AKHIR PERJALANAN ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com
AKHIR PERJALANAN Oleh: Aghana V Idents Copyright 2015 by Aghana V Idents Penerbit ( nulisbuku.com ) Website - Email ( Arsalzero@gmail.com ) Desain Sampul: ( Aghana V Idents ) Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2
Ucapan Terimakasih Pertama saya ucapkan terima kasih banyak kepada Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan banyak keberkahan dan pengalaman yang luar biasa dalam perjalanan hidup. Kedua saya ucapkan terima kasih teruntuk Ayah dan Ibu yang telah membesarkan dan merawat saya sebaik-baiknya, tanpa mengenal siang dan malam, hingga tidak pernah letih dalam mendidik saya sampai saat ini. Ketiga, ucapan terima kasih saya ungkapkan khusus kepada seluruh tim Nulisbuku yang telah menjadi sumber inspirasi saya sebagai seorang pemula untuk berani meluncurkan sebuah karya dalam dunia menulis. Dan yang terakhir, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada seluruh sahabat yang selalu memberi dukungan penuh setiap saat, maaf apabila tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Terima kasih banyak, semoga kita selalu dalam lindungan- Nya, Aamiin... 3
DAFTAR ISI Bagian 1: Awal Perjalanan... 5 Bagian 2: Naluri Terdalam... 25 Bagian 3: Kenyataan Yang Tersimpan... 82 Bagian 4: Terungkapnya Bayangan... 135 Bagian 5: Perjuangan Dua Cinta... 172 Bagian 6: Vares Dan Ibu... 201 Bagian 7: Hati Yang Terbelah... 232 Bagian 8: Pesta Perpisahan... 277 Bagian 9: Akhir Perjalanan... 309 Bagian 10: Kenangan Terakhir... 365 Kisah Tentang Penulis... 381 4
Bagian 1: Awal Perjalanan Dengan mata yang masih terlihat sangat lemas, Vares mencoba bangkit dari tempat tidurnya, Ia melihat begitu banyak tirai berwarna hijau muda serta beberapa tempat tidur yang berada di sekitarnya. Sesaat setelah terdiam beberapa detik, pikiran nya mulai kembali tersadar bahwa Ia tengah berada dalam salah satu ruangan pasien di sebuah rumah sakit. Vares mencoba melangkahkan kakinya yang lemas dan hendak keluar ruangan untuk memastikan keadaan yang sebenarnya telah terjadi. Seorang suster yang keluar dari lift, melihat Vares sedang berjalan seperti seseorang yang dalam kebingungan, dengan penuh keheranan Suster itu pun bertanya. "Maaf kamu mau kemana?" Ucap suster tersebut "Suster! kenapa aku bisa berada di sini? Tolong ceritakan!". "Tenang, sebaiknya kamu kembali ke ruangan kamu, nanti saya panggilkan dokter" Suster Itu menghampiri 5
kemudian memegang lengan Vares yang terlihat berjalan sempoyongan "Tapi tolong jawab dahulu pertanyaan saya!" "Iya Iya nanti dokter saja yang menceritakan ya, sekarang ayo kamu kembali ke ruangan kamu" "Ba... Baiklah suster" Kondisinya yang masih lemah, membuat Vares hanya mampu menuruti saran yang di sampaikan oleh suster tersebut. Vares duduk di atas tempat tidurnya, mencoba mengingatngingat kembali semua kejadian yang telah membawanya ke rumah sakit, namun tidak ada sedikit pun yang mampu terlukiskan di dalam pikiran nya. Di atas sebuah meja, Vares melihat sebuah karangan bunga yang terselipkan surat dan bertuliskan namanya, Ia pun berdiri lalu membaca surat itu, berharap Ia bisa mendapatkan petunjuk atas semua yang telah terjadi. Akan tetapi isi dari surat tersebut hanya terlampir beberapa kalimat saja yang mengatakan "semoga lekas sembuh", bahkan nama pengirimnya pun tidak tertulis di dalamnya. Vares pun duduk kembali dengan perasaan 6
penuh kecewa. Beberapa saat kemudian Dokter pun datang dan menghampirinya, seketika itu juga Vares langsung mendekati Dokter tersebut untuk menghujaminya dengan pertanyaan. "Dokter! Tolong apa yang sebenarnya telah terjadi!!" Sahutnya dengan penuh penasaran "Di mohon untuk bersabar dahulu, kondisi anda belum siap untuk mendengar semuanya" "Tapi dok! saya seperti orang bodoh yang tidak tau apapun saat ini!" "Iya saya mengerti, saya janji akan menceritakan semuanya kepada anda, itupun jika dalam seminggu kondisi anda terus membaik" jawab Dokter mencoba untuk menenangkan "Tidak bisa dok! saya mau tau saat ini juga!" "Baik saya akan menceritakan, tetapi jika kondisi anda semakin memburuk saya tidak tanggung jawab!" Rasa keingintahuannya yang begitu sengit, kembali terpatahkan karena ucapan dari sang Dokter Vares langsung terdiam, wajahnya nampak begitu bersedih. 7
Vares mencoba menenangkan dirinya dan kembali terbaring dengan penuh harapan Ia akan segera membaik dalam kurun waktu seminggu untuk mengetahui semuanya. Sehari, dua hari hingga tibanya hari ke tiga, tidak ada satupun yang menjenguknya di rumah sakit. Tentu saja begitu banyak pertanyaan di dalam benaknya kala itu, bahkan sekedar mencoba untuk mengingat tempat tinggalnya pun masih terasa sangat sulit, seperti memory yang telah terhapus penuh, tanpa ada jejak sedikitpun yang tersisa dan di setiap harinya Vares hanya menghabiskan waktu dengan termenung tanpa banyak bicara kepada siapapun. Seminggu telah berlalu, kondisi Vares semakin membaik, paginya seorang suster memberitahukan bahwa Ia telah diperbolehkan untuk pulang. Mendengar hal tersebut, tanpa pikir panjang lagi, Vares menanyakan nama dari seorang dokter yang telah menanganinya selama ini kepada suster itu, usai mengetahui nama dokter yang merawatnya, 8
Vares langsung keluar dari ruangan pasien untuk mencarinya, saat akan masuk kedalam lift untuk menuju lantai satu, Vares berpapasan dengan seorang Dokter yang tengah dicarinya, lantas Ia pun segera berkata. "Dok saya sudah sehatkan? tolong ceritakan sekarang" "Baiklah, mari ikut ke ruangan saya" Vares pun berjalan menuju ruangan pribadi dari sang Dokter namun setibanya disana, Dokter itu membuka sebuah laci dan mengambil selembar kertas surat kemudian di berikan padanya. "Ini kunci rumah kamu, dan di dalam kertas ini ada alamat rumah kamu serta nomor handphone dari seseorang yang bisa menjelaskan semuanya..." "seseorang? maksudnya siapa dok?" Ucap Vares menatap penuh kebingungan "Nanti kamu juga tau sendiri, maaf saya masih ada urusan, dan jangan lupa minum obatnya secara teratur" "terus yang membayar pengobatan saya siapa dok?" "tenang saja, semuanya sudah ada yang membayar, tanyakan saja nanti kepadanya ya" "Baiklah, terima kasih dok" Saat Vares hendak berdiri, 9
sang dokter kembali berkata "Tunggu! Hampir saja lupa, ini dompet kamu"ujar dokter itu sambil memberikan sebuah dompet kepadavares "Oh iya dokter terima kasih" Usai berkata, Vares pun melangkah keluar dari ruangan itu Pagi itu suasana begitu sangat cerah, terdengar suara kicauan-kicauan burung yang hinggap di balik pepohonan. Vares keluar dari rumah sakit dan menghirup udara yang begitu segar setelah beberapa pekan Ia tidak dapat melihat dunia luar. Karena tidak ingin membuang banyak waktu, Vares bergegas naik ke sebuah mobil taksi untuk mencari alamat yang tertera di dalam selembar kertas itu. Sekitar 15 menit perjalanan, Ia menemukan alamat yang tengah di carinya, rumah yang cukup besar, serta halaman yang sangat luas dengan di khiasi rerumputan hijau itu membuat Vares seakan tidak percaya bahwa rumah yang sangat megah tersebut adalah miliknya. Di dalam perasaan yang masih tidak menentu, Vares pun masuk kedalam rumah itu. 10
11