PERBANDINGAN SIFAT OPTIS AKTIF LARUTAN GULA DAN GARAM DALAM MEDAN LISTRIK LUAR MENGGUNAKAN LASER DIODA ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Key words : external electrics field, non-linear optics, polarization, polarization angle

PENGARUH POLARITAS MEDAN LISTRIK EKSTERNAL DAN SUDUT POLARISASI LASER DIODA UNTUK PENGAMATAN EFEK KERR

PENENTUAN KOEFISIEN LINIER ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF

SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP

STUDI EFEK KERR UNTUK PENGUJIAN TINGKAT KEMURNIAN AQUADES, AIR PAM DAN AIR SUMUR

Efek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos

PENENTUAN KOEFISIEN ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF

PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR

PENGAMATAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA AKIBAT PEMBERIAN MEDAN LISTRIK STATIS PADA GLISERIN

PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA TERHADAP VARIASI MEDAN LISTRIK PADA MADU. Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

Berkala Fisika ISSN : Vol. 12, No.2, April 2009, hal 63-68

Penentuan Nilai Koefisien Linear Magneto Optik Bahan Transparan Menggunakan Interferometer Michelson

Identifikasi Sifat Optis Media Air dan Larutan Garam Dalam Medan Magnet Luar

PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.

PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI)

Pengaruh Kadar Gula Dalam Darah Manusia Terhadap Sudut Putar Sumbu Polarisasi Menggunakan Alat Polarmeter Non-Invasive

Berkala Fisika ISSN : Vol. 7, No. 3, Juli 2004, hal 91-96

ANALISIS SUDUT PUTAR JENIS PADA SAMPEL LARUTAN SUKROSA MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER

Pengukuran Kualitas Madu Bunga Berdasarkan Konstanta Efek Kerr yang Diukur Menggunakan Interferometer Michelson

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

ANALISIS PENGARUH MEDAN MAGNET EKSTERNAL TERHADAP PERUBAHAN POLARISASI SINAR LASER PADA LARUTAN GULA PASIR DAN LARUTAN GARAM INGGRIS

PENGARUH KUALITAS VCO (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP NILAI KONSTANTA KERR DAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Gambar 1. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

PENGARUH KONSENTRASI BERBAGAI LARUTAN GULA SAKAROSA TERHADAP SUDUT PUTAR JENIS CAHAYA MERAH, HIJAU DAN KUNING

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang

Observation the Change of Light Polarization Angle as the Effect of Applied Static Electrics Field at Cooking Oil

ALTERNATIF UJI KUALITAS MINYAK GORENG BERDASARKAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA

Youngster Physics Journal ISSN : Vol.5, No. 4, Oktober 2016, Hal

PolarisasiCahaya. Dede Djuhana Kuliah Fisika Dasar 2 Fakultas Teknik Kelas FD2_06 Universitas Indonesia 2011

STUDI PENGARUH MEDAN RADIO FREKUENSI (RF) TERHADAP PERUBAHAN SUDUT POLARISASI PADA MINYAK GORENG

Antiremed Kelas 12 Fisika

Polarisasi. Dede Djuhana Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0

Pemutaran Bidang Getar Gelombang Elektromagnetik

P O L A R I M E T E R

PENENTUAN KONSENTRASI GULA DI DALAM LARUTAN DENGAN KONSTANTA VERDET HESTY RIYAN P M

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

MICROWAVES (POLARISASI)

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Pengukuran Panjang Koherensi Menggunakan Interferometer Michelson

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Dengan Menggunakan Interferometer Michelson

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

Abstrak. Kata kunci: NiraTebu, Sukrosa, Indeks bias, Interferometer Michelson

STUDI EFEK MAGNETO OPTIS PADA LAPISAN TIPIS (ZnO) MENGGUNAKAN INTERFEROMETER MICHELSON

Perhitungan Reflektansi dan Transmitansi Bahan Transparan Dalam Medan Listrik Luar

Ringkasan Tugas Akhir / Skripsi. Nama, NPM : Jonathan Prabowo, Drs. Arief Sudarmaji, M.T

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi.

Gelombang Elektromagnetik

Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisika III Inversi Gula

Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Sistem Telekomunikasi

Cara Penentuan Nilai BRIX kadar gula Dalam Tanaman Tebu. Oleh: Khairul Nurcahyono

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

PENENTUAN KONSENTRASI GLUKOSA DALAM GULA PASIR MENGGUNAKAN METODE EFEK FARADAY

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

Gambar 3. 1 Ilustrasi pemantulan spekuler (kiri) dan pemantulan difuse (kanan)

Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISI MATERIAL POLARIMATER. Oleh: :ahmad zainollah NIM : Kelompok :1A

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Gelombang Elektromagnetik

Fisika Umum (MA 301) Cahaya

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

EKSPERIMEN RIPPLE TANK. Kusnanto Mukti W M Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH PUTARAN OPTIK TERHADAP KONSENTRASI MINYAK KULIT BIJI METE DENGAN PENAMBAHAN PELARUT NON- POLAR MENGGUNAKAN POLARIMETER

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGAMATAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA PADA MEDIUM TRANSPARAN DALAM MEDAN RADIO FREQUENCY SEBAGAI SALAH SATU PARAMETER KUALITAS MINYAK GORENG

Interferometer Michelson

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 2, April 2016, Hal 81-86

Fisika EBTANAS Tahun 1996

PENGEMBANGAN METODE PENYETABIL SUMBER CAHAYA LASER HE-NE dengan MENGGUNAKAN PLAT λ/4

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP NILAI TETAPAN VERDET DENGAN METODE PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA (ROTASI FARADAY)

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Gula Dengan Menggunakan Interferometer Michelson

KELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1

Pendahuluan Gelombang

PENGUKURAN TETAPAN VERDET BEBERAPA BAHAN OPTIK CAIR DALAM MEDAN MAGNET DC PADA PANJANG GELOMBANG 632,8 nm BERDASARKAN EFEK ROTASI FARADAY ABSTRAK

ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA

SILABUS PEMBELAJARAN

PENGUKURAN AKTIVITAS OPTIK PADA LARUTAN GULA

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

Transkripsi:

PERBANDINGAN SIFAT OPTIS AKTIF LARUTAN GULA DAN GARAM DALAM MEDAN LISTRIK LUAR MENGGUNAKAN LASER DIODA Oleh: Endri Ernawati, K.Sofjan Firdausi, Indras M Laboratorium Optoelektronik & Laser Jurusan Fisika FMIPA UNDIP ABSTRACT An experiment to study the optical properties of sugar and salt solutions using external electric field variation has been conducted. The solution concentration used here 5%, %, 5%, 2%, 25%, 3%, and 35% and a pair of pararel plates is connected to a high voltage source (- 6 V/m) to provide the electric field and diode laser with 645 nm wavelight and 5 mw power here also used. The optical properties studied is the electric field β vibrational rotation of a laser beam transmitted as a result of the given external electric field on transparent materials. Results show that even without electric field present sugar solution does rotate the polarization angle, where as salt solution does not. Salt solution can only rotate polarization angle on the present of electric field Keywords : external electric field, consentration, polarization, polarization angle INTISARI Telah dilakukan penelitian sifat optis pada larutan garam dan gula dengan variasi medan listrik luar. Penelitian dilakukan dengan variasi larutan 5%, %, 5%, 2%, 25%, 3%, 35% dan medan listrik yang dikenakan pada plat sejajar yang dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi sebesar sampai 6 V/m. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser dioda dengan panjang gelombang 645 nm dan daya 5 mw. Perilaku sifat optis yang dikaji dalam penelitian adalah pemutaran arah getar medan listrik β dari berkas sinar laser yang ditransmisikan karena pemberian medan listrik luar pada bahan transparan. Dari penelitian diketahui bahwa tanpa medan lstrik larutan gula memutar sudut polarisasi sedangkan pada larutan garam tidak bisa. Larutan garam dapat memutar sudut polarisasi bila mendapat medan listrik luar. Kata Kunci : medan listrik luar, konsentrasi, polarisasi, sudut polarisasi

PENDAHULUAN Beberapa fenomena alam mengenai transmisi, refraksi, refleksi, superposisi dan refraksi ganda merupakan kasuskasus optika non linier dengan perambatan cahaya dalam medium optis dinyatakan oleh suatu persamaan gelombang yang linier. Hal ini memberikan konsekuensi bila dua gelombang harmonis yang berpadu dalam suatu media akan memenuhi prinsip superposisi, merambat secara tetap. Jika suatu medium dikenai cahaya dengan intensitas yang cukup tinggi seperti laser dengan daya tinggi atau diletakkan dalam medan listrik luar (atau medan magnet) luar yang cukup besar, maka respon tak linier dari suatu media seperti suseptibilitas, indeks bias dan polarisabilitas akan tampak [7]. Fenomena optika non linier diakibatkan karena dua gelombang tidak lagi hanya saling berinteraksi, dalam artian cahaya satu berinteraksi dengan cahaya yang lainnya menghasilkan polapola interferensi, akan tetapi juga berinteraksi dengan medium yang dilaluinya [2]. Jika suatu cahaya dilewatkan pada dua buah polarisator maka intensitas cahaya yang ditransmisikan akan mencapai nilai maksimum bila arah transmisi cahaya dari kedua polarisator tersebut saling sejajar. Sebaliknya akan dihasilkan intensitas minimum bila arah transmisi cahaya dari kedua polarisator saling tegak lurus. Namun apabila di antara kedua polarisator ini diberikan suatu medium transparan yang dikenai medan listrik luar maka dimungkinkan arah sudut polarisasi cahaya yang ditransmisikan oleh polarisator tersebut mengalami perubahan. Polarisasi Cahaya Cahaya, seperti halnya semua radiasi elektromagnet, diramalkan oleh teori elektomagnetik sebagai gelombang transversal (transverse wave), yakni vektor listrik dan vektor magnet yang bergetar adalah tegak lurus kepada arah penjalaran dan bukan sejajar kepada arah penjalaran tersebut, seperti dalam sebuah gelombang longitudinal []. Pandang dua gelombang dalam vektor medan listrik: ( kx ωt) E = cos (2..a) y E y ( kx ω + ε ) E = cos t (2..b) z E z

dengan ε adalah beda fase dua gelombang. Resultan dari dua gelombang tersebut adalah: ( x, t) = E y Ez = oy cos( kx ωt) E + E + ( kx ω t + ε ) E cos (2.2) z Jika ε = ±2mπ, dengan (m=,,2,3, ) mempunyai fase yang sama, maka resultan dari dua gelombang tersebut adalah: ( x t) = ( E y + E ) cos( kx ωt) E (2.3), z Menurut James Clerk Maxwell, gelombang elektromagnetik mempunyai kecepatan yang memenuhi persamaan: c = ε µ dengan ε (2.4) adalah permitivitas ruang hampa dan µ adalah nilai permeabilitas ruang hampa. Dari perhitungan yang dilakukan oleh Maxwell diperoleh bahwa besar kecepatan gelombang elektromagnetik adalah sama dengan 3, x 8 ms - []. Aktivitas Optis Aktivitas optik adalah kemampuan zat tertentu untuk memutar bidang cahaya terplarisasi bidang pada saat cahaya melintas melalui kristal, zat cair atau larutan. Hal ini terjadi bila mlekul zat tidak simetris, sehingga molekul-molekul tersebut dapat memiliki dua bentuk srtuktur yang berbeda, masing-masing merupakan pencerminan yang lain. Kedua bentuk tadi adalah isomer optik (optical isomers) dan enansiomer (enantiomers). Keberadaan bentuk ini juga dikenal sebagai enansiomorfisme (enantmorphism) bayangan pencerminan merupakan enansiomorf (enantiomorphs). Salah satu bentuk akan memutar cahaya pada satu arah, sedangkan bentuk yang lain memutar dengan jarak yang sama namun dengan arah yang berlainan. Kedua bentuk yang mungkin ini diterangkansebagai putar kanan dan putar kiri menurut arah perputaran, dan akhiran d dan l masing-masing digunakan untuk menunjukkan isomer, seperti pada asam tartar-d dan asam tartar-l. Molekul yang menunjukkan aktivitas optik tidak memiliki bidang simetri. Hal seperti ini yang paling umum adalah dalam senyawa organik dengan sebuah atom karbon terhubung pada empat kelompok yang berbeda. Atom jenis ini disebut pusat ulin (chiral centre). Molekul tak simetri tetapi menunjukkan aktivitas

optik dapat pula ditemukan dalam senyawa anorganik. Misalnya, suatu senyawa kompleks oktahedral, dengan ion pusat berkoordinasi dengan delapan ligan yang berbeda dapat bersifat optis aktif. Banyak senyawa ditemukan di alam menunjukkan isomerisme optik dan umumnya hanya satu isomer yang ada di alam. Misalnya, glukosa ditemukan dalam bentuk putar kanan [3]. Medium Non Linear Selain merupakan gelombang tranversal gelombang elektromagnetik juga mempunyai ciri lain yaitu terpolarisasi bidang. Hal ini berati bahwa getaran-getaran vektor E adalah sejajar satu sama lain untuk semua titik di dalam gelombang tersebut. Di setiap titik tersebut maka vektor E yang bergetar dan arah penjalaran membentuk sebuah bidang, yang dinamakan bidang getaran []. Fenomena non linier secara umum diakibatkan oleh ketidakmampuan dari dipol dalam medium optik untuk merespon secara linier dari medan listrik E luar yang datang. Seperti ini atom yang terlalu masif dan elektron pada inti dalam yang terikat sangat kuat untuk merespon medan listrik dari cahaya yang mengenainya. Sehingga di sini elektron terluarlah yang bertanggung jawab terjadinya polarisasi pada media optis akibat adanya medan E. Bila E yang mengenai cukup besar maka sifat optis bahan seperti suseptibilitas χ menjadi fungsi yang nonlinier tehadap E [4]. χ = χ + χ 2 E + χ 3 E 2 + (2.7) dengan berupa tensor. χ adalah koefisien yang Dengan cara Subtitusi persamaan (2.7) ke persamaan (2.6) maka akan didapat hubungan antara P dengan E yang dapat dituliskan sebagai fungsi deret dari E yaitu: P = ε { χ E + χ 2 E 2 + χ 3 E 3 + } (2.8) dengan χ adalah tensor suseptibilitas orde kesatu atau linier sedangkan χ 2, χ 3 dan seterusnya adalah tensor suseptibilitas orde kedua, ketiga dan seterusnya. Dari persamaan (2.8) terlihat bahwa bila medan cukup kecil maka suku kedua dan selebihnya bisa diabaikan terhadap suku pertama, sehingga diperoleh relasi linier antara polarisasi terhadap medan listrik. Dan sebaliknya jika suatu bahan dikenai

medan yang cukup besar maka medium akan menjadi tidak linier. Efek Elektro Optis Efek Kerr seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3 terjadi jika medium isotropi diletakkan didaerah medan listrik yang kuat. Medium isotropi adalah suatu material yang apabila dilewati cahaya maka laju cahaya tersebut akan sama kesemua arah di dalam material tersebut. Pada efek ini, jika bahan tersebut diletakan di medan listrik yang kuat maka sifat optis (indeks bias) dari bahan akan berubah dari mula-mula tanpa adanya tegangan, n menjadi n setelah diberi tegangan V. Cahaya yang yang dilewatkan dalam hal ini laser biasanya juga akan mengalami perubahan arah polarisasi. Secara eksperimen, efek Kerr dapat terjadi bila bahan diletakkan pada medan listrik yang arahnya tegak lurus dengan arahberkas sinar datang. Perubahan indeks bias yang terjadi akibat dikenakan medan sebesar E adalah n. Medan listrik yang diterima menyebabkan birefringence dengan sumbu optik pararel dengan medan listrik yang diterima. terpolarisasi (perubahan arah getar cahaya) akibat interaksi medan listrik imbas bahan dan medan listrik dari sinar laser yang datang. Jadi semakin besar medan listrik luar maka semakin besar pula perubahan sudut polarisasi dari laser. β ~ E (2.9) dengan β adalah perubahan sudut polarisasi sinar laser sedangkan E adalah medan listrik luar. Persamaan tersebut telah dibuktikan dari hasil penelitian [5]. Pemberian medan listrik luar kepada bahan transparan akan mengakibatkan perpindahan dan deformasi dalam distribusi elektron dalam ion, dan posisi tempat ion dapat berubah sedikit. Jika momen dipol terbentuk dan meningkat sesuai dengan meningkatnya medan listrik, maka akan terjadi gejala polarisasi. Dalam bahan yang tidak mempunyai pusat simetri, tempat kation dikelilingi oleh anion yang pada umumnya bergeser dari titik pusatnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya efek aktivitas optis [6]. Selain terdapat perubahan indeks bias bahan, sinar laser yang dilewatkan pada bahan yang non linier akan

Prosedur Penelitian Persiapan Penelitian ini dimulai dengan melakukan preparasi semua perlengkapan yang diperlukan dalam penelitian yaitu menyusun alat sebagai berikut: Sumber Cahaya yang digunakan adalah sinar laser Dioda dengan panjang gelombang 645 nm dan daya 5 mw. Polarisator yang digunakan dalam penelitian sebanyak dua buah. Polarisator-polarisator tersebut memiliki kedudukan yang berbeda, yaitu polarisator yang berfungsi untuk memilih arah medan listrik cahaya yang akan dilewatkan pada bahan transparan dan polarisator yang berfungsi untuk mengamati perubahan sudut polarisasi cahaya setelah melewati bahan transparan yang disebut analisator. Sumber Tegangan Tinggi berfungsi untuk menghasilkan tegangan tinggi (DC) yang menghasilkan tegangan maksimum sebesar 4 kv. Sumber tegangan tinggi ini dihubungkan dengan dua plat sejajar sehingga dapat menghasilkan medan listrik E. Multimeter Digital dengan merek Sanwa-CD 7E yang berfungsi sebagai penampil nilai keluaran dari sumber tegangan. Dua Plat Sejajar sebagai plat kapasitor dengan ukuran luas 7 cm X 7 cm. Probe (Pengali Tegangan) berfungsi untuk mengkonversi besarnya tegangan yang keluar dari sumber tegangan tinggi, sehingga tegangan keluaran dapat dibaca oleh multimeter. Detektor Cahaya untuk mengukur intensitas relatif dari cahaya laser sebelum dan sesudah mengenai bahan, digunakan detektor cahaya dengan menggunakan LDR yang berbasis mikrokontroler. Kemudian membuat larutan gula dengan konsentrasi 5%, %, 5%, 2%, 25%, 3% dan 35% dan larutan garam dengan konsentrasi 5%, %, 5%, 2%, 25%, 3% dan 35%. Setiap bahan tersebut akan diletakkan pada temapat bahan yang terbuat dari kaca preparat. Kalibrasi kalibrasi yang dilakukan adalah melakukan observasi mengenai pengaruh medan listrik luar terhadap arah polarisasi cahaya untuk pengamatan tanpa menggunakan sampel yang akan digunakan dalam penelitian sebagai faktor koreksi untuk perubahan sudut putar polarisasi sinar laser (β). Medan listrik yang digunakan dalam selang hingga 6 V/m. Kemudian larutan gula dengan konsentrasi 5% diamati perubahan arah polarisasi cahaya setelah dilewatkan polarisator dengan

sudut o (E//), o (E o ), 2 o (E o 2 ) sampai 9 o (E ). Untuk observasi pada larutan gula dilakukan tanpa menggunakan medan listrik luar (E=). Setelah cahaya laser melalui larutan gula, cahaya tersebut dianalisa perubahan arah polarisasinya dengan analisator. Dalam hal ini diambil nilai intensitas minimumnya (akan ditampilkan detektor cahaya), artinya polarisator dan analisator saling tegak lurus. Observasi Pada Bahan Pada tahap ini, diamati mengenai perubahan arah polarisasi cahaya untuk setiap konsentrasi bahan dengan menggunakan medan listrik 5-6 V/m. Sudut polarisator yang digunakan adalah o (E//), (E ), 2 o (E 2 ), 3 (E 3 ) sampai 9 o (E ). Cahaya dilewatkan pada polarisator kemudian cahaya melalui bahan yang sudah dikenai medan listrik luar, cahaya tersebut dianalisa perubahan sudut polarisasinya dengan analisator. Dalam hal ini diambil nilai intensitas minimum sinar laser. Analisa Dan Pembahasan Tahap selanjurnya adalah melakukan analisa dan pembahasan pada data yang sudah diperoleh dari observasi. Diagram Alat Penelitian 6 7 8 2 L 5 Gambar Set up Alat Penelitian,. Laser Dioda, 2. Polarisator, 3. Plat Sejajar, 4. Analisator, 5. Detektor, 6. Sumber Tegangan Tinggi, 7. Probe, 8. Multitester, 9. Sampel Sinar laser dioda yang melewati polarisator akan mengalami polarisasi. Sinar yang sudah terpolarisasi akan diteruskan melewati bahan dan mengalami interaksi dengan bahan yang terhubung dengan medan listrik. Cahaya yang sudah berinteraksi dengan bahan diteruskan pada analisator. Dengan mengamati intensitas minimum pada detektor cahaya dapat ditentukan perubahan sudut yang diakibatkan adanya bahan yang mempengaruhi sinar laser. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang telah dilakukan memperoleh data adanya perubahan sudut polarisasi sinar laser (β) dengan variasi konsentrasi larutan (C) dan medan listrik luar (E) yang dikenakan pada larutan gula dan larutan garam. 9 3 4 d

Perubahan β Pada Sudut Pada gambar 2 menunjukkan grafik hubungan perubahan sudut polarisasi sinar laser (β) terhadap konsentrasi larutan gula (C) untuk beberapa medan listrik luar (E) dengan sudut polarisator o (E //). Perubahan Sudut Polarisasi (derajat) 6 5 4 3 2-5 5 2 25 3 35 4 Konsentrasi (%) E = V/m E = 5*^5 V/m E = *^5 V/m Gambar 2 Grafik Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya terhadap Konsentrasi Larutan Gula dengan sudut polarisator o (E//) pada beberapa Medan listrik luar yang berbeda. Pada larutan gula perubahan sudut polarisasi semakin bertambah dengan bertambahnya konsentrasi larutan gula. Kenaikan perubahan sudut polarisasi juga terlihat pada kenaikan medan listrik luar yang dikenakan pada plat sejajar. Hal ini menunjukkan hubungan linier pada grafik. Jika ada medan listrik sinar laser yang melalui molekul tersebut maka arah bidang polarisasi sinar laser akan diputar oleh molekul-molekul dari larutan gula dan mempengaruhi perubahan sudut polarisasi. Perubahan Sudut Polarisasi (derajat) Pada larutan garam ditunjukan grafik hubungan perubahan sudut polarisasi dengan konsentrasi larutan garam dan grafik perubahan sudut dengan medan listrik luar pada sudut polarisasi. Pada penambahan medan listrik luar mengakibatkan perubahan sudut polarisasi. Pada keadaan tanpa medan listrik luar tidak terjadi perubaha sudut polarisasi. Hal ini karena garam tidak memiki struktur chiral sehingga tidak memutar arah bidang polarisasi tanpa adanya medan listrik luar yang dikenakan pada larutan graram. Dari grafik juga dapat dilihat penambahan konsentrasi larutan mengakibatkan perubahan sudut polarisasi. 9 8 7 6 5 4 3 2 penambahan - 5 5 2 25 3 35 4 Konsentrasi (%) E = V/m E = 5*^5 V/m E = *^5 V/m Gambar 3 Grafik Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya terhadap Konsentrasi Larutan Garam dengan sudut polarisator o (E//) pada beberapa Medan listrik luar yang berbeda.

Perubahan β Pada Sudut 9 Pada sudut polarisator 9 didapat grafik di bawah ini pada Perubahan Sudut Polarisasi (derajat) 9 8 7 6 5 4 3 2 5 5 2 25 3 35 4 Konsentrasi (%) E = V/m E = 5*^5 V/m E = *^5 V/m larutan garam. Pada grafik di bawah terlihat garis linier untuk ketiga keadaan medan listrik. Garis linier mengalami kenaikan pada pertambahan medan listrik luar. Begitu juga pada semakin besarnya konsentrasi larutan garam. Gambar 4 Grafik Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya terhadap Konsentrasi Larutan Gula dengan sudut polarisator 9 o (E ) pada beberapa Medan listrik luar yang berbeda. Pada sudut polarisasi 9 diperoleh grafik linier untuk ketiga keadaan medan listrik luar. Pada ketiga medan listrik terjadi kenaikan garis linier. Medan listrik semakin besar perubahan sudut polarisasi juga semakin besar. Untuk nilai konsentrasi yang semakin besar mengakibatkan perubahan sudut polarisasi yang semakin besar. Larutan gula yang semakin pekat mengakibatkan perubahan sudut polarisasi semakin besar. Perubahan sudut polarisasi semakin bertambah pada saat tanpa medan listrik dan dikenai medan listrik. Untuk perubahan sudut polarisasi lainnya pada larutan gula diperoleh grafik Perubahan Sudut Polarisasi (derajat) 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2-5 5 2 25 3 35 4 Konsentrasi (%) E = V/m E = 5*^5 V/m E = *^5 V/m Gambar 5 Grafik Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya terhadap Konsentrasi Larutan Garam dengan sudut polarisator 9 o (E ) pada beberapa Medan listrik luar yang berbeda. Persamaan linier pada grafik 5 ditunjukkan pada tabel 5. Gradien garis pada grafik mengalami kenaikan dengan bertambahnya medan listrik luar. Semakin besar medan listrik luar semakin besar juga gradien dari garis lier tersebut. linier yang semakin naik karena perubahan sudut polarisasi semakin bertambah dengan semakin bertambahnya sudut polarisasi.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA. Larutan gula memiliki sifat optis aktif sehingga dapat memutar arah bidang polarisasi tanpa medan magnet dan dengan medan magnet. 2. Larutan garam tidak memiliki sifat optis aktif sehingga tidak dapat memutar arah bidang polarisasi tanpa medan magnet dan dapat memutar arah bidang dengan medan magnet. 3. Medan listrik luar bertambah dan konsentrasi larutan bertambah maka sudut polarisasi sinar laser semakin bertambah pada bahan transparan yaitu pada larutan gula dan larutan garam. 4. Pada Sudut 9 medan listrik luar ^6 V/m persamaan linier pada larutan gula β = (,C + 4,286). 5. Pada Sudut 9 medan listrik luar ^6 V/m persamaan linier pada larutan garam β = (,286C +,857).. Halliday, D. & Resnick, R. 993. Fisika, edisi ke 3(terjemahan). Jakarta. Erlangga. 2. Jenkins, F.A. 957.Fundamentals of Optics.USA.McGraw-Hill,Inc 3. Issacs, A. 994. Kamus Lengkap Fisika. Jakarta. Erlangga. 4. Pedrotti, F. L. dan Pedrotti, L. S. 993. Introduction to Optics. second edition. New Jersey. Prentice-Hall. Inc. 5. Sugiyanto, Eko.25. Pengamatan perubahan sudut putar polarisasi cahaya pada medium transparan dalam medan listrik luar, Skripsi. Jurusan Fisika FMIPA Undip 6. Van-Vlack. 986. Ilmu dan Teknologi Bahan (ilmu logam dan bukan logam). (terjemahan). Edisi keempat. Jakarta. Erlangga. 7. Wardaya, A, & Firdausi, K. S. 24. Perhitungan Reflektansi dan Transmitansi Bahan Transparan Dalam Medan Listrik Luar. Berkala Fisika. Jurusan Fisika FMIPA UNDIP