Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah memin

dokumen-dokumen yang mirip
BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

1.1. Jaringan Syaraf Tiruan

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

Presentasi Tugas Akhir

BAB II LANDASAN TEORI

IDENTIFIKASI POLA IRIS MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

Proses Pembelajaran dengan BackPropagation pada kasus penyakit asma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. forecasting produksi gula berdasarkan hasil laporan tahunan PTPN IX

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

BAB II LANDASAN TEORI

JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

z_in ( ) dan mengaplikasikan fungsi aktivasi untuk menghitung sinyal output ( ) Propagasi balik:

Architecture Net, Simple Neural Net

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

APLIKASI ESTIMASI REGISTRASI MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BERDASARKAN PERBANDINGAN RATIO DOSEN DAN MAHASISWA

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

Pengenalan Karakter Tulisan Tangan Latin pada Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation dengan Input Citra Kamera Digital

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus : CV.

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang)

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. untuk pengguna interface, membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak.

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu

ANALISIS PERBANDINGAN ONLINE DAN OFFLINE TRAINING PADA JARINGAN BACKPROPAGATION PADA KASUS PENGENALAN HURUF ABJAD

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

Peramalan Data IHSG Menggunakan Metode Backpropagation

ANALISA NILAI UJIAN MASUK STT WASTUKANCANA BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Korelasi Peningkatan Jumlah Penelitian Dengan Tingkat Beban Kerja Dosen Menggunakan Metode Backpropagation

PERAMALAN JUMLAH KENDARAAN DI DKI JAKARTA DENGAN JARINGAN BACKPROPAGATION

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH

BAB II LANDASAN TEORI

PERANGKAT LUNAK PENGKONVERSI TEKS TULISAN TANGAN MENJADI TEKS DIGITAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Citra Digital

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL IDENTIFIKASI PETA SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN KONSEP JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) A-31

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

Studi Modifikasi standard Backpropagasi

ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PASIEN RAWAT INAP DENGAN METODE BACK PROPAGATION (Studi Kasus : RSU.

PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK INVENTARISASI LUAS SUMBER DAYA ALAM STUDI KASUS PULAU PARI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FUNGSI AKTIVASI SIGMOID BINER DAN SIGMOID BIPOLAR DALAM ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA PREDIKSI KEMAMPUAN SISWA

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.2 (2016), hal ISSN : x

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK JARINGAN SARAF BUATAN UNTUK MERAMALKAN NILAI KESEHATAN SENTRAL TELEPON DI SUATU SENTRAL TELEPON

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF

otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran ini diimplimentasikan dengan menggunakan program komputer yang mampu

Prediksi Jumlah Permintaan Koran Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal

KOMPARASI HASIL KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

Prediksi Jumlah Penjualan Air Mineral Pada Perusahaan XYZ Dengan Jaringan Saraf Tiruan

Peramalan Penjualan Mobil Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Certainty Factor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA KOHONEN PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PENGENALAN POLA PENYAKIT PARU

Program Pilihan Ganda Sederhana dengan Java

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Bab ini menguraikan proses implementasiuntuk tahap pelatihanneural networks,

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

Implementasi Metode Backpropagation Untuk Klasifikasi Kenaikan Harga Minyak Kelapa Sawit

Transkripsi:

BACK PROPAGATION

Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah meminimalkan error pada output yang dihasilkan oleh jaringan. Dalam metode Backpropagation, biasanya digunakan jaringan multilayer. Sebagai contoh pada gambar berikut diberikan jaringan dengan sebuah hidden layer.

Arsitektur Jaringan

Arsitektur Jaringan Pada gambar, unit input dilambangkan dengan X, hidden unit dilambangkan dengan Z, dan unit output dilambangkan dengan Y. Bobot antara X dan Z dilambangkan dengan v sedangkan bobot antara Z dan Y dilambangkan dengan w.

Algoritma Metode Backpropagation Pada intinya, pelatihan dengan metode backpropagation terdiri dari tiga langkah, yaitu: Data dimasukkan ke input jaringan (feedforward) Perhitungan dan propagasi balik dari error yang bersangkutan Pembaharuan (adjustment) bobot dan bias.

Algoritma Metode Backpropagation Saat umpan maju (feedforward), setiap unit input (Xi) akan menerima sinyal input dan akan menyebarkan sinyal tersebut pada tiap hidden unit (Zj). Setiap hidden unit kemudian akan menghitung aktivasinya dan mengirim sinyal (zj) ke tiap unit output. Kemudian setiap unit output (Yk) juga akan menghitung aktivasinya (yk) untuk menghasilkan respons terhadap input yang diberikan jaringan.

Algoritma Metode Backpropagation Saat proses pelatihan (training), setiap unit output membandingkan aktivasinya (yk) dengan nilai target (tk) untuk menentukan besarnya error. Berdasarkan error ini, dihitung faktor k, di mana faktor ini digunakan untuk mendistribusikan error dari output kembali ke layer sebelumnya. Dengan cara yang sama, faktor j juga dihitung pada hidden unit Zj, di mana faktor ini digunakan untuk memperbaharui bobot antara hidden layer dan input layer. Setelah semua faktor ditentukan, bobot untuk semua layer diperbaharui.

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Step 0 : Inisialisasi bobot dan bias Baik bobot maupun bias dapat diset dengan sembarang angka (acak) dan biasanya angka di sekitar 0 dan 1 atau -1 (bias positif atau negatif) Step 1 :Jika stopping condition masih belum terpenuhi, jalankan step 2-9. Step 2 :Untuk setiap data training, lakukan step 3-8.

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Umpan maju (feedforward) Step 3 : Setiap unit input (Xi,i=1,,n) menerima sinyal input xi dan menyebarkan sinyal tersebut pada seluruh unit pada hidden layer. Perlu diketahui bahwa input xi yang dipakai di sini adalah input training data yang sudah diskalakan. Step 4 : Setiap hidden unit (Zj,j=1,,p) akan menjumlahkan sinyalsinyal-sinyal input yang sudah berbobot, termasuk biasnya

Algoritma Metode Backpropagation secara detail dan memakai fungsi aktivasi yang telah ditentukan untuk menghitung sinyal output dari hidden unit yang bersangkutan, lalu mengirim sinyal output ini ke seluruh unit pada unit output

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Step 5 : Setiap unit output (Yk,k=,k=1 1,,m) akan menjumlahkan sinyal--sinyal input yang sudah sinyal berbobot, termasuk biasnya,

Algoritma Metode Backpropagation secara detail dan memakai fungsi aktivasi yang telah ditentukan untuk menghitung sinyal output dari unit output yang bersangkutan:

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Propagasi error (backpropagation of error) Step 6 : Setiap unit output (Yk,k=,k=1 1,,m) menerima suatu target pattern (desired output) yang sesuai dengan input training pattern untuk menghitung kesalahan (error) antara target dengan output yang dihasilkan jaringan:

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Faktor k ini digunakan untuk menghitung koreksi error ( ( w wjk) yang nantinya akan dipakai untuk memperbaharui wjk, di mana: w wjk= kzj Selain itu juga dihitung koreksi bias w w0k yang nantinya akan dipakai untuk memperbaharui w0k, di mana: w w0k= k Faktor k ini kemudian dikirimkan ke layer yang berada pada step 7.

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Step 7 : Setiap hidden unit (Zj,j=,j=1 1,,p) menjumlah input delta (yang dikirim dari layer step 6) yang sudah berbobot.

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Kemudian hasilnya dikalikan dengan turunan dari fungsi aktivasi yang digunakan jaringan untuk menghasilkan faktor koreksi error j, di mana: j= _inj f (z_inj)

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Faktor j ini digunakan untuk menghitung koreksi error ( ( vij) yang nantinya akan dipakai untuk memperbaharui vij, di mana: vij= jxi Selain itu juga dihitung koreksi bias v0j yang nantinya akan dipakai untuk memperbaharui v0j, di mana: v0j= j

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Pembaharuan bobot dan bias: Step 8 : Setiap unit output (Yk,k=,k=1 1,,m) akan memperbaharui bias dan bobotnya dari setiap hidden unit. wjk(baru)=wjk(lama) + wjk Demikian pula untuk setiap hidden unit akan memperbaharui bias dan bobotnya dari setiap unit input. vij(baru)=vij(lama) + vij

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Step 9 : Memeriksa stopping condition Jika stop condition telah terpenuhi, maka pelatihan jaringan dapat dihentikan.

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Untuk menentukan stopping condition terdapat dua cara yang biasa dipakai, yaitu: Membatasi iterasi yang ingin dilakukan. Misalnya jaringan akan dilatih sampai iterasi yang keke500.. 500 Yang dimaksud dengan satu iterasi adalah perulangan step 3 sampai step 8 untuk semua training data yang ada. Membatasi error. Misalnya menentukan besar Mean Square Error antara output yang dikehendaki dan output yang dihasilkan oleh jaringan.

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Jika terdapat sebanyak m training data, maka untuk menghitung Mean Square Error digunakan persamaan berikut: MSE=0 MSE=0,5x{(tk1-yk1)2+ (tk2-yk2)2+ + (tkmykm)2}

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Setelah pelatihan selesai, jika kemudian jaringan diberi input, jaringan akan menghasilkan output seperti yang diharapkan. Cara mendapatkan output adalah dengan mengimplementasikan metode backpropagation, tetapi hanya pada bagian umpan majunya saja, yaitu dengan langkahlangkah langkah sebagai berikut:

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Step 0: Inisialisasi bobot sesuai dengan bobot yang telah dihasilkan pada proses pelatihan di atas. Step 1: Untuk setiap input, lakukan step 24. Step 2: Untuk setiap input i=1 i=1,,n skalakan bilangan dalam range fungsi aktivasi seperti yang dilakukan pada proses pelatihan di atas.

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Step 3: untuk j=1 j=1,,p:

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Step 4 : Untuk k=1 k=1,,m:

Algoritma Metode Backpropagation secara detail Variabel yk adalah output yang masih dalam skala menurut range fungsi aktivasi. Untuk mendapatkan nilai output yang sesungguhnya, yk harus dikembalikan seperti semula.

Contoh aplikasi Berikut ini adalah contoh cara pelatihan jaringan syaraf tiruan sederhana menggunakan metode Backpropagation. Misalkan, jaringan terdiri dari 2 unit input, 1 hidden unit (dengan 1 hidden layer), dan 1 unit output. Jaringan akan dilatih untuk memecahkan fungsi XOR. Fungsi aktivasi yang digunakan adalah sigmoid biner dan learning rate ( ( ) = 0,01 01..

Arsitektur jaringan yang akan dilatih adalah sebagai berikut:

Training data yang digunakan terdiri dari 4 pasang inputinput-output, yaitu:

Sebelum pelatihan, harus ditentukan terlebih dahulu stopping conditionnya. Misalnya dihentikan jika error telah mencapai 0,41 41..

Langkah--langkah pelatihan Langkah Step 0: Misalnya inisialisasi bobot dan bias adalah: v01=1,718946 v11=-1,263178 v21=-1,083092 w01=-0,541180 w11=0,543960

Step 1: Dengan bobot di atas, tentukan error untuk training data secara keseluruhan dengan Mean Square Error: z_in11=1,718946 718946+{( +{(00 x -1,263178 263178)+( )+(00x-1,083092 083092)}= )}=11,718946 z11=f(z_in11)= )=00,847993 z_in12=1,718946 718946+{( +{(00x-1,263178 263178)+( )+(11x-1,083092 083092)}= )}=00,635854 z12=f(z_in12)= )=00,653816 z_in13=1,718946 718946+{( +{(11x-1,263178 263178)+( )+(00x-1,083092 083092)}= )}=00,455768 z13=f(z_in13)= )=00,612009 z_in14=1,718946 718946+{( +{(11x-1,263178 263178)+( )+(11x-1,083092 083092)= )=--0,627324 z14=f(z_in14)= )=00,348118 di mana indeks zjn berarti hidden unit keke-j dan training data keken.

y_in11=-0,541180 541180+( +(00,847993 847993xx0,543960 543960)= )=00,079906 y11=f(y_in11)= )=00,480034 y_in12=-0,541180 541180+( +(00,653816 653816xx0,543960 543960)= )=--0,185530 y12=f(y_in12)= )=00,453750 y_in13=-0,541180 541180+( +(00,612009 612009xx0,543960 543960)= )=00,208271 y13=f(y_in13)= )=00,448119 y_in14=-0,541180 541180+( +(00,348118 348118xx0,543960 543960)= )=--0,351818 y14=f(y_in14)= )=00,412941 Maka E=0 E=0,5x{( x{(00-0,480034 480034))2 + (1 (1-0,453750 453750))2) + (1 (10,448119 448119))2 + (0 (0-0,412941 412941))2}= }=00,501957

Step2. Karena error masih lebih besar dari 0,41 maka Step2 step 3-8 dijalankan. Step 3. x1 x1=0; x2 x2=0 (iterasi pertama, training data pertama) Step 4. Step 5. z_in1=1,718946 718946+{( +{(00x-1,263126 263126)+( )+(00x-1,083049 083049)}= )}=11,718946 718946.. z1=f(z_in1)= )=00,847993 y_in11=-0,541180 541180+( +(00,847993 847993xx0,543960 543960)= )=00,079906 y11=f(y_in11)= )=00,480034 Step 6. 1=( =(00-0,480034 480034)f )f (0 (0,079906 079906)= )=--0,119817 w11=0,01 01xx-0,119817 119817xx0,847993 847993= =-0,001016 w01=0,01 01xx-0,119817 119817= =-0,00119817

Step 7. _in1=-0,00119817 00119817xx0,543960 543960= =-0,00065176 1=-0,00065176 00065176xf ( xf (11,718946 718946)= )=--0,00008401 v11=0,01 01xx-0,00008401 00008401xx0=0 v21=0,01 01xx-0,00008401 00008401xx0=0 v01=0,01 01xx-0,00008401 00008401= =-0,0000008401 Step 8. w01(baru)= (baru)=--0,541180 541180+( +(--0,00119817 00119817)= )=--0,542378 w11(baru)= (baru)=00,543960 543960+( +(--0,001016 001016)= )=00,542944 v01(baru)= (baru)=11,718946 718946+( +(--0,0000008401 0000008401)= )=11,718862 v11(baru)= (baru)=--1,263178 263178+ +0=-1,263178 v21(baru)= (baru)=--1,083092 083092+ +0=-1,083092 Saat ini v11 dan v12 masih belum berubah karena kedua inputnya =0. Nilai v01 dan v02 baru berubah pada iterasi pertama untuk training data yang kedua

Setelah step 3-8 untuk training data pertama dijalankan, selanjutnya kembali lagi ke step 3 untuk training data yang kedua (x1=0 dan x2=1). Langkah yang sama dilakukan sampai pada training data yang keempat. Bobot yang dihasilkan pada iterasi pertama, training data keke-2,3, dan 4 adalah:

Training data keke-2: Training data keke-3: w01=-0,541023 w11=0,543830 v01=1,718862 v11=-1,263178 v21=-1,083092 w01=-0,539659 w11=0,544665 v01=1,719205 v11=-1,263002 v21=-1,082925 Training data keke-4: w01=-0,540661 w11=0,544316 v01=1,719081 v11=-1,263126 v21=-1,083049

Setelah sampai pada training data keke-4, maka iterasi pertama selesai. Berikutnya, pelatihan sampai pada step9 step9, yaitu memeriksa stopping condition dan kembali pada step 2. Demikian seterusnya sampai stopping condition yang ditentukan terpenuhi. Setelah pelatihan selesai, bobot yang didapatkan adalah: v01=12 12,,719601 v11=-6,779127 v21=-6,779127 w01=-5,018457 w11=5,719889

Jika ada input baru, misalnya x1=0,2 dan x2=0,9 maka outputnya dapat dicari dengan langkah umpan maju sebagai berikut: Step 0. Bobot yang dipakai adalah bobot hasil pelatihan di atas. Step 1. Perhitungan dilakukan pada step 2-4 Step 2. Dalam contoh ini, bilangan telah berada dalam interval 0 sampai dengan 1, jadi tidak perlu diskalakan lagi. Step 3. Step 4. z_in1=12 12,,719601 719601+{( +{(00,2x-6,779127 779127)+( )+(00,9x-6,779127 779127)}= )}=55,262561 z1=f( =f(55,262561 262561)= )=00,994845 y_in1=-5,018457 018457+( +(00,994845 994845xx5,719889 719889)= )=00,671944 y1=f( =f(00,671944 671944)= )=00,661938 Jadi jika input x1=0,2 dan x2=0,9; output yang dihasilkan jaringan adalah 0,661938