psikomotor 8,1 atau persentase ketuntasan klasikal peserta didik 81%. Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik ranah kognitif, afektif dan psikomotor dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata hasil belajar ranah kognitif peserta didik pada siklus I adalah 6,8 meningkat menjadi 8,2 pada siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar ranah afektif peserta didik pada siklus I yaitu 6,6 meningkat menjadi 7,9 pada siklus II. Begitu pula dengan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik untuk ranah psikomotor pada siklus I yang memperoleh nilai rata-rata 6,6 meningkat pada siklus II menjadi 8,1. Pembelajaran yang dilaksanakan sangat baik karena hampir semua deskriptor-deskriptor yang ada terlaksana secara keseluruhan. Peneliti sudah melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun, yang pelaksanaannya terlaksana dengan sangat baik 89

Jumlah skor yang diperoleh adalah 33 (deskriptor yang muncul) dan skor maksimal 36 (jumlah seluruh deskriptor) dengan rumus yang ditetapkan yaitu jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100 %, dengan persentase nilai rata-rata adalah 91 % (Karso, 2000:4.12). Hal ini menunjukan bahwa taraf keberhasilan aktivitas guru dalam pembelajaran perkembangan teknologi transportasi dengan menggunakan media gambar terlaksana dengan baik sekali yang berada pada katagori baik sekali. Berdasarkan hasil kolaborasi peneliti dengan kepala sekolah yang bertindak sebagai pengamat, maka disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah lebih baik, bila dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Hal ini dapat kita lihat bahwa berdasarkan hasil refleksi yang ada pada siklus I, maka pada siklus II ini pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil kolaborasi dikatahui bahwa penggunaan media gambar pada pembelajaran IPS dapat membantu dan mempermudah peserta didik untuk menguasai materi yang padat, jika dengan hapalan tidak dapat dikuasai peserta didik dengan sempurna. Pembahasan Pembelajaran perkembangan teknologi komunikasi dengan menggunakan media gambar dalam penelitian ini, memiliki beberapa kegiatan yang meliputi: 1) menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan, 2) menyampaikan tujuan pembelajaran, 3) memberikan pengantar untuk menimbulkan minat peserta didik, 4) memperagakan gambar, 5) meminta pendapat peserta didik, 6) menjelaskan materi melalui media gambar, 7) mengajukan pertanyaan-pertanyaan, 8) menyimpulkan materi, 9) memberikan evaluasi. Pembelajaran dengan menggunakan media gambar, ini dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah, pembelajaran pada siklus I ini belum berhasil dilaksanakan. Hal lain didiskusikan dengan kepala sekolah sebagai pengamat, memberikan masukan dalam peningkatan hasil pembelajaran pada siklus berikutnya. Pembelajaran alat transportasi dengan menggunakan media gambar pada siklus II dapat dilaksanakan dengan baik karena pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan catatan hasil di lapangan dan diskusi peneliti dengan kepala sekolah, penyajian materi berhasil dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah penggunaan media gambar. Pada siklus II materi yang disampaikan perkembangan teknologi transportasi dengan menggunakan media gambar dan pelaksanaan pembelajarannya disesuaikan dengan langkah-langkah penggunaan media gambar. Pembelajaran perkembangan teknologi transportasi dengan menggunakan media gambar dalam penelitian ini, memiliki beberapa kegiatan yang meliputi: 1) menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan, 2) menyampaikan tujuan pembelajaran, 3) memberikan pengantar untuk menimbulkan minat peserta didik, 4) memperagakan gambar, 5) meminta pendapat peserta didik, 6) menjelaskan materi melalui media gambar, 7) mengajukan pertanyaan-pertanyaan, 8) menyimpulkan materi, 9) memberikan evaluasi. Dari hasil analisis penelitian pembelajaran pada siklus II sudah meningkat dan sudah mencapai nilai rata-rata kelas 8,1. Berdasarkan hasil pengamatan siklus II yang diperoleh maka pelaksanaan siklus II sudah baik dan guru sudah berhasil dalam usaha peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran perkembangan teknologi transportasi dengan menggunakan media gambar bagi peserta didik kelas IV SDN 06 Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari uraian yang telah disampaikan diatas, maka dapat disimpulkan: a. Sebelum melakukan pembelajaran terlebih dahulu guru perlu membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Rancangan Pelaksaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media gambar berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, kegiatan pembelajaran, metode/sumber/media, serta evaluasi. b. Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan media gambar sesuai dengan langkah-langkah penggunaan media gambar yang terdiri dari 9 langkah diawali dengan menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan selama pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan pengantar untuk menimbulkan minat peserta didik, memperagakan gambar, meminta pendapat peserta didik, menjelaskan materi melalui media gambar, mengajukan pertanyaan, menyimpulkan materi pelajaran, dan memberikan evaluasi. 90

c. Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan media gambar dilaksanakan dua siklus, masingmasing siklus terdiri dua kali pertemuan dengan 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. d. Pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik yang terlihat pada rata-rata hasil belajar siklus II lebih meningkat dari siklus I, dimana pada siklus I rata-rata yang didapat 6,8. Sedangkan siklus II rata-rata yang didapat adalah 8,1. Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan sebagai berikut: a. Diharapkan guru hendaknya dapat membuat rancangan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPS, agar pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. b. Diharapkan guru dapat melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan media gambar yang mana pelaksanaan pembelajarannya sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media gambar. c. Diharapkan kepada guru agar dapat meningkatkan hasil belajar yang diperoleh peserta didik dengan menggunakan media gambar dalam mata pelajaran IPS. DAFTAR RUJUKAN Sadiman, Arief S. dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada Wibawa, Basuki. 1991. Media Pengajaran. Jakarta : Depdikbud Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Delia Citra Utama Depdiknas. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Citra Umbara Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan Oemar, Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara Karso, dkk. 2000. Pendidikan Matematika I. Jakarta : Universitas Terbuka. Muslich, Masnur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara. Mujadi. 1995. Materi Pokok Desain dan Alat Peraga. Jakarta : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Purwanto, Ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakary Sudjana, Nana. 2005. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo Nurhadi. Dkk. 2003. Pembelajaran Kontestual(Contextual Teaching And Learning/ CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang. Wiraatmadja, Rochiati. 2007. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sriyono. 1992. Tekhnik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta : Rineka cipta Subana. 2007. Berbagai Pendekatan, Metode, Tekhnik dan media pengajaran. Bandung : pustaka Setia Arikunto, Suharsimi dan Cepi. 2004. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktisi Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 91