I. PENDAHULUAN. negara di berbagai belahan dunia termasuk kawasan beberapa negara. Asia. Sebagai bagian dari Asia, Indonesia juga mengalami krisis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang surplus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sebagian kawasan Asia Tenggara pada

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. menandai awal terjadinya krisis ekonomi dan moneter di Indonesia. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian lndonesia pasca krisis ekonomi masih belum. sepenuhnya pulih, namun berdasarkan Laporan Statistik Perekonomian

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis pada saat ini sedang melaju pesat. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak bank yang mengalami kebangkrutan yang diawali oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi

I. PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia pasca krisis ekonomi masih. belum sepenuhnya pulih. Pertumbuhan mulai menunjukkan trend yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam rangka mengefisienkan dana dari masyarakat seperti dengan

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang begitu pesat perkembangannya menyebabkan dampak terhadap muncul

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

KEMAMPUAN RASIO CAMEL DALAM MEMPREDIKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT : INFLASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

PENDAHULUAN. Industri Perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut, dimulai pada tahun 1983 ketika berbagai macam deregulasi dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peran perbankan dan

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia pada masa pra-krisis merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat antara tahun

BAB I PENDAHULUAN. transaksi antara pihak-pihak pencari dana (emiten) dengan pihak yang kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor perbankan memiliki peran strategis bagi ekonomi suatu negara. Naik turunnya

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. seperti dilanggarnya prinsip kehati-hatian perbankan (prudential-banking

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sistem pengelolaan yang berbeda, walaupun dalam beberapa hal

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh kepercayaan dari nasabah pun tidak dapat dihindari dalam bank

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan alokasi dana ke dalam berbagai bentuk kesempatan. investasi, memiliki peranan yang sangat besar dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi. menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposit) dan kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi antara investor atau pihak yang memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 1997 yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah melanda banyak negara di berbagai belahan dunia termasuk kawasan beberapa negara Asia. Sebagai bagian dari Asia, Indonesia juga mengalami krisis perekonomian yang tergolong paling parah efeknya dibanding negaranegara seperti: Korea Selatan, Thailand dan Malaysia. Dimulai pada tahun 1997 krisis ekonomi yang melanda Indonesia berubah menjadi krisis multidimensi meliputi bidang ekonomi, sosial, politik dan keamanan serta krisis kepercayaan. Beberapa indikasi krisis yang bisa dilihat (IMF dalam Bank Indonesia, 2001) antara lain : 1) Inflasi pada tahun 1996 sebesar 7,9% sempat turun pada tahun 1997 sebesar 6,6%, tetapi melonjat tajam pada tahun 1998 menjadi 58,4%. Pada tahun 1999 turun menjadi 20,5%, tahun 2000 sebesar 3,8% dan prediksi tahun 2001 menjadi 10,8% (catatan : realisasi inflasi Desember 2001 sebesar 12,55% dan Oktober 2002 sebesar 10,33% ). 2) Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar (tertinggi) tahun 1996 sebesar Rp.2.363,- naik pada tahun 1997 sebesar Rp. 5.402,- dan tertinggi rata-rata pada tahun 1998 sebesar Rp. 14.950,- (pernah mencapai Rp. 16.000,-) dan turun kembali Rp. 8.725,- pada tahun 1999, Rp.9.675,- pada tahun 2000 dan sampai dengan triwulan III tahun 2001 tertinggi pada Rp.11.390,-

3) Suku bunga dana maksimal penjaminan BI tahun 1998 mencapai 43% per tahun bahkan Bank pernah menawarkan bunga deposito 1 bulan diatas 60% / tahun. Tahun 1999 sebesar 13,17% dan tahun 2000 sebesar 14,03%. Sedang sampai dengan September 2001 sebesar 17,98%. 4) Pertumbuhan ekonomi tahun 1996 sebesar 8% tahun 1997 sebesar 4,5% dan turun tajam tahun 1998 menjadi sebesar minus 13,2%. Kemudian tahun 1999 sebesar 0,2% serta prediksi pada akhir tahun 2001 sebesar 3% ( catatan : realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia Desember 2001 sebesar 1,6% dan Desember 2002 sebesar 3,8% ). Dari beberapa indikasi ekonomi selama krisis tersebut di atas, menunjukkan inflasi meningkat tajam, likuiditas moneter menjadi ketat (kontraksi) karena suku bunga perbankan sangat tinggi dan nilai tukar Rupiah yang melemah tajam terhadap mata uang asing ( terutama USD ). Akibat hal tersebut daya beli masyarakat menurun dan pengangguran bertambah banyak, sehingga pertumbuhan ekonomi nasional-pun menjadi rendah sekali. Kondisi tersebut sebenarnya sudah mengalami perbaikan sejak tahun 1999 walaupun sampai saat ini belum dapat dikatakan pulih kembali. Ambuknya beberapa sektor perekonomian baik sektor riil yaitu sektor yang berkaitan dengan produksi dan distribusi barang maupun jasa, membuat kinerja perekonomian nasional secara keseluruhan 2

menurun. Industri jasa perbankan seperti halnya jasa-jasa lainnya, juga mengalami perubahan yang besar yang ditandai dengan langkah Pemerintah (Bank Indonesia) melikuidasi dan melakukan merger beberapa Bank. Beberapa dampak dari krisis ekonomi yang menimpa perbankan dalam negeri antara lain : 1) Negative spread karena biaya bunga dan sejumlah biaya-biaya lain lebih tinggi dibanding pendapatan yang diterima bank. 2) Non Performing Loan ( NPL ) yang tinggi sebagai dampak ketidak mampuan debitur melunasi kewajibannya. 3) Capital Adequacy Ratio ( CAR ) yang negatif 4) Net Open Position yang tinggi, di mana hal tersebut akan mengakibatkan adanya potensi kerugian dari transaksi valuta asing yang disebabkan pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Gunadi (2001) menyatakan bahwa terperosoknya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing setidaknya telah memunculkan 3 negative pada perekonomian nasional, yaitu : 1) Negative balance of payment, yaitu hutang valas swasta dan Pemerintah telah memberatkan beban neraca pembayaran, sementara kenaikan ekspor sebagai akibat depresiasi nilai rupiah tersebut tidak dapat segera dinikmati (otomatis). 2) Negative Spread, (terjadi terutama pada industri keuangan), yaitu akibat dari kenaikan suku bunga deposito menjadi 60% setahun guna menahan laju permintaan valas, menyebabkan naiknya biaya 3

bunga bank. Di lain pihak dana yang terkumpul sulit disalurkan dalam bentuk kredit. 3) Negative Equity, yaitu situasi yang melanda perusahaan yang terlanjur meminjam kredit sedang nilai kekayaannya dalam rupiah tidak cukup lagi (bahkan berbeda jauh) untuk menutup hutangnya dalam valuta asing. Bank sebagai lembaga yang salah satu kegiatannya menyalurkan portofolionya dalam kredit, juga mengalami dampak yang sangat besar. Sektor-sektor ekonomi yang dibiayai dan selama ini menjadi andalan perolehan pendapatan (revenue) mengalami pergeseran dalam menyumbangkan profit bagi perusahaan. Hal-hal lain yang sangat berpengaruh pada kinerja perbankan Indonesia dimasa depan adalah gelombang globalisasi ekonomi dan informasi telah melanda dunia termasuk Indonesia, di mana bagi Indonesia dimulai dengan berbagai kesepakatan yang telah ditandatangani Pemerintah antara lain dalam WTO dan APEC. Hal itu berarti hilangnya rintangan (border) dalam perdagangan antar negara yang mana memerlukan kesiapan dari para pelaku bisnis khususnya di Indonesia, dan momen globalisasi ekonomi yang paling dekat tersebut adalah pelaksanaan AFTA (Asia Free Trade Area) pada tahun 2003. Perubahan lingkungan eksternal tersebut menyebabkan tingkat persaingan yang tinggi baik untuk sekedar bertahan hidup (survive) maupun untuk tumbuh dan berkembang (growth). Kompetisi dunia perbankan Indonesia akan diramaikan oleh bank-bank domestik yang 4

benar-benar sehat dan bank-bank asing yang memiliki kompetensi dibidang ini. Segmen-segmen nasabah yang selama ini menjadi andalan perbankan dalam negeri seperti segmen retail, mulai disentuh oleh bank-bank asing yang sudah ada di Indonesia seperti ABN AMRO Bank, Citibank, Standard Chartered Bank. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat tumbangnya konglomerat dan perusahaanperusahaan besar (corporate) pada masa krisis, sedang kegiatan Pemerintah dan BUMN (government) mengalami penurunan pula seiring keterbatasan dana/anggaran. Kini dengan semakin turunnya intensitas krisis dan mulai menggeliatnya perekonomian nasional serta berlakunya globalisasi ekonomi, memunculkan peluang bisnis baik yang berasal dari perekonomian domestik maupun berupa aliran modal dari luar negeri. Dan saatnya bank mengerahkan segala strategi dan taktik dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara lebih efektif dan efisien, guna meraih peluang tersebut dan menghindari / melawan ancaman-ancaman yang dihadapi. Menyusun rencana strategi dan menetapkan sasaran/target merupakan alat penting untuk menentukan di mana kita ingin melangkah dan bagaimana kita sampai kesana. Kesalahan dalam menentukan strategi, akan berakibat hilangnya kesempatan dalam memanfaatkan peluang yang ada bahkan dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan (bank) yang akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. 5

Sebaliknya penentuan strategi yang tepat melalui suatu analisa eksternal dan internal yang cermat baik past condition, present dan the future, akan dapat menjadikan suatu bank tumbuh dan berkembang sesuai yang diinginkan seluruh komponen organisasi serta stakeholder-nya. Bank dengan segala aktivitasnya dituntut untuk mampu mengumpulkan dana dari masyarakat maupun pemegang saham, untuk kemudian disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan penempatan-penempatan produktif lainnya guna memperoleh pendapatan bersih (net income) yang positif berupa laba perusahaan. Dengan laba yang diperoleh, maka suatu bank dapat berbuat banyak guna mencapai tujuannya baik jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Dalam kaitan ini, Bank Mandiri yang merupakan bank dengan biaya rekap terbesar di antara bank-bank di Indonesia (lihat Tabel - 1) harus mengantisipasi perubahan- perubahan dan kondisi yang tersebut diatas dengan mengadakan penyesuaian-penyesuaian organisasi dan melakukan perencanaan yang baik agar tetap dapat survive ditengahtengah kompetisi. Kondisi perekonomian, politik, keamanan nasional yang masih belum stabil sepenuhnya sebagai rangkaian krisis yang melanda Indonesia, tingkat persaingan yang ketat dengan masuknya pesaing2 asing, memaksa Bank melakukan langkah-langkah strategis antara lain merestrukturisasi organisasinya dan meninjau kembali portofolio. 6

Tabel-1 : Obligasi Pemerintah di Beberapa Bank rupiah Dalam jutaan Nama Bank Des 2000 Des 2001 Des 2002 Bank Mandiri 175.395.296 153.493.218 148.845.927 Bank Rakyat Indonesia 28.981.600 28.436.257 28.393.561 Bank Negara Indonesia 62.463.750 60.644.983 53.181.617 Bank Tabungan Negara 13.994.778 13.775.120 14.190.737 Bank Central Asia 60.039.788 60.784.819 50.821.800 Bank Danamon 43.547.970 27.768.254 15.639.724 Sumber : Bank Indonesia, 2003 Kredit sebagai salah satu portofolio asset bank, merupakan sumber penerimaan dan penghasil profit guna mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan bisnis. Yang menarik dari strategi yang harus disusun dan dilaksanakan Bank Mandiri dalam manajemen kredit adalah bagaimana mengalokasikan funding resources (sumber dana) yang dimiliki dari sisi liabilities neraca, agar diperoleh penerimaan yang optimal dengan resiko yang seminimal mungkin dalam bentuk portofolio disisi asset. Kompetisi perbankan di tanah air terjadi antar Bank-Bank pemerintah, swasta nasional dan bank-bank asing baik dalam pengumpulan dana, pemasaran produk jasa maupun produk-produk kredit. Bank asing yang selama ini fokus pada nasabah besar, kini melihat peluang pada segmen menengah dan retail. Mereka telah mulai menyalurkan kredit konsumsi, kredit modal kerja pengusaha kecil (UKM) disamping tetap melayani nasabah-nasabah corporate. 7

Selanjutnya pemberian fasilitas kredit kepada para nasabah juga harus melihat pada past performance, perilaku dan trend dari masing-masing segmen nasabah. Nasabah Consumer Banking, Commercial Banking dan Corporate Banking merupakan segmen nasabah dengan perbedaan perilaku yang harus pula dibedakan alokasi dana kreditnya. Kemudian juga sektor-sektor ekonomi yang akan dibiayai juga harus menjadi perhatian manajemen, mengingat kinerja masa lalunya dan prospek dimasa depan. Perkembangan sektor ekonomi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain Kebijakan Pemerintah, perkembangan teknologi, pertumbuhan ekonomi nasional dan global. Masing-masing sektor mempunyai karakter yang berbeda dalam sumbangannya ke perekonomian nasional serta tingkat resiko yang berbeda pula. Secara makro keberhasilan bank dalam menyalurkan kreditnya ke sektor yang potensial berkembang dan mendapat dukungan Pemerintah, akan melancarkan roda perekonomian nasional serta menjadi sumbangan perbankan sebagai agent of development. Sedang dari sisi mikro perusahaan (dalam hal ini Bank Mandiri) kebijakan dan strategi portofolio kredit sektoral yang tepat menjadi hal yang sangat penting guna mencapai performance seperti yang diharapkan perusahaan. B. Identifikasi Masalah Kondisi ekonomi yang berubah khususnya sebagai dampak dari krisis yang berkepanjangan (walaupun sudah nampak adanya 8

recovery), menuntut adanya penyesuaian konfigurasi bisnis bank dalam hal ini portofolio kredit yang akan disalurkan. Kemudian juga meningkatnya persaingan global, perkembangan teknologi yang cepat serta berubahnya tuntutan dan ekspektasi konsumen/nasabah, menuntut adanya penyesuaian strategi bank dalam memfokuskan pengembangan portofolio bisnis. Pertumbuhan bisnis dan profitabilitas Bank Mandiri salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan dan performance kredit yang disalurkan sebagai asset perusahaan. Melihat semakin ketatnya persaingan dalam pemasaran kredit kiranya perlu disusun suatu strategi portofolio kredit tersendiri sebagai turunan dari strategi Bank Mandiri secara keseluruhan. Perlu pula diperhatikan dalam penyaluran kredit berdasarkan portofolio yang telah disepakati, harus dipertimbangkan faktor resiko yang melekat pada masing-masing sektor ekonomi yang dituju dilihat dari kinerja sebelumnya. Ketidaksamaan kondisi masing-masing sektor disamping menimbulkan resiko yang berbeda, juga mempunyai tingkat return yang berbeda pula. Dari hasil analisis matriks portofolio yang disusun selanjutnya akan dapat ditentukan pula kondisi yang diinginkan organisasi pada masa 5 tahun mendatang (akhir tahun 2007) sesuai harapan pemegang saham Bank Mandiri, yang tentunya dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional dimasa mendatang. Strategi apa yang harus dilaksanakan agar dapat memenangkan persaingan dengan 9

kompetitor, merupakan hal yang harus ditentukan oleh Bank Mandiri dalam pengelolaan perusahaan secara lebih efektif dan efisien. Permasalahan yang ada bukan merupakan masalah yang sebenarnya, tetapi creative problems yang diciptakan untuk mengantisipasi kondisi mendatang dan menjawab permasalahan yang berkaitan dengan kinerja yang dikehendaki perusahaan periode 5 tahun ke depan. C. Pembatasan Masalah Mengingat kompleksitas permasalahan dalam penyaluran kredit suatu bank, maka dalam penulisan tesis ini penulis akan melakukan analisa past performance portofolio kredit per sektor ekonomi dari sisi pangsa pasar, tingkat resiko dan trend kreditnya serta membandingkan dengan trend Gross Domestic Product (Produk Domestik Bruto). Sedangkan sekidit analisa terhadap sub sektornya akan penulis pergunakan sebagai referensi dalam menentukan sub sektor mana yang sebaiknya dihindari dan mana yang diperbolehkan / disarankan untuk digarap. Hal-hal yang tidak dibahas dalam analisa ini adalah produktivitas dan resiko yang dihadapi bank dalam penyaluran kredit dari sisi segmen Lending customers (nasabah debitur). Selanjutnya sesuai judul tesis ini, penulis akan memfokuskan pada strategi penentuan portofolio penyaluran kredit yang berdasarkan sektor ekonomi yang ideal bagi Bank Mandiri sesuai dengan 10

penggolongan sektoral menurut terminologi laporan dari Bank Indonesia, yaitu : 1) Sektor Pertanian ( Agriculture ) 2) Sektor Pertambangan ( Mining ) 3) Sektor Perindustrian ( Manufacturing Industry ) 4) Sektor Perdagangan ( Trade ) 5) Sektor Jasa-Jasa ( Services Rendering Industry ) 6) Sektor Lain-Lain ( Others ) Dalam penentuan pemetaan kredit tersebut (portofolio) selayaknya mengacu pada corporate plan, memperhatikan pertumbuhan ekonomi (ddalam hal ini GDP) dan strategi yang akan diterapkan disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki serta perilaku masing-masing sektor. Selanjutnya mengingat beberapa data kuantitatif diperoleh dari sumber internal dan bersifat rahasia, maka dalam penyajiannya ditampilkan dalam bentuk prosentase serta hanya untuk keperluan penyusunan tesis ini. Data-data dimaksud antara lain Corporate Plan PT.Bank Mandiri (Persero) 2003-2007 dan data kuantitatif kolektibilitas kredit. D. Perumusan Masalah Dari latar belakang dan hasil kajian terhadap masalah yang telah diidentifikasi tersebut di atas, digunakan untuk merumuskan masalah-masalah sebagai berikut : 11

1. Faktor-faktor apa yang dihadapi perusahaan dalam mengoptimalkan asset kredit yang disalurkan? 2. Bagaimana posisi masing-masing sektor ekonomi kredit Bank Mandiri berdasarkan kekuatan bisnis dan daya tarik industrinya, dalam model matriks portofolio produk? 3. Bagaimana konfigurasi kredit di masa mendatang perlu disesuaikan agar dapat memberikan kontribusi margin yang positif (optimal) dengan cara mengalokasikan porsi kredit dalam portofolio yang tepat? E. Tujuan Penelitian Penulisan tesis ini kami lakukan dengan tujuan untuk : 1. Mengidentifikasikan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi penentuan portofolio kredit Bank Mandiri. 2. Menentukan posisi kredit Bank Mandiri saat ini melalui pendekatan matriks portofolio produk. Merumuskan suatu strategi portofolio kredit berdasarkan penggolongan 6 sektor ekonomi, dalam rangka pengelolaan dan pengembangan manajemen kredit yang efektif dan efisien. 12

UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB 13