dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud rancangan sebagai tempat pemasaran dan wisata berdasarkan kontinuitas antar ruang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB III KONSEP. Konsep edukasi pada redisain galeri Saptohoedojo ini ditekankan pada

BAB VI. KONSEP DESAIN MUSEUM dan PUSAT PELATIHAN BENCANA di YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BEAUTY CLINIC DAN WELLNESS CENTER. Penggabungan 2 fungsi dalam 1 bangunan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN E-NET AND GAMEDEV CORE DI YOGYAKARTA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

BAB VI Konsep Perencanaan dan Perancangan Studio Film di Yogyakarta

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Perencanaan Konsep Lokasi dan Tapak Memuat persyaratan-persyaratan atau batasan dan paparan kondisi tapak serta luasan tapak.

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT INFORMASI DAN PELAYANAN TERPADU ANAK USIA DINI DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AKADEMI DAN GALERI FOTOGRAFI

BAB IV ANALISA PERANCANGAN. Analisa Program Perencanaan dan Perancangan Non Fisik. Pelaku atau pengguna pasar antara lain :

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB 6 HASIL RANCANGAN

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN SPORT CENTER UAJY

Pengkaj ian Teori 8

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

KATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar

Bab V Konsep Perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Berdasarkan tinjauan dan proses analisis, permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud rancangan Pasar Seni di Muntilan yang dapat mewadahi fungsi dan aktifitas didalamnya sebagai tempat pemasaran dan wisata berdasarkan kontinuitas antar ruang melalui karakter benda seni sehingga dapat mempengaruhi ketertarikan pengunjung. Untuk menjawab permasalahan desain tersebut, konsep perancangan Pasar Seni di Muntilan ini harus memenuhi kriteria yang disesuaikan dengan karakter benda seni, yakni : a. Organik : kulit, kain, kayu, rotan dan bambu. Tidak terkena sinar matahari secara langsung. Memiliki sirkulasi udara yang lancar. Tidak tahan terhadap kelembapan udara yang tinggi. Ruang yang etrbuka untuk menhindari rayap dan ngengat. b. Non Organik : logam, gerabah dan batu (art stone). Tahan terhadap sinar matahari Keamanan dalam ruang terhadap benda seni. 143

Memiliki ruang display yang besar, mengingat dimensi benda yang cukup besar dan pergerakkan manusia yang ada dalam ruang. 5.2. Kebutuhan Ruang Pasar Seni di Muntilan Dalam proses perancangan Pasar Seni di Muntilan, penataan kioskios merupakan hal yang paling utama disamping akan mempengaruhi terbentuknya fasilitasfasilitas pendukung lainnya. Zonazona dalam Pasar Seni di Muntilan terbagi menjadi empat bagian. Zona tersebut diantaranya : Zona Publik Zona Kesenian Zona Pasar Seni Zona Rekreasi dan Pendidikan Kios Kulit dan Parkir Taman ATM Panggung Terbuka Gedung Pertemuan Kantor Ruang informasi benda seni Kain Kios bambu dan Ruang Rotan Zona Service display pembuatan benda seni Pengelola dalam Kantor Keamanan Kios Kayu Informasi Wisatawan Gudang Kios Logam Taman terbuka Loading Dock Kios Gerabah Lavatory Kios Pahat Batu MEE Tabel 5.1. Kebutuhan Zona dalam Site Sumber : penulis 144

5.3. Tata Letak Zona Dalam Site Pendekatan yang digunakan dalam penentuan tata letak massa salam site antara lain : a. Meletakkan kioskios pasar sebagai bangunan utama dalam site sesuai dengan jenis, fungsi, dan karakter benda seni. b. Penempatan kioskios pasar dengan fasilitasfasilitas pendukung lainnya tidak mengganggu kenyamanan dan kemudahan yang harus dicapai dalam sirkulasi. c. Kioskios pasar dan bangunan lain dapat memberikan kenyamanan, kemudahan, dan keamanan bagi pengunjung. Gambar 5.1. Pergerakan Kegiatan dalam Site Sumber : penulis 145

5.4. Sirkulasi Berdasarkan analisis, konsep sirkulasi Pasar Seni di Muntilan menggunakan Grid Iron Pattern yaitu pola sirkulasi linear yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam Pasar Seni ini. Kelompok Organik Kelompok Non Organik Kelompok Organik Kelompok Non Organik Gambar 5.2. Pembagian Zona Kios Benda Seni Sumber : penulis Pola sirkulasi ini memiliki beberapa jalur yang dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan berjalan bagi pengunjung. Pengunjung tidak akan merasakan lelah, karena dengan jalurjalur yang memiliki ranting dan cabang dapat mempersingkat jarak antar kios dengan fasilitasfasilitas pendukung lainnya. Kemudian selain menetukan sirkulasi zona kioskios benda seni, pola sirkulasi untuk pengelola, area drop dan penerima barang juga harus dipertimbangkan. 146

Gambar 5.3. Pembagian Zona Dalam Site Sumber : penulis Gambar 5.4. Jalur Pergerakan Sirkulasi Pengguna Sumber : penulis 147

5.5. Pencitraan Bangunan Berdasarkan Karakter Benda Seni Pencitraan yang diwujudkan dalam Pasar Seni di Muntilan ini menunjuk suatu gambaran dan kesan bagi pengunjung berdasarkan pada karakter benda seni : Elemen Arsitektural Ruang Penerapan Kata Kunci KiosKios Pasar Seni Penjelasan Penerapan untuk ruangruang yang menggunakan kata kunci lembut dan berserat halus adalah pada kioskios pasar terutama pada kios kulit dan kain. Bentuk lembut dapat diperoleh dari bentuk Lembut dan Berserat Halus Bentuk simetris diterapkan pada ruangruang kios kulit dan kain. simetris atau asimetris berdasarkan jenis benda yang diwadahi. Sedangkan berserat halus diperoleh dengan penggunaan materialmaterial seperti kayu dan warnawarna lembut. Bentuk asimetris diterapkan pada kios kayu. 148

Ruangruang yang keras adalah ruangruang yang memiliki karakter tersendiri. Karakter ini muncul dari benda seni yang akan diwadahi seperti batu yang menjadi dominan. Dengan memberikan jendela yang Benda seni didalam kios harus menjadi lebar dan membiarkan cahaya masuk pendukung dari citra yang ditampilkan dengan bebas, maka citra yang KiosKios Pasar Seni bangunannya. Keras dan pejal dihasilkan lebih. Elemen kuat, kokoh, dan pejal dipengaruhi oleh bentuk dan struktur yang terkesan monumental. Selain bentuk, tekstur dan material juga sebagai penentu citra yang dihasilkan. 149

Berdasarkan pada jenis benda seni ini, citra yang akan diwujudkan adalah bentuk bangunan yang menimbulkan decak kagum bagi pengguna. Kios bambu dan rotan dengan bentuk Kioskios bambu dan rotan, meskipun tidak spesifik tetapi tetap mempunyai citra yang khas berdasarkan karakternya. ruang yang vertikal dapat memberi citra keindahan yang selaras sesuai dengan karakter yang dimiliki. Vertikal Secara keseluruhan, proporsi tinggi masingmasing bangunan akan dibedakan. Tujuannya adalah memberikan kesan atau citra yang berbeda bagi pengunjung. Rasa yang berbeda diberikan sesuai dengan karakter benda seni yang berbedabeda pula. Untuk ruangruang dalam Pasar Seni di Muntilan ini, ketinggian masingmasing bangunan dibedakan. Untuk memberikan citra yang lebih menarik. Tabel 5.2. Pencitraan Bangunan Berdasarkan Karakter Benda Seni 150

5.6. Konsep Struktur Bangunan Konsep sistem struktur pada bangunan dan kioskios Pasar Seni di Muntilan dipilih adalah sistem struktur yang mendukung bentuk bangunan, yaitu untuk pondasi menggunakan pondasi batu kali menerus untuk unitunit kios dan pondasi foot plate untuk unitunit pendukung. Sedangkan untuk struktur atap bangunan menggunakan kombinasi antara struktur plat beton dengan genteng. 5.6.1. Utilitas Bangunan a. Sistem Jaringan Air Bersih Penyediaan air bersih menggunakan jaringan pelayan air bersih PAM dan sumber air sendiri (sumur) dengan metode deep well (air tanah dangkal). Sumber air bersih direncanakan tersentralisasi yang kemudian didistribusikan keseluruh kawasan Pasar Seni. Sistem jaringan air bersih adalah sebagai berikut : Bagan 5.1. Sistem Jaringan Air Bersih 151

b. Sistem Jaringan Air Kotor Pendekatan konsep sistem jaringan air kotor pada Pasar Seni di Muntilan adalah adanya jaringan jaringan tersendiri menurut jenis limbah dan dengan pengolahan lebih lanjut. Konsep perancangan untuk jaringan air kotor : Sistem jaringan pembuangan air bekas dan kotoran terpisah. Pembuangan ke saluran sumur peresapan dan riool kota Pada kawasan dilengkapi dengan bak kotrol, sepitank, sumur peresapan, dan sistem jaringan drainase Bagan 5.2. Sistem Jaringan Air Kotor 152

5.6.2. Konsep Sistem Pemadam Kebakaran Untuk menghindari terjadinya rembetan kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suatu cara/sistem pencegahan kebakaran karena kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta benda, dan lainlain. Sistem pemadam kebakaran dalam ruangan pengelola dan ruang pamer pada Pasar Seni di Muntilan yang paling efektif digunakan adalah berupa sprinkler. Karena nantinya mobil pemadam kebakaran akan lebih lambat menjangkau semua bangunan karena jalan ke area masa bangunan utama agak kecil tetapi tetap mobil pemadam kebakaran bisa melaluinya. Sistem pemadam kebakaran di luar ruangan disediakan Firehydrant dan Fire House Cabinet yang sumber airnya disuplai dari PDAM. 5.6.3.Konsep Sistem Jaringan Listrik Tenaga listrik yang dipakai pada Pasar Seni di Muntilan bersumber pada PLN dan Generator. Berikut adalah skematik distribusi listrik pada Pasar Seni di Muntilan. Bagan 5.3. Skematik Pendistribusian Listrik 153