BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dengan sistem digital ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama ( dalam

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi telah mendorong timbulnya komunitas baru yakni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar sesama dan senantiasa menjaga hubungan tersebut dengan sebaikbaiknya.

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui, teknologi adalah suatu kreasi yang telah menjadi bagian

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasar kodratnya, manusia ditakdirkan berpasang-pasangan membangun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang. Namun kini di beberapa Negara seperti Amerika, banyak yang

BAB I PENDAHULUAN. penerima pesan atau yang biasa disebut dengan komunikan.manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan McMullin (1992) (dikutip dalam Siahaan, 2009: 47) mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar. bersosialisasi maupun mencari informasi misalnya pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa kasih sayang, rasa aman, dihargai, diakui, dan sebagainya.memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. menyalahi norma yang berlaku. Seolah menjadi suatu aib bagi mereka yang

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Sumber : diakses pada 18 November pukul WIB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniarsih, 2014 Perilaku sosial remaja tunadaksa yang menggunakan jejaring sosial

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penjual dan pembeli harus saling bertemu atau bertatap muka pada suatu tempat

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB I PENDAHULUAN. tentang apa yang terjadi di seluruh dunia dan di sekitar mereka, selalu ada

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sebuah kumpulan individu yang memiliki sebuah

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan data dari tahun 2008, mengenai. pengguna 16 juta orang menjadi lebih dari 1,4 milliar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional. Ahlqvist, dkk (2008 dalam Sulianta, Feri 2015). Perkembangan

2015 MODEL PENGAYAAN KETERAMPILAN BERBAHASA JEPANG MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak-anak akan memasuki usia pra-remaja. Pada usia pra-remaja ini anakanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan makhluk hidup lainya. Manusia memiliki kecenderungan seksual

BAB I PENDAHULUAN. adalah perubahan yang terjadi pada perkembangan pribadi seseorang. Masuknya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. interconnection-networking) ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi memungkinkan perpindahan data dan informasi informasi dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai individu yang kompleks memiliki orientasi

ditawarkan, dimana saja, kapan saja, dan siapa saja tanpa memandang batasan bisa mengakses internet. Kemunculan internet juga membawa kita mengenal me

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan teman baru, 20% menganggap instant massaging paling cepat

BAB IV ANALISIS DATA. berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

2 gambar terbaik untuk mengatur kesan yang baik kepada orang lain. Hal ini terlihat, data dari Taylor Nelson Sofres (TNS) tahun 2015 tercatat lebih da

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Riset Pengguna Smartphone dan Internet di Indonesia Sumber : Google Riset (2014)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lain, bahkan memecahkan suatu permasalahan. 1 Kelompok adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu

BAB I PENDAHULUAN. belah pihak. Tujuan diciptakan fanpage sangat banyak. Perihal diterima baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia memiliki kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. dapat diakses dengan menggunakan rangkaian seperti Internet atau private local

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah fenomena tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Homoseksualitas adalah salah satu fenomena sosial yang kontroversial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan berinteraksi antar sesama manusia. Haryanto dan Nugrohadi menyatakan bahwa tanpa interaksi sosial tak mungkin ada kehidupan bersama karena interaksi adalah syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial (Haryanto dan Nugrohadi, 2011 : 214). Interaksi sosial antar manusia dapat terjadi karena adanya kotak sosial dan komunikasi (Gillin dalam Haryanto dan Nugrohadi, 2011 : 215). Pada jaman modern seperti ini, tidak ada satupun manusia yang tidak pernah berinteraksi dengan sesamanya sepanjang hidupnya. Sejak kecil seorang anak juga telah diajarkan untuk berinteraksi dengan sesama. Apapun yang dilakukan manusia selama hidupnya, salin berinteraksi selalu menjadi dasar yang kuat untuk menyampaikan berbagai pesan kepada sesama, tentunya melalui media-media yang ada. Dalam keseharian manusia, kegiatan interaksi sosial yang paling sering dilakukan yaitu saling berkomunikasi. Haryanto dan Nugrohadi (2011 : 214) menyatakan bahwa komunikasi menjadi dasar dari kehidupan sosial atau proses sosial. Kesadaran dalam berkomunikasi antar manusia menjadi penyebab mereka dapat dijadikan satu kesatuan. Tetapi seiring perkembangan waktu pola komunikasi manusiapun berubah karena adanya perkembangan teknologi komunikasi. Internet (interconnection networking) merupakan salah satu penanda perkembangan teknologi komunikasi, Bungin menyatakan bahwa internet merupakan diverisifkasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, computer, dan televisi (Bungin, 2006 : 113) Perubahan interaksi sosial mausia khususnya dalam kegiatan komunikasi antar pribadi maupun kelompok dapat dilihat melalui pola komunikasi manusia yang dahulunya secara face to face kini berubah menjadi account to account 1

memalui perangkat yang digunakan. Di Indonesia perkembangan teknologi komunikasi pun cukup pesat khususnya dalam penggunaan internet. Pada akhirttahun 2013 Indonesia merupakan negara yang memiliki pengguna internet terbesar di Asia Tenggara yaitu sebesar 74,6 juta orang. Internet di Indonesia saat ini sudah menjadi kebutuhan primer untuk para penggunanya, selain untuk kebutuhan dalam bidang bisnis, perbankan dan pendidikan, perkembangan pola komunikasi khususnya dalam berinteraksi sosial melalui internet juga menjadi salah satu faktor penting besarnya pengguna internet di negara ini. Gambar 1.1 Data Pengguna Internet di Asia Tenggara Sumber : id.techinasia.com (diakses pada 27 Juni 2015 pukul 20:08 WIB) Dan pada tahun 2014 Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan, pengguna internet di Indonesia telah mengalami peningkatan hingga 82 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2015. Jumlah pengguna internet di Indonesia sebesar 80 persen didominasi oleh remaja berusia antara 15-19 tahun. Dengan capaian tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-8 di dunia (kominfo.go.id diakses pada 27 November 2014). Penggunaan internet yang cukup besar di Indonesia juga didukung oleh kehadiran smartphone atau yang disebut dengan telepon pintar. Saling 2

berinteraksi dan hiburan masih menjadi kegiatan utama yang dilakukan oleh pengguna smartphone. Masyarakat pengguna smartphone tidak jarang menajdi korban dari perkembangan teknologi komunikasi saat ini, mereka lebih cenderung bersikap anti sosial, kurang berinteraksi sosial dengan orang lain dan enggan unutk bersosialisasi dan memilih unutk memainkan telepon seluler dan mencari berbagai informasi. Hal ini yang membuat berkurangnya interaksi sosial secara lamgsung ditengah masyarakat dan masyarakat lebih memilih untuk terbiasa hidup di dalam duni virtual. Beberapa kelompok tertentu pun memanfaatkan kebiasaan di dunia virtual untuk membentuk suatu komunitas. Salah satunya adalah komunitas Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender atau yang biasa disingkat dengan sebutan LGBT. Mereka membentuk komunitas ini karena banyak masyrakat luas yang bernaggapan bahwa menjadi bagian dari kaum LGBT hanya menjadi aib yang dapat memalukan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya. Penerimaan kaum LGBT di Indoneia cukup menjadi satu hal yang kontroversial khusunya dalam aspek hukum, agama dan sosial budaya. Laporan Global Attitudes Project oleh Pew Research menyatakan bahwa mengenai sikap terhadap homoseksulitas menunjukkan adanya penolakan terhadap homoseksualitas oleh 93 % responden survey di dalam negeri dan hanya ada 3% yang bersikap menerima (Laporan LGBT Nasional Hidup Sebagai LGBT di Asia). Namun kenyataannya kaum LGBT khususnya kaum gay semakin menunjukkan keberadaan mereka dengan membentuk sekumpulan dari beberapa orang untuk membentuk suatu komunitas. Dalam penelitian ini, peneliti memilih kaum gay sebagai subjek dalam penelitian ini karena kaum gay dianggap memiliki perbedaan peilaku dibandingkan dengan kaum lain yang tergabung dalam komunitas LGBT. pada kehidupan kaum gay ada yang berperan sebgaia laki-laki dan perempuan, bebeda dengan waria yang dapat terlihat jelas perilaku mereka sebagai perempuan. Peran sebagai laki-laki atau perempaun dalam kaum gay terjadi pada saat mereka melakukan hubungan seks dan tidak terjadi secara mutlak karena pada saat berhubungan dengan pasangan lain peran mereka dapat berubah lagi (Andini, 3

2013 : 3). Selain itu juga, dalam komunitas LGBT, eksistensi kaum gay di Indonesia dianggap lebih menonjol dibandingkan dengan kaum lesbian, meskipun kaum gay sering disebut-sebut dengan nada yang sumbang dikalangan masyrakat, kaum lesbian lebih jarang disebut (Oetomo dalam Karangora, 2012 : 2). Komunitas LGBT khususnya kaum gay menggunakan perkembangan teknologi untuk saling berinteraksi dengan sesamanya dan mencari pribadi yang sama dengan mereka. Dengan menggunakan aplikasi media sosial yang ada mereka dapat saling berinteraksi satu sama lain. Beberapa media sosial yang popular digunakan oleh kaum gay di Indonesia yaitu Grindr, Scruff, Bender, Planet Romoe, Gaydar dan Moovz (id.techiniasia.com, diakses pada 27 November 2014 pukul 14 : 00 WIB). Pengguna cukup mengunduh, membuat akun dan dengan mudah dapat melihat profil dari kaum gay yang juga menggunakan media sosial tersebut. Seiring dengan perkembangan waktu, kemunculan media sosial untuk kaum gay terus bertambah, salah satunya yaitu media sosial GROWLr. Aplikasi Media sosial GROWLr hadir dengan fungsi yang lebih spesifik, selain digunakan oleh para kaum gay, media sosial ini hadir sebagai media sosial untuk menampung para gay yang bertubuh besar atau yang disebut dengan istilah gay bears. Kriteria kaum gay yang berbadan besar atau yang disebut dengan gay bears adalah pria berbadan besar yang memiliki rambut halus dalam jumlah yang banyak disekujur tubuhnya. Kebanyakan yang memiliki kumis atau brewok. tetapi ada juga yang mukanya mulus dicukur bersih dan memiliki badan besar atau disebut dengan chub (gayindonesia.net, diakses pada 27 Juni 2015 pukul 21 : 05 WIB). Media sosial GROWLr hadir sebagai wadah untuk para kaum gay yang berbadan besar karena secara kehidupan nyata, orang bertubuh besar atau gemuk merasa kurang percaya diri ketika harus tampil di depan umum. Orang yang bertubuh gemuk cenderung akan merasa minder dan juga takut ketika harus tampil karena takut akan menjadi bahan olok-olokkan dan juga bahan perbincangan orang banyak (www.diethuteri.com, diakses pada 6 April 2015 pukul ). Menurut British Population Survey (BPS) pada tahun 2014, jumlah pria gemuka enam kali lebih banyaj dari 10 tahun yang lalu. Sementara itu untuk 4

wanita adalah 3,5 kalinya dibandingkan dengan tahun 2004 (health.kompas.com, diakses pada 7 April 2015 pukul 21:00 WIB). Dengan adanya media sosial GROWLr ini para pria yang bertubuh besar khususnya mereka yang tergabung kedalam komunitas gay dapat melakukan interaksi dengan sesamanya yang juga memiliki tubuh yang besar dan tidak perlu merasa minder dengan bentuk tubuhnya, karena pengguna GROWLr telah mencapai lebih dari 4 juta kaum gay yang bertubuh besar yang tersebar di seluruh dunia (www.growlrapp.com, diakses pada 27 November 2014 pukul 13:00 WIB). Selain itu menurut Ranker.com media sosial GROWLr berada pada peringkat ke 13 dari 86 TOP LGBT social network. Gambar 1.2 Website Media Sosial GROWLr Sumber : www.growlrapp.com (diakses pada 27 November 2014 pukul 15:30 WIB) 5

Gambar 1.3 Posisi Media Sosial GROWLr pada Ranker.com www.ranker.com (diakses pada 27 November 2014 pukul 15:45 WIB Penggunaan media sosial GROWLr tidak berbeda jauh dengan media sosial lainnya, pengguna dapat mengirim pesan pada pengguna GROWLr lainnya dan dapat memulai perbincangan satau sama lain sehingga dapat membentuk terjadinya interaksi sosial karena syarat terjadinya interaksi sosial yaitu komunikasi dan kontak sosial, Kontak sosial disini dapat terjalin ketika dari proses komunikasi di media sosial GROWLr mereka kemudian bertemu secara tatap muka atau secara langsung dan melakukan kontak sosial. Perkembangan media sosial khusus gay menjadi ketertarikan tersendiri bagi penulis untuk melakukan penelitian yang berhubungan langsung dengan pengguna media sosial untuk kaum gay yang berbadan besar yaitu media sosial GROWLr. Adapun peneliti menjadikan kaum gay sebagai pengguna GROWLr untuk menjadi informan dalam penelitian ini agar peneliti dapat mengetahui bagaimana interaksi sosial yang terjalin antar kaum gay yang menggunakan media sosial GROWLr. Interaksi sosial yang akan peneliti kaji dalam penelitian ini yaitu mengenai motif penggunaan GROWLr bagi kaum gay yang mana motif 6

tersebut termasuk ke dalam motif sosiogenis yang terdiri dari motif ingin tahu, motif cinta, dan kebutuhan akan pemenuhan diri (Rakhmat, 2007 : 39), selain itu juga peneliti ini mengkaji mengenai struktur bahasa yang digunakan oleh kaum gay yang menggunakan media sosial dengan menggunakan interaksi simbolik berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh Blumer dalam Mufid (2010 : 165-166) yang terbagi ke dalam mind, language dan juga thought. Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti hendak mengangkat penelitian yang berjudul ANALISIS INTERAKSI SOSIAL KAUM GAY PADA MEDIA SOSIAL GROWLr (STUDI ETNOGRAFI VIRTUAL PADA PENGGUNA GROWLr) 1.2 Fokus Penelitian Fokus masalah dalam penelitian ini secara umum adalah : Bagaimana interaksi sosial yang terjalin pada para pengguna GROWLr? Kemudian agar penelitian tidak menyimpang dari tujuan peneltiian yang hendak dicapai, maka peneliti mengidentifikasikan pokok permasalahan yang akan diteliti. Adapun fokus penelitian secara khusus yaitu : 1. Bagaimana motif penggunaan GROWLr bagi kaum gay? 2. Bagaimana sturuktur bahasa yang digunakan kaum gay saat berkomunikasi pada media sosial GROWLr. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian yang akan dicapai adalah untuk mengetahu proses interaksi sosial yang terjalin antar komunitas gay pada media sosial GROWLr. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menjelaskan mengenai motif penggunaan GROWLr bagi kaum gay. 2. Untuk memahami struktur bahasa ang digunakan kaum gay saat berkomunikasi pada media sosial GROWLr. 7

1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis : 1.4.1 Aspek Teoritis : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan memberikan pemahaman mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam interaksi sosial pada sesama manusia 2. Diharapkan dapat memberikan kontirbusi positif bagi perkembangan Ilmu Komunikasi serta dapat dijadikan bahan acuan bagi teman-teman peneliti di bidang Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai perkembangan teknologi komunikasi 3. Penelitian ini juga dapat menjadi bahan studi banding bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian yang sama di masa yang akan datang. 1.4.2 Manfaat Praktis Diharapkan agar hasil penelitian ini, dapat menambah pengetahuhan mengenai metode etnografi virtual dalam penggunaannya untuk mengkaji perkembangan komunikasi di media sosial. 1.5 Tahapan Penelitian Dalam melakukan sebuah peneltiian kualitatif, peneltiian harus lebih sistematis agar diperoleh hasi penelitian yang sitemasti pula. Untuk itu peneliti menggunakan bahasa tahapan penelitian etonografi yang dikenal dengan siklus penelitian etnografi yang dikemukakan oleh Spradley dalam Arif (2012 : 176-178). Adapun tahap peneltiian etnografi yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan proyek etnografi Tahapan pertama dimulai dengan memilih suatu proyek penelitian etnografi dengan mempertimbangkan ruang lingkup penelitian 8

2. Pengajuan pertanyaan etnografi Pada tahap penelitian ini peneliti mengajukan pertanyaan etnografi menunjukkann bukti yang cukup referensial ketika hendak melakukan wawancara, termasuk ketika etnografer sedang melakukan observasi dan membuat catatan lapangan 3. Pengumpulan rekaman etnografi Tahap berikutnya dari siklus penelitian etnografi adalah mengumpulkan data lapangan. Melalui observasi partisipan, peneliti akan mengamati aktivitas orang di media online dan offline, karakteristik fisik situasi sosial dan apa yang akan menjadi bagian dari tempat kejadian. Singkatnya semua data tentang kehidupan sehari-hari subjek penelitian perlu digali dan dipahami oleh seorang peneliti melalui instrument penggali data. 4. Pembuatan rekaman etnografi Tahap ini memberikan penekanan kepada kemampuan peneliti untuk mencatat dan merekam semua kegiatan penelitian yang sedang dan telah dilakukan. Mulai dari mencatat hasil wawancara dan observasi, dan mengambil gambar atau foto 5. Analisis data etnografi Dalam penelitian etnografi, analisis data tidak dilakukan diakhir pekerjaan, tapi dilakukan pada saat melakukan pekerjaan. Karena analisis data tidak perlu menunggu data terkumpul banyak. Analisis data yang dilakukan pada saat penelitian akan memperkaya peneliti untuk menemukan pertanyaan baru terkait data yang diperoleh, sehingga dengan munculnya pertanyaann baru ini, akan memperkaya dan memperdalam penelitian yang dilakukan. 9

6. Penulisan sebuah etnografi Tahapan ini merupakan tahap terakhir dalam siklus penelitian etnografi. Pada tahap ini wajib menyampaikan atau memaparkan hasil penelitiannya. Mengingat sifat etnografi yang natural, maka pemaparan yang dilakukan harus dilakukan secara natural, seperti layaknya proses alami yang dialami seorang manusia ketika berada dalam sebuah lingkungan budaya. Gambar 1.4 Siklus Penelitian Etnografi Sumber : Spradley dalam Arif (2012 : 17 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1 Penelitian ini dapat dilakukan dimana saja karena fokus penelitian etnografi virtual tidak terkait dengan tempat karena dilakukan secara virtual atau melalui media komunikasi yang berbasis online. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi secara online pada media sosial GROWLr dan mengkonfimasi data yang diberikan secara dengan bertemu secara langsung denga para pengguna GROWLr yang berdomisili di Kota Bandung. 1.6.2 Waktu penelitian di lapangan dilaksanakan mulai pada bulan November 2014. Rinciannya dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini 10

Tabel 1.1 Waktu Penelitian Kegiatan Persiapan penyusunan proposal Bab I-Bab III Pengumpulan data berupa literatur dan observasi tahap awal Pengumpulan data melalui observasi dan wawancara Penyelesaian data meliputi kesimpulan dan saran Bulan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Sumber : Olahan Peneliti 2015 11