PENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN. Oleh : Dr. M. Liga Suryadana

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN. Oleh : M. Liga Suryadana

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL. Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad Ardhya Harta S Ardiansyah Permana

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu:

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

Sistematika presentasi

BAB I PENDAHULUAN. Secara universal, teknologi informasi (e-commerce) sekarang menjadi alat

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab bab sebelumnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan beberapa tahun terakhir. Hal ini bisa dilihat berdasarkan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

Isu-Isu Bisnis pada Perusahaan Kecil dan Menengah

DEFINISI- DEFINISI A-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI / WORKSHOP PARIWISATA DAN MICE MENUNJANG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL. Surakarta, 26 Nopember 2015

PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH KOTA METRO

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih

BAB II KERANGKA TEORITIS

-i- DAFTAR ISI. Kata Pengantar... BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Membentuk Positioning Merek. By : Diana Ma rifah

BAB V PENUTUP. Hasil pembahasan dari gambaran sebaran dan pengujian hipotesis mengenai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

Mengumpulkan Informasi (Riset Pemasaran)

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata semakin mengokohkan dirinya menjadi salah satu peraup devisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi kokoh, sejak Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini, penulis menggunakan pengertian pariwisata menurut Undang Undang No. 10

SPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat Pariwisata Alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kemajuan teknologi, komunikasi, dan informasi mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. seni dan budaya yang dimiliki merupakan ciri kepribadian bangsa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

WALIKOTA SEMARANG - 1 -

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB II KAJIAN TEORI. Promosi adalah kegiatan menawar (Kasmir, 2004 : 176). Menurut Bashu

BAB I PENDAHULUAN. kebijaksanaan yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi khususnya untuk

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRINSIP PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pariwisata. Desa wisata biasanya dikembangkan pada kawasan

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis telekomunikasi di bidang layanan operator telpon seluler telah

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. informasi cukup bisa didapat melalui gadget yang notabene semua masyarakat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran N

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KEBIJAKAN UMUM NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENINGKATAN PARIWISATA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi wisata baik dari segi sumber daya

Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Pembukuan Sederhana

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

PERTEMUAN 2 PERANAN RISET PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. satu, maka yang menjadi tujuan pemasaran adalah brand loyality. Tanpa sebuah brand

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE FROM SAP

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

STRATEGI PEMASARAN DESTINASI PARIWISATA BERKELANJUTAN. I Made Suradnya Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. Pelaksanaan. Kegiatan. Badan Promosi Pariwisata. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10.TAHUN TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software

Kegiatan Belajar 1: Mengkonstruksi Industri Pariwisata

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN Oleh : Dr. M. Liga Suryadana

Tujuan Dari Materi ini : Mengetahui prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam strategi pemasaran produk wisata atau strategi pemasaran destinasi Memahami arti pembangunan pariwisata berkelanjutan dan beberapa komponen kuncinya Menganalisis secara kritis terhadap penerapan sejumlah konsep, pendekatan dan alat yang diperlukan ketika memasarkan produk dan jasa secara berkelanjutan. Memahami bagaimana praktek pemasaran yang bertanggung jawab dapat meningkatkan peran organisasi pariwisata dan industri pariwisata secara umum Mendiskusikan dampak praktek pengelolaan pamasaran pariwisata dewasa ini Memformulasikan, melaksanakan dan mengevaluasi strategi pemasaran yang dapat membantu pencapaian pemasaran pariwisata berkelanjutan baik bagi perusahaan pariwisata itu sendiri maupun bagi destinasi secara keseluruhan.

Pembangunan Berkelanjutan Dalam Dunia Bisnis Pembangunan berkelanjutan untuk bisnis memiliki arti, mengadopsi strategi bisnis dan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dan para pemangku kepentingannya saat ini dengan menjaga dan meningkatkan keberlanjutan sumberdaya alam untuk kebutuhan di masa yang akan datang (International Institute for Sustainable Development 1994:4).

Tantangan Utama dalam Pengelolaan Pemasaran Produk Pariwisata Berkelanjutan Prosedur pengelolaan pemasaran pariwisata membutuhkan pengembangan untuk dapat mempengaruhi 5 (lima) variabel utama dalam mencapai kondisi keberlanjutan (sustainability) Lokasi Waktu Akses Produk Edukasi dan Pengetahuan

Peran Pemasaran dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Melalui kegiatan pemasaran, organisasi pariwisata dan destinasi memiliki kekuatan untuk mempengaruhi permintaan wisatawan (pengunjung) terhadap jenis produk dan pengalaman wisata tertentu Dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para pemangku kepentingan pariwisata, terutama pangsa pasar utama terhadap upaya pelestarian produk-produk wisata secara berkelanjutan Strategi pemasaran menyediakan kerangka kordinasi, sehingga para pemangku kepentingan pariwisata akan memiliki arah yang sama dalam upaya pengembangan mengelola destinasi

Lanjutan : Pemasaran memilki alat yang penting dalam memahami dan mempengaruhi apa yang akan dikonsumsi oleh wisatawan/pengunjung dan tehnik serta penyampaian produk yang berkualitas yang dirancang untuk mempertahankan keberlanjutan lingkungan lokal Manajer pemasaran akan memiliki target, terlibat dan bekerjasama dengan pihak pemerintah (regulator) dan para anggota dewan perwakilan rakyat dalam upaya mencapai sasara-sasaran pembangunan pariwisata berkelanjutan

Dampak Aktivitas Pemasaran Pariwisata Pemasaran destinasi melibatkan organiasasi pariwisata dalam 2 (dua) tingkatan : Organisasi Pemasaran Pariwisata (DMOs) bertanggung jawab terhadap pemasaran destinasi secara keseluruhan; Operator pariwisata secara perorangan yang mempromosikan produk-produk wisata yang ada di setiap destinasi

Dampak Aktivitas Pemasaran Pariwisata Pemasaran destinasi dirancang untuk mempengaruhi perilaku pengunjung/wisatawan, termasuk : Jenis produk dan aktivitas wiasat yang dipilih Periode waktu kunjungan mereka Jenis akomodasi mereka gunakan Pola pengeluaran (belanja) selama berada di destinasi dll

Aktivitas Organisasi Pemasaran Destinasi (DMO s) Melakukan penelitian untuk menetapkan prioritas kegiatan promosi untuk target pangsa pasar dan menetapkan citra serta branding destinasi Penghubung dengan mitra sektor swasta untuk mencapai program-program pemasaran yang menjadi prioritas destinasi Mengkordinasikan elemen-elemen produk wisata, seperti; dalam penyediaan informasi kepada wisatawan dan pembuatan web-site destinasi

Lanjutan : Membantu dana dan dukungan pemasaran bagi produk wisata yang baru Menciptakan fasilitas pemasaran dan kampanye pemasaran bersama (cooperative marketing campaigns) Memberikan petunjuk dan advokasi berdasarkan sumberdaya informasi yang dimilikinya

Dampak dari pada Pemasaran Pelaku Usaha Pariwisata (Swasta) Menekankan kepada bauran pemasaran 5Ps, yaitu; produk, harga, tempat, promosi dan orang yang seringkali diarahkan kepada upaya menarik pengunjung (tamu) dan dikaitkan dengan pola pengeluaran uang yang dibelanjakannya Produk termasuk produk destinasi secara keseluruhan dan produk komersial perorangan yang merupakan bagian dari komponen pengalaman wisata secara keseluruhan Produk sering kali dirancang setelah mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan para pengunjung dan kemampuan utama yang dimiliki para pelaku usaha dan kurang mempertimbangkan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat setempat (lokal)

Lanjutan : Struktur harga sering kali lebih beorintasi kepada mengoptimalkan pengunjung ke objek (area) dan peningkatan pengeluaran belanjanya tanpa mempertimbangkan biaya untuk menjaga dan memelihara kualitas lingkungan yang baik Promosi terhadap produk wisata yang tidak berkelanjutan akan mengakibatkan menurunnya lingkungan fisik dan budaya yang ada destinasi dan akan mengganggu keberlanjutan ekonomi sebuah destinasi

Lanjutan : Pengiklanan dan promosi lebih ditujukan kepada meyakinkan citra tertentu dihadapan target pangsa pasarnya, sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjungnya dari pada menggambarkan citra destinasi secara keseluruhan secara tepat Penetapan target pasar secara tradisional lebih difokuskan kepada kemauan/kemampuan pengunjung untuk membayar dibandingkan kepada produk yang paling tepat bagi sebuah destinasi

Manfaat Mengadopsi Praktek Prinsip Berkelanjutan dari Pandangan Pemasaran Keuntungan jangka panjang dan ketahanan bisnis tergantung pada pemeliharaan lingkungan yang menarik dan sehat Menghemat biaya Sejalan dengan ketentuan per-undang-undangan (Hukum) Menhindari terjadinya relasi dengan publik secara negatif Memenuhi peningkatan ekpektasi dan permintaan pengunjung Mencapai keuntungan yang berdaya saing Mengurangi biaya operasional

Lanjutan : Memelihara hubungan secara baik dengan lingkungan sekitar serta kebijakan yang memenuhi aspirasi lokal Sesuai dengan kebijakan penyediaan yang terkait dengan hubungan antara para pebisnis Memenuhi kriteria keanggotaan Sesuai dengan kriteria penyandang dana dan mengurangi risiko investasi Menjaga aset dan sumberdaaya usaha

2. Formulasi Memformulasi strategi pemasaran DMO Destinasi lokal adalah basis logik untuk memahami dampak khusus dari kegiatan kepariwisataan dan pengembangan alat dalam mengelola pengunjung bagi kebutuhan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan

Formulasi Strategi Pemasaran Destinasi Memformulasi visi sebuah destinasi adalah tahap awal dalam memformulasikan strategi pemasaran destinasi Visi akan mengarahkan strategi pemasaran dan seluruh aktivitas promosi yang akan dijalankan oleh DMO s Melibatkan hubungan DMO s dengan pemangku kepentingan pariwisata utama pada tingkat lokal, termasuk penduduk setempat, kelompok masyarakat, kelompok pemerhati lingkungan, pelaku bisnis, kantor perwakilan pemerintah dan ekonomi regional

Strategi dari pada DMO s 1. Strategi Promosi Melibatkan rencana dan implementasi program promosi untuk mengkomunkasikan pesan destinasi dengan target pangsa pasar pengunjung potensialnya Dapat digunakan untuk menciptakan kesadaran terhadap produk-produk yang berkelanjutan dan mendidik pengunjung bagaimana mereka berperilaku secara benar yang dapat memberikan kontribusi terhadap tujuan pembangunan pariwisata

Lanjutan : 2. Strategi Fasilitasi Ditujukan untuk menciptakan jembatan kolaborasi pemasaran antara DMO s dengan perusahaan perjalanan dan operator perjalanan serta sebagai payung dalam melakukan pengelolaan kampanye pemasaran yang dilaksanakan oleh DMO s dan yang di biayai oleh industri pariwisata Menuntut kerjasama yang ektensif antara DMO;s dengan mitra sektor swasta berkenaan dengan penetapan anggaran untuk prioritas kegiatan pemasaran yang kompetitif

2.2 Formulasi Strategi Pemasaaran untuk Pelaku Usaha Pariwisata Prinsip pariwisaata berkelanajutan dapat dintegrassikan ke dalam masing-masing elemen utama dari pada sistem pemasaran startegik : Pernyataan Tentang MisiThe mission statement Strategi Pemasaaran Induk Analisis Lingkungan Analisis Lingkungan Internal Umpan-Balik, riset pemasaran dan pemantauab pasar (market intelegence)

3. Implementasi Strategi operasional pemasaran digunakan oleh para manajer pemasaran untuk mengimplementasikan tindakan (aksi) sebuah organisasi untuk bergerak dari kondisi saat ini ke posisi yang dinbginkannya Memungkinkan orgsnisasi mempertemukan produk/jasanya dengan target pasar yang relevan sejalan dengan tujuan pariwisata berkelanjutan dan mengalokasikan sumberdayanya untuk menghasilkan permintaan pengunjung untuk produknya

Kunci Strategi Pemasaran Operasional digunakan dalam tahapan Implementasi 1. Strategi Target Pasar Bentuk efektif dari pada pengelolaan pengunjung melibatkan penetapan target yang tepat dan pangsa pasar yang diharapkan sesuai dengan karakteristik yang sejalan dengan tujuan pariwisata berkelanjutan Membutuhkan target pangsa pasar yang dapat memaksmimalkan manfaat terhadap lingkungan (fisik, sosial, budaya) dan meminimalkan kerusakan Mengembangkan tehnik pengelolaan untuk mencapai optimalisasi keberlanjutan yang seimbang dari setiap pangsa pasar yang ada di destinasi.

Lanjutan : 2. Strategi Produk : Sebaiknya diarahkan kepada pengembangan lebih banyak lagi produk wisata yang berkelanjutan yang dapat memenuhi peningkatkan permintaan pengunjung/wisatawan terhadap produk pariwisata yang berkualitas yang sensitif terhadap lingkungan fisik dan budaya sekitarnya Identifikasi keunikan atribut dari lingkungan lokal dimana perusahaan itu beroperasi

Lanjutan : 3. Strategi Dayasaing : Dalam menentukan dimana kita bersaing, perusahaan pariwisata sebaiknya mengadopsi kepentingan jangka panjang dibandingkan kepentingan jangka pendeki yang berfokus kepada menarik jumlah pengunjung secara maksimaln dan halhal yang terkait dengan pengeluaran belanja pengunjung/wisatawan Perusahaan perlu mempertimbangkan bagaimana strategik umum seperti pemimpin biaya, diferensiasi, dan ceruk pemasaran yang mungkin berdampak terhadap sasaran peariwisata berkelanjutan

Lanjutan : 4. Strategi Pasar : Mengantarkan produk ke pasar Melibatkan penggunaan sistem distribusi untuk menyampaikan produk pariwisata berkelanjutan ke pasar, membentuk hubungan dengan perantara biro perjalanan dalam mendistribusikan produk Mempertemukan pasar kepada produk Memilih alat promosi yang tepat dari bauran promosi untuk mencapai pasar wisata potensial dengan citra yang relevan, pesan dan informasi tentang alternatif produk wisata berkelanjutan

Lanjutan : 5. Strategi Penempatan : Wisatawan/pengunjung cenderung mengingat pesan nomor satu number one atau posisi nomor satu, seperti; kualitas terbaik atau harga termurah. Dengan adanya kepentingan terhadap lingkungan, perusahaan dapat juga memposisikan perusahaannya dalam pikiran (mind) target pasarnya melalui penekanan kepada hal-hal yang terkait dengan usaha yang terbaik dalam melestarikan lingkungan yang telah dijalankannya

Pemasaran Destinasi oleh DMO s Ketika mengimplementasikan aktivitas pemasaran DM: s dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian pariwisata berkelanjutan melalui berbagai tindakan (aksi) tergantung apakah fokus kepada strategi promosi dan atau startegi fasilitasi Strategi promosi target pasar lebih dikaitkan dengan tujuan dari pada pariwisata berkelanjutan memiliki persyaratan informasi yang unik dan membutuhkan komunikasi dengan alat yang berbeda dari pada bauran pemasaran

Lanjutan : Strategi Fasilitasi - Dalam kaitannya dengan pengembangan citra yang diharapkan, pesan dan informasi berkaitan dengan penawaran produk pariwisata berkelanjutan. DMO s akan membutuhkan penghubung dan kerjasama dengan pelaku usaha pariwisata perorangan Elemen utama dari pada bauran fasilitasi yang dapat digunakan termasuk Bisnis ke Bisnis (B2B) pelayanan internet, Internet services, Travel workshops, Joint campaigns, Tradeshows, kunjungan jurnalis, Familiarisation trips, Reservation systems, Representation abroad, Tourist information services, Destination management systems

Pemasaran oleh Perusahaan Perorangan Perusahaan perorangan (individu) dapat menggunakan dan memanipulasi 5 P s dari pada bauran pemasarannya dalam upaya mempengaruhi perilaku menuju perilaku yang yang lebih sejalan dengan tujuan dari pada pembangunan pariwisata yang

Produk 5 (lima) karakteristik produk yang dibutuhkan untuk dipertimbangkan ketika mencoba membuat produk yang ada sesuai dengan prinsip keberlanjutan, Dimana termasuk : Rancangan fasilitas Rancangan yg berorintasi keberlanjutan ke daalam operasional bisnis Presentasi dari pada produk Elemen pelayanan Branding atau rancangan citra dari pada produk yang dikomunikasikan dan dipromosikan kepada target pengunjung

Harga Harga adalah elemen kunci dalam merancang produk dan sebagai alat penting dalam mempengaruhi permintaan kunjungan Harga terkait dengan penilaian apa yang diharapkan, karaketistik segmen pasar yang akan diharapkan dan jumlah dan kapasitas yang ditawarkan kepada pasar Ketika memformulasikan strategi harga, para pelaku usaha pada dasarnya mempertimbangkan berbagai ragam biaya produksi dan keuntungan yang diharapkan serta kondisi persaingan bisnis Biaya terkait dengan lingkungan perlu dipertimbangkan dalam merancang harga produk wisata disamping pertimbangan sebagai barang publik

Tempat/Distribusi/Akses Pasar Tempat berkaitan dengan lokasi dimana produk dihasilkan dan dikonsumsi, juga seluruh tempat dimana konsumen mendapatkan akses untuk mengkonsumsi produk Beberapa produk dijual langsung kepada konsumen,dan lainnya dijual melalui perantara perjalanan, dimana mereka memiliki peranan yang penting dalam uapaya pembangunan pariwisata yang berkelanjutan

Tempat/Distribusi/Akses Pasar Keputusan pemasaran dari pada operator perjalanan berpengaruh kuat terhadap : Segmen pasar yang dituju dalam kegiatan promosi dan distribusi Rancangan produk dan kualitas dalam kaitannya dengan apa yang diharapkan konsumen (wisatawan) dalam membeli produk wisata Kapasitas produk wisata yang akan ditawarkan untuk dijual Harga dimana produk wisata akan dijual Citra dan penempatan destinasi (fokus kepada aspek lingkungan baik secara langsung dan tidak langusng)

Tempat/Distribusi/Akses Pasar Keputusan pemasaran dari pada operator perjalanan berpengaruh kuat terhadap : Aliran informasi kepada wisatawan tentang destinasi Evaluasi tentang tanggapan konsumen terhadap destinasi Pemahaman tentang wisatawan dan profilnya yang dapat dimanfaatkan sebagai data base analisis pasar kedepan dan kegiatan pemasaran Sasaran pemasaran, target kunjungan, anggaran dan program

Promosi Pesan yang disamapikan melalui iklan dan promosi sangat kuat pengaruhnya tehadap ekpektasi pengunjung tentang apa yang akan mereka temukan di suatu destinasi dan dalam menarik kelompok wisatawan tertentu. Organisasi perorangan (swasta) harus bekerjasama dengan pengelola pariwisata pemerintah setempat yang memiliki tanggung jawab terhadap upaya promosi secara akurat mengenai gambaran produk destinasi dalam pesan promosi dan iklan, sehingga mampu meningkatkan pemahaman pengunjung potensial berkenaan dengan perilaku yang diharapkan oleh pengelola pariwisata destinasi