BAB II TINJAUAN PUSTAKA MEMS RESONATOR UNTUK APLIKASI OSILATOR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 MICROELECTROMECHANICAL SYSTEM (MEMS) DALAM SISTEM KOMUNIKASI

BAB III RESONATOR MEMS

LAMPIRAN A MICROMACHINING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PERANCANGAN MEMS MIXER-FILTER

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. Abstrak i Abstract ii Kata Pengantar.. iii Daftar Isi.. v Daftar Tabel.. viii Daftar Gambar.. ix Daftar Singkatan. xi

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA

PENGARUH UKURAN GAP ANTAR RESONATOR PADA PERANCANGAN COUPLED EDGE BANDPASS FILTER

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ELEKTRONIKA ANALOG* (Ujian Utama) KODE MK / SKS : KK / 3

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

: Widi Pramudito NPM :

BAB 2 DASAR PERANCANGAN COUPLER. Gambar 2.1 Skema rangkaian directional coupler S S S S. ij ji

PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

Osilator dan Sumber Sinyal

BAB II DASAR TEORI. yang dibangkitkan dengan frekuensi yang lain[1]. Filter digunakan untuk

BAB 3 ANTENA MIKROSTRIP SLOT SATU DAN DUA ELEMEN DENGAN BENTUK RADIATOR SEGIEMPAT

Bab II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI. Gbr. 2.1 Grafik Faktor Refleksi Terhadap. Faktor Refleksi

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 PENERAPAN DGS PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP

Osilator RC. Gambar Rangkaian osilator RC dengan inverter

BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani

BAB II LANDASAN TEORI

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

PERANCANGAN FILTER SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 2350 MHZ UNTUK APLIKASI SATELIT NANO

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN IC CMOS LOW PASS FILTER SALLEN-KEY ORDE 2 DENGAN MICROWIND

BAB II TINJAUAN TEORITIS

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng

BAB II LANDASAN TEORI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : ELEKTRONIKA ANALOG / IT SEMESTER / SKS : VI / 2

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. tunjukkan pada blok diagram di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. radiasi antena tidak tetap, tetapi terarah dan mengikuti posisi pemakai (adaptive).

BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX (3,35 GHZ)

Bab IV Pemodelan, Simulasi dan Realisasi

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II ANTENA MIKROSTRIP BIQUAD

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

Elektronika Lanjut. Penguat Instrumen. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN SIMULASI

BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D

BAB 4. Rangkaian Pengolah Sinyal Analog

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Tunable Interdigital Bandpass Filter

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BABV INSTRUMEN PENGUAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN JUDUL

Kata Kunci : Alumina, filter cavity, material dielektrik

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Konfigurasi Sirkuit Directional Coupler

Gambar 2.1. simbol op amp

BAB II DASAR TEORI ANTENA MIKROSTRIP DAN WIRELESS LAN

BAB III DUAL BAND WILKINSON POWER DIVIDERS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : ELEKTRONIKA ANALOG* / 6 KODE / SKS / SIFAT : IT41351 / 3 SKS / UTAMA

DESAIN ANTENA DENGAN BAHAN POLYMIDE UNTUK PENERIMA PADA APLIKASI GPS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Penguat Oprasional FE UDINUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA MEMS RESONATOR UNTUK APLIKASI OSILATOR 2.1 MICRO-ELECTRO MECHANICHAL SYSTEM (MEMS) Micro Electromechanical Systems, merupakan integrasi dari elemen mekanik, sensor, actuator, dan komponen elektronik yang dikemas dalam single chip substrate silikon dengan menggunakan mikro-fabrikasi. Microsensor mendeteksi perubahan lingkungan sistem melalui pengukuran mekanik. Microelectronics/ASIC memproses informasi dan signal, sedangkan microactuator melakukan reaksi dan membuat bentuk perubahan kepada lingkungan [6]. Komponen elektronik difabrikasi dengan menggunakan tahapan teknologi proses yang biasa digunakan dalam proses pabrikasi IC (Integrated Circuit), sedangkan komponen MEMS difabrikasi dengan menggunakan teknologi micromachining yang akan membuang bagian wafer silikon yang terseleksi maupun menambahkan layer struktural mekanikal baru. [6] 2.2 MEMS OSILATOR UNTUK OSILATOR Sebuah osilator MEMS sederhana dapat dibangun dengan menggunakan rangkaian yang ditunjukkan pada gambar 2.1. [7,8]. Resonan balok perlu dipolarisasi pada Vp. Selama getaran, balok menghasilkan resonan gerakan arus di salah satu elektroda. Arus ini mengalir dan diumpan balik ke elektroda lain atau melalui pembanding untuk menghasilkan gaya elektrostatik. Jika gain dan kriteria fase terpenuhi, resonan balok akan berosilasi sampai amplitudonya distabilkan dengan cepat oleh nonlinier dalam mekanik struktur atau dalam loop rangkaian.[7]

9 Gambar 2.1 Tipikal MEMS osilator umpan balik langsung [7,8]. Penguat sederhana dalam teknologi CMOS adalah transistor tunggal NMOS. Jika sebuah resonator dihubungkan antara drain dan gate transistor, jalur umpan balik diciptakan dari output (drain) ke input (gate) dari penguat, yang membentuk sebuah osilator tiga poin dasar. Tergantung pada simpul yang ditanahkan, tiga variasi sirkuit dapat dibangun, yang disebut rangkain osilator 'Pierce', ' Colpitts' dan 'Santos'. Rangkaian osilator Pierce dengan konfigurasi salah satu sumber ditanahkan dan juga merupakan topologi yang paling sering digunakan untuk osilator kristal kuarsa karena kinerja yang sangat baik dalam stabilitas dan reliabilitas [9]. Sejak resonator piezoelektrik AlN mode kontur dapat dianggap sebagai mitra MEMS dari kristal kuarsa bulk acoustic wave (BAW) resonator, rangkaian Pierce kemungkinan besar menjadi calon yang sangat baik untuk osilator multi frekuensi berdasarkan AlN kontur-mode RF MEMS teknologi [9]. Gambar 2.2 menunjukkan tipikal rangkain osilator Pierce.

10 Gambar 2.2 Tipikal rangkaian osilator yang terdiri dari bagian mekanikal (MEMS) dan bagian elektrikal [9]. 2.3 STATE OF THE ART MEMS OSILATOR Salah satu metodologi baru untuk menghasilkan faktor kualitas Q dengan metode fabrikasi yang memungkinkan pengaturan sendiri struktur mikromekanikal untuk anchor yang telah digunakan untuk mencapai getaran radial mode kontur polysilicon resonator mikromekanikal cakram dengan frekuensi resonansi hingga 1,156 GHz dan diukur faktor kualitas Q di frekuensi ini > 2650 baik dalam vakum dan udara. Selain itu, versi lain pada frekuensi 734,6 MHz telah ditunjukkan nilai Q berturut-turut 7.890 dan 5.160 dalam vakum dan udara. Untuk resonator ini, pengaturan sendiri stem tepat di pusat cakram untuk mendukung menyeimbangkan resonator yang jauh lebih unggul dari yang dicapai oleh versi sebelumnya (di mana masker terpisah digunakan untuk menentukan cakram dan stem), yang memungkinkan perangkat ini untuk mempertahankan Q tinggi sementara mencapai frekuensi dalam kisaran gigahertz [10]. Desain bentuk resonator cakram terlihat pada gambar 2.3.

11 Gambar 2.3 Skema pandangan sebuah pengaturan sendiri resonator cakram. [10] 2.3.1 MEMS resonator clamped-clamped beam (CC Beam) CC BEAM resonator terdiri dari dua penyangga, batang resonator yang terletak di atas elektroda. Batang resonator memiliki panjang Lr, lebar Wr dengan ketebalan h, dan terbuat dari material dengan modulus Young E dan berat jenis. Elektroda memiliki lebar We dan d adalah jarak pemisah antara elektroda dengan batang resonator. Hasil desain CC BEAM resonator yang pernah dilakukan orang seperti terlihat pada gambar 2.4, 2.5 dan 2.. Polysilicon clamped-clamped beam adalah sebuah konsep untuk menerapkan micromechanical resonator yang tersusun tanpa elemen kopling, (gambar 2.4) menghasilkan faktor kualitas Q yang cukup besar sekitar 8000 pada frekuensi 10 Mhz dengan kondisi hampa udara, Q kira-kira 50 pada frekuensi 10 Mhz, dengan kondisi ada udara dan kira-kira 300 pada frekuensi 70 MHz dengan kondisi ada pengaruh disipasi dari angkur. Resistansi seri Rx didapat berkisar antara 5 sampai dengan 5000 ohms. Sebagai penjepit komponen balok dipilih Polysilicon dan untuk elektrodenya terbuat dari bahan logam/konduktor [11, 12].

12 Gambar 2.4 Resonator Clamped-Clamped Beam dengan menggunakan Polysilicon [11, 12] Gambar 2.5 merupakan MEMS resonator clamped-clamped beam juga yang menjepit 2 resonator dengan dibawahnya terdapat elektroda untuk menyalurkan sinyal (gambar 2.4), yang menghasilkan factor kualitas Q sampai 4000 pada frekuensi 10 MHz, stabilitas temperature coofisien sebesar 0,24 ppm/ o C. Resonator bekerja pada rentang frekuensi 1 100 Mhz dan dapat digunakan untuk referensi osilator dan filter [13,12]. Gambar 2.5 Resonator clamped-clamped beam [13, 12] Clamped-clamped resonator yang lain berbentuk comb-drive yang terdiri dari 27 finger, dengan comb-drive yang simetris, menghasilkan faktor kualitas Q sekitar 80,000 pada frekuensi antar 32 khz 78 khz, dengan mengunakan material nikel dan polysilicon (gambar 2.). Pabrikasi comb-drive menggunakan wafer pada level hampa udara. Rentang frekuensi kerja resonator ini berkisar antara 1 khz 1 MHz, dan sering diaplikasikan untuk real time clock (RTC) [14,5].

13 Gambar 2.6 Clamped-clamped beam comb-drive [14,5] 2.3.2 MEMS resonator free-free beam (FF Beam). Free-free beam micromechanical resonator digambarkan pada gambar 2.7 dengan empat angkur/penyangga (anchor), yang dapat menghasilkan faktor kualitas Q sebesar kira-kira 20,000 pada rentang frekuensi 10 200 MHz, kondisi ruang hampa dan sekitar 2000 dengan kondisi ada udara. Free-free beam resonator dirancang (gambar 2.7) dengan ditopang oleh 4 balok pendukung dengan panjang ¼ dan kedua elektroda sebagai penggerak (drive) dan pengindera (sense). Resonator ini dapat dikembangkan sedemikian rupa, didesain sampai pada rentang frekuensi diatas 1 GHz dan resistansi serinya Rx dengan rentang 5 5000 ohms. Resonator ini dapat diaplikasikan untuk referensi osilator, filter dan mixler [15,12]. Gambar 2.7 Resonator free-free beam [15,12]

14 2.3.3 MEMS resonator FBAR Penelitian [16] melaporkan hasil desain MEMS resonator osilator dengan teknologi film bulk acoustic resonator. Film Bulk Acoustic Resonator (FBAR) seperti terlihat pada gambar 2.8 adalah salah satu bentuk geometri MEMS yang menggunakan material piezoelektrik, sama dengan bulk acoustic resonator seperti quartz, tetapi diperkecil skalanya sehingga dapat beresonansi pada frekuensifrekuensi orde GHz. Sinyal RF yang diaplikasikan di ujung-ujung divais menghasilkan gerak mekanis dalam piezoelektrik. Resonansi dasar dari material diamati ketika ketebalan film sama dengan setengah dari panjang gelombang sinyal input. Pada kondisi resonansi, impedansi elektris dari divais berubah secara tajam, menghasilkan kemungkinan untuk membangkitkan frekuensi resonansi yang dapat digunakan untuk osilator maupun filter penyeleksi frekuensi. Realisasi geometris MEMS ini dapat membangkitkan frekuensi sebesar 1,9 GHz dan menghasilkan faktor kualitas 2000, dengan derau fasa (phase noise) sebesar -112 dbc/hz @ 10 khz. Bentuk MEMS jenis ini dapat dieksplor membangkitkan frekuensi dengan rentang 1 5 GHz dan dapat diaplikasikan untuk osilator komunikasi nirkabel, seperti WiMAX. Gambar 2.8 Resonator film bulk acoustic resonator (FBAR) [16,12]

15 2.3.4 MEMS resonator contour mode Contour-mode dari getaran adalah dibangkitkan pada sumbu-c piezoelektrik film melalui koefisien d 31 piezoelektrik. Dengan menerapkan medan listrik bolak-balik melintasi ketebalan film piezoelektrik, struktur MEMS mengembang dan berkontraksi secara lateral dan dapat dibangkitkan pada getaran resonan dimana frekuensinya ditentukan oleh dimensi bidang perangkat. Bentuk disk wine glass seperti pada gambar 2.9 dapat membangkitkan frekuensi lebih dari 1 GHz, dengan factor kualitas Q sebesar 156,000 pada frekuensi 60 MHz, ruang hampa dan 8000 pada frekuensi 98 MHz dengan kondisi non hampa udara. Resistansi seri Rx berkisar 5 5000 ohms dan dapat diaplikasikan untuk pembuatan referensi osilator dan filter [17, 12]. Gambar 2.9 Wineglass disk resonator [17, 12] Gambar 2.10 merupakan cakram berbentuk mode kontur yang tersusun dari elemen material polysilicon sebagai elektroda dan cakram sebagai resonator yang menggunakan material intan dan material stem-nya dari intan. Hasil faktor kualitasnya Q = 11, 555 pada frekuensi 1,5 Ghz, hampa udara, rentang frekuensi lebih dari 1 GHz, resistansi seri, Rx berkisar 50 50,000 ohms. Bentuk geometri gambar 2.10 dapat diaplikasikan untuk lokal RF osilator, filter dan mixler.

16 Gambar 2.10 Contour mode disk resonator [18,12] Hollow disk seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.11 secara prinsip kerjanya hampir sama dengan gambar 2.8 dan 2.9. Hasil desain dan uji coba menggunakan salah satu perangkat lunak MEMS, bahwa faktor kualitasnya Q sama dengan14.600 pada frekuensi 1,2 GHz (ruang hampa). Balok pendukungnya dengan panjang λ/4, dengan rentang frekuensi kira-kira di atas 1 GHz. Resistansi seri, Rx-nya 50 s.d 5 000 ohms. [19,12] Gambar 2.11 Hollow disk resonator [19,12] Gam bar Pada gambar 2.12 menunjukkan sebuah resonator berbentuk persegi dengan panjang inner-nya (L in ) sebesar 320 µm. Pada empat sisinya di tengah-

17 tengahnya diberikan pad simetris dengan lainnya untuk terminasi sinyal masukan dan keluaran. Resonator dipabrikasi dengan substrat silicon on insulator (SOI) dan dapat membangkitkan frekuensi 13 MHz dengan faktor kualitas Q sekitar 13,000 yang sering digunakan sebagai salah satu spesifikasi osilator GSM. Kemampuan resonator ini dapat dieksplor sampai frekuensi kerja dengan rentang 10 500 MHz. [20, 5]. Gambar 2.12 Resonator Persegi [20, 5] Gambar 2.13 memperlihatkan salah satu contoh mode cakram wineglass yang didesain untuk menghasilkan faktor kualitas Q yang tinggi, yang telah diteliti oleh penulis [21]. Hasil faktor kualitas Q sebesar 11000 pada frekuensi 1.5 GHz dengan cakram dari intan dan stem dari polysilicon. Untuk frekuensi 60 Mhz dapat menghasilkan faktor kualitas Q sebesar 98000, dan masih dapat dieksplor lagi untuk menghasilkan frekuensi dengan rentang 20 1.5 MHz, dan dapat aplikasikan untuk kebutuhan osilator RF dan filter. [21,22,5]. Gambar 2.13 Disk wineglass [21,22,5]

18 Gambar 2.14 sebuah MEMS yang berbentuk cincin lingkaran atau persegi dengan menggunakan bahan piezoelektrik aluminum nitrit (AlN) yang telah diteliti oleh penulis [23], dengan komposisi material yang terdiri dari piezoelektrik yang diapit oleh dua elektroda. Hasil desain dengan jari-jari lingkaran dalam (inner ring) sebesar 90 µm dan lebar cincin (ring) 20 µm, menghasilkan faktor kualitas Q sebesar 2000 pada frekuensi kerja 200 656 MHz, dengan impedansi motional cukup rendah, proses pabrikasi dengan suhu rendah dan dapat disatukan dalam satu chip IC. Rentang kerja frekuensi yang dapat dieksplor untuk bentuk cincin/persegi ini berkisar 100 MHz sampai dengan 5 GHz, yang dapat diaplikasikan untuk osilator RF dan filter [23, 5]. Gambar 2.14 Resonator Cincin Lingkaran/Persegi AlN [23, 5] Gambar 2.15 merupakan salah satu pengembangan dari mode kontur berbentuk persegi panjang, dengan komponen resonator-nya dirangkai (ada bagian yang diseri dan setelah itu diparalel) seperti terlihat pada gambar 2.15. Tujuan array ini untuk menghasilkan bandwidth yang lebih lebar lagi, biasanya dipersyaratkan dalam desain sebuah filter bandpass [24]. Hasil keluran dari desain ini, frekuensi tengahnya 93.2 MHz, bandwidth -3 db sebesar 305 khz, bandwidth -20 db sebesar 671 khz, insertion loss sebesar -4 db, rejection sebesar 27 db, resistansi serinya sebesar 2 kώ, dapat diaplikasikan untuk resonator dan filter.

19 Gambar 2.15 Elektrical rectangular coupled ladder [24] Gambar 2.16 hampir sama dengan gambar 2.15 yang merupakan pengembangan mode kontur berbentuk cincin lingkaran yang diseri dan selanjutnya diparalelkan sedemikian rupa (gambar 2.16), sehingga didapatkan performa yang lebih baik, khususnya dalam tujuan untuk pelebaran bandwidth yang dipersyaratkan. Hasil keluaran dari desain ini, frekuensi tengahnya 236.2 MHz, bandwidth -3 db sebesar 605 khz, bandwidth -20 db sebesar 1.8 MHz, insertion loss sebesar -7.9 db, rejection sebesar 26 db, resistansi serinya sebesar 1 kώ, dapat diaplikasikan untuk resonator dan filter [24]. Gambar 2.16 Electrical circle coupler ladder [24]