peranserta masyarakat dalam rangka menghadapi implementasi MBS perencanaan merupakan produk kebijakan pengembangan manajerial

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

bagian ini akan disajikan secara ringkas mengenai; (a) Kesimpulan hasil penelitian, (b) Rekomendasi hasil penelitian. Pokok-pokok kesimpulan

Makna yang tersurat dalam rumusan tujuan tersebut

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

1. Perubahan Manajemen Sekolah ]7. 3. Peningkatan Mutu Pendidikan 19. Masyarakat dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah 20

pengelolaan sekolah dasar yang bermutu, merupakan profit

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

INDIKATOR KINERJA BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

melaksanakan tugas. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa wujud

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Selfi Yugastiyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB V PENUTUP. pada landasan teori yang berkaitan dengan implementasi kurikulum terpadu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

Manajemen Mutu Pendidikan

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR. Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi tersebut

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Kepmendiknas tersebut telah. operasional Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah..

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

VISI, MISI, TUJUAN, RENCANA STRATEGI DAN KEBIJAKAN BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

tujuan pelatihan dalam proses pengkajian kebutuhan pelati)(an^>

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan terhadap masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, menyebabkan perubahan pada dunia bisnis atau organisasi. Peran ini

pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

yang ada sangat tergantung pada kualitas dan kreativitas pengajar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Dalam bab terakhir ini, penulis menguraikan kesimpulan dan saran selaras

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber daya manusia yang memiliki peran sentral dalam. menentukan output pendidikan. Peran sentral tersebut terkait dengan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi, analisis dan pembahasan hasil penelitian, pada

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

Kepala Sekolah Terhadap Kualitas Kinerja Guru Sekolah Dasar (Studi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia pendidikan menuntut setiap lembaga pendidikan

yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, propinsi, kabupaten dan kota.

pendidikan dan latihan bagi peserta didik yang dipersiapkan untuk memasuki

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. akan terwujud dengan baik apabila didukung secara optimal oleh pola. upaya peningkatan pola manajerial sekolah.

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

BAB VI. KESIMPULAN, IMPLIKASl, DAN REKOMENDASI. Berdasarkan pennasalahan yang diteliti, yaitu bagaimana pengelolaan work

BAB I PENDAHULUAN. Para kepala sekolah, guru, warga sekolah, stakeholder sekolah atau yang

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

baik dari segi proses maupun hasilnya. Apalagi, dewasa ini Indonesia berada

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH. ( Studi Situs SD Negeri Bekonang 02 Kecamatan Mojolaban Sukoharjo) TESIS

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta harus tetap fokus pada tercapainya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Untuk mengantisipasi era globalisasi dengan ciri utama persaingan yang

Transkripsi:

BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Perencanaan Pihak Sekolah untuk Memberdayakan Peranserta Masyarakat dalam Rangka Menghadapi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Fungsi perencanaan pihak sekolah (SD) untuk memberdayakan peranserta masyarakat dalam rangka menghadapi implementasi MBS dilaksanakan secara manual dan verbal. Manual menunjukkan bahwa perencanaan merupakan produk kebijakan pengembangan manajerial administrator sekolah yang bersifat penjabaran rencana makro yang mengarahkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan mengacu pada isu sentral pendidikan yaitu pemerataan dan perluasan kesempatan belajar. peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi. Perencanan verbal merupakan perencanaan setiap kepala sekolah yang berwujud visi untuk mencapai tujuan sekolah jangka pendek, menengah dan panjang. Perencanaan di sekolah cenderung untuk tidak dituangkan dalam bentuk dokumen. mengingat rencana yang diatur pada pokoknya adalah rencana tindakan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa perencanaan pihak sekolah untuk memberdayakan peranserta masyarakat dalam rangka menghadapi implementasi MBS ditinjau dari bentuk rencana yang dibuat, dasar pertimbangan, proses penyusunan dan pihak yang 151

152 dilibatkan sangat bervariatif, artinya ada yang berorientasi pada waktu dan aktivitas. Pada waktu menunjukkan bawah perencanaan dibuat dalam bentuk program untuk setiap tiga tahun ke depan, sedangkan aktivitas berorientasi pada aktivitas pemberian pemahaman kepada orang tua siswa dan proses pembentukan Dewan Sekolah. Untuk dasar pertimbangan pembuatan rencana ada yang berdasarkan pada analisis SWOT, optimalisasi sumber daya pendidikan, inventaris kebutuhan, tuntutan perkembangan dan misi yang harus dicapai. Proses penyusunan rencana yang dilakukan sangat sederhana hanya meliputi : pertimbangan kondisi masyarakat. kebutuhan mendesak. kemampuan Dewan Sekolah. penyajian dalam bentuk program, inventarisir- perangkat Dewan Sekolah, sosialisasi kepada masyarakat dan mengadakan rapat. Sedangkan sebenarnya proses penyusunan rencana harus sesuai dengan yang telah dkonsepkan, sehingga pemberdayaan peran serta masyarakat dirasakan akan lebih berhasil. Untuk pihak yang dilibatkan pada dasarnya memfokuskan kepada pihak internal dan ekstemal sekolah. 2. Pelaksanaan Pihak Sekolah untuk Memperdayakan Peranserta Masyarakat dalam Rangka Menghadapi Implementasi Manajemen Berbasisi Sekolah Pelaksanaan pihak sekolah untuk memberdayakan peranserta masyarakat dalam menghadapi implementasi MBS memuat pokok-pokok yang meliputi : strategi pelaksanaan, indikator keberhasilan, faktor yang paling menentukan dan proses koordinasi yang dilakukan. Pada dasarnya

153 pelaksanaan pembedayaan peranserta masyarakat lebih dititkberatkan pada peranan Dewan Sekolah, mengingat keberadaan dewan ini - memberikan keuntungan dan manfaat yang mampu menghubungkan pihak sekolah dengan lingkungannya. Sedangkan indikator lebih mengarah kepada visi dan misi sekolah yang telah ditetapkan. Visi melahirkan kemampuan tersendiri, menganalisis kondisi yang dihadapi saat ini secara objektif dan berbagai aspek dalam SWOT dari kondisi ekstemal. Analisa yang tepat akan menghasilkan gambaran kondisi nyata yang dihadapi sekolah. dan memberikan arah pengambilan keputusan untuk mengambil langkah-langkah operasional pemberdayaan dengan tepat melalui pencapaian sararan pada setiap komponen pendidikan. Untuk faktor yang menentukan pada dasarnya setiap SD mengacu pada aspek manajerial. keterlibatan pihak ekstemal dan sumber daya manusia. Koordinasi yang dilakukan dalam pelaksanaan lebih menitikberatkan pada proses rapat melalui Dewan Sekolah dengan unsur terkait, sehingga diperoleh kesamaan persepsi antara kebutuhan dan kepentingan pihak sekolah dengan ketersediaan masyarakat atau pihak terkait. 3. Proses Evaluasi yang Dilakukan Pihak Sekolah untuk Memberdayakan Peranserta Masyarakat dalam Rangka Menghadapi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Proses evaluasi yang dilakukan pihak sekolah untuk memberdayakan peranserta masyarakat dalam menghadapi implementasi

154 MBS berhubungan dengan aspek-aspek orientasi, bentuk, standar, alat dan pihak yang dilibatkan yang sangat beragam. Beragamnya orientasi atau tujuan evaluasi menunjukkan bahwa setiap sekolah memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan ekstemal sekolah. Orientasi pada guru, masyarakat dan stakeholders menunjukkan bahwa perlunya dilakukan evaluasi terhadap komponenkomponen tersebut dalam mencapai tujuan pendidikan dalam arti guru perlu ditingkatkan. masyarakat perlu lebih diberdayakan dan peranan stakeholder harus lebih dikatifkan. Orientasi pada belajar siswa menunjukkan bahwa prestasi belajar yang harus lebih utama mendapat perhatian. sehingga perlu lebih ditingkatkan. Sedangkan evaluasi terhadap kebutuhan menunjukkan perlu adanya penambahan dan peningkatan kebutuhan sekolah. Bentuk yang digunakan dalam evalusi sekaligus alatnya adalah melalui rapat, mengingat rapat inilah merupakan sarana efektif untuk meninjau keberhasilan dan kemajuan yang telah dicapai oleh masing-masing komponen pendidikan. Selanjutnya strandar keberhasilan jelas disesuaikan dengan orientasi yang ingin dicapai. Demikian pula pihak yang dilibatkan dalam pelaksanaan evaluasi jelas perlu semua komponen ikutserta sehingga dapat dketahi berbagai permasalahan sekaligus pemecahannya pada saat itu juga

155 4. Permasalahan-permasalahan yang Dihadapi Pihak Sekolah untuk Memberdayakan Peranserta Masyarakat dalam Rangka Menghadapi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Permasalahan yang dihadapi setiap sekolah jelas bervariatif, namun tidak menghilangkan terdapat pula aspek-aspek kesamaannya. Secara komprehensif bentuk permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan faktor internal dan ekstemal. Internal berhubungan dengan peserta didik, guru, kepala sekolah sekolah dan fasilitas pendidikan. sedangkan ekternal biasanya datang dari lingkungan sekolah, baik masyarakat sekitar maupun orang tua siswa. Permasalahan utama berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kebutuhan sarana pendidikan. mengingat pada saat sekarang konsepsi keikutsertaan masyarakat dalam pendidikan lebih berorientasi pada penggaiian sumber daya masyakat secara material atau finansial. padahal selain aspek tersebut ada lagi aspek lainnya misalnya : sebagai pemrakarsa. mediator, motivator, atau sebagai mitra usaha dalam mengelola produksi dari hasi! usaha keterampilan tertentu yang telah dipelajari. 5. Upaya-Upaya yang Dilakukan Pihak Sekolah Menghadapi Berbagai Permasalahan untuk Memberdayakan Peranserta Masyarakat dalam Rangka Menghadapi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Setiap upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan disesuaikan dengan jenis masalah itu sendiri yang terjadi. Namun yang lebih penting dalam mengatasi permasalahan berhubungan dengan tingat efektivitas dan efisiensi keberhasilan yang dicapai. Jka pihak sekolah

156 mampu mengatasi masalah secara optimal menunjukkan efektivitas dan efisiensi tinggi kinerja sekolah tersebut, namun sebaliknya jika masalah tersebut berulang kali terjadi jelas tidak efektif dan menimbulkan pemborosan dalam penggunaan sumber daya pendidikan. Oleh karena itulah fokus atau titik berat keberhasilan dalam memecahkan permasalahan. terletak pada kedinamisan organisasi dalam mengatasi masalah. artinya masalah lama dapat diatasi dan masalah baru muncul untuk kemudian dicarikan solusinya. Suatu organisasi, termasuk sekolah yang tidak mengalami masalah kurang menunjukkan organisasi tersebut dinamis. mengingat dengan adanya masalah justru dapat menimbulkan dampak yang positif bagi peningkatan dan pengembangan kinerja organisasi. Ilakekat dari suatu masalah sebenarnya merupakan tantangan untuk maju dan harus dijadikan dorongan memperbaiki kinerja organisasi. Demikian pula masalah dalam pemberdayaan peranserta masyarakat dalam menghadapi MBS harus dijadikan sebagai masukan vang sangat berguna bagi peningkatan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Upaya mengatasi masalah di setiap SD belum bisa dikatagorikan efektif atau tidak. mengingat sampai sekarang belum terukur keberhasilannya. Namun demikian jika masalah ada dan diatasi sesuai dengan jalannya tentunya dapat menghasilkan sesuatu yang positif. Oleh karena itu secara kescluruhan bahwa masalah timbul biasanya selalu dicarikan solusi yang paling tepat dan efektif dari berbagai solusi yang

157 kepentingan dan kebutuhan orgnisasi atau sekolah yang bersangkutan. Keadaan demikian menunut peran dan tanggung jawab dari kepala sekolah sebagai penentu keputusan dan kebijakan tertinggi di sekolahnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam tugas pokok, fungsi, kewajiban dan kedudukan seorang kepala sekolah. B. Implikasi Keberhasilan pemberdayaan peranserta masyarakat untuk menghadapi implementasi MBS di SD terlebih dahulu perlu dilakukan proses perencanaan dengan memperhatkan aspek-aspek yang ada dalam analisis SWO'l. 1ugas dan tanggung jawab tersebut sebagian besar terletak di tangan kepala sekolah sebagai manaier pendidikan. Oieh karena itu wawasan. pengetahuan dan loyalkas kepala sekolah yang profesional memungkinkan lebih berhasil dalam memberdayakan peranserta masyarakat. Dalam undang-undang pendidikan ditegaskan bahwa tanggung jawab pendidikan di sekolah salah satunya melibatkan peranserta masyarakat. Namun dalam konteks MBS peranserta masyarakat justru yang paling menonjol dan memiliki posisi yang esensial dalam mewujudkan pengembangan dan peningkatan mutu sekolah. sehingga perlu diberdayakan. Peranserta masyarakat dapat berwujud pikiran. tenaga dan dana yang dihimpun menjadi satu dalam suatu wadah yang disebut Dewan Sekolah. Oleh karena itulah peranan Dewan Sekolah dalam menjembatani hubungan sekolah dengan masyarakat perlu diaktifkan dan dikelola secara profesional oleh orang-orang yang peduli terhadap kepentingan pendidikan. Untuk

158 sementara waktu agar pemberdayaan lebih berhasil, pihak sekolah perlu melakukan pengelolaan pendidikan yang benar-benar mampu menghasilkan out put yang berkualitas. sehingga menumbuhkan kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya bersedia menjadi partner sekolah dalam memajukan pendidikan. Jika hal tersebut telah tertanam. sekolah akan memperoleh kemudahan-kemudahan dalam memoerdayakan peran serta masyarakat dalam penyosong implementasi MBS. Berbagai hambatan yang melemahkan pemberdayaan peranserta masyarakat dapat dengan mudah diatasi apabila ada kesatuan persepsi antara pihak sekolah dengan masyarakat. Oleh karena itulah melalui rapat Dewan Sekolah. pihak sekolah perlu menjelaskan tentang keadaan sekolah (pengembangan. kemajuan yang diperoleh. hambatan yang dihadapi. penggunaan dana dan aktivitas KBM). sehingga masyarakat dapat memahami dan bersedia untuk diberdayakan. Dalam tahap pelaksanaan kepiawaian pihak sekolah untuk memberdayakan peranserta masyarakat dituntut untuk lebih profesional. Oleh karena itulah pemikiran-pemikiran memajukan personil sekolah yang profesional perlu dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Personil sekolah yang profesional memberikan layanan pendidikan yang lebih bak, sehingga menghasilkan output yang berkualitas dan hal tersebut yang diharapkan oleh masyarakat. Selanjutnya dalam proses evaluasi, berhasilnya peningkatan mutu pendidikan untuk menghadapi implementasi MBS melalui pemberdayaan peranserta masyarakat akan sangat ditentukan oleh perencanaan yang dibuat dan aktualisasinya. Oleh karena itulah hubungan

i59 antara perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam pemberdayaan perenserta masyarakat untuk menghadapi implementasi MBS merupakan satu kesatuan sistem yang dapat mengakibatkan hubungan sebab akibat. C. Rekomendasi Berdasarkan tcmuan-temuan penelitian dapat dirumuskan beberapa rekomendasi mengenai pemberdayaan peranserta masyarakat dalam rangka menghadapi implementasi MBS di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. terutama SD Negeri Tambakan II. Perumnas I dan Kamarung I. sehingga hasilnya lebih optimal. Adapun rekomendasi tersebut adalah : 1. Diharapkan dapat diupayakan pada tiap sekolah kemampuan nranajenal setiap kepala sekolah yang dibekali dengan pemantapan fungsi perencanaan dalam upaya terlaksanaanya aktivitas akses pemberdayaan, sehingga terwujud hasil evaluasi sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu disarankan perlu adanya upaya untuk mempersiapkan pembekalan materi kepemimpinan administrasi bagi kepala sekolah agar mampu menerapkan fungsi manajemen pemberdayaan dan merealisasikan tugas peningkatan mutu pengembangan sekolah melalui peran, fungsi, tugas dan tanggung jawabnya. 2. Disaiankanuntuk diupayakan pada tiap sekolah peningkatan kemampuan profesional mengajar guru melalui berbagai aktivitas yang memungkinkan dan melengkapi fasilitas pendidikan di sekolah, sehingga diharapkan dapat memberikan layanan pendidikan yang lebih optimal terhadap

160 peserta didik dan masyarakat selaku pelanggan pendidikan menjadi terpuaskan. 3. Disarankan Memfungskan secara optimal peranan Dewan Sekolah sebagai penghubung yang menjembatani persamaan persepsi antara pihak sekolah dengan lingkungannya, sehingga betul-betul terwujud sekolah yang mandiri. 4. Kepada pihak terkait (pemerintah setempat, perusahaan, tokoh masyarakat, orang tua murid dan masyarakat umumnya) disarankan kiranya dapat memberikan altematif pemikiran atau tindakan nyata dalam mewujudkan terciptanya sekolah yang berkualitas. 5. Pihak sekolah hendaknya diharapkan membuat pertimbangan yang matang melalui analisis SWOT untuk memungkinkan terwujudnya nemherdavaan peranserta masyarakat vang lebih optimal dan berhasil di masa \ang akan datang. d. Kepada Pemerintah diharapkan dapat memberikan perlindungan hukum terhadap Dewan Sekolah dan Orang tua siswa didalam hal keterlibatannya pada manajemen sekolah.

^ *'J,< * t^. ' *vyilj't t ^4pf""^pv