BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Kemampuan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa. mempunyai pengaruh terhadap prsetasi belajar siswa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam pembelajaran, gurulah yang

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berupaya mempengaruhi mengarahkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mananggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Elmy, 2013

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

ZULFA SAFITRI A54F100040

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

SKRIPSI. Oleh: PUJI ASTUTI X

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dina Indriana, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Diva Press, Yogyakarta, 2011, hlm.5 2. Ibid, hlm.5 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Alpiah, 2014 Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Menulis Berita

Efektivitas Penggunaan Metode Kooperatif Learning Model Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

BAB II PEMBELAJARAN CONTEXTUAL, PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas kegiatan belajar tersebut bergantung pada tingkat kerumitanan jenis

BAB I PENDAHULUAN. itu, matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai sekolah dasar sampai

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN. hlm Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 7,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, baik guru maupun siswa pasti

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman serta dapat berbuat sesuatu dengan apa yang telah dipelajarinya.

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH/ PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. yang berpendapat bahwa dalam proses pembelajaran Fiqih guru telah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Kemampuan Mahasiswa Calon Pendidik Madrasah Ibtidaiyah Dalam Menerapkan Pembelajaran Terpadu

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

Indrajaya. Staf pengajar Man 1 Mataram, Jl. Pendidikan No. 31, Dasan Agung Baru, Mataram

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. depan suatu bangsa karena kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

íóñúýóúö Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ÂóãóäõæÇ ãöäúßõãú æóçáøóðöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúÚöáúãó ÏóÑóÌóÇÊò. 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

STRATEGI MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT. Fajar Interpratama, 2011). Hal Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

Rinendah Sihwinedar 16

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan

Transkripsi:

126 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Kemampuan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Hasil analisa data menunjukkan bahwa kemampuan guru mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Uji parsial menujukkan angka 0.499 satuan atau 49.90% kemampuan guru mempunyai pengaruh terhadap prsetasi belajar siswa. Kemampuan mengajar guru yang sesuai dengan tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap siswa, keterampilan siswa, dan perubahan pola kerja guru yang makin meningkat, sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiliki guru sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi belajar siswa tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri. Untuk itu kemampuan mengajar guru menjadi sangat penting dan menjadi keharusan bagi guru untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa kemampuan mengajar yang baik sangat tidak mungkin guru mampu melakukan inovasi atau kreasi dari materi yang ada dalam kurikulum yang pada gilirannya memberikan rasa bosan bagi guru maupun siswa untuk menjalankan tugas dan fungsi masing-masing 1. 1 Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Cet. II, (Jakarta:Rineka Cipta, 2002), 85 126

127 Keterampilan dalam -mengajar yang perlu dikembangkan meliputi dalam pembukaan pembelajara, memberikan motivasi dan melibatkan siswa, mengajukan pertanyaan, menggunakan isyarat nonverbal, menanggapi siswa, dan menggunakan waktu. a) Membuka pelajaran, yang dimaksud dengan membuka pelajaran ialah seberapa jauh kemampuan guru dalam memulai interaksi belajar-mengajar untuk suatu jam pelajaran tertentu. b) Mendorong dan melibatkan siswa, maksud dari mendorong dan melibatkan siswa ialah siswa bukan sebagi objek melainkan sebagai subjek dalam proses belajar-mengajar. c) Mengajukan pertanyaan, dalam belajar-mengajar mengajukan pertanyaan bagi guru merupakan perangsang yang mendorong siswa untuk giat berfikir dan belajar. d) Menggunakan isyarat nonverbal, isayarat nonverbal ialah gerakangerakan anggota badan untuk memberikan gambaran tentang sesuatu untuk memperjelas maksud atau penjelasan yang diucapkan guru. e) Menanggapi siswa, guru yang cakap dan bijaksana akan mampu membawa sebagian besar siswanya untuk menerima interaksi dengan senang hati dan penuh perhatian dengan cara menanggapi siswa 2. 2 Ibid, 94

128 B. Pengaruh Interaksi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Hasil analisa data menunjukkan bahwa interaksi belajar mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Uji parsial menunjukkan angka 0.676 satuan atau 67.60% interaksi belajar siswa mempunyai pengaruh terhadap prsetasi belajar siswa. Interaksi adalah hubungan timbal balik antara satu individu dengan individu yang lain. Interaksi akan selalu berkaitan dengan komunikasi atau hubungan, komunikasi merupakan bagian yang penting bagi manusia sebab dengan komunikasi hidup manusia akan terjamin. Dilihat dari istilah, komunikasi yang berpangkal pada perkataan communicare berarti berpartisipasi, memberitahukan, dan menjadi miliki bersama, dengan demikian secara konseptual arti komunikasi sudah mengandung pengertianpengertian memberitahukan berita, pengetahuan, pikiran-pikiran, nilai-nilai dengan maksud untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan menjadi milik bersama. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antara manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Belajar mengajar adalah dua kegiatan tunggal tetapi memang memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar adalah

129 kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa/subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun perubahan serta kesadaran diri 3. Dalam interaksi belajar mengajar yang terpenting adalah guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya, melalui kegiatan belajar. Diharapkan potensi siswa dapat sedikit demi sedikit berkembang menjadi komponen penalaran yang bermoral, manusia-manusia aktif dan kreatif yang beriman. Kegiatan mengelola interaksi belajar-mengajar guru harus memiliki dua modal dasar, yakni kemampuan mendesain program dan keterampilan mengomunikasikan program tersebut kepada siswa. Di dalam mengelola kegiatan belajar-mengajar, kegiatan interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan. Kemudian di dalam kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam rangka transfer of knowledge dan transfer of values, akan senantiasa menuntut komponen yang serasi antara komponen yang satu dengan komponen yang lain. 4 Serasi dalam hal interaksi ini yaitu komponen-komponen yang ada pada kegiatan proses belajar-mengajar akan saling menyesuaikan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan belajar bagi siswa. Jelasnya, proses 3 Sardiman AM, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), 20 4 Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011.), 74

130 interaksi antara guru dan siswa tidak semata-mata hanya tergantung cara atau metode yang dipakai, tetapi komponen-komponen yang lain juga akan memengaruhi keberhasilan interaksi belajar-mengajar. Ada beberapa komponen dalam interaksi belajar-mengajar, yaitu guru, siswa, metode, alat/teknologi, sarana, tujuan dan lain sebagainya 5. Untuk mencapai tujuan intruksional, masing-masing komponen akan saling merespon dan memengaruhi antara yang satu dengan yang lain. sehingga tugas guru dalam mengelola interaksi belajar-mengajar adalah bagaimana guru mendesain dari masing-masing komponen agar menciptakan proses belajar-mengajar yang lebih optimal. Dengan demikian guru dapat mengembangkan interaksi belajar-mengajar yang lebih dinamis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Yang menjadi pendukung dalam kegiatan pelaksanaan interaksi belajar-mengajar, yaitu 6 : 1. Sepuluh kompetensi guru a. Menguasai bahan, baik bidang studi dalam kurikulum dan menguasai bahan penunjang bidang studi. b. Mengelola program belajar-mengajar c. Mengelola kelas d. Menggunakan media atau sumber e. Menguasai landasan-landasan kependidikan f. Mengelola interaksi belajar-mengajar 5 Ibid, 75 6 Ibid, 76

131 g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran h. Mengenal fungsi dan penyuluhan di sekolah i. Mengenal dan menyelenggarakan Administrasi sekolah j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penenlitian pendidikan guna keperluan pengajaran. 2. Microteaching sebagai latihan mengelola interaksi belajar-mengajar Microteaching merupakan salah satu usaha baru yang berorientasi pada upaya pengembangan dan peningkatan profesi guru, khususnya keterampilan mengajar di depan kelas, dalam kegiatan ini mahasiswa atau calon guru selama berlatih praktik mengajar, bentuk penampilan dan keterampilannya selalu dimonitor dan dalam keadaan terkontrol oleh para supervisor. Dengan demikian, proses tersebut dapat diatur menurut kebutuhan serta disesuaikan dengan tujuan yang akn dicapai, microteaching sering diartikan sebagai mengajar dalam bentuk yang mini. Microteacing memiliki ciri-ciri pokok yakni : jumlah subjek belajar sedikit, bekisar 5-10 orang, waktu mengajar terbatas sekitar 10 menit, bahan yang dikontakkan terbatas, komponen mengajar yang dikembangkan terbatas 7. Konsisten dengan beberapa keterangan tentang microteaching, maka microteaching ini dimaksudkan membekali calon guru sebelum terjun ke sekolah tempat latihan praktik kependidikan untuk praktik mengajar. Dikaitkan dengan kompetesi guru, microteaching sebenarnya 7 Ibid, 77

132 merupakan suatu usaha pengembangan di kampus. Dengan model ini, kemudian dikembangkan lebih lanjut di lapangan melalui serangkaian kegiatan praktik kependidikan di sekolah tempat para mahasiswa atau calon guru melakukan praktek mengajar. 3. Keterampilan mengajar Bahan yang dikontakkan kepada siswa dapat menarik perhatian siswa pada bahan yang baru, bagaimana perhatian guru terhadap bahan yang akan di bahas, bagaimana urutan penyajian bahan, bagaiman menciptakan hubungan dalam rangka membahas, dan bagaimana mengakhiri pembahasan. Interes, dalam hal ini interes adalah usaha guru untuk menarik atau membawa perhatian siswa pada materi pelajaran yang baru. Titik Pusat, titik pusat adalah bahwa apa yang diuraikan, dikemukakan dan dijelaskan oleh guru benar-benar terpusat pada hal yang sedang di garap bersama. Rantai Kognitif, rantai kognitif adalah urutanurutan atau sistematika dalam menyampaikan bahan pelajaran. Kontak, kontak dalam hal ini menyangkut hubungan batiniah antara guru dan siswa dalam kaitanya dengan bahan yang sedang dibahas. Penutup, penutup disini adalah cara guru dalam mengakhiri penjelasan atau pembahasan suatu pokok bahasan. Sikap yang harus diperhatikan guru selama memimpin belajar siswa. Sikap yang diperhatikan meliputi sikap tubuh saat mengajar, sikap terhadap kondisi ruang atau jumlah siswa, dan lain sebagainya. Gerak, gerak anggotaa badan dalam memberikan bahan pelajaran. Suara, dalam

133 pengertian suara ini ialah kekuatan atau kekerasan, intonasi, tekanan bicara, dan kelancaran bicara. Titik perhatian, yang dimaksud dengan titik perhatian ialah pengamatan guru terhadap masing-masing siswa selama interaksi belajar-mengajar berlangsung. Variasi menggunakan media, alatalat pengajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar. Variasi interaksi, yang dimaksud dengan variasi interaksi ialah frekuensi atau banyak-sedikitnya pergantian aksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa secara tepat. Isyarat verbal, yang dimaksud dengan isyarat verbal ialah ucapan yang singkat tetapi mempunyai pengaruh yang besar. Waktu selang, yang dimaksud dengan waktu selang ialah tenggang waktu antara suatu ucapan atau pembicaraan dengan ucapan atau pembicaraan berikutnya. Menggunakan waktu, yang menggunakan waktu dalam hal ini ialah ketepatan guru dalam mengalokasikan waktu yang tersedia dalam suatu interaksi belajar-mengajar. Mengakhiri pelajaran, belajar dapat dikatakan suatu proses yang tidak pernah berakhir karena merupakan proses yang berkelanjutan, berakhirnya pelajaran antara guru dan siswa hanya merupakan suatu terminal untuk beranjak pada pembelajaran selanjutnya 8. Pengelolaan interaksibelajar-mengajar berhubungan dengan pendekatan dan strategi kontekstual dalam pembelajaran. Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran lebih dikenal dengan Contextual Teaching and Learning. pendekatan kontekstual merupakan konsep 8 Ibid, 78

134 pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa. Dalam pembelajaran yang kontekstual, siswa didorong untuk mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya dan bagaimana mencapai tujuan belajar. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.tugas guru adalah mengelola kelas menjadi kondusif untuk belajar siswa, untuk penerapanya ada tujuh aspek dalam pembelajaran kontekstual yang perlu mendapatkan perhatian yaitu: a) Teori kontrukstivisme, teori yang merupakan landasan berfikir bagi pendekatan kontekstual. b) Menemukan, maksudnya adalah belajar adalah proses menemukan atau inkuiri. c) Bertanya, bagi siswa bertanya merupakan salah satu strategi penting dalam pendekatan kontekstual. d) Masyarakat belajar, yang dimaksud masyarakat belajar yaitu semua sumberdaya manusia yang berada di sekolah. e) Pemodelan, model dalam pendekatan kontekstual dapat dirancang dengan melibatkan siswa. f) Refleksi, yaitu bagian penting dalam pembelajaran, karena merupakan cara berfikir atau perenungan tentang apa yang baru dipelajari dan yang telah dipelajari.

135 g) Penilaian yang autentik, yaitu proses pengumpulan data yang memberikan gambaran perkembangan belajar siswa 9. C. Pengaruh Kemampuan Guru dan Interaksi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Hasil analisa data menunjukkan bahwa kemampuan guru dan interaksi belajar siswa mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Uji simultan menunjukkan angka 0.469 satuan atau 46.90% kemampuan guru dan interaksi belajar siswa mempunyai pengaruh terhadap prsetasi belajar siswa. Hasil perhitungan analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kemampuan guru dan interaksi belajar terhadap prestasi belajar siswa MI sekecamatan Trenggalek pada mata pelajaran SKI, secara parsial dan simultan. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya perubahan prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor kemampuan guru dan interaksi belajar. Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. 9 Sardiman AM, Interaksi & Motivasi Belajar... 2001, 27