BAB I PENDAHULUAN. Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi di masyarakat masih menjadi sebuah masalah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

Kata Kunci: Musik, Kecemasan, Tekanan Darah, Denyut Nadi, Ekstraksi Gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, kecemasan

BAB 1 PENDAHULUAN. praktek dokter gigi memiliki suasana dan peralatan yang asing, dan terlebih lagi

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Ansietas atau kecemasan adalah keadaan mood yang berorientasi dan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung singkat dan dapat dikendalikan. Kecemasan berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gigi impaksi adalah gigi yang gagal untuk erupsi secara utuh pada posisi

FIRMAN FARADISI J

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Eksodonsi merupakan salah satu prosedur yang ada pada ilmu spesialis

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Pencabutan gigi adalah proses pembedahan yang memberikan tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat gigi masih kurang.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Upaya tersebut ditinjau dari beberapa aspek, di

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB I PENDAHULUAN. dan gelisah dengan sesuatu yang dialaminya (Candido et al. 2014).

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kegagalan anestesi/meninggal, takut tidak bangun lagi) dan lain-lain (Suliswati,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Anestesi adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit atau nyeri ketika

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya (Turner et al, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan sebagai keadaan yang emosi yang mempunyai ciri perubahan

1. Bab II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

ABSTRAK. Kata kunci: kecemasan dental, pencabutan gigi, mahasiswa program profesi pendidikan dokter gigi, rumah sakit gigi dan mulut maranatha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perasaan khawatir adalah sesuatu yang normal dan dapat berkisar

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. kondisi mental seseorang. Bila denyut jantung atau suhu tubuh tidak normal,

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 5 HASIL PENELITIAN Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat ke-4 dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua dokter gigi yang merawat pasien anak menyadari bahwa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 EKSTRAKSI GIGI. Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

SURAT PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

Terapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dibagi kedalam beberapa jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

Dr. H. Lilian B Koord. Blok Kedokteran Keluarga

TERIMA KASIH ATAS KESEDIAAN ANDA MENGISI SKALA INI

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengalaman emosional yang berkaitan dengan kerusakan atau potensi kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental) dengan desain penelitian One Group Pretest-Postest.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DETEKSI DAN MANAJEMEN PENYAKIT SISTEMIK PADA PASIEN GIGI-MULUT DENGAN KOMPROMIS MEDIS. Harum Sasanti FKG-UI, Departemen Ilmu Penyakit Mulut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu

PENGARUH MENDENGARKAN AYAT SUCI AL QURAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN SEBELUM TINDAKAN EKSTRAKSI GIGI

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat berarti dalam

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB 3 ETIOLOGI TERJADINYA DENTAL FOBIA. Fobia terhadap perawatan gigi pada anak merupakan fenomena yang

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan mekanik. Ketika prinsip tersebut diterapkan dengan tepat, gigi dapat dikeluarkan dalam keadaan utuh dari prosesus alveolaris tanpa komplikasi. 1 Tindakan ekstraksi secara umum dapat dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama gigi dipisahkan dari jaringan lunak di sekitarnya dengan menggunakan desmotom atau elevator dan pada tahap kedua gigi diangkat dari soketnya menggunakan tang. 2 Tindakan ekstraksi merupakan sebuah tantangan bagi dokter gigi karena membutuhkan anestesi lokal untuk mengontrol rasa sakit pada pasien. 1 Pada penelitian ini anestesi lokal dilakukan dengan teknik infiltrasi. Teknik infiltrasi lebih mudah untuk dilakukan oleh operator dan lebih efektif digunakan pada anak karena komposisi tulang rahang belum terlalu padat sehingga daya penetrasi anestesi cukup dalam. 3 Pasien yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi cenderung untuk menunda perawatan atau sepenuhnya menghindari perawatan dan sulit diberikan perawatan ketika berada di dental chair sehingga menjadi hambatan bagi dokter gigi dalam melakukan perawatan. 4 Rasa cemas merupakan masalah yang signifikan untuk para dokter gigi dan pasiennya. 5 Rasa cemas pada anak dalam usia 10 sampai 12 tahun berasal dari kekhawatiran akan rasa sakit dan bahaya yang dapat terjadi pada diri mereka. 6 Kecemasan yang dialami oleh anak saat menjalankan sebuah perawatan dapat menjadi halangan yang mempengaruhi perilaku anak dalam perawatan, dapat menimbulkan 1

2 sikap yang tidak kooperatif, memberikan efek negatif terhadap prosedur perawatan yang akan dilakukan sehingga akan menghambat proses perawatan gigi. 5,7 Kecemasan dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pasien akan menurun jika mendengarkan musik selama prosedur dental karena musik merupakan audioanalgesik yang efektif. 8 Audioanalgesik merupakan cara mengurangi sensitivitas terhadap rasa sakit dengan menggunakan media suara. 9 Musik digunakan secara umum untuk membantu mengalihkan perhatian seseorang dari situasi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman. 10 Pada tahun 1960an, sekelompok dokter gigi menggunakan musik dalam melakukan pembedahan dental; 65% sampai 90% dari pasien mereka hanya memerlukan sedikit atau tidak menggunakan anestesi sama sekali untuk ekstraksi dental. 8 Pada sebuah studi singkat juga ditemukan bahwa tingkat kecemasan anak berkurang ketika mendengarkan musik dalam sebuah periode. 11 1.2 Identifikasi Masalah 1. Apakah pemutaran musik dapat menunjukkan perubahan keadaan psikologis pasien anak yang berhubungan dengan kecemasan pada prosedur ekstraksi? 2. Apakah pemutaran musik dapat menunjukkan perubahan keadaan fisiologis pasien anak yang berhubungan dengan kecemasan pada prosedur ekstraksi? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perubahan psikologis anak pada prosedur ekstraksi yang berhubungan dengan kecemasan sebelum dan sesudah pemutaran musik. 2. Mengetahui perubahan tekanan darah dan nadi anak pada prosedur ekstraksi yang berhubungan dengan kecemasan sebelum dan sesudah pemutaran musik.

3 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Akademis: 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah mengenai efek dari pemutaran musik terhadap kecemasan pasien anak selama prosedur ekstraksi. 1.4.2 Secara Klinis: 1. Pemutaran musik selama prosedur ekstraksi diharapkan dapat mengurangi atau mengalihkan kecemasan pasien sehingga pasien lebih kooperatif pada saat menjalankan prosedur ekstraksi. 2. Pemutaran musik selama prosedur ekstraksi diharapkan dapat membantu dokter gigi menangani pasien anak yang kurang kooperatif selama berjalannya prosedur ekstraksi. 3. Memberikan informasi kepada instansi rumah sakit bahwa pemutaran musik dapat membantu mengurangi kecemasan pada pasien sehingga kenyamanan pasien pada saat perawatan dapat ditingkatkan. 1.5 Landasan Teori Kecemasan adalah sebuah keadaan mental yang gelisah terhadap hal buruk yang akan datang. 12 Tanda seseorang yang mengalami kecemasan dapat berupa ketakutan, kegelisahan, tidak bisa lepas dari perasaan tidak enak. Kecemasan mulai tampak pada masa awal sekolah dan akan semakin berkembang terutama pada usia kelas empat sampai enam SD. 13 Anak yang mengalami kecemasan akan menunjukkan flight reaction

4 dengan menghindar dari banyak kegiatan dan situasi seperti menunda kunjungan untuk perawatan gigi. Rasa cemas juga menyebabkan rasa gelisah, tidak nyaman, dan dapat menimbulkan sikap yang memberontak atau sikap agresif yang berlebihan dari anak tersebut. 14 Kecemasan yang timbul pada anak dalam usia late childhood (10-12 tahun) umumnya berupa ketakutan akan rasa sakit atau bahaya yang dapat terjadi pada diri mereka seperti luka-luka, cedera, atau kecelakaan. 6 Faktor lain penyebab kecemasan dapat berupa faktor personal dan faktor eksternal. Faktor personal meliputi umur, keadaan psikis, dan keadaan sistemik. Faktor eksternal dapat berupa pengaruh dari orangtua, sekolah, dan hubungan sosial dengan orang lain khususnya dengan teman seumurnya. 14 Faktor lain yang dapat menjadi penyebab meningkatnya rasa takut dan cemas pada anak adalah timbulnya rasa sakit dan kurangnya informasi tentang sebuah prosedur. 15 Rasa sakit pada saat prosedur ekstraksi umumnya dikendalikan melalui penggunaan anestesi. Anestesi terdiri dari dua jenis yaitu anestesi umum dan anestesi lokal. Anestesi umum dapat menggunakan sedasi sebagai pengontrol rasa sakit. Anestesi lokal dapat menggunakan beberapa teknik, diantaranya: infiltrasi, blok, topikal, dan injeksi jet. 16 Cara farmakoterapi telah terbukti dapat membantu mengurangi rasa sakit dan rasa cemas yang berhubungan dengan prosedur medis tapi beberapa jenis obat dapat menghasilkan efek samping yang merugikan seperti reaksi alergi. 15 Teknik infiltrasi bersifat lebih tidak invasif dan lebih sederhana bila dibandingkan dengan teknik blok. Teknik infiltrasi juga tidak meninggalkan sisa efek anestesi yang masih terasa setelah prosedur ekstraksi seperti teknik blok. 16

5 Musik dapat digunakan sebagai pendukung farmakoterapi dalam mengendalikan rasa sakit. 17 Pemutaran musik pada saat prosedur ekstraksi diharapkan dapat membantu mengurangi rasa sakit dengan cara mengalihkan perhatian seseorang dari sumber rasa sakit atau hal yang dapat menyebabkan stress sehingga pasien dapat menjalani prosedur ekstraksi dengan lebih tenang dan lebih kooperatif. 11 Pengalihan dalam bentuk audio terbukti lebih efektif untuk anak sebelum menjalani prosedur yang menyebabkan stress pada anak tersebut. 11 Respon musik dapat dideteksi dengan mudah pada tubuh manusia. Musik dengan tempo yang cepat dapat menghasilkan perasaan marah, bergairah, cemas, frustrasi atau menyegarkan fisik. Pada sisi lain, musik yang lebih rileks akan menghasilkan perasaan senang, damai, dan tenang. Musik yang didengarkan pada tempo sekitar 60 sampai 80 bpm kurang lebih mirip dengan jumlah detak jantung dalam keadaan istirahat. Musik pada tempo tersebut akan memperlambat pernafasan seseorang sehingga detak jantungnya juga akan ikut melambat. Kondisi tersebut akan menghasilkan keadaan yang tenang dan rileks yang akan membantu mengurangi tingkat kecemasan. Musik dengan tempo cepat dimulai dari tempo 90 bpm dan musik yang lebih rileks berada pada tempo 50 bpm. 18,19 Musik klasik dari periode baroque menimbulkan detak jantung dan denyut nadi untuk berelaksasi sesuai dengan tempo dari musik tersebut. Hal ini disebabkan karena kebanyakan dari musik baroque mempunyai dinamik yang lembut dan ritme yang identik dengan tubuh manusia (60-80 bpm). 20 1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian dilakukan di RSGM Maranatha selama pada bulan Maret 2015 sampai bulan Juli 2015.