Pertemuan ke-11 Teknik Evaluasi dan Review Proyek (PERT)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. sehingga kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Proyek memiliki karakteristik, yaitu :

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur.

Operations Management

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

MATERI 8 MEMULAI USAHA

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

GANTT CHART MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

RENCANA WAKTU YANG PALING MUNGKIN PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN BANTUAN

Manajemen Proyek. Penjadwalan Proyek dan Menentukan Jalur Kritis MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015.

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT

MANAJEMEN PROYEK. Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

JALUR KRITIS (Critical Path)

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018

BAB V ANALISA HASIL. kritis, artinya aktivitas tersebut merupakan aktivitas non kritis.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

REVISI METODE MANAJEMEN BIDANG KESEHATAN CPM DAN PERT

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

Penjadwalan Proyek dan Menentukan Jalur Kritis

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

SIMULASI PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PROGRAM KOMPUTER BERBASIS FUZZY LOGIC

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

PERENCANAAN PROYEK IT

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

pengetahuan yang lengkap dan terpadu. Pengetahuan mengenai proyek banyak

BAB III METODE CPM-PERT PADA JARINGAN. Sebelumnya pada bab II sudah dijelaskan tentang teori graf, teori graf ini

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

BAB 3 METODE PENELITIAN

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN 2008 NANI SUTARNI 2010

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen Waktu Dalam Proyek

ANALISIS EVALUASI BIAYA DAN PENJADWALAN WAKTU PROYEK PENGOLAHAN LIMBAH PT. KI DENGAN PENDEKATAN PERT

Tri Kairo Suwarsono, Udisubakti C.M., Ahmadi

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK)

UPAYA PERCEPATAN PROYEK RUMAH HUNIAN DENGAN OPTIMALISASI BIAYA DI PT. XYZ DENGAN PENDEKATAN CPM & PERT

2.2. Work Breakdown Structure

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM

PENJADWALAN PENYELESAIAN KONSTRUKSI TOP COAT BOOTH EXPANSION MENGGUNAKAN ANALISIS JARINGAN KERJA (STUDI KASUS DI PT. XYZ)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Pertemuan ke- Teknik Evaluasi dan Review Proyek (PERT) Halaman dari Pertemuan ke-. Pendahuluan Bila CPM, memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan pendekatan deterministik satu angka yang mencerminkan adanya kepastian. Maka PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian (uncertainly) yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan. Situasi ini misalnya dijumpai pada proyek penelitian dan pengembangan, sampai menjadi produk yang sama sekali baru. PERT memakai pendekatan yang menganggap bahwa kurun waktu kegiatan tergantung pada banyak faktor dan variasi, sehingga lebih baik perkiraan diberi rentang (range), yaitu dengan memakai tiga angka estimasi. PERT juga memperkenalkan parameter lain yang mencoba "mengukur" ketidakpastian tersebut secara kuantitatif seperti "deviasi standar dan varians. Dengan demikian, metode ini memiliki cara yang spesifik untuk menghadapi hal tersebut yang memang hampir selalu terjadi pada kenyataannya dan mengakomodasinya dalam berbagai bentuk perhitungan. PERT mula-mula diperkenalkan dalam rangka merencanakan dan mengendalikan proyek besar dan kompleks, yaitu pernbuatan peluru-kendali polaris yang dapat diluncurkan dari kapal selam di bawah permukaan air. Proyek tersebut melibatkan beberapa ribu kontraktor dan rekanan di mana pemilik proyek berkeinginan mengetahui apakah peristiwa-peristiwa yang memiliki arti penting dalam penyelenggaraan proyek, seperti milestone dapat dicapai oleh mereka, atau bila tidak, seberapa jauh menyimpangnya. Hal ini menunjukkan PERT lebih berorientasi ke terjadinya peristiwa (event oriented) sedangkan CPM condong ke orientasi kegiatan (activity oriented). PERT: Orientasi peristiwa ke E(i) Peristiwa mengecor pondasi dimulai E(j) Peristiwa mengecor pondasi selesai CPM: Orientasi kegiatan ke ES(i-j) Kurun waktu kegiatan mengecor pondasi D EF(i-j) Gambar. Perbandingan kegiatan PERT vs CPM

Halaman 2 dari Pertemuan ke-.2 Persamaan & Perbedaaan CPM dengan PERT Persamaan: Sama-sama menggunakan diagram anak panah (activity on arrow) untuk menggambarkan kegiatan proyek Sama-sama mengenal istilah jalur kritis dan float (slack) Perbedaan: Terletak pada estimasi kurun waktu Pada PERT menggunakan 3 angka estimasi, yaitu: a = kurun waktu optimistik (optimistic duration time) Waktu tersingkat untuk menyelesaikan kegiatan segala sesuatunya berjalan mulus. Waktu demikian diungguli hanya sekali dalarn seratus kali bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama. m = kurun waktu paling mungkin (most likely time) Kurun waktu yang paling sering terjadi dibanding dengan yang lain bila kegiatan dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama. b = kurun waktu pesimistik (pessimistic duration time) Waktu yang paling Iama untuk rnenyelesaikan kegiatan, yaitu bila segala sesuatunya serba tidak baik. Waktu demikian dilampaui hanya sekali dalam seratus kali, bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama..3 Kurun Waktu Yang Diharapkan (te) (expected duration time) Angka te adalah angka rata-rata kalau kegiatan tersebut dikerjakan berulang-ulang dalam jumlah yang besar. Asumsi penentuan te adalah kemungkinan terjadinya peristiwa optimistik (a) dan pesimistik (b) adalah sama. Sedangkan jumlah kemungkinan terjadinya peristiwa paling mungkin (m) adalah 4 kali lebih besar dari kedua peristiwa tersebut di atas. Asumsi tersebut dirumuskan sebagai berikut: te = ( a + 4m + b ) ( / ) Persamaan () Gambar.2 : Kurva distribusi asimetris (beta) dengan letak a, b, m dan te

Halaman 3 dari Pertemuan ke- Bila garis tegak lurus dibuat melalui te, maka garis tersebut akan membagi dua sama besar area yang berada di bawah kurva beta distribusi, seperti terlihat pada Gambar.2. Perlu ditekankan di sini perbedaan antara kurun waktu yang diharapkan (te) dengan kurun waktu yang paling mungkin (m). Angka m menunjukkan angka "terkaan" atau perkiraan oleh seorang estimator. Sedangkan te adalah hasil dari rumus perhitungan matematis. Contoh: kurun waktu optimistik (a) = 4 hari kurun waktu pesimistik (b) = 9 hari kurun waktu paling mungkin (m) = 5 hari Maka te = (4 + 4 x 5 + 9) ( / ) = 55 hari Dari contoh di atas ternyata angka kurun waktu yang dilharapkan te = 5,5 lebih besar dari kurun waktu paling mungkin m = 5,0. Angka te akan sama besar dengan m bilamana kurun waktu optimistik dan pesimistik terletak simetris terhadap waktu paling mungkin atau b - m = m - a. Ini dijumpai misalnya pada kurva distribusi normal berbentuk genta. Konsep te sebagai angka rata-rata (meanvalue) mempermudah perhitungan karena dapat dipergunakan sebagai satu angka deterministik, seperti pada CPM dalam mengidentifikasi jalur kritis, float, dan lain-lain..4 Estimasi angka angka a, b, dan m Sama halnya dengan CPM, maka mengingat besarnya pengaruh angka-angka a, b dan m dalam metode PERT, maka beberapa hal perlu diperhatikan dalam estimasi besarnya angka-angka tersebut. Di antaranya: o Estimator perlu mengetahui fungsi dari a, b, dan m dalam hubungannya dengan perhitungan-perhitungan dan pengaruhnya terhadap metode PERT secara keseluruhan. Bila tidak, dikhawatirkan akan mengambil angka estimasi kurun waktu yang tidak sesuaia atau tidak membawakan pengertian yang dimaksud. o Di dalam proses estimasi angka-angka a, b dan m bagi masing-masing kegiatan, jangan sampai dipengaruhi atau dihubungkan dengan target kurun waktu penyelesaian proyek o Bila tersedia data-data pengalaman lalu (historical record), maka data demikian akan berguna untuk bahan pernbanding dan banyak membantu mendapatkan hasii yang lebih meyakinkan. Dengan syarat data-data tersebut cukup banyak secara kuantitatif dan kondisi kedua peristiwa yang bersangkutan tidak banyak berbeda. Jadi yang perlu digarisbawahi di sini adalah estimasi angka a, b dan m, hendaknya bersifat berdiri sendiri, artinya bebas dari karena bila ini

Halaman 4 dari Pertemuan ke- terjadi akan banyak mengurangi faedah metode PERT yang menggunakan unsur probability dalam merencanakan kurun waktu kegiatan..5 Identifikasi Jalur Kritis dan Slack Dengan menggunakan konsep te dan angka-angka waktu paling awal peristiwa terjadi (the earliest time of occurance TE), dan waktu paling akhir peristiwa terjadi (the latest time of occurance TL) maka identifikasi kegiatan kritis, jalur kritis dan slack dapat dikerjakan seperti halnya pada CPM, seperti: (TE) - j = (TE) - i + te (i - j) (TL) - i = (TL) - j te (i - j) Pada jalur kritis berlaku (seperti menentukan float total pada CPM): Slack =- 0 atau (TL) - (TE) = 0 Untuk rangkaian kegiatan-kegiatan lurus (tanpa cabang), misalnya terdiri dari tiga kegiatan dengan masing-masing te(-2), te(2-3), te(3-4) dan (TE)- sebagai peristiwa awal, maka total kurun waktu sampai (TE)4 adalah: (TE)-4 = (TE)- + te(-2) + te(2-3) + te(3-4) Sedangkan untuk rangkaian yang memiliki kegiatan-kegiatan yang bergabung atau memencar, juga berlaku rumus-rumus pada metode CPM. Contoh perhitungan menentukan jalur kritis dan slack proyek sederhana yang terdiri dari tujuh kegiatan seperti gambar.3. Angka a, m, dan b ditulis pada anak panah. (, 2, 3) 3 (2, 5, 8) 5 (3, 4, 5) (, 4,7) 2 (5,, 3) (, 8, 0) (, 2, 3) 7 4 Gambar.3 Jaringan kerja dengan angka-angka a, m, dan b Untuk mendapatkan te masing-masing kegiatan dipergunakan rumus pada persamaan sebagai berikut: te(-2) = (/)( + 4 x 4 + 7) = 4 te(2-3) = (/)( + 4 x 2 + 3) = 2 te(2-4) = (/)(5 + 4 x + 3) = 7 te(3-5) = (/)(2 + 4 x 5 + 8) = 5 te(4-) = (/)( + 4 x 8 + 0) = 8 te(5-) = (/)(3 + 4 x 4 + 5) = 4 te(-7) = (/)( + 4 x 2 + 3) = 2

Halaman 5 dari Pertemuan ke- Dengan membubuhkan angka te menggantikan a, m, dan b maka jaringan menjadi seperti Gambar.4. (2) 3 (5) 5 (4) (4) 2 (7) (8) (2) 7 4 Gambar.4 Jaringan kerja dengan angka te Setelah nilai te diperoleh, prinsip perhitungan selanjutnya adalah sama dengan CPM. Perhitungan ditabelkan sebagai berikut: Tabel. Hasil Perhitungan TE, TL, dan Slack Peristiwa (event) Kurun Waktu (te) (TE) (TL) Slack (TL) (TE) - 0 0 0 2-2 (4) 4 4 0 3 2-3 (2) 0 4 4 2-4 (7) 0 5 3-5 (5) 5 4 4- (8) 9 9 0 5- (4) 5 9 4 7-7 (2) 2 2 0 Dari perhitungan di atas terlihat bahwa jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan : 2 4 7 dengan total waktu penvelesaian proyek = 2 satuan waktu. Sedangkan jalur nonkritis ialah 2 3 5 dengan total slack = 4 satuan waktu. Perhitungan di atas belum memasukkan faktor deviasi standar atau varians masing-masing kegiatan komponen proyek yang merupakan salah satu konsep penting PERT... Deviasi Standar Kegiatan dan Varians Kegiatan Estimasi kurun waktu kegiatan metode PERT memakai rentang waktu dan bukan satu kurun waktu yang relatif mudah dibayangkan. Rentang waktu ini menandai derajat ketidakpastian yang berkaitan dengan proses estimasi kurun waktu kegiatan. Berapa besarnya ketidakpastian ini tergantung pada besarnya angka yang diperlukan untuk a dan b. Pada PERT parameter yang menjelaskan masalah ini dikenal sebagai Deviasi

Halaman dari Pertemuan ke- Standar dan Varians. Berdasarkan ilmu statistik, angka deviasi standar adalah sebesar / dari rentang distribusi (b-a) atau bila ditulis sebagai rumus menjadi sebagai berikut: Deviasi Standar Kegiatan: S = ( )(b - a) Persamaan (2) Varians Kegiatan: V(te) = S 2 = [( )(b a)] 2 Persamaan (3) Meskipun kegiatan dua atau lebih kegiatan merniliki te sama besarnya, tetapi besar rentang waktu untuk masing-masing kegiatan belum tentu sama besarnya juga. Contoh: Kegiatan Tabel.2 : Kegiatan A dan B dengan te sama besar = Kurun Waktu Paling mungkin Optimistik (a) Pesimistik (b) (m) Kurun Waktu yang diharapkan (te) A 4 0 5,5 B 2 4 5,0 Kegiatan A 4 + 22 + 0 te = = S = (0 4) =,0 V ( te) = (,0) 2 = Gambar.5 Kegiatan B 2 + 20 + 4 te = = S = (4 2) = 2,0 2 V ( te) = ( ) 2 = 4 Gambar. Dari contoh di atas terlihat bahwa meskipun kegiatan A dan B memiliki te sama besarnya, tetapi besar rentang waktu untuk A (0 4 = ) jauh

Halaman 7 dari Pertemuan ke- berbeda dibanding B (4 2 = 2). Ini berarti kegiatan B mernpunyai derajat ketidakpastian lebih besar dibanding kegiatan A dalarn kaitannya dengan estimasi kurun waktu. Garnbar.5 dan. memperlihatkan bila contoh di atas disajikan dengan grafik.. Deviasi Standar Peristiwa dan Varians Peristiwa Menurut J. Moder 983" berdasarkan teori "Central Limit Theorem maka kurva distribusi peristiwa atau kejadian (event time distribution curve) bersifat simetris disebut Kurva Distribusi Normal. Kurva ini berbentuk genta seperti terlihat pada Gambar.7 Gambar.7: Kurva distribusi untuk peristiwa kejadian disebut kurva distribusi normal dan berbentuk genta. Sifat-sifat kurva distribusi normal adalah: Seluas 8% arena di bawah kurva terletak dalem rentang 2S SeIuas 95% area di bawah kurva terletak dalam rentang 4S Seluas 99,7% area di bawah kurva terletak dalam rentang S Untuk menghitung varians kegiatan V(te), varians peristiwa V(TE) yang terdiri dari serangkaian kegiatan-kegiatan dengan rumus berikut:. (TE)-4 = (TE)- + te(-2) + te(2-3) 2. V(TE) pada saat proyek mulai = 0 3. V(TE) peristiwa yang terjadi setelah suatu kegiatan berlangsung, adalah sama besar dengan V(TE) peristiwa sebelumnya ditambah V(te) kegiatan tersebut, bila dalam rangkaian kegiatan tersebut tidak ada penggabungan. V(TE)-2 = V(TE)- + V(te)-2 4. Bila terjadi penggabungan kegiatan-kegiatan, total V(TE) diperoleh dari perhitungan pada jalur dengan kurun waktu terpanjang atau varians terbesar.

Halaman 8 dari Pertemuan ke- Contoh: (lihat gambar.3) Dengan memasukkan faktor deviasi standar dan varians, maka gambar.3 diubah menjadi gambar.8 V(TE)- V(TE)-2 Kegiatan V(te) -2 Peristiwa Peristiwa 2 te = 2,00 V(te) = 0,03 3 te = 5,00 5 V(te) =,00 te = 4,00 V(te) = 0,0 te = 4,00 V(te) = 0,0 2 te = 7,00 V(te) =,7 4 te = 8,00 te = 2,00 7 V(te) = 0,43 V(te) = 0,0 Gambar.8: Jaringan kerja dengan te dan V pada masing-masing kegiatan sesuai tabel.3 Tabel.3 Tabulasi S dan V Kegiatan te S = / (b-a) V(te) = S 2-2 (4) 4,00,00 2-3 (2) 2 0, 0,03 2-4 (7) 7,33,7 3-5 (5) 5,00,00 4- (8) 8 0, 0,43 5- (4) 4 0,33 0,0-7 (2) 2 0,33 0,0 Dari perhitungan terdahulu diketahui jalur kritis adalah 2 4 7 dengan total waktu: (TE)-7 =(TE)- + te(-2) + te(2-4) + te(4-) + te(-7) = 0+4+7+8+2 = 2 V(TE)-7 = V(TE)- + V(te)-2 + V(te)2-4 + V(te)4- + V(te)-7 = 0 +,00 +,7 + 0,43 + 0,0 = 3,29 Dengan total varians V(TE) = 3,29 maka deviasi standar S = (3,29) =,8 atau 3S = 5,43. Jadi diperoleh angka untuk titik peristiwa selesainya proyek yaitu pada hari ke-2 (bila hari dipakai sebagai satuan waktu) dengan besar rentang 3S peristiwa 7 adalah = 5,43. Atau dengan kata lain kurun waktu penyelesaian proyek adalah 2 ± 5,43 hari. Dengan demikian dapat digambarkan kurva distribusi normal (TE)-7 seperti terlihat pada gambar.9. Pada ilustrasi gambar tersebut teratat :

Halaman 9 dari Pertemuan ke- bedanya hasil hitungan sebelum dan sesudah memasukkan faktor deviasi standar dan varians yaitu peristiwa selesainya proyek mempunyai rentang waktu yang dalam contoh di atas sebesar ± 5,43 hari. Akibat dari keadaan ini adalah perlunya pengarnatan dan analisis yang seksama dalarn mengidentiffikasi jalur kritis..7. Target Jadwal Penyelesaian (TD) Pada penyelenggaraan proyek, sering dijumpai sejumlah tonggak kemajuan (milestone) dengan masing-masing target jadwal atau tanggal penyelesaian yang telah ditentukan. Pimpinan proyek atau pemilik acap kali menginginkan suatu analisis untuk mengetahui kemungkinan/kepastian mencapai target jadwal tersebut. Hubungan antara waktu yang diharapkan (TE) dengan target T(d) pada metode PERT dinyatakan dengan z dan dirumuskan sebagai berikut: Deviasi z = T ( d) TE S Contoh gambar.9: Misalnya ditentukan target penyelesaian pada hari Td = 20, kemudian ingin diketahui sejauh mana target tersebut dapat dicapai. Dihitung z: T ( d ) TE 20 2,0 z = = = = 0,55 S,8,8 Dengan angka z = - 0,55 (lihat tabel distribusi normal kumulatif z) diperoleh angka probabilitas sebesar 0,29. Hal ini berarti kemungkinan (probability) proyek selesai pada target Td = 20 adalah sebesar 29,0%. Perlu ditekankan di sini bahwa dalam menganalisis kemungkinan di atas dikesampingkan adanya usaha-usaha tambahan guna mempercepat penyelesaian pekerjaan, misalnya dengan penarnbahan sumber daya. Dengan diiketahui indikasi berapa persen kemungkinan tercapainya target jadwal suatu kegiatan, maka hal ini merupakan informasi yang penting bagi pengelola proyek untuk mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan..8 Ringkasan Menghitung Td (Target yang Diingini) Garis besar urutan menghitung kemungkinan mencapai target dalam metode PERT adalah sebagai berikut:. Memberikan kepada masing-masing kornponen kegiatan angka estimasi a, b, dan m. 2. Menghitung te untuk masing-masing komponen kegiatan 3. Identifikasi kegiatan kritis. Hitung kurun waktu penyelesaian proyek atau milestone, yaitu TE = jumlah te kegiatan-kegiatan kritis.

Halaman 0 dari Pertemuan ke- 4. Tentukan varians untuk masing-masing kegiatan kritis pada jalur kritis terpanjang menuju titik peristiwa TE yang dimaksud. Dipakai rumus = dengan rumus V(TE) = Jumlah V(te) kegiatan kritis. 5. Analisis kemungkinan mencapai target T(d) dengan menggunakan rumus, z = T ( d) TE S, dimana S 2 = V(TE). Dengan megunakan tabel cumulative normal distribution function akan dapat ditentukan kemungkinan (%) proyek selesai pada target T(d). Gambar.9: Peristiwa selesainya proyek dan kurva distribusi yang bersangkutan