Perbedaan Pribadi & Kebutuhan Akan Pendidikan Khusus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk multidimensional yang dapat ditelaah dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tenaga profesional untuk menanganinya (Mangunsong,2009:3). Adapun pengertian tentang peserta didik berkebutuhan khusus menurut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

Pandangan Kognitif Sosial mengenai Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan luar biasa

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi terminologi, dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

LAYANAN PSIKOLOGIS UNTUK SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS. Komarudin Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berlaku untuk semua, mulai usia dini sampai jenjang perguruan tinggi. Usia

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1)

Pengembangan Potensi Olahraga Anak Sekolah Dasar. Wawan S. Suherman FIK UNY 2009

Karakteristik Anak Usia Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan

BAB I PENDAHULUAN. hiburan dan kebermanfaatan (pinjam istilah Horatio : dulce et utile). Melalui

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

BAB I PENDAHULUAN. dan musik meningkatkan mutu hidup manusia. (dalam Anggraeni, 2005)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan dan menginterpretasikan makna (Wood, 2007:3). baik, contohnya adalah individu yang menyandang autisme.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari tingkat dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan tinggi sebagai

TINJAUAN MATA KULIAH...

PENDIDIKAN SISWA BERKEBUTUAN KHUSUS. Kuliah 1 Adriatik Ivanti, M.Psi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.

Dalam psikologi pendidikan, konsep minat diniterpretasikan sebagai variabel motivasi konten spesifik yang dapat diselidiki dan secara teori dapat dire

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB II KAJIAN TEORITIK

I. PENDAHULUAN. dapat kita temukan dan juga berbagai bidang ilmu yang telah ada dapat dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian. dalam matematika dan pendidikan matematika.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

PENDAHULUAN. Leli Nurlathifah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

KOMPONEN KURIKULUM (KTSP) Tujuan pendidikan satuan pendidikan Struktur dan muatan (KTSP) Kalender pendidikan Silabus

PEMBELAJARAN DI KELAS INKLUSIF

Abstrak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

BAB I PENDAHULUAN. inklusif menjamin akses dan kualitas. Satu tujuan utama inklusif adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.

PENYESUAIAN DIRI DAN POLA ASUH ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL

BAB I A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendekatan pendidikan yang benar bagi anak tunarungu sangat berpengaruh pada pemenuhan kompetensi belajar mereka. Santrock (2004: 222) menambahkan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (knowledge and technology big bang), tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20

BAB II KAJIAN TEORITIK. NCTM (2000) menyatakan bahwa komunikasi matematis merupakan

Transkripsi:

Perbedaan Pribadi & Kebutuhan Akan Pendidikan Khusus Bab 5 Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, Edisi Ke-6

Perbedaan-perbedaan Individual Variabilitas dalam kemampuan dan karakteristik di antara para siswa pada usia tertentu Siswa-siswa dengan kebutuhan khusus: Anak-anak cukup berbeda dari teman-teman sebayanya untuk memperoleh bahan-bahan dan latihan yang secara khusus disesuaikan

Menjaga Perbedaan-perbedaan Individual dalam Perspektif Nama-nama membantu siswa para guru menyeleksi strategi-strategi instruksional yang tepat. Kesulitan memberikan nama adalah: Nama-nama dapat disalahgunakan atau disalahpahami. Nama-nama tidak mendefinisikan seseorang. Perbedaan-perbedaan berasal dari sumber-sumber yang berbeda. Sebagian besar perbedaan diakibatkan oleh keturunan dan lingkungan

Persoalan mengenai Intelegensi Apakah artinya menjadi intelegen? Apakah intelegensi itu hanya salah satu kemampuan atau banyak? Apakah intelegensi itu dapat diukur? Bagaimana intelegensi itu bisa diukur dengan tepat jika kita tidak dapat mendefinisikannya dengan tepat?

Intelegensi Kemampuan memodifikasi dan menyesuaikan perilaku-perilaku untuk menyelesaikan setiap tugas dengan sukses Melibatkan banyak proses mental yang berbeda Pada dasarnya bisa berbeda/bervariasi bergantung pada budaya seseorang

Intelegensi Dapat disesuaikan Dapat dihubungkan dengan kemampuan belajar Melibatkan penggunaan pengetahuan sebelumnya untuk menganalisis dan memahami situasi-situasi baru Melibatkan banyak proses mental yang berbeda Terlihat jelas dalam beragam arena Merupakan budaya khusus

Keterbatasan-keterbatasan Tes Intelegensi Jenis-jenis tes intelegensi yang berbeda dapat menghasilkan skor-skor yang berbeda. Performa para siswa dipengaruhi oleh banyak faktor temporal/sementara, seperti kesehatan umum, suasana hati, keletihan, dan lain-lain. Item-item tes umumnya merefleksikan keterampilan-keterampilan yang dihargai dalam arus utama budaya Barat. Ketidaklaziman dengan isi atau jenis-jenis tugas dalam item-item tes tertentu bisa mengakibatkan performa yang jelek. Para siswa dengan kecakapan berbahasa Inggris yang terbatas akan mengalami kerugian. Beberapa siswa mungkin tidak termotivasi untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka dan oleh sebab itu bisa mendapat skor yang menganggap remeh kemampuan-kemampuan mereka.

Teori-teori mengenai Intelegensi Spearman s g (1927) Teori yang menegaskan bahwa intelegensi adalah entitas tunggal, faktor umum yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mempelajari keserbaragaman konteks yang luas Teoretisi Pengolahan-Informasi Yakin bahwa g merefleksikan kecepatan dan efisiensi dengannya orang dapat mengolah informasi, tugastugas belajar, dan masalah-masalah

Teori-teori tentang Intelegensi Multiple Intelligences dari Gardner Seorang individu memiliki sekurangkurangnya 8 intelegensi yang berbeda yang secara relatif independen. Masing-masing intelegensi dapat dikontrol oleh bagian-bagian yang berbeda dari otak.. Intelegensi-intelegensi yang berbeda dapat menunjukkan dirinya secara berbeda dalam beragam budaya. Penerimaan terhadap gagasan Gardner agak kontroversial.

Multiple Intelligences dari Gardner Linguistik/bahasa Logika- Matematika Spasial Musikal Tubuh-kinestetik Interpersonal Intrapersonal Naturalistik

Teori Triarchic dari Sternberg

Distribusi Intelegensi Distribusi intelegensi adalah gagasan yang menyatakan bahwa perilaku intelegen bergantung pada sistem dukungan fisik dan sosial orang. Orang dapat mendistribusikan intelegensi mereka dengan tiga cara: Mereka dapat menggunakan benda-benda, seperti teknologi. Mereka dapat menggambarkan dan berpikir tentang situasisituasi dengan cara simbolis, seperti pemakaian diagram dan grafik. Mereka dapat bekerja dengan orang lain untuk mengeksplorasi gagasan-gagasan dan memecahkan masalah-masalah.

Mengukur Intelegensi Tes Intelegensi Pengukuran general dari fungsi kognitif terkini, seringkali menggunakan cara yang dapat diprediksikan Menyediakan Skor IQ Perbandingan performa seseorang dengan performa orang lain dalam kelompok usia yang sama Skor 100 mengindikasikan performa rata-rata

Distribusi Skor IQ

IQ dan Prestasi Performa dalam tes intelegensi berkorelasi dengan prestasi sekolah. Poin-poin penting untuk diingat: Intelegensi tidak perlu/harus menyebabkan prestasi. Relasi antara skor IQ dan prestasi tidak sempurna; selalu ada kekecualian dari aturan itu. Skor IQ hanya merefleksikan performa siswa pada satu tes tertentu saja di waktu tertentu pula.

Hakikat, Pemeliharaan, & Perbedaan Kelompok dalam Intelegensi Intelegensi memiliki komponen yang dapat diturun-temurunkan. Anak kembar identik memiliki skor IQ yang lebih mirip daripada anak kembar fraternal. Anak-anak angkat memiliki skor IQ yang lebih mirip dengan orang tua biologis mereka daripada orang tua angkat mereka. Intelegensi memiliki komponen lingkungan. Contoh, kualitas nutrisi pada masa kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap skor IQ. Perpindahan dari lingkungan yang miskin ke lingkungan yang membangkitkan semangat dapat menambah hingga 15 poin dalam tes intelegensi. Perbedaan-perbedaan dalam skor antara etnisitas dan gender sebagian besarnya karena perbedaan pengalaman.

Gaya Kognitif dan Disposisi Perbedaan-perbedaan individual mengenai cara bagaimana siswa mendekati tugas-tugas di kelas dan berpikir tentang topik-topik di kelas Seringkali merujuk pada gaya-gaya pembelajaran Beberapa disposisi produktif yang diidentifikasi oleh para peneliti: Pencarian stimulasi Kebutuhan akan kognisi Berpikir kritis Keterbukaan pikiran

Mendidik Siswa Berkebutuhan Khusus di Kelas Pendidikan Umum Lebih dari dua per tiga siswa-siswa Amerika berkebutuhan khusus mengikuti kelas pendidikan umum untuk setengah atau sepanjang hari. Legislasi federal mengamanatkan inclusion bagi kemungkinan yang lebih besar. Public Law 94-142: Individuals with Disabilities Education Act (IDEA) IDEA memberi hak-hak pendidikan bagi orang-orang yang mengalami ketidakmampuan kognitif, emosional, dan fisik dari lahir hingga berusia 21 tahun.

IDEA Menjamin hal-hal berikut: Pendidikan yang bebas dan tepat Penilaian yang jujur dan nondiskriminatif Pendidikan dalam lingkungan yang sedikit terbatas Program pendidikan pribadi Sesuai aturan/prinsip

Siswa-siswa dengan Kesulitan Kognitif atau Akademis Siswa-siswa yang kesulitan belajar: Terdiri dari kategori tunggal yang paling besar dari siswa-siswa dengan kebutuhan khusus Memiliki IQ rata-rata atau di bawah rata-rata tetapi memiliki kekurangan-kekurangan spesifik Mungkin mengalami kesulitan mempertahankan perhatian Memiliki keterampilan membaca yang jelek/rendah Memiliki strategi-strategi belajar/mengingat yang tidak efektif Mengalami kesulitan dengan tugas-tugas yang melibatkan penalaran abstrak Memiliki motivasi yang rendah/konsep diri yang jelek Memiliki keterampilan motorik yang jelek (tidak selalu) Memiliki keterampilan sosial yang jelek (tidak selalu)

Siswa-siswa dengan Kesulitan Kognitif atau Akademis Strategi-strategi menyesuaikan instruksi bagi siswasiswa yang mengalami kesulitan belajar mencakup: Meminimalisasi stimulus-stimulus yang kemungkinan besar mengganggu Menggunakan beragam metode presentasi Menganalisis kesalahan-kesalahan siswa untuk isyarat-isyarat tentang mengolah kesulitan-kesulitan Mengajarkan strategi-strategi belajar dan mengingat Menyediakan alat-alat bantu studi

Siswa-siswa dengan Kesulitan Kognitif atau Akademis Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Anak-anak dengan ADHD memiliki karakteristik-karakteristik berikut: Kurangnya perhatian, perilaku hiperaktif, dan perilaku impusif Kesulitan-kesulitan pengolahan kognitif Prestasi sekolah yang jelek Imaginasi dan kreativitas yang eksepsional Kesulitan menafsir dan bernalar tentang situasisituasi sosial Relasi persahabatan yang sedikit

Siswa-siswa dengan Kesulitan Kognitif atau Akademis Strategi-strategi menyesuaikan instruksi bagi siswa dengan ADHD mencakup: Memberikan mata pelajaran dan tugas yang paling menantang di pagi hari Mengajarkan strategi-strategi mempertahankan perhatian Menyediakan sarana-sarana untuk menyalurkan energi yang berlebihan Membantu mereka membentuk kebiasaan sehari-hari Mengajarkan dan mendorong perilakuperilaku yang sesuai di kelas

Siswa-siswa dengan Kesulitan Kognitif atau Akademis Ganguan bicara dan komunikasi ditandai oleh gangguan dalam bahasa lisan dan/atau pemahaman yang mengganggu performa di kelas. Siswa-siswa yang mengalami gangguan bicara dan komunikasi memiliki ciri-ciri berikut: Kesulitan berbicara, secara khusus di depan publik Keterampilan membaca/yang jelek

Siswa-siswa dengan Kesulitan Kognitif atau Akademis Strategi-strategi untuk menyesuaikan instruksi bagi siswa-siswa yang mengalami gangguan bicara dan komunikasi mencakup: Mendorong komunikasi lisan yang biasa Meminta klarifikasi ketika pesannya tidak jelas Menyediakan lingkungan yang mendukung untuk berbicara di depan umum Mendengarkan dengan sabar sehingga memungkinkan siswa memiliki waktu yang memadai untuk mengekpresikan diri mereka sendiri

Siswa dengan Masalah Sosial atau Perilaku Perilaku-perilaku yang secara konsisten dan signifikan mengganggu belajar dan performa akademis Kesulitan berinteraksi dengan cara-cara yang sulit diterima secara sosial Kesulitan menjaga hubungan interpersonal yang memuaskan Rasa harga diri yang rendah Seringkali absen Ketidakmampuan untuk mengakui beratnya masalah

Siswa dengan Masalah Sosial atau Perilaku Strategi-strategi untuk menyesuaikan instruksi bagi siswa-siswa yang mengalami masalah sosial perilaku mencakup: Mewaspadai masalah-masalah yang terjadi di rumah (misalnya, perlakuan kejam/siksaan) Membuat peristiwa-peristiwa/topik-topik di kelas relevan Menunjukkan perhatian personal kepada siswa Mewaspadai tanda-tanda mau bunuh diri MENGAJARKAN keterampilan-keterampilan personal Menunjukkan dengan jelas harapan-harapan yang diinginkan Mengidentifikasi masalah sedini mungkin

Gangguan Spektrum Autisme Autisme adalah cacat yang ditandai oleh gangguan interaksi sosial dan komunikasi, perilaku berulang, perhatian yang terbatas, dan kebutuhan yang kuat akan lingkungan yang dapat diprediksi. Siswa-siswa yang mengalami autisme seringkali memiliki: Keterampilan berpikir visual-spasial yang kuat Gangguan kognisi sosial Ekolalia/kelatahan Keterkaitan-keterikatan yang kuat dengan bendabenda mati tertentu Gerakan-gerakan yang tidak normal

Keterbelakangan Mental Kecacatan yang ditandai oleh kecerdasan umum yang jauh di bawah rata-rata dan kekurangan dalam perilaku adaptif Berbeda dari Ketidakmampuan Belajar di bawah-iq rata-rata (70 atau di bawah) Memerlukan adaptasi yang disesuaikan Seringkali diberikan keterampilanketerampilan kejuruan

Siswa-siswa dengan Tantangan Fisik/Penginderaan Mencakup penyakit atau gangguan fisik seperti tuli, buta, dan lain-lain. Kemampuan belajar biasanya normal Serinkali diberikan kesempatan lebih sedikit untuk berinteraksi dengan teman-teman sebaya Mungkin dengan rasa rendah diri, ketidaknyamanan, malu, dan lain-lain.

Siswa-siswa dengan Tantangan Fisik/Penginderaan Menyesuaikan instruksi bagi siswa-siswa dengan tantangan fisik/penginderaan: Merasa peka Mempelajari kondisi fisik siswa Mendidik siswa tentang kondisi itu Merujuk ke teks untuk rekomendasirekomendasi yang spesifik untuk masingmasing bentuk kekurangan

Keberbakatan Tampaknya tidak ada kesepakatan universal mengenai apakah yang dimaksudkan dengan anak berbakat itu. Kreativitas dan berpikir imaginatif merupakan tanda-tandanya. Beberapa anak berbakat unggul dalam banyak bidang, beberapa unggul dalam bidang-bidang khusus. IQ 130 atau lebih tinggi dapat dipakai sebagai pengidentifikasi.

Keberbakatan Karakteristik-karakteristik umum dari anak yang berbakat mencakup: Belajar dengan sedikit usaha Bermotivasi tinggi Studi longitudinal Terman menemukan bahwa anak-anak berbakat itu lengkap, stabil secara emosional, memiliki kesehatan yang baik, angka-angkat pelanggaran yang lebih sedikit, dan lain-lain.

Keberbakatan: Masalah-masalah Siswa dapat merasa tidak sabar dengan rekan-rekan sebaya yang tidak secerdas mereka. Siswa-siswa berbakat menyampaikan kebosanan dan rasa frustrasi yang sering di sekolah. Masalah-masalah penyesuaian terlihat sangat jelas pada siswa-siswa yang berbakat.

Keberbakatan Menyesuaikan instruksi bagi siswa-siswa yang berbakat mencakup: Menyediakan tes-tes dan tugas-tugas individual Membentuk kelompok studi siswa dengan minat dan kemampuan yang hampir sama Mengajarkan keterampilan-keterampilan kognitif yang kompleks dalam konteks bidang-bidang mata pelajaran yang spesifik Menyediakan kesempatan untuk studi mandiri/independen Mendorong para siswa menetapkan cita-cita yang tinggi Mencari sumber-sumber di luar

Perbedaan-perbedaan Individual: Gambaran Besar Strategi-strategi umum mengakomodasi kemampuan dan ketidakmampuan yang berbeda dari siswa dalam kelas umum mencakup: Memperoleh informasi sebanyak mungkin menyangkut masingmasing siswa Mengindividualisasikan intruksi bagi siswa-siswa yang tidak cacat dan demikian juga bagi siswa-siswa yang mengalami kecacatan Bersikap fleksibel dalam pendekatan untuk instruksi Memegang harapan yang sama bagi siswa penyandang cacat sebagaimana bagis siswa-siswa lainnya Mengidentifikasi dan mengajarkan keterampilan-keterampilan prasyarat yang penting Berkonsultasi dan berkolaborasi dengan spesialis Melibatkan siswa dalam merencanakan dan membuat keputusan Meningkatkan interaksi di antara semua siswa Waspada untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang mungkin memenuhi syarat untuk layanan-layanan khusus