BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanah Abang adalah salah satu wilayah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang cukup terkenal dengan pusat perbelanjaan tekstil dan fashion. Tidak dipungkiri, pusat grosir Tanah Abang merupakan pusat perdagangan tekstil terbesar di Asia Tenggara. Biarpun begitu, pasar yang sudah berdiri sejak tahun 1735 ini tetap menjadi pilihan bagi para pelancong dari Asia bahkan mancanegara. Berdasarkan total luas wilayah kumuh di Jakarta seluas 8.000 ha, sekitar 35% di antaranya adalah pemukiman liar atau hunian yang berdiri di lahan milik negara. Artinya, sekitar 2.940 ha pemukiman kumuh di Jakarta merupakan pemukiman liar (Suara Pembaruan, 2010). Sangat kontras dengan kondisi yang umumnya diketahui orang mengenai image pusat grosir, sebagian pemukimanpemukiman kumuh yang liar ini memenuhi kecamatan Tanah Abang khususnya di kelurahan Kampung Bali, kawasan Jati Baru, Jakarta Pusat. Berkurangnya permukaan tanah di kawasan Jati Baru diakibatkan oleh padatnya pemukiman-pemukiman kumuh yang tidak menganut kepada pedoman penataan tata kota. Hal ini sudah barang pasti membuat area resapan air hujan pun ikut berkurang karena semuanya sudah tertutup oleh bangunan dan perkerasan. Belum lagi masalah drainase yang juga tidak dirancang dengan semestinya hanya memperburuk situasi saja. Karena situasi tersebut, air hujan yang turun di wilayah beriklim tropis serta memiliki curah hujan tinggi seperti di Indonesia ini menjadi tidak dapat dikelola dan pada akhirnya mengakibatkan musibah banjir. Salah satu banjir besar yang pernah dialami oleh perkampungan kumuh Jatibaru adalah banjir pada tahun 2007. Hujan yang terus menerus turun di Jakarta khususnya di kawasan Tanah Abang Jakarta Pusat membuat kawasan pemukiman kumuh di Jatibaru tergenang banjir setinggi dada orang dewasa atau sekitar 1,5 meter. Bahkan musibah banjir tersebut sampai memakan korban jiwa karena ikut menyebarnya penyakit diare karena keberadaan air bersih semakin menipis. Gambar I.1.1: Stasiun Tanah Abang Tergenang Banjir
Sumber: Liputan6.com Dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan suatu tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaiki ketimpangan yang sudah terjadi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan air hujan itu sendiri. Curah hujan tinggi yang dimiliki Indonesia memberikan kesempatan kita sebagai penghuni kota Jakarta untuk sedikit kreatif memanen air hujan dan menggunakannya untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat. Selain mengurangi kemungkinan banjir, air hujan yang berlebih dapat dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga dan juga berguna untuk pengairan taman agar lebih intensif yang bahkan pada nantinya secara tidak langsung akan sangat bermanfaat dalam memperbaiki masalah urban heat island effect. Mengacu kepada latar belakang tersebut, proyek ini diharapkan mampu menjadi oase dan solusi alternatif dari masalah pada kawasan tersebut baik itu masalah mobilitas para pendatang, taraf hidup manusianya ataupun kondisi lingkungan di Jakarta khususnya di kawasan Tanah Abang. I.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari perencanaan dan perancangan proyek hotel kapsul di Tanah Abang ini antara lain adalah: Memfasilitasi pendatang dari luar kawasan Tanah Abang baik itu pendatang dari dalam negeri maupun pendatang dari luar negeri yang hendak menjalankan bisnis perdagangannya atau hanya sekedar berbelanja dengan tempat peristirahatan yang compact, efisien, ramah lingkungan serta tetap memenuhi kebutuhan fungsional. Penggunaan sumber daya terbarukan seperti air hujan sebagai elemen utama dalam pemenuhan kebutuhan akan air bersih pada hotel kapsul ini juga
diharapkan mampu menjadi solusi alami dan sustainable sebagai respon terhadap isu lingkungan dan penghematan energi. I.3. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan dalam penelitian ini antara lain adalah: Kualitas air Kualitas air yang akan digunakan untuk keperluan menyiram tanaman tidak menjadi masalah yang cukup berarti. Namun untuk keperluan mandi kualitas air harus sesuai dengan ketentuan dasar yang ada sehingga air yang digunakan akan memberikan manfaat yang baik dan tidak merugikan penggunanya nanti. Prinsip-prinsip dasar rainwater harvesting Sistem rainwater harvesting sebagai komponen utama dalam perancangan proyek ini tentu saja harus ditelaah lebih lanjut sesuai prosedur mendasar agar pada pengaplikasiannya dapat berjalan sebagaimana mestinya. Mengacu kepada prinsip-prinsip dasar yang sudah didapat, penerapan dan perancangan sistem rainwater harvesting ini dapat berkembang sesuai karakteristik proyek dan aspek arsitektural yang berkaitan. Kebutuhan air Berdasarkan kapasitas minimum unit hotel kapsul yang disarankan yaitu sebanyak 150 unit, kebutuhan air untuk mandi dan toilet serta keperluan lain seperti menyiram tanaman di area tapak harus disesuaikan berdasarkan ratarata penggunaan umum agar jumlah air yang terbuang dan jumlah air yang diperlukan dapat diketahui. Penggunaan dan maintenance Tidak hanya pengaplikasian, setelah sistem rainwater harvesting berjalan tentu saja dibutuhkan maintenance dan perawatan pada sistem tersebut secara teratur untuk tetap membuat sistem rainwater harvesting dapat berjalan dengan baik seiring berjalannya waktu. Penting untuk diketahui dibutuhkan setidaknya metode tetap dan teratur dalam perawatan. I.4. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan merupakan sebuah karya tulis yang mengawali proses perencanaan dan digunakan sebagai acuan dalam Perancangan Hotel Kapsul
Menggunakan Sistem Rainwater Harvesting Di Tanah Abang Jakarta. Karya tulis ini tersusun dari beberapa bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi uraian tentang latar belakang perlunya melakukan Perancangan Hotel Kapusl Menggunakan Sistem Rainwater Harvesting Di Tanah Abang Jakarta, maksud dan tujuan dari perancangan, lingkup pembahasan perancangan menggunakan sistem rainwater harvesting, sistematika pembahasan karya tulis, dan kerangka berpikir perancangan. BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI Tinjauan teoritis umum terhadap proyek hotel kapsul dan tinjauan khusus mengenai topik/tema arsitektur sustainable design sebagai pendekatan perancangan arsitektur, disertai beberapa studi literatur dan studi kasus terhadap proyek sejenis sebagai pembanding yang relevan. BAB III PERMASALAHAN Identifikasi dan rumusan permasalahan-permasalahan arsitektural yang timbul berkenaan dengan aspek manusia, aspek bangunan, dan aspek lingkungan yang digali dan dikaji dari hasil tinjauan referensi dan landasan teori. BAB IV ANALISIS Analisa permasalahan dalam beberapa aspek yang dirumuskan melalui pendekatan perancangan dan topik arsitektur sustainable design. Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh, akan dihasilkan output berupa konsep serta poin-poin solusi penting yang akan dijadikan landasan dan pedoman dalam merencanakan dan merancang proyek hotel kapsul baik dari aspek bangunan, landscape, serta lingkungannya. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perencanaan dan perancangan merupakan output berupa solusi terhadap permasalahan yang telah diidentifikasi dan dirumuskan pada bab permasalahan serta merupakan hasil dari analisa pada bab sebelumnya. Konsep perencanaan dan perancangan inilah yang menjadi landasan dalam merencanakan dan merancang karya arsitektur untuk menghasilkan karya yang baik, benar, indah, kuat, serta fungsional. Konsep perancangan dilengkapi dengan skematik desain sebagai alur pemikiran dalam perancangan.
I.5. Kerangka Berpikir Latar Belakang Kebutuhan akan fasilitas transit. Kurangnya air bersih. Minimnya area resapan dan area hijau. Pendekatan Sustainable Design Rainwater Harvesting Hotel Kapsul di Tanah Abang Tinjauan Umum Studi Lapangan Studi Literatur Pokok Permasalahan Analisa Menganalisa permasalahan untuk mencari solusi yang akan diterapkan dalam proses perancangan Maksud dan Tujuan Memfasilitasi pendatang dari luar kawasan Tanah Abang dengan tempat peristirahatan yang murah dan ramah lingkungan. Konsep Skematik Desain Perancangan