Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X

EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI

BAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Studi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

EVALUASI PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK TUA DENGAN WATER CUT TINGGI

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR GAS LIFT DI LAPANGAN A

BAB 1. PENDAHULUAN 4. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan pada penelitian ini adalah:

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing

EVALUASI KEBERHASILAN PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR R LAPANGAN X

EVALUASI KEBERHASILAN MATRIX ACIDIZING DALAM PENINGKATAN PRODUKSI SUMUR RAMA A-02 DAN RAMA A-03 PADA LAPANGAN RAMA-A

Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

Edwil Suzandi; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Sigit Sriyono; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Made Primaryanta; PT.Semberani Persada Oil (SemCo)

aintis Volume 12 Nomor 1, April 2011, 22-28

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI

Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**

ISSN JEEE Vol. 4 No. 2 Musnal

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR CONTINUOUS GAS LIFT PADA LAPANGAN Y SKRIPSI. Oleh : AULIA RAHMAN PRABOWO / TM

STUDI PENGARUH UKURAN PIPA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LAJU PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI Y-19, W-92, DAN HD-91 DI PT. PERTAMINA EP ASSET-1 FIELD JAMBI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Evaluasi Perencanaan Desain Casing Pada Sumur SELONG-1 Di Lapangan Selong

Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau

PERENCANAAN INJEKSI GAS SUMUR GAS LIFT LANGSUNG DARI SUMUR GAS Oleh: Enos Eben Ezer* Dr. Ir. Pudjo Sukarno*

Rizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1

Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi

EVALUASI PERBANDINGAN DESAIN ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DAN SUCKER ROD PUMP UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR M-03 DAN M-05

ISSN JEEE Vol. 6 No. 2 Novrianti. Studi Kelayakan Pekerjaan Pemilihan Zona Produksi dan Squeeze off Cementing pada Sumur MY05

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE PCP DAN GAS LIFT PADA SUMUR I LAPANGAN H

EVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X DI LAPANGAN Y

PERENCANAAN DAN EVALUASI STIMULASI PEREKAHAN HIDRAULIK METODA PILAR PROPPANT PADA SUMUR R LAPANGAN Y

FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 4

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI POMPA ESP TERPASANG UNTUK OPTIMASI PRODUKSI MINYAK PT. PERTAMINA ASSET I FIELD RAMBA

Muhammad Afif Ikhsani

ANALISA PERBANDINGAN PERENCANAAN OPTIMASI CONTINUOUS GAS LIFT DENGAN SIMULATOR PIPESIM DAN MANUAL SUMUR A1 DAN A2 DI LAPANGAN D

Analisis Ekonomi Pemilihan Electric Submersible Pump Pada Beberapa Vendor

Perencanaan Pengangkatan Buatan dengan Sistim Pemompaan Berdasarkan Data Karakteristik Reservoir

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

ISSN JEEE Vol. 6 No. 1 Fitrianti, Novrianti

OPTIMASI PRODUKSI HASIL PERENCANAAN SUCKER ROD PUMP TERPASANG PADA SUMUR TMT-Y DI TAC-PERTAMINA EP GOLWATER TMT

APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP

APLIKASI INFLOW CONTROL DEVICES (ICD) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI SUMUR MINYAK PADA LAPANGAN SLV MENGGUNAKAN SIMULASI RESERVOIR

SISTEM GAS LIFT SIKLUS TERTUTUP SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MIGAS: STUDI KASUS LAPANGAN GNK

STUDI PENEMPATAN SUMUR HORIZONTAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN RECOVERY

ANALISYS OF CRITICAL PRODUCTION RATE USING THE METHOD IN THE EVALUATION CHIERICI WATER CONING WELLS X Y PT PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RAMBA

Farid Febrian , Semester II 2010/2011 1

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Sistem Sumur Dual Gas Lift

MODIFIKASI PENGESETAN LINER DAN PEMBERSIHAN LATERAL SECTION DALAM PENYELESAIAN SUMUR HORIZONTAL PRP-CC5

Optimasi Laju Injeksi Pada Sumur Kandidat Convert to Injection (CTI) di Area X Lapangan Y. Universitas Islam Riau

Hasil Studi Dan Analisis

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI

Optimasi Produksi Terintegrasi Untuk Lapangan Dengan Sumur ESP Oleh : Ria Perdana Putra* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS DENGAN ANALISIS NODAL

Poso Nugraha Pulungan , Semester II 2010/2011 1

BAB I PENDAHULUAN. dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang

PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2

Evaluasi Peningkatan Produksi Pada Formasi Sandstone Sumur #H Dan #P Dengan Perencanaan Stimulasi Pengasaman Matriks (Studi Kasus Lapangan Falih)

WELL HEAD SEBAGAI SALAH SATU FASILITAS PRODUKSI PERMUKAAN ABSTRAK

PENGGUNAAN DYNAMIC NODAL SYSTEM ANALYSIS PADA SUMUR GAS X-3 Application of Dynamic Nodal System Analysis on Gas Well X-3

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Renaldy Nurdwinanto, , Semester /2011 Page 1

DESAIN PENGASAMAN MATRIKS KARBONAT PADA SUMUR X LAPANGAN Y

Penentuan Absolute Open Flow Pada Akhir Periode Laju Alir Plateau Sumur Gas Estimation Absolute Open Flow Of The End Of Plateau Rate Of Gas Well

ANALISA BOND INDEX DALAM PENILAIAN HASIL PENYEMENAN (CEMENTING) PRODUCTION ZONE PADA SUMUR RNT-X LAPANGAN RANTAU PT PERTAMINA EP FIELD RANTAU, ACEH

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR GAS BERTEKANAN TINGGI

RE-DESIGN ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP PADA PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA MINAS PEKANBARU

METODE PRODUKSI SUMUR SEMBUR BUATAN (GAS LIFT WELL)

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang

BAB III METODE PENELITIAN

OFFSHORE, Volume 1 No. 2 Desember 2017 :33 38; e -ISSN :

ISBN

Sosialisasi PTK-033 (Revisi-01) PLACED INTO SERVICE Untuk Fasilitas Sumur (Sumur, Artificial Lift, Pipa Alir dan Pipa Injeksi)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB II TEORI DASAR II.1. Model Reservoir Rekah Alam

Karakterisasi Feed Zone dan Potensi Produksi Sumur Panas Bumi ML-XX Muara Laboh, Solok Selatan

PENINGKATAN PRODUKSI SUCKER ROD PUMP (SRP) DENGAN MENGACU PADA BREAK EVENT POINT (BEP) SUMUR JRK-X DI PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA FIELD PENDOPO

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

PENGARUH KENAIKAN CASING PRESSURE TERHADAP LAJU ALIR PRODUKSI DI LAPANGAN MINYAK DURI

OPTIMASI PEMAKAIAN BIT PADA PEMBORAN INTERVALCASING 5 1 / 2 DI LAPANGAN BABAT-KUKUI

PENENTUAN PANJANG REKAHAN SATU SAYAP PADA PEREKAHAN HIDROLIK TIP SCREEN OUT BESERTA ANALISIS KEEKONOMIANNYA

EVALUASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR P-028 DAN P-029 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22

ANALISIS PERENCANAAN PENGASAMAN SUMUR PADA SUMUR JRR-2 DAN JRR-4 DILAPANGAN Y

PRESSURE BUILDUP TEST ANALYSIS WITH HORNER AND STANDING METHODS TO GET PRODUCTIVITY CONDITION OF SGC-X WELL PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI

Universitas Indonesia Optimasi desain casing..., Muhammad Anugrah, FT UI, 2008

ISSN: Ali Musnal Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Jalan Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru

Transkripsi:

EVALUASI PERBANDINGAN METODE REGULER GAS LIFT DAN COILED TUBING GAS LIFT UNTUK APLIKASI DI LAPANGAN MSF Galih Aristya, Widartono Utoyo Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Abstrak Pada masa awal produksi, suatu sumur dapat mengalirkan minyak ke permukaan secara natural hingga pada suatu saat sumur tidak lagi dapat berproduksi akibat menurunnya energi alami reservoir tersebut. Penggunaan artificial lift bermanfaat untuk mengembalikan produktivitas sumur. Pada lapangan MSF dengan kondisi tersedianya gas dalam jumlah yang besar, gas lift merupakan metode artificial lift yang cocok untuk digunakan. Perbandingan secara keekonomian dilakukan untuk mengetahui metode terbaik diantara dua metode injeksi gas, reguler gas lift dan coiled tubing gas lift, terhitung dari biaya pemasangan hingga ke biaya perawatan sumur. Sumur CT-1 dengan komplesi sumur monobore akan diterapkan metode coiled tubing gas lift, sementara metode reguler gas lift akan diterapkan di sumur GL-1 dengan komplesi casing perforated, memiliki kondisi fisik sumur serta reservoir yang mirip dengan sumur CT-1 sehingga dipilih sebagai sumur pembanding.coiled tubing gas lift dipilih sebagai metode injeksi gas yang paling efektif dan ekonomis untuk dilakukan pada lapangan MSF karena proses pemasangannya yang sederhana dan tidak diperlukan suatu perawatan khusus, dengan fluid dan oil lifting cost berturutturut sebesar US$ 0.21 /bbl dan US$ 26 /bbl dan pay out time selama 1.5 hari, Kata kunci : Artificial Lift, Gas Lift Pendahuluan Penurunan produksi suatu lapangan minyak adalah suatu hal yang sangat wajar mengingat seiring dengan berjalannya waktu pasti juga terjadi penurunan tekanan reservoir yang akhirnya tidak mampu untuk mendorong minyak untuk keluar melalui sumur-sumur produksi secara alami. Ada beberapa jenis metode pengangkatan buatan (artificial lift) yang dapat diaplikasikan pada sumur minyak untuk meningkatkan kembali produksinya, salah satunya adalah teknik gas lift. Gas lift merupakan salah satu metode pengangkatan buatan yang memanfaatkan gas bertekanan yang diinjeksikan ke dalam lubang sumur untuk meningkatkan produksi minyak ke permukaan. Reguler gas lift merupakan tipe injeksi yang umum digunakan, dimana gas diinjeksikan melalui annulus antara casing dan tubing. Namun, untuk sumur minyak dengan kondisi annulus antara casing dan tubing yang tersemen, tidak memungkinkan untuk menggunakan metode reguler gas lift tersebut. Dengan adanya perkembangan teknologi, coiled tubing gas lift merupakan suatu inovasi baru yang dapat menjawab hal diatas dimana tidak lagi diperlukan annulus antara casing dan tubing sebagai media penginjeksian gas kedalam sumur, tetapi dilakukan melalui coiled tubing. Dengan adanya inovasi baru tersebut bukan berarti metode injeksi yang sebelumnya tidak lagi dapat digunakan. Tiap metode memiliki keunggulan dan kelemahannya masingmasing. Penentuan metode injeksi yang digunakan selain dari kondisi sumur, faktor keekonomian juga perlu dipertimbangkan. Sumur CT-1 dan GL-1 saat ini tidak dapat berproduksi akibat rendahnya tekanan reservoir sebagai salah satu faktor utama yang dapat mendorong minyak naik hingga ke permukaan. Penggunaan coiled tubing gas lift akan dilakukan pada sumur CT-1 dengan komplesi sumur monobore, dimana annulus antara casing dan tubing dalam kondisi tersemen. Sebagai sumur pembanding, sumur GL-1 yang memiliki data-data fisik sumur dan reservoir, seperti kedalaman lapisan dan productivity index, dipilih untuk metode reguler gas lift. Perbandingan antara metode reguler gas lift dan coiled tubing gas lift dilakukan untuk 438

mengetahui metode mana yang lebih efektif serta ekonomis untuk dilakukan. Problem Statement Penggunaan artificial lift sangat dibutuhkan untuk mengembalikan produktivitas sumur. Dengan ketersediaan gas yang cukup besar, gas lift merupakan metode artificial lift yang cocok untuk dilakukan pada sumur-sumur minyak di lapangan MSF ini. Pemilihan metode yang paling efektif dan ekonomis sangat diperlukan untuk memperoleh keuntungan maksimum dari hasil perolehan minyak. Perbandingan antara kedua metode injeksi gas, yaitu reguler gas lift dan coiled tubing gas lift, perlu dilakukan untuk mengetahui metode terbaik yang cocok untuk diterapkan pada sumur-sumur minyak di lapangan MSF. Sumur CT-1 dan GL-1 saat ini tidak dapat berproduksi akibat rendahnya tekanan reservoir sebagai salah satu faktor utama yang dapat mendorong minyak naik hingga ke permukaan. Dibutuhkan suatu metode artificial lift (gas lift) untuk dapat membantu sumursumur tersebut kembali berproduksi. Penggunaan coiled tubing gas lift akan dilakukan pada sumur CT-1 dengan komplesi sumur monobore, dimana annulus antara casing dan tubing dalam kondisi tersemen. Sebagai sumur pembanding, sumur GL-1 yang memiliki data-data fisik sumur dan reservoir, seperti kedalaman lapisan dan productivity index, dipilih untuk metode reguler gas lift. Perbandingan dari segi ekonomi antara metode reguler gas lift dan coiled tubing gas lift dilakukan untuk mengetahui metode mana yang lebih efektif serta ekonomis untuk dilakukan. Teori Dasar Gas lift merupakan salah satu metode pengangkatan buatan yang memanfaatkan gas bertekanan yang diinjeksikan ke dalam lubang sumur untuk meningkatkan produksi minyak ke permukaan. Gas yang bercampur dengan fluida reservoir menyebabkan menurunnya densitas fluida dan gradien tekanan di dalam lubang sumur, sehingga tekanan dasar sumur yang lebih kecil mempermudah fluida reservoir mengalir ke permukaan. Penggunaan gas lift valve merupakan metode yang paling umum digunakan dalam injeksi gas. Gas diinjeksikan melalui annulus antara casing dan tubing kemudian gas masuk ke dalam tubing dan mempengaruhi fluida yang terdapat didalamnya. Aplikasi gas lift valve dapat digunakan untuk tipe komplesi perforated casing. Perforated casing completion merupakan jenis komplesi dimana casing produksi dipasang menembus formasi produktif dan disemen. Selanjutnya dilakukan perforasi pada interval-interval yang diinginkan sebagai saluran masuknya fluida formasi ke lubang sumur. Dengan adanya casing, maka formasi yang mudah gugur dapat ditahan. Metoda ini sangat umum diterapkan pada sumur-sumur dengan formasi produktif kurang kompak dan banyak fracture, yang dapat menyebabkan keruntuhan formasi. Coiled tubing adalah suatu tubing yang dapat digulung dan bersifat plastis, terbuat dari bahan baja yang tidak bersambung. Coiled tubing dapat digunakan sebagai media pengganti gas lift valve untuk menginjeksikan gas ke dalam lubang sumur pada tipe komplesi monobore. Pemasangan coiled tubing hanya membutuhkan penambahan alat pada kepala sumur yaitu coiled tubing hanger, sehingga tidak dibutuhkan rig. Coiled tubing yang dipasang di dalam tubing menyebabkan berkurangnya diameter efektif tubing untuk memproduksikan fluida reservoir, namun karena tidak dibutuhkan re-komplesi, tekanan gas yang diinjeksikan hanya melawan gradien tekanan fluida reservoir yang lebih rendah dibandingkan dengan gradien tekanan fluida komplesi. Aplikasi coiled tubing gas lift dapat digunakan untuk tipe komplesi monobor. Monobore completion merupakan komplesi sumur dengan tubing produksi dipasang menembus formasi produktif dan disemen hingga ke permukaan. Walaupun terdapat beberapa 439

limitasi dengan menggunakan metode ini, namun biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan perforated casing completion karena terdapat beberapa alat yang tidak digunakan dalam metode ini, seperti packer, sliding sleeve door dan lainnya. Untuk memaksimalkan produksi sumur penggunaan dua tubing produksi dapat dilakukan, metode ini disebut dual monobore completion. Dalam mendesign suatu artificial lift keseluruhan sistem perlu dievaluasi. Produktivitas suatu sumur minyak maupun gas dapat ditentukan berdasarkan inflow dan outflow performance. Kemampuan reservoir untuk mengalirkan fluida reservoir menuju sumur produksi yang disebut inflow sementara aliran dari dasar sumur hingga ke tangki produksi yang disebut outflow, sangat penting dalam menentukan design gas lift yang efisien. Data Produksi 1. PENENTUAN Q TARGET Terdapat beberapa langkah dalam mendesain sumur gas lift. Diantaranya adalah menentukan Q target atau Q desired berdasarkan data IPR (Inflow Performance Relationship), kedalaman titik injeksi, laju alir gas yang diperlukan serta perhitungan lifting cost. Pembuatan model reservoir yang tepat berdasarkan data yang tersedia sangat diperlukan sehingga estimasi target produksi dapat tercapai.berikut adalah perencanaan gas lift sumur CT-1 dan GL-1 dengan Q target berturut-turut sebesar 5769.42 BFPD dan 5810.12 BFPD. 2. PENENTUAN TITIK INJEKSI Penentuan titik injeksi dilakukan berdasarkan tekanan gas injeksi yang tersedia. Pemilihan untuk tekanan kerja injeksi gas harus dipilih dengan baik, tidak hanya berdasarkan maksimum tekanan keluar dari kompresor, tetapi juga dari performa gas lift yang paling optimum. Pada dasarnya, dengan titik injeksi berada dekat dengan zona produksi maka produksi akan lebih besar sehingga dapat diperoleh gas lift sistem yang efisien dengan biaya yang ekonomis. Dengan tekanan injeksi sebesar 400 psi dan gradien killing fluid 0.465 psi/ft, unloading killing fluid perlu dilakukan untuk mendapatkan titik injeksi yang lebih dalam. Jarak antar valve yang tidak terlalu jauh baik dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya injeksi lebih dari satu valve. Dibutuhkan adanya penurunan tekanan pada casing sebagai media injeksi gas untuk memastikan valve diatasnya tertutup. 3. PENENTUAN RATE INJEKSI GAS Penentuan besarnya laju injeksi gas yang dibutuhkan dilakukan berdasarkan perhitungan besarnya perolehan minyak dari variasi laju alir gas injeksi. Dengan penambahan laju injeksi gas diharapkan perolehan minyak juga semakin besar sehingga keuntungan terbesar dapat diperoleh. Namun, ada kalanya dimana penambahan perolehan minyak tidak sebanding dengan besarnya laju injeksi gas yang dikeluarkan, sehingga perhitungan keekonomian juga perlu dilakukan dalam pemilihan besarnya injeksi gas untuk memperoleh laju alir gas injeksi yang paling optimum dan ekonomis. Jika harga minyak sebesar US$ 60/bbl dan besarnya harga gas yang digunakan dalam operasi injeksi gas sebesar US$ 12 /MSCF, maka perhitungan keekonomian untuk kedua sumur dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1 Perhitungan Ekonomi Injeksi Gas 440

4. PERHITUNGAN LIFTING COST Dari hasil analisa keekonomian, metode injeksi gas dengan lifting cost terkecil dan pay out time tercepat dipilih sebagai metode yang paling cocok untuk diterapkan pada sumur-sumur di lapangan MSF. Perhitungan keekonomian berdasarkan biaya kapital dan non-kapital, mulai dari biaya pemasangan gas lift hingga biaya perawatan sumur dapat ditinjau dari besaran parameter lifting cost dan pay out time dengan waktu amortisasi peralatan gas lift selama 5 tahun. Pembahasan Ketersediaan gas yang cukup banyak membuat gas lift dipandang sangat sesuai untuk digunakan sebagai metode pengangkatan buatan pada sumur-sumur minyak di lapangan MSF ini. Gas lift merupakan metode pengangkatan buatan yang dapat digunakan untuk berbagai variasi laju alir dan kedalaman sumur sehingga pemilihan metode gas lift ini sangat tepat untuk dilakukan. Pada keadaan di lapangan kedua sumur mampu menghasilkan minyak secara natural hanya dalam beberapa jam saja akibat kondisi sumur berada dalam keadaan yang kritis, sehingga apabila terjadi perubahan sistem tekanan, baik tekanan reservoir maupun tekanan kepala sumur, sumur tidak lagi dapat mengalirkan minyak ke permukaan. Dalam mendesain gas lift sumur CT-1 dan GL-1 membutuhkan data selengkap mungkin sehingga pembuatan model merepresentatifkan keadaan yang sesungguhnya dan perkiraan perolehan minyak dapat terjadi secara akurat. Pada lapangan MSF dengan ketersediaan gas yang cukup besar, hal ini tidak membatasi besarnya laju alir gas yang dapat diinjeksikan ke sumur, namun besarnya tekanan injeksi membatasi kemampuan injeksi gas mendekati kedalaman target lapisan. Dengan ketersediaan tekanan injeksi sebesar 400 psi dan laju alir gas yang besar, perolehan fluida reservoir maksimum dengan metode gas lift sumur CT-1 dengan metode coiled tubing gas lift yaitu sebesar 33.5% dan 45.9% untuk sumur GL-1 dengan metode reguler gas lift dari laju alir maksimumnya. Terdapat perbedaan diantara kedua sumur akibat penggunaan coiled tubing sebagai media injeksi gas untuk sumur CT-1 membuat besarnya diameter pipa produksi untuk mengalirkan minyak berkurang bila dibandingkan dengan sumur GL-1 yang menggunakan reguler gas lift tanpa adanya pengurangan diameter pipa produksi. Titik kedalaman injeksi dengan tekanan injeksi gas sebesar 400 psi kedua sumur tidak jauh berbeda. Coiled tubing dapat digunakan sebagai media injeksi gas hanya dengan satu titik operasi gas injeksi tanpa unloading valve, sehingga pada penerapannya coiled tubing dimasukkan ke dalam sumur sampai kedalaman 860 feet sesuai kemampuan tekanan injeksi gas sebesar 400 psi dengan gradien killing fluid 441

sebesar 0.465 psi/ft, kemudian killing fluid tersebut dialirkan ke permukaan. Desain coiled tubing gas lift dengan gradien fluida reservoir sebesar 0.349 psi/ft, akibat killing fluid telah dikeluarkan sebelumnya, menunjukkan injeksi gas dapat dilakukan pada kedalaman 1100 feet. Sementara sumur GL-1 dengan metode injeksi reguler gas lift membutuhkan unloading valve pada kedalaman 860 feet dan operating valve pada kedalaman 1000 feet. Terdapat penurunan tekanan sebesar 50 psi untuk menjaga agar unloading valve tetap pada kondisi tertutup ketika penginjeksian gas dilakukan melalui operating valve. Penentuan besarnya laju injeksi gas dilakukan berdasarkan perhitungan keekonomian agar diperoleh injeksi gas yang efektif dan ekonomis. Terdapat peningkatan perolehan minyak yang terus- menerus dengan bertambahnya laju injeksi gas untuk sumur CT-1, namun besarnya minyak yang diperoleh tidak sebanding dengan besarnya gas yang diinjeksikan berdasarkan perhitungan keekonomian. Laju injeksi gas sebesar 0.4 MMscf/d dipilih sebagai laju injeksi gas yang paling ekonomis untuk dilakukan pada sumur CT-1 dengan keuntungan tertinggi, yaitu sebesar US$ 87271.92. Sementara pada sumur GL-1, perolehan minyak tertinggi yaitu pada laju injeksi gas sebesar 1.0 MMscf/d tidak membuktikan bahwa laju injeksi gas tersebut memperoleh keuntungan yang paling besar. Berdasarkan perhitungan keekonomian untuk sumur GL-1, pada laju injeksi gas yang lebih tinggi dibanding sumur CT-1 yaitu sebesar 0.6 MMscf/d diperoleh keuntungan tertinggi sebesar US$ 118766.52, sehingga laju injeksi tersebut dianggap paling ekonomis untuk dilakukan. Perhitungan keekonomian sebelumnya dilakukan hanya berdasarkan pengeluaran dari injeksi gas dan pemasukan dari perolehan minyak untuk menentukan besarnya laju injeksi gas masing-masing sumur. Perhitungan lifting cost berdasarkan biaya kapital dan biaya operasional dilakukan untuk menentukan metode injeksi gas yang paling ekonomis untuk dilakukan. Perbedaan perhitungan lifting cost coiled tubing gas lift dan reguler gas lift untuk biaya kapital terletak pada biaya pemasangan alat bawah permukaan, dimana coiled tubing gas lift tidak membutuhkan adanya biaya workover seperti pada reguler gas lift, hanya terdapat penambahan biaya coiled tubing per feet dan pemasangannya dan untuk biaya operasional reguler gas lift membutuhkan adanya biaya pencabutan gas lift valve dengan menggunakan wireline, untuk pengisian nitrogen pada unloading valve untuk menjaga agar unloading valve benar-benar dalam keadaan tertutup tanpa adanya kebocoran valve, sehingga injeksi hanya terjadi di satu titik pada operating valve, selain itu dibutuhkan biaya pencabutan tubing untuk perbaikan tubing apabila terjadi kebocoran tubing ataupun perubahan titik kedalaman valve dan juga biaya penggantian valve. Jangka waktu pengembalian investasi kedua metode sama berdasarkan perhitungan pay out time yaitu pada 1.5 hari. Hanya terdapat selisih US$ 0.02 /bbl untuk perhitungan lifting cost kedua metode. Coiled tubing gas lift dianggap lebih ekonomis untuk dilakukan dengan fluid lifitng cost sebesar US$ 0.21 /bbl dan oil lifting cost sebesar US$ 0.26 /bbl, walaupun minyak yang diperoleh lebih banyak dengan menggunakan gas lift konvensional, tetapi fluid lifting cost dan oil lifting cost gas lift konvensional berturutturut sebesar US$0.23 /bbl dan US$ 0.29 /bbl. Dengan komplesi sumur monobore, adanya penambahan produksi dari lapisan yang baru tidak membutuhkan pekerjaan workover, hanya dilakukan perforasi dan apabila diperlukan peningkatan produksi dengan menggunakan metode pengangkatan buatan, coiled tubing gas lift merupakan metode yang efektif dan ekonomis untuk dilakukan karena proses pemasangan yang sederhana dan tidak dibutuhkan perawatan khusus. Kesimpulan Analisa penerapan metode injeksi gas terhadap kedua sumur CT-1 dan sumur GL-1 di lapangan MSF telah dilakukan. Dengan menerapkan metode injeksi gas yang berbeda, metode coiled tubing gas lift digunakan pada sumur CT-1 dengan injeksi gas 442

melalui 1.5 coiled tubing, sedangkan pada sumur GL-1 injeksi dilakukan dengan metode reguler gas lift. Dari hasil analisa dan perencanaan desain gas lift dapat diambil beberapa kesimpulan berikut. 1. Kedalaman titik injeksi dengan tekanan injeksi sebesar 400 psi untuk kedua sumur tidak jauh berbeda, yaitu pada kedalaman 1100 feet menggunakan metode coiled tubing gas lift untuk sumur CT-1 dan pada kedalaman 1000 feet menggunakan metode reguler gas lift pada sumur GL-1. 2. Laju injeksi gas yang dibutuhkan lebih besar pada sumur GL-1 yaitu sebesar 0.6MMscf/d dengan perolehan minyak sebesar 2096.70 stb/d dibandingkan pada sumur CT-1 yaitu sebesar 0.4 MMscf/d dengan perolehan minyak sebesar 1534.38 stb/d. 3. Parameter keekonomian pay out time tidak dapat digunakan sebagai acuan keekonomian karena lamanya waktu pengembalian investasi kedua sumur sama, yaitu pada 1.5 hari, walaupun dengan perolehan minyak yang lebih besar pada metode reguler gas lift. 4. Berdasarkan perhitungan lifting cost, coiled tubing gas lift lebih ekonomis untuk dilakukan dengan selisih perbedaan US$ 0.02 /bbl, yaitu sebesar US$ 0.21/bbl untuk fluid lifting cost dan US$ 0.26/bbl untuk oil lifting cost, sementara untuk metode reguler gas lift besarnya fluid lifting cost dan oil lifting cost berturut-turut sebesar US$ 0.26 /bbl dan US$ 0.29 /bbl. Daftar Pustaka Ahmed, Naseem, Investigations on Dual Monobore Completions Restrictions, Vico Indonesia, Jakarta, 2009. Allen, T.O. and Robert, A.P., Production Operation Well Completion, Workover and Stimulation, Volume I & II, Second Edition, Oil and Gas Consultants International Inc., Tulsa, 1982. Amyx, J.W., Bass D.M.Jr., Whitting R.L., Petroleum Reservoir Engineering Physical Properties, Mc. Graw Hill Book Company, New York, USA- Toronto Canada-London, England, 1960. Brown, K. E., Technology of Artificial Lift Methods, Volume 4, PennWell Publishing Co., Tulsa, 1980. Djunaidi, H., Komplesi dan Kerja Ulang Sumur, Universitas Trisakti, Jakarta, 2013. Gas Lift Book 6 of The Vocational Training Series, Third Edition, Exploration & Production Department American Petroleum Institute, 1994. Gas Lift Design and Technology, Schlumberger, 2000. Gatlin, C., Petroleum Engineering Drilling and Well Completions in Gas Reservoirs, Prentice Hall, Inc., Engliwood Cliffs, New Jersey, 1960. Ghalambor, A., William C.Lyons and Guo Boyun, Petroleum Production Engineering, Elsevier Science & Techology Books, Louisiana, 2006. Ingvardsen, D., and Jim Kritzler, Monobore Completion System Provides Simple, Low-Cost Option for Shortlife Expectancy Wells, Baker Hughes, 2009. Panjaitan, Pahala. 2010. Permanent Coil Tubing Gas Lift (PCTGL) : A Solution 443

for Developing Oil In Monobore Completion. Jakarta. Vico Indonesia. Recommended Practice for Design of Continuous Flow Gas Lift Installations Using Injection Pressure Operated Valves, Second Edition, American Petroleum Institute, 1999. LAMPIRAN Gambar 1 Desain Gas Lift Sumur CT-1 Gambar 2 Desain Gas Lift Sumur GL-1 444

Tabel 2 Perbandingan Keekonomian Sumur CT-1 dan GL-1 No. Deskripsi Sumur CT-1 Sumur GL-1 1. Kedalaman Sumur, feet 1642 1720 2. Productivity Index, stb/day-psi 17.21 15.58 3. Qmax, stb/day 5769.42 5810.12 4. Tekanan Reservoir, psi 603.407 668.51 5. Water Cut, % 20 20 5. Tekanan Injeksi, psi 400 400 6. Kedalaman Titik Injeksi, feet 1100 1000 7. Jumlah Valve - 2 8. Laju Injeksi Gas, MMscf/d 0.40 0.60 9. Laju Alir Fluida, BFPD 1917.97 2620.88 10. Laju Alir Minyak, BOPD 1534.38 2096.70 11. Biaya Kapital, US$ 139485 189325 12. Biaya Operasional, US$ / tahun 98304.25 161027.9 13. Fluid Lifting Cost, US$ / bbl 0.21 0.26 14. Oil Lifting Cost, US$ / bbl 0.26 0.29 15. Pay Out Time, hari 1.5 1.5 445